Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 94
Li Yuanying mendongak dan melihat seorang pemuda berusia sebaya dengan Tang Xuan. Pemuda itu memiliki fitur wajah yang cukup rupawan namun ekspresinya tak terlalu ramah. Bahkan setelah diolok, Yuanying tidak merasa kesal, dan membalas dengan logis: “Memangnya kau sudah bisa menata ranjangmu sejak lahir? Bagaimanapun, aku nggak bisa! Aku baru saja mempelajari sesuatu yang sebelumnya tak kuketaui, jadi bukankah seharusnya aku merasa senang? Kau aneh sekali.”
Si pemuda tidak terlalu senang ketika dirinya dibantah seperti itu. Dia mulai merona. “Kau yang aneh!”
Dia sudah akan memasuki ruangan tetapi melihat kalau hanya ada dua orang anak itu di dalam, jadi dia pun berbalik untuk berlari keluar. Tampak jelas kalau dia tak mau berada bersama mereka berdua.
Yuanying bertanya penasaran pada Tang Xuan, “Siapa itu?”
“Marganya Tang, dan namanya Guan. Dia itu putra Tang Jian, Menteri dari Kementerian Urusan Sipil.”
Kemudian Tang Xuan bercerita tentang penderitaan kecilnya dengan Tang Guan. Mulanya, Tang Guan populer dengan para guru tetapi karena performa bagusnya sendiri, para guru pun mulai memandangnya secara berbeda. Karena perhatian kepadanya berkurang, Tang Guan jadi tak terlalu senang.
Tang Xuan berkata malu, “Maaf karena telah membuat Anda berada dalam masalah.”
“Apa salahnya? Kalau ini disebut sebagai masalah, maka bukankah aku telah membuatmu terlibat dalam lebih banyak masalah?”
Mulanya dia memprovokasi para murid di Akademi untuk membuat masalah untuk Wei Ying. Sekarang tampaknya dia suda membuat banyak musuh untuk dirinya sendiri! Tetapi Yuanying tidak merasa cemas dan sebenarnya malah sangat senang.
“Aku kenal Menteri Tang. Salah satu putranya menikah dengan seorang keponakanku. Karena itu, putranya harus memanggilku paman. Lain kali, aku akan suruh dia melakukannya!”
Tang Xuan: “….”
Itu tidak baik. Hal ini akan membuat Tang Guan yang arogan kesal. Dia pun membujuk dengan lembut: “Bukankah Anda bilang bahwa status tidak menjadi masalah ketika memasuki Akademi Kekaisaran? Bagaimana kalau tidak melakukannya?”
Yuanying menerima saran itu: “Kau benar. Maka aku akan membuat dia memanggilku paman lain kali saat aku bertemu dia di luar.”
Li Yuanying tak punya kesempatan untuk mengenal tentang orang-orang seperti Tang Guan. Ketika dirinya jauh lebih kecil, dia membuat kekacauan di dalam lingkungan istana dan ketika dia sudah cukup besar untuk keluar, dia sibuk melakukan ini dan itu. Akan tetapi, dia mengakui kalau orang-orang seperti ini entah akan ingin menikah dengan keponakan perempuannya atau punya saudara yang ingin begitu. Karenanya, menurut hirarki sosial, mereka semua adalah juniornya!
Li Yuanying merasa logika ini bagus.
Setelah menata ranjang dan melihat-lihat di sekitar tempat tinggalnya, Yuanying pun pergi menemui Di Renjie dan yang lainnya. Mereka mengikuti Tang Xuan memeriksa kafetaria. Atas dasar sopan santun, Yuanying bahkan mengajak Wei Ying. Bagaimanapun juga, dia adalah kakaknya Wei Shu. Melihat betapa kesepiannya Wei Ying, rasanya sungguh mengibakan!
Mulanya Wei Ying tak mau bergabung tetapi dirinya sudah menabrak tembok beberapa kali. Mendengar kata-kata ajakan Yuanying yang enak didengar, dia pun mengikuti rencana untuk mengakrabkan diri dengan lingkungannya bersama kelompok itu terlebih dahulu.
