Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 92
Anak-anak lainnya menjawab lebih lambat tapi lebih hati-hati. Bagaimanapun juga, tak ada seorang pun yang ingin menjadi yang terakhir, jadi mereka sangat berhati-hati selama ujian.
Barulah setelah Yuanying selesai menilai semua yang buruk-buruk soal akademi, keempat anak lainnya selesai.
Yuanying bertanya penuh perhatian pada Chengyang: “Bagaimana hasilmu?”
Chengyang menjawab jujur: “Aku tak bisa menjawab dua soal terakhir.”
Mendengar hal ini, Li Zhi memikirkan tentang performanya sendiri. Chengyang tak bisa menjawab dua soal tapi dia sendiri kebingungan dengan tiga soal! Dia pun mulai merasa cemas, akankah dia jadi yang terakhir di kelas? Walaupun Li Zhi tak punya perselisihan dengan Wei Ying, dia masih ingin perbandingan: “Bagaimana denganmu?”
Ada raut cemberut di wajah Wei Ying dan dia tak terlalu ingin membicarakan hal itu kepada mereka yang berteman dengan Li Yuanying. Akan tetapi, anak-anak ini adalah keluarga istana dan sedang mengajaknya bercakap-cakap dengan sopan. Kalau dia tak menjawab, hal tersebut akan berkebalikan dengan semua yang telah ayahnya ajarkan sedari dulu.
Wei Ying berkata marah: “Nggak bagus-bagus amat.”
Melihat suasana hatinya yang buruk, Li Zhi pun berhenti menyenggol-nyenggol lukanya. Kemudian dia pun bertanya bagaimana ujian Di Renjie.
Di Renjie sudah memperoleh daftar buku dari Li Yuanying sejak awal dan walaupun dia tak punya guru yang terkenal, kakeknya masih seorang pejabat mahkamah dan tak punya masalah untuk membimbing dirinya. Dengan pelan tapi pasti dia berhasil menyelesaikan semua yang ada di daftar.
“Aku juga punya dua soal yang aku tak yakin jawabannya.”
Seperti biasanya Yuanying tak punya empati pada perasaan orang. Dia berkata penuh kemenangan: “Aku telah menjawab semuanya!”
Li Zhi kesal melihat Li Yuanying tampak begitu bangga, jadi dia menyerang: “Menjawab semuanya tidak berarti Paman menjawab semuanya dengan benar.”
Tapi kenapa pula Li Yuanying yang tak tahu malu itu bisa terpengaruh oleh serangan sesederhana itu? Dia masih bangga pada hasilnya. “Pokoknya, aku selesai duluan.”
Yuanying sudah menginstruksikan agar tungku arang dinyalakan dan supaya seseorang menyeduh teh di samping. Sebuah tungku, daun teh, dan air dari mata air – kesemuanya ini dibawa kemari oleh orang-orang Pangeran Teng. Kalau pengurus akademi tidak menghentikannya, dia bahkan akan membawa ranjang dan selimut yang hangat. Kelompok itu pun duduk bersama untuk minum teh dan mengobrol.
Pesta minum teh yang nyaman pun digelar. Pada saat bersamaan, Kong Yingda menerima tujuh set kertas ujian satu demi satu, masih-masing dengan ciri khasnya sendiri.
Yang pertama adalah milik Li Yuanying. Kong Yingda meminta beberapa orang pengajar berkualifikasi dari Akademi untuk menilai kertas ujian itu bersama-sama. Kelompok itu tak terlalu senang soal membiarkan Li Yuanying menyombong dan karenanya sangat teliti dalam mencari-cari kesalahan dalam kertas ujiannya. Apa pun dari bagian Yuanying menulis agak terlalu liar, hingga sapuan kuas yang kurang semuanya dilingkari.
Sementara mereka sibuk memilih duri, seseorang membawa tungku arang ke situ. Rupanya Pangeran Teng mendapati kalau tempat ini terlalu dingin dan merasa cemas kalau para penguji akan membeku, jadi dia pun mengirimkan beberapa tungku arang dan peralatan untuk membuat teh!
Ketika Kong Yingda dan yang lainnya melihat ini, penilaian mereka pun tak lagi sekeras sebelumnya. Ada pepatah yang berkata ‘tangan yang mengambi itu lembut dan mulut yang makan itu lembut’. Karena kau sedang dihormati, maka kau tak lagi bisa repot-repot mencari-cari kesalahan mereka, kalau tidak kau pasti akan bersalah jika sampai mereka mengetahuinya.
