Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 93
Kabar tentang kelompok Li Yuanying yang mendaftar masuk ke Akademi menyebar tak terkendali.
Banyak orang merasa gembira. Bagaimanapun juga, daripada membiarkan sang pangeran kecil berkeliaran tak terkendali di tempat terbuka, lebih mengurung dia di dalam Akademi Kekaisaran untuk menerima disiplin ketat. Selalu berlari ke tempat Kaisar setiap hari, siapa yang tahu ide apa lagi yang akan dia hasilkan?
Orang paling gembira tentu saja adalah Li Tai. Di perjamuan istana pada perayaan Tahun Baru Imlek, dengan ceria dia menyelamati paman kecil atas masuknya ke akademi.
Yuanying sendiri tampak gembira. Akhirnya Li Tai bicara seperti manusia. Dia pun langsung meraih tangan Li Tai dan berdiskusi dengannya: “<> yang kau edit adalah bacaan yang sangat hebat! Kakanda hanya meminjamkan dua jilid padaku dan aku sudah begitu terpukau! Tak pernah kukira kalau kau bisa menulis buku sebagus itu. Kau tertarik untuk mengirimnya agar dicetak? Dengan demikian, akan ada lebih banyak orang lagi yang bisa membacanya!”
Li Tai tak menyangka akan menerima tanggapan seperti itu atas sarkasmenya. Daging di wajahnya bergetar dan dia merasa kalau bocah ini adalah seseorang yang bahkan mampu membuat olokan menjadi tak berguna. Li Yuanying sama sekali takkan pernah menjawab sesuai dengan harapanmu!
“Tidak perlu sampai begitu, kan?” (Li Tai)
Li Yuanying melobi secara aktif: “Harus, harus. Sekarang ini harga kertas murah dan aku punya seorang pengukir siaga yang bisa membuat buku dengan cepat. Aku tak mau uangmu, aku hanya ingin satu set bukunya sehingga aku bisa menaruhnya di perpustakaan. Aku ingin para cendekia belajar dan paham tentang budaya-budaya berbeda dari berbagai tempat. Kelak, kalau mereka melayani negara ini sebagai pejabat dan ditugaskan ke tempat-tempat asing, mereka tidak akan dibuat kaget!”
Li Tai agak tergerak mendengar ucapan ini. Dia sudah membaca <> karya Li Yuanying dan walaupun memang agak dangkal, buku itu mudah untuk dibaca dan dia bisa membaginya dengan teman-temannya.
Sekarangg karena dia sudah menempuh jalan ini, kenapa dia tak mau memperole reputasi bagus di dalam komunitas cendekia? Walaupun Li Tai tergerak, di permukaan dia masi menolak: “Mana berani saya membuat paman kecil mengeluarkan uang? Bagaimana kalau Paman meminjamkan tenaga kerja pada saya dan kemudian saya membeli kertas dari Paman sehingga saya bisa mencetak buku saya lalu mengirimkan satu set untuk perpustakaan Paman?”
Li Yuanying tak punya kebiasaan membagikan uang secara cuma-cuma, jadi dia pun setuju.
“Baiklah, aku akan memberi pesan pada Li dan kau bisa mempersiapkan naskahmu lalu memberikannya pada dia. Biar Li yang menghitung perkiraan biayanya dan kau bisa membayar dia secara langsung.”
Li Tai mengangguk: “Saya sudah memberikan karya saya kepada Kaisar, jadi saya harus meminta izin Beliau terlebih dahulu.”
Apa lagi yang bisa Baginda Kaisar katakan selain setuju? Tentu saja Beliau akan menyetujuinya. Beliau juga tak membutuhkan Li Yuanying atau Li Tai untuk mendanai pencetakan ini dan memutuskan untuk menggunakan dana umum. Karena sekarang harga kertas murah, ini berarti bahwa orang-orang bukan hanya mampu membeli kertas tetapi juga memperoleh akses pada buku-buku dan sumber daya yang mulanya langka.
Pada awalnya buku harganya luar biasa mahal dan hanya keluarga-keluarga bangsawan yang mampu membelinya. Sekarang dengan biaya yang lebih murah, siapa pun bisa melewatkan makan beberapa kali dan membelinya! Ini mungkin takkan terlalu berpengaruh bagi para cendekia di Chang’an yang punya akses pada perpustakaan, tetapi ini akan memberi pengaruh besar bagi para cendekia di kota-kota yang lebih kecil!
Inilah sebabnya kenapa Kaisar setuju dengan saran tersebut.
Kalau metode percetakan ini benar-benar bekerja, maka di masa mendatang mahkamah kekaisaran bisa memproduksi lebih banyak buku!