Pergi ke sini dan ke sana, akhirnya sudah tiba saatnya untuk makan. Semua murid berkumpul bersama untuk menunggu dimulainya waktu makan. Ketika mereka melihat Li Yuanying dan kelompoknya, banyak dari mereka yang melontarkan tatapan tidak bersahabat.
Yuanying penasaran tentang apa yang dimakan di dalam Akademi, jadi dia pun memerhatikan makanannya dengan minat yang besar. Dia mendapati makanannya sungguh berkekurangan, hanya dua roti kukus keras untuk masing-masing orang, tidak wangi juga tidak empuk. Lauk-lauknya juga sangat hambar dan dia tak melihat adanya daging sama sekali. Setelah makan dua suap, dia mendapati kalau makanan ini sulit untuk disantap.
Li Zhi merasakan hal yang sama tetapi melihat orang lain makan, dia jadi terlalu malu untuk meletakkannya dan dengan enggan terus mengunyah.
Li Yuanying tidak akan menyiksa dirinya sendiri. Dia melemparkan roti kukusnya dan berkata, “Ini nggak enak!”
“Kami biasa makan makanan seperti ini di sini. Kalau Anda tak makan, Anda akan kelaparan.” (Tang Xuan)
Li Yuanying tetap saja tak memakannya.
Li Yuanying telah kehilangan minat awalnya dan mulai bertanya-tanya apakah dirinya sudah ditipu oleh sang Kaisar. Dia teringat pada cerita tentang Zhou Chu menyingkirkan tiga kejahatan. Apakah kakandanya menyingkirkan dirinya seperti bagaimana yang dilakukan oleh Chou Chu di dalam cerita? Kakanda sangat licik dan cerdik, kemungkinan besar dia dilempar ke dalam Akademi ini karena kakanda merasa dirinya menyebalkan!
Li Yuanying memikirkan tentang roti kukus keras itu untuk waktu yang lama. Semakin dia berpikir, semakin dia merasa kalau Baginda Kaisar dan Kong Yingda telah sengaja menipunya. Tak masuk akal! Dia sudah siap mental untuk menerima bahwa makanan di sini tidak enak, tapi dia tak menyangka kalau makanannya ternyata begitu tak bisa dimakan!
Tidak enak dan tidak bisa dimakan. Apa itu bisa jadi hal yang sama?
Li Yuanying bertanya pada Tang Xuan: “Di mana Tang Guan dan kelompoknya makan? Aku tak lihat mereka di sini.”
“Mereka sudah menginstruksikan kepada para pelayan mereka agar mengantarkan makanan ke gerbang. Setiap hari mereka akan pergi ke sana untuk mengambilnya.”
Yuanying mengangguk dan menyuruh yang lain agar makan duluan. Kemudian dia berlari sendiri ke gerbang. Ketika dia kembali, dia membawa berkotak-kotak makanan. Dia memberikan satu kotak kepada Li Zhi dan kemudian membawa sisanya untuk mencari anak-anak yang lain.
Li Zhi, Wei Ying, dan mereka yang ada di sekitarnya saling bersitatap dengan sorot mata nanar.
“Dia tak mungkin pergi merampok punya orang lain, kan?” (Tang Xuan)
Li Zhi membisu.
Ini memang adalah sesuatu yang akan dilakukan oleh Li Yuanying.
Li Yuanying punya kebiasaan melakukan hal ini. Begitu dia mengungkap identitasnya dan menuntut sesuatu, tak ada seorang pun yang akan berani membantahnya.