Kalau ditilik secara adil, Yang Mulia Pangeran menjawab dengan baik. Anak itu memiliki rencana yang dipikirkan dengan matang dan sapuan kuasnya bagus serta mudah dibaca. Hal ini menunjukkan kalau dia menulis tanpa terlalu banyak berhenti!
Begitu Kong Yingda melihat ekspresi semua orang, dia pun tahu bahwa mereka semua berpikir kalau Li Yuanying bisa diterima.
Kemudian tibalah penilaian untuk kertas ujian anak-anak lainnya.
Saat ini tak ada aturan untuk menjaga agar nama di kertas ujiannya tidak terlihat. Praktek yang biasa terjadi adalah melihat namanya terlebih dahulu sebelum memberi nilai.
Anak-anak selesai membicarakan soal ujian dan beralih untuk mendiskusikan bagaimana mereka akan mengunjungi Kebun Bunga Matahari beberapa hari lagi.
Konstruksi di desa Kebun Bunga Matahari sudah selesai. Tetapi musim dingin berarti bahwa tak ada hal seru yang bisa dilakukan karena semua sungainya membeku. Yuanying merasa bahwa jika salju turun, rumah-rumah pohon mereka akan tampak cukup indah. Mari kita pergi melihat-lihat dan musim dingin adalah saat yang sempurna untuk menyantap domba panggang utuh-utuh!
Ketika berurusan dengan bermain, Yuanying adalah yang terbaik. Dia jadi bersemangat dan memberikan segala macam ide. Segala jenis cara untuk bersenang-senang yang bisa dia lakukan. Semua yang mereka butuhkan adalah hujan salju yang lebat.
Semua anggota kelompok itu bergabung soal bersenang-senang satu sama lain. Hal ini membuat Wei Ying merasa sangat tidak nyaman. Anak laki-laki mana yang tak suka bermain?
Mendengarkan usulan Yuanying soal semua yang menyenangkan, dia jadi ingin bermain juga. Tapi tak seperti adik perempuannya, dia kemari untuk belajar.
Kabarnya, Akademi itu sangat ketat. Semua kebutuhan mendasarmu akan disediakan jadi kau takkan diizinkan berlari ke luar! Di samping itu, bahkan meski Akademi mengizinkan dia keluar, bisakah dia bermain bersama dengan Li Yuanying? Setelah menculik adiknya, hal itu sama sekali tak bisa diperbaiki!
Hati Wei Ying gundah sesaat tapi segera ekspresi busuknya pun kembali, tampak sangat mirip dengan Wei Zheng versi mini.
Kong Yingda datang dengan membawa hasil ujiannya.
Bersama dengan dua serangan telak kepada Li Yuanying.
Yang pertama adalah: Semua orang telah menjawab dengan baik dan lulus ujian.
Kemudian?
Tidak ada yang lain.
Li Yuanying bertanya tidak rela: “Apa kami tidak diberi peringkat?”
Kong Yingda memelototinya.
Walaupun Wei Zheng telah menyinggung cukup banyak orang, tidak sampai pada titik di mana mereka akan dengan sengaja menyiksa cucunya.
Memberi peringkat dalam hasil ujian ini bukan hanya berarti bergabung dengan sekelompok berandalan dalam mendorong seseorang ke dasar juga bukan sekedar membuatnya mengalami kekalahan kecil. Perbuatan ini berarti menghajar seseorang tanpa ampun.
“Akademi tidak melakukan hal itu.”
Yuanying tak sadar kalau kakandanya sedang berencana untuk menjebloskan dirinya ke sekolah dan karenanya dengan anggun dia membujuk Kong Yingda: “Kong Tua, kurasa ini tidak baik. Coba pikirkan, mereka semua adalah anak-anak muda dengan pikiran-pikiran yang liar, kenapa kau tidak memberi mereka sedikit saran? Beri motivasi dan doronglah mereka untuk maju. Kalau aku, kupikir kau seharusnya memberi mereka satu tes kecil tiap bulan dan satu tes besar tiap tiga bulan. Mereka yang gagal tak diperbolehkan pulang ke rumah, harus tetap tinggal dan belajar lebih banyak lagi!”
Kong Yingda mengabaikannya dengan ekspresi yang berkata ‘Biar kulihat omong kosong apa lagi yang bisa kau karang’.
Yuanying adalah orang terbaik kalau berhubungan dengan ide-ide liar: “Tidaklah cukup kalau cuma menguji. Setelah sekali ujian, kau harus memajang peringkatnya di muka umum. Di perpustakaan dan di gerbang sekolah supaya semua orang tahu posisi mereka. Mereka yang orangtuanya merasa cemas juga bisa melihat hasil ini. Dengan demikian, para orangtua takkan terlalu cemas atau ditipu oleh anak-anak. Kau harus tahu kalau banyak orangtua jaman sekarang yang tidak terlalu pengertian. Saat anak mereka belajar dengan buruk, mereka tidak akan menyalahkan anak mereka tapi akan menyalahkan para guru karena tidak mengajar dengan baik! Beri mereka transparansi sehingga kau tidak akan disalahkan.”