Sebagian besar cendekia berasal dari keluarga-keluarga bangsawan dan ini adalah hal yang diperhatikan oleh sang Kaisar. Keluarga Li juga adalah keluarga bangsawan di masa lampau dan bahkan pada dinasti sebelumnya, keluarga-keluarga seperti inilah yang memiliki orang-orang berbakat serta kekuatan militer di masa-masa perang.
Persis karena hal inilah makanya Beliau memerintahkan Fang Xuanling mencari alasan untuk menyingkirkan banyak pejabat setelah Beliau naik tahta. Pada suatu ketika, hanya tersisa 600 orang di mahkamahnya dan Beliau harus pelan-pelan mengisi kembali jumlahnya dari orang-orang berbakat yang dikumpulkan dari ujian negara serta lewat rekomendasi dengan harapan menyebarkan kekuasaan nyaris monopoli yang dipegang oleh beberapa keluarga bangsawan.
Jika kini masyarakat umum mampu membeli buku, maka halangan untuk membaca akan sangat berkurang. Pada saatnya kelak, akan ada banyak orang dari keluarga jelata yang membanjiri mahkamah kekaisaran!
Mungkin anak-anak jelata ini akan menjadi keluarga-keluarga bangsawan di masa mendatang, tetapi sebelum hal itu bisa terjadi, mereka bisa dipakai untuk menyerang keluarga bangsawan yang lama. Dan ketika kelompok baru ini perlahan-lahan mengokohkan kekuasaan serta menjadi lebih kuat, pada saat itu mereka akan ditantang oleh pendatang baru lainnya. Inilah satu-satunya cara agar kekuasaan tetap berada di tangan Keluarga Li dan keluarga istana Tang supaya tidak akan jatuh ke tangan orang lain.
Yuanying tidak berpikir sebanyak kakandanya. Karena kakanda sudah setuju, dia pun menatap Li Tai sekali lagi dan teringat pada sesuatu yang lain.
“Ada hal lainnya. Tak yakin apakah Chengqian sudah memberitahumu!”
Li Er menatapnya dan mengisyaratkan padanya agar meneruskan.
“Xiang’er sebentar lagi cukup umur. Aku sudah merekomendasikan seorang kandidat guru yang cocok kepada Chengqian. Apa dia sudah menyebutkan sesuatu kepada Kakanda Kaisar?”
“Belum. Menurutmu siapa yang cocok?”
Li Tai mendapat firasat buruk.
“Saya tidak sedang menyombong, tetapi sebagian besar kandidat yang cocok sudah mengajari kami. Menurut saya, yang terbaik adalah Guru Xiao. Meskipun Beliau sudah tua, kesehatannya masih bagus dan merupakan orang yang paling cocok! Lihatlah, bukankah Kakanda telah meminta Beliau mengajari Zhi Nu tentan <>? Bukankah Zhi Nu adalah anak yang paling berbakti? Dan sekarang lihatlah diri saya.dulu saya tak suka membaca, tetapi setelah beberapa kali bertemu dengan Guru, kini saya sangat tertarik dalam membaca. Karenanya, Guru Xiao yang paling cocok untuk mengajari Xiang’er!”
‘Guru Xiao’ yang disebut-sebut Li Yuanyin tentu saja sang cendekia tua Xiao Deyan.
Li Tai selalu tahu bahwa Li Yuanying tertarik pada Xiao Deyan tapi dia menyangka anak itu sudah menyerah sejak lama. Namun kini bocah itu memakai Li Xiang sebagai strategi untuk membantu Li Chengqian!
Li Tai berharap bisa menggigit Li Yuanying sampai mati.
Yuanying menyadari tatapan marah Li Tai dan mengulurkan tangannya.
“Qingque, proyekmu kan sudah selesai! Kau takkan merasa enggan untuk melepaskan Beliau, kan? Hei, kalau aku jadi dirimu, aku juga akan merasa enggan untuk membiarkan Guru pergi. Tapi Xin’er masih kecil dan tak belum membutuhkan Guru Xiao. Biarkan Beliau mengajari Xiang’er terlebih dulu. Ketika Xin’er lebih besar, kau bisa mengirim dia untuk belajar bersama-sama dengan Xiang’er. Dengan begitu, mereka bukan cuma sepupu tapi juga teman sekelas. Hal itu akan menambahkan lapisan pada hubungan dan mereka akan jadi lebih dekat. Itu akan jadi sangat bagus!”