Begitu Li Yuanying pergi, seseorang datang mencarinya sambil marah-marah. Ketika orang itu melihat kotak makanan di tangan Li Zhi, dia pun berjalan menghampiri dengan langkah cepat. Ketika orang itu sudah akan meninggikan suaranya, dia menyadari bahwa yang didekatinya adalah Li Zhi dan karenanya dia buru-buru menekan makian yang sudah ada di ujung lidah serta langsung mengubah nada bicaranya: “Yang Mulia Pangeran Jin, mengapa Anda tak mengatakan kepada kami kalau Anda ingin makan? Kami pasti akan meminta agar makanan itu diantarkan kepada Anda.”
Orang ini tak lain tak bukan adalah Fang Jun yang dijebloskan ke dalam Akademi oleh ayahnya untuk memperbaiki dirinya. Fang Jun berbeda dari ayahnya, dia tidak suka belajar dan benar-benar berandalan. Mendengar bawa Li Yuanying telah mencuri kotak makanannya, Fang pun berlari menghampiri karena ingin membuat perhitungan namun dia malah melihat kotak makanannya ada di sebelah calon kakak ipar kesembilannya, yang merupakan putra sah dari sang Kaisar!
Li Zhi yang dikonfrontir oleh korban merasa malu dan buru-buru mengembalikan kotak makanan itu kepada Fang Jun.
Tetapi Fang Jun bersikeras kalau Li Zhi harus menerimanya dan jangan sampai kelaparan. Dia sudah meminta seseorang mengirimkan satu kotak lai untuknya.
Fang Jun menambahkan keluhan baru: “Makanan di Akademi cuma pantas dimakan oleh babi.”
Tang Xuan, yang sedang makan roti kukus: “….”
Wei Ying, yang sedang makan roti kukus: “….”
Di Renjie, yang sedang makan roti kukus: “….”
Li Yuanying tak peduli soal para korban. Sebelumnya dia tak tahu kalau makanan bisa jadi setidak enak itu dan kini karena dia sudah tahu, dia tak punya rasa malu untuk mencuri makanan. Lagipula, bukankah Baginda Kaisar telah menyuruh dia untuk menghukum siswa-siswa yang tidak patuh? Kini dia sedang mengurusnya! Berani-beraninya mereka diam-diam memesan makanan bungkus dari luar. Ini melanggar aturan. Semuanya harus disita!
Yuanying membenarkan diri soal kelakuannya dan membawa kedua kotak makanan itu untuk mencari anak-anak perempuan. Akan tetapi, sebelum dia bisa mencapai asrama wanita, dia mendengar teriakan diarahkan kepadanya.
“Siapa kau? Kenapa kau datang kemari?”
Li Yuanying mendongak dan melihat seorang gadis berwajah cerah berusia sekitar 14 atau 15 tahun. Gaya berpakaian gadis itu berbeda dari orang Tang. Yuanying berpikir lalu teringat padanya: “Apakah kau adalah putri dari Silla itu, Jin Shengman?”
Jin Shengman menatapnya dengan penasaran: “Kau kenal aku?”
“Aku sudah mengenal semua anak perempuan di Akademi ini kecuali kamu. Aku pernah dengar kalau di Silla, negara itu diperintah oleh seorang penguasa wanita. Anak-anak keluarga istana yang dikirim ke sini untuk belajar juga seorang putri. Aku tak menyangka akan bertemu denganmu di sini.”
Dia lalu menyapa gadis itu dengan antusias: “Aku menyita ini dari gerbang, kau mau makan sama-sama? Aku bahkan tak tahu apa yang ada di dalamnya, perasaan ini sungguh luar biasa!”
Jin Shengman: “….”
Bagaimana bisa orang ini bicara dengan begitu penuh percaya diri soal mencuri? Berani-beraninya kau merasa bahwa hanya karena ini adalah kotak makanan misterius, makanya akan lebih menarik dan menyenangkan untuk memakannya?!
Walaupun Jin Shengman merasa kalau orang ini adalah biang onar, secara mengejutkan dia tak membencinya. Dia pun membantu Yuanying memanggil Wei Shu dan gadis-gadis lainnya yang sedang menata barang-barang.