Kong Yingda yang mendengar begitu banyak akal bulus sampai lupa sejenak apa yang hendak dia katakan. Dia hanya bisa menegur: “Kenapa kau bilang begitu soal orangtua orang lain?”
Tetapi guru-guru lain yang hadir merasa agak tergerak oleh ucapan bocah itu.
Kong Yingda adalah menteri Pendidikan yang bermartabat dan karenanya tak ada seorang pun yang mau mencari masalah dengannya. Namun hal ini tidak sama bagi guru-guru lain di Akademi. Banyak guru di sini yang peringkatnya tidak setinggi beberapa orangtua dan walaupun tidak banyak insiden disalahkan atas ketidakmampuan anak-anak mereka untuk mandiri, mereka semua pernah menghadapi situasi semacam itu sebelumnya.
Orang-orang muda ini begitu tak tahu malu. Kalau hasil dari setiap ujian ditunjukkan di muka umum, maka siapa yang akan berani untuk tidak belajar keras?
Begitu buka mulut, Li Yuanying langsung mengeluarkan ide seburuk itu! Hal ini membuat Wei Ying dan Di Renjie yang bertekad untuk belajar di sini terlonjak. Walaupun Kong Yingda telah menegurnya, mereka semua melihat raut penuh hasrat di wajah guru-guru lainnya!
Sering dikatakan bahwa pejabat daerah tidak sebaik algojo setempat. Kong Yingda adalah seorang anggota penting dari mahkamah kekaisaran jadi mustahil baginya untuk selalu memerhatikan Akademi secara pribadi. Begitu Kong Yingda pergi, bukankah guru-guru setempat yang akan jadi pihak berwenang? Tampaknya mereka benar-benar akan harus mengikuti ujian bulanan dan diberi peringkat tiap bulannya!
Kong Yingda menatap bocah yang masih mengoceh gembira dan tak bisa menahan diri untuk memberinya pukulan kedua: “Kembali dan bersiaplah. Setelah Tahun Baru, melaporlah ke Akademi Kekaisaran.”
Li Yuanying tertegun.
Apa?
Apa sih yang dibicarakan oleh Pak Tua Kong ini?
Perlahan Kong Yingda memungut dokumen yang telah ditandatangani oleh Li Yuanying dan membalikkannya pelan-pelan. Barulah ketika melihat bahwa Li Yuanying tak bisa memahaminya, dia meneruskan: “Walaupun sebelumnya sangat sedikit anak keluarga istana atau wanita yang belajar di sini, sang Kaisar telah memberikan izin Beliau. Ya, kalian harus melapor tepat waktu setelah Tahun Baru.”
Kong Yingda mengangkat dokumen di tangannya: “Yang Mulia, Anda telah menandatangani sendiri dokumen ini.”
Li Yuanying: “….”
Tentu saja Li Yuanying tidak bersedia. Setelah berpamitan pada teman-teman kecilnya, dia bergegas pulang untuk mencari kakandanya.
Hebat sekali, kenapa tiba-tiba kau memutuskan untuk menipu adikmu? Lihatlah aku, apa aku kelihatan seperti seseorang yang akan bangun pagi tiap hari demi masuk kelas? Nggak mungkin! Ini tak masuk akal!
Li Yuanying bergegas pergi menemui Baginda Kaisar untuk membuat perhitungan dengan Beliau.
Li Er menunggu Li Yuanying selesai bicara sebelum menghela napas.
Kenapa kakandanya, penguasa sebuah negara yang penuh keagungan, menghela napas?
Yuanying langsung mengesampingkan kemarahannya dan duduk dengan penuh perhatian.
“Kakanda, ada masalah apa?”
Baginda Kaisar kembali menghela napas. Beliau kemudian bicara tentang semua kesulitannya dengan gaya serius.
Akademi ini mulanya adalah tempat bagi Beliau untuk memupuk orang-orang berbakat demi Dinasti Tang. Lalu mengenai orang-orang berbakat, tentu saja, makin banyak makin bagus. Tetapi sebagai hasil dari pendaftaran besar-besaran, hal ini telah mendatangkan masalah. Sekelompok pembuat masalah direkrut masuk ke sekolah.