Li Er mengangguk setuju karena usulan itu masuk akal. Semenjak pulih dari penyakitnya, kini sang Kaisar ingin anak-anak dan cucu-cucunya berhubungan akrab. Persis seperti ketika Li Yuanying membuat anak-anak itu bersama-sama merayakan hari ulang tahun Li Er. Karena semuanya berasal dari Keluarga Li dan bersatu, kenapa perlu mencemaskan soal kekuasaan mereka menjadi tidak stabil?
Apa lagi yang bisa Li Tai katakan. Dia hanya bisa setuju, berharap dirinya bisa menyingkirkan tangan Li Yuanying saat itu juga.
Yuanying merasa kalau dirinya telah mencapai dua hal baik dan karenanya dia pun berhenti bicara pada mereka. Dengan gembira dia membawa anak-anak keluar untuk bermain. Pada hari Festival Lentera, salju deras di Chang’an sudah berhenti dan seluruh daratan yang berselimut warna putih tampak sangat indah.
Li Yuanying membawa anak-anak keluar untuk bermain di kebun bunga matahari dan memanjat memasuki rumah pohonnya yang tinggi. Mereka menyantap domba panggang yang lezat lalu kepala-kepala lobak itu pergi berseluncur di sepanjang jalan pegunungan yang sudah diratakan, membuat banyak suara berisik.
Yuanying tidak beristirahat bahkan di malam hari. Setelah makan malam dengan ibundanya, dia menyelinap keluar dari istana bersama dengan teman-temannya. Karena sekarang adalah Festival Lentera, tak ada jam malam dan mereka pun menonton lentera serta menebak teka-teki di sepanjang jalan, bermain dari sisi Barat kota hingga ke Timur. Setelah mengunjungi semua tempat yang ramai, mereka pun sampai di rumah tepat sebelum gerbang istana dikunci.
Sizi sangat mengantuk tetapi masih memegangi tangan Yuanying, enggan untuk melepaskannya.
“Paman Kecil, mulai besok Paman akan tinggal di tempat yang jauh. Apa kita tidak akan bertemu dalam waktu lama?”
“Nggak! Aku akan mencari kesempatan untuk pulang dan bermain dengan kalian!” ujar Yuanying penuh percaya diri.
Barulah setelah mendapat banyak janji dari Paman Kecil, anak-anak itu pun pulang ke rumah untuk tidur dengan damai. Jauh di dalam hati mereka, mereka masih merasa tidak senang kepada ayahanda karena mengirim pergi Paman Kecil untuk belajar di Akademi.
Keesokan paginya, Li Zhi datang untuk menyeret Li Yuanying keluar dari tempat tidur sebelum yang bersangkutan terbangun. Hari ini adalah hari pertama bersekolah. Mereka tak boleh terlambat di hari pertama! Belakangan ini Yuanying telah mendengarkan ibundanya bicara lagi dan lagi tentang Akademi dan dia pun duduk tegak sambil menguap.
“Apa kau bisa memakai pakaian sendiri? Kudengar dari Ibunda bahwa tak ada pelayan yang diperbolehkan di Akademi!” (Li Yuanying)
Li Zhi tak mampu berkata-kata.
“Memangnya siapa yang tak tahu cara berpakaian?” Walaupun dirinya telah dilayani sejak kecil, Li Zhi tak sebodoh itu sampai bahkan tak bisa memakai bajunya sendiri!
Li Yuanying terkejut: “Ternyata kau tahu cara melakukannya? Sebelumnya aku tak tahu bagaimana cara memakainya tapi sekarang aku sudah mempelajarinya!” Nada bicaranya cukup bangga, seakan dia bangga atas kecerdasannya yang luar biasa.
Li Zhi terlalu malas untuk menanggapi, jadi dia cuma meminta Yuanying agar membuka kotak untuk memeriksa barang-barang yang telah Liu Baolin siapkan untuknya.
“Seragam akan diberikan, jadi cuma perlu membawa beberapa pakaian dalam. Kenapa Paman membawa baju banyak sekali, ini cukup untuk dipakai selama sebulan penuh tanpa perlu memakai baju yang sama dua kali.” (Li Zhi)
“Ibunda bilang, di musim semi sering turun hujan. Kalau seragam yang diberikan oleh Akademi Kekaisaran basah, bukankah aku perlu pakaian ganti? Tentu saja aku butuh pakaian yang cukup untuk bisa dipakai selama sebulan penuh.” (Li Yuanying)
“Paman hanya mengenakan pakaian-pakaian ini sekali?” (Li Zhi)
Li Yuanying menatapnya dengan ekspresi ‘apa masalahnya’. “Apa kau harus mencuci baju?” (Li Yuanying)
Li Zhi: “….”
Li Yuanying sudah membuat rencana-rencana dengan seksama.