Ketika gadis-gadis itu mendengar bahwa Li Yuanying mencuri kotak makanan, mereka juga jadi tak mampu berkata-kata. Mereka bertanya-tanya apakah mereka seharusnya membujuk Li Yuanying agar jangan pernah melakukan hal ini lagi.
Pada undangan Li Yuanying, Jin Shengman duduk dan ikut menyapu bersih dua kotak makanan hasil jarahan itu.
Tidak banyak anak perempuan di Akademi dan tempat tinggal mereka adalah sebuah griya terpisah. Murid-murid lain tidak diperbolehkan datang sesuka hati dan tempat ini tampak jauh lebih bersih daripada tempat yang ditinggali oleh Li Yuanying.
Setelah Li Yuanying kenyang makan, dia pun mendiskusikan topik tentangg apakah mereka diperlakukan seperti dalam kisah ‘Zhou Chu’.
Wei Shu berpendapat bahwa Baginda Kaisar tidak memberi mereka makanan tidak enak dengan sengaja.
Mustahil jika makanan di Akademi bisa sebaik di istana kekaisaran. Lagipula, mana bisa pemerintah menggunakan begitu banyak uang pajak untuk memberi makan para siswa? Terlebih lagi, sebagian besar murid di sini berasal dari latar belakang jelata. Sudah merupakan berkah yang amat besar bagi mereka jika punya makanan yang berkecukupan. Kenapa mereka perlu memiliki selera yang bagus? Hanya saja karena sekarang di akademi ada segerombolan ‘berandal kaya’, makanya makanan di kantin jadi tampak tidak bisa dimakan.
Chengyang setuju pada pernyataan ini.
Sungguh tak ada perlunya menyiksa mereka lebih jauh dengan makanan.
“Kalau Yang Mulia benar-benar ingin tinggal di sini selama satu tahun, takutnya hal ini takkan bekerja.” (Mei Niang)
Dia lalu mengajukan sarannya sendiri: “Walaupun makanannya disediakan oleh Akademi, Pangeran Teng selalu bisa mengajukan berbagai cara untuk meningkatkan makanannya. Jika Akademi tak mampu mengeluarkan uang sebanyak itu, mereka juga bisa membantu mensubsidinya. Semua yang mereka butuhkan adalah menemukan alasan yang masuk akal sehingga Kong Yingda dan guru-guru lainnya tak bisa bilang apa-apa.
Begitu Yuanying mendengar bahwa dibutuhkan sebuah ‘alasan’, otaknya pun langsung menjadi aktif. Dia duduk diam untuk berpikir dan kemudian matanya berbinar: “Aku ada ide!”
Dia pun membagi idenya pada kelompok itu dan kemudian memolesnya lagi dan lagi berdasarkan pada saran yang telah diterimanya. Kelompok itu pun bekerjasama untuk bersama-sama merencanakan cara meningkatkan kualitas makanan yang sangat buruk di Akademi Kekaisaran
Ketika kelompok itu memasuki tahap diskusi, Jin Shengman yang duduk di samping mereka merasa tertarik.
Li Yuanying bukan cuma berbeda dari pria-pria yang pernah dia temui di Tang, tetapi ketiga gadis itu juga berkebalikan dari persepsinya tentang wanita-wanita Tang: Menurut siswa-siswa di sini, para wanita seringkali diperlakukan sebagai bawahan dari laki-laki dan pujian paling tinggi yang diberikan kepada kaum wanita adalah ‘rekan suportif berbudi luhur‘. Para siswa bahkan mengisyaratkan bahwa Silla tidak sesuai norma di mana ‘ayam betina berkokok di pagi hari‘. Namun ketiga gadis baru ini berbeda. Walaupun mereka semua memiliki temperamen yang amat berbeda, mereka semua punya wawasan unik dan jelas jauh lebih cerdas ketimbang sesama mereka.
Ini adalah pembawaan yang seharusnya dimiliki oleh seorang wanita penguasa!
Mata Jin Shengman berbinar.
Li Yuanying, Wei Shu, dan yang lainnya berdiskusi selama beberapa waktu sebelum teringat bahwa ada seorang teman baru bersama mereka. Kemudian Yuanying secara aktif bertanya kepada Jin Shengman bagaimana pendapatnya tentang sekolah ini dan apakah putri Silla itu punya ide soal memperbaikinya.
Walaupun di permukaan, Akademi mempraktekkan tidak adanya perlakuan istimewa berdasarkan peringkat sosial, sebenarnya hal itu tidak diterapkan dengan baik. Contohnya saja, bocah-bocah kaya seperti Fang Jun telah memesan makanan bungkus dari luar dan telah berkeliaran di kota. Jin Shengman juga sama. Dia tinggal di griya terpisah dan diizinkan membawa koki pribadi untuk melayani dirinya. Dia hanya berinteraksi dengan murid-murid lain saat pelajaran berlangsung.
“Aku tak punya saran yang lebih baik. Tapi kalau idemu diterapkan, maka aku ingin bergabung dengan semuanya saat waktu makan.” (Jin Shengman)
“Kalau aku ingin melakukannya, tentu saja akan dilakukan.“ (Li Yuanying)
“Bukankah kita dilarang keluar hingga saat istirahat? Takutnya akan butuh waktu sebelum kita bisa menjalankan rencananya. Paman Kecil, bagaimana kalau Paman makan bersama kami selama beberapa hari ke depan?” (Chengyang)
“Takkan butuh waktu selama itu, serahkan padaku.”
Yuanying berdiri dan bersiul. Seekor burung besar berkepala putih melayang turun dari langit dan mendarat di bahunya. Dia menyentuh bulu-bulu halus dan indah burung itu dan berkata riang: ”Burung ini diberikan kepadaku oleh Pak Tua Li. Aku telah melatihnya dengan begitu baik sehingga dia bisa membantuku mengantar surat. Kebetulan, Dong Xiaoyi seharusnya sudah selesai dengan urusan Istana Xiancheng. Malam ini kita pasti bisa melihat makanan lezat!”
Pak Tua Li tentu saja maksudnya Li Jing. Li Jing sangat suka memelihara segala macam binatang. Ketika Li Yuanying meminta seekor burung, dia pun memberi anak itu seekor burung berkepala putih yang cerdas dan penurut.
Andai saja Li Yuanying tahu bahwa ini adalah perangkap, dia takkan sampai jadi sebodoh itu sampai tak punya persiapan.
Walaupun dia tidak membawa orang bersamanya, dia membawa burung!
Dengan cepat dia menuliskan rencananya menggunakan kuas lalu mengikatkan pesan itu ke kaki si burung. Kemudian dia melepaskan burung itu untuk mencari Dong Xiaoyi.
Sementara Li Yuanying bermuslihat tentang bagaimana cara untuk bisa makan enak tiap hari, murid-murid lainnya telah mendengar kabar tentang dirinya yang merampas makanan. Ketika Fang Xuanling dan yang lainnya pulang ke rumah, tak bisa dipungkiri lagi bahwa mereka akan menyebutkan soal kelakuan bejat Li Yuanying yang mencuri makanan orang lain.
Ibu Fang Jun, Lu-shi, berkata cemas pada Fang Xuanling: “Bagaimana kalau putraku jadi kelaparan?”
“Itu karena kau sudah memanjakan dia, lihatlah dia sudah jadi seperti apa?! Kau pasti sudah mengirim seseorang untuk membawakan makanan lagi untuknya. Memangnya dia bakal kelaparan?” (Fang Xuanling)
“Bagaimana bisa begini? Kalau orang itu ingin makan, kenapa dia tidak mengambil makanannya sendiri? Kenapa dia mencuri?!” (Lu-shi)
Melihat kemarahan Lu-shi, dengan cerdik Fang Xuanling tetap diam. Li Yuanying pasti tak tahu kalau makanan di Akademi tak enak, kalau tidak, dia akan lebih pilih mati daripada pergi ke sekolah.
Dari