Kalau kejadiannya hanya satu atau dua kali, maka akan mudah untuk ditangani. Akan tetapi, sebagian besar murid berasal dari keluarga terkemuka yang telah menyumbangkan darah dan keringat demi membangun Kekaisaran. Mereka tak bisa begitu saja mengeluarkan murid hanya karena satu atau dua masalah perilaku.
Hukum tidak berada di atas perasaan manusia!
Setelah mendengar hal ini, Yuanying merasa kalau ini memang adalah masalah yang sulit.
“Memang apa hubungannya hal ini dengan Kakanda memasukkan aku dan Zhi Nu ke dalam Akademi?”
“Kalau zhen mengirim adik kesayangan serta putra zhen ke Akademi dan membiarkan Penasihat Kong menerapkan disiplin ketat, akankah orang lain masih berani membuat kekacauan? Bahkan adik dan putra zhen tak berani melanggar aturan, jadi siapa yang akan berani melakukannya?”
Li Er menatap penuh harap pada Li Yuanying: “Kau selalu bilang ingin membuka sebuah akademi yang besar. Kenapa kau tidak menghadiri Akademi zhen untuk mendapatkan pengalaman dan lihat apakah ada sesuatu yang bisa ditingkatkan. Anggap saja ini sebagai pembelajaran di muka. Di samping itu, ketika harus menangani berandal-berandal yang bandel, kau adalah orang terbaik. Kau lihat bagaimana kau behasil memotivasi semua teman kecilmu untuk belajar?”
Begitu Li Er memujinya, ekor Yuanying langsung terangkat tegak dan mengibas-ngibas penuh kemenangan di belakang punggungnya.
Dengan bangga dia berkata: “Kakanda benar, aku akan pergi.”
Li Yuanying marah ketika datang tapi sangat gembira saat dia pergi.
Untuk masuk sekolah, pertama-tama dia harus memberitahukan ibunda dan kemudian mendiskusikan hal ini dengan teman-temannya. Kali ini sang Kaisar telah menitipkan sebuah tanggungjawab yang berat kepadanya. Walaupun dia dikirim ke sana untuk belajar, tapi sebenarnya, dia pergi ke sana untuk menghukum anak-anak nakal. Dia juga perlu mempelajari bagaimana cara Pak Tua Kong mendisiplinkan para murid sehingga dia bisa mempelajarinya untuk akademinya sendiri di masa mendatang.
Li Yuanying adalah orang yang tak berperasaan. Ketika sang Kaisar memujinya, dia langsung terpengaruh. Setelah memberitahu Liu Baolin, dengan riang dia pun pergi untuk berdiskusi dengan teman-temannya tentang rencana masuk sekolah.
Liu Baolin tertegun ketika mendengar bahwa anaknya akan bersekolah di Akademi Kekaisaran. Perayaan Tahun Baru tidak lagi terasa menyenangkan dan semua yang dia inginkan adalah mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di Akademi Kekaisaran.
Semakin dia mendengarkan, semakin galau perasaan Liu Baolin. Akademi adalah tempat bagus untuk belajar tapi peraturannya sangat ketat. Sekolah membayarkan kebutuhan-kebutuhan mendasar dan tak ada pelayan yang diizinkan masuk ke dalam.
Bagaimana ini bisa berhasil?
Sejak kecil, putranya yang berharga itu bahkan tak pernah berpakaian sendiri, jadi bagaimana bisa kalau tak ada seorang pun yang mengurusnya? Semua murid makan bersama-sama dan makanannya jelas takkan lezat. Anaknya sangat pemilih, apa yang harus dia lakukan kalau anaknya itu jadi kelaparan dan kurus?
Liu Baolin luar biasa cemas dan membenci fakta bahwa dirinya tidak berada di posisi yang cukup tinggi untuk berjuang demi anaknya. Andai saja Kaisar terdahulu masih hidup, putranya yang malang tidak akan disiksa seperti ini.
Diam-diam Liu Baolin menyeka air matanya. Dia berbalik dan melihat Li Yuanying kembali dengan gembira.
“Putraku, bisakah kau tidak belajar di Akademi Kekaisaran?”
Yuanying melihat mata merah ibundanya dan karenanya dia pun meraih tangan sang ibu lalu mereka duduk: “Aku harus pergi, aku sudah berjanji pada Kaisar. Ibunda jangan cemas, memangnya siapa yang bisa membuatku menderita?”
Mendengar bahwa putranya sudah memutuskan, Liu Baolin pun berhenti membujuk dan buru-buru menyiapkan bawaannya. Karena dia akan pergi, dia akan harus membawa banyak barang. Liu Baolin tak bisa melihat putranya kekurangan suatu apa pun dan karenanya sesaat dia menangis di belakang Li