“Aku tak mau membuang-buang. Semua orang bisa mengenakan pakaian yang disiapkan oleh ibundaku. Aku akan mengenakannya satu kali lalu memberikannya pada orang lain. Kemudian orang lain bisa mengenakannya sendiri atau memberikannya kepada adik-adik mereka. Takkan pernah mungkin jika tak ada seorang pun yang bersedia mencuci pakaian-pakaian yang diberikan kepada mereka secara gratis.” (Li Yuanying)
Li Zhi mulai menghitung. Bahkan jika Li Yuanying tinggal di Akademi selama satu tahun, maka totalnya hanya akan berjumlah 300 set baju. Jumlah kecil ini bukan apa-apa bagi Li Yuanying. Karena itu, Li Zhi tak bilang apa-apa. Lagipula, dia tak percaya kalau Paman Kecil bisa bertahan selama satu tahun!
Li Zhi berhenti menanyakan tentang belasan kotak lainnya. Mereka pergi untuk menjemput Chengyang dan berpamitan pada Baginda Kaisar Li Er. Kemudian mereka melapor ke Akademi Kekaisaran bersama tim penggotong kotak yang gagah perkasa.
Ketika mereka tiba di sana, Yuanying dibuat terbengong-bengong. Tempat yang akan mereka tinggali terlalu kecil, sebuah asrama yang ditinggali oleh selusin siswa di satu ruangan. Tak ada tempat untuk Li Yuanying meletakkan barang bawaannya.
Li Yuanying pun pergi untuk menemui orang yang berwenang atas tempat tinggal dan menginginkan satu kamar kosong untuk menaruh barang-barangnya. Tetapi pihak lain malah dengan kejamnya mengatakan bahwa dia harus mengembalikan barang-barang itu ke tempat asalnya. TIDAK ADA perlakuan istimewa.
Semua ini adalah barang-barang yang telah dipersiapkan oleh ibunda dengan seksama selama berhari-hari, bagaimana bisa dia mengirimkannya kembali? Dia pun memikirkannya lalu menyuruh orang-orangnya mencari sebuah pojok di luar kamar yang terlindung dari angin dan hujan untuk menaruh barang-barangnya. Dia akan langsung keluar untuk mengambilnya saja kalau dia butuh sesuatu. Akademi ini penuh dengan kaum terpelajar menjanjikan dan mereka tak bisa pergi sesukanya. Tentunya tak ada seorang pun yang akan mencuri pakaian dan tinta yang tak berharga.
Pasukan pindahan Li Yuanying yang gagah perkasa menarik perhatian banyak orang dan mereka semua berhenti untuk mendiskusikan tentang dirinya. Barulah ketika Li Yuanying secara formal ditempatkan ke dalam asrama, yang lainnya menyadari bahwa sang raja setan cilik benar-benar akan belajar bersama dengan mereka!
Saat ini Tang Xuan sudah tinggal di Akademi selama satu tahun dan memiliki nilai yang bagus serta dicintai oleh para guru. Mengetahui bahwa Li Yuanying dan Di Renjie akan bergabung dengannya, dia kegirangan dan menanti-nantikan kedatangan mereka. Mungkin Kong Yingda melakukannya dengan sengaja, namun Li Zhi dan yang lainnya diatur di asrama-asrama berbeda serta cuma Li Yuanying yang diatur di tempat Tang Xuan tinggal.
Ketika Tang Xuan mendapat kabar itu, dia pun bertukar ranjang dengan seseorang supaya Li Yuanying akan tidur di sebelahnya. Biasanya ranjang sang pangeran kecil ditatakan oleh pelayan dan ini adalah kali pertama dia melihat sebuah ranjang yang kosong. Hal ini membuatnya sangat bersemangat. Dengan antusias dia menolak tawaran Tang Xuan untuk membantunya. Di bawah bimbingan Tang Xuan, dia pun mulai mempersiapkan ranjangnya sendiri untuk pertama kali dalam hidupnya.
Li Yuanying membentangkan selimut hangat dengan gaya penuh martabat, kemudian menata bantal-bantal kecil yang dia bawa.
Kemudian dia berkata bangga pada Tang Xuan: “Menata ranjang ternyata tak terlalu sulit. Lain kali kau tak perlu mengajariku!”
Sebelum Tang Xuan bisa merespon, seseorang datang dan menertawainya.
“Kau itu sangat bangga karena menata ranjang. Orang-orang yang tak tahu akan berpikir kalau kau tak pernah melakukan satu pun hal yang hebat!”
——————-
Catatan pengarang:
Pangeran Kecil bergaya penuh kemenangan: Sekarang aku bisa memakai baju sendiri!
Zhi Nu: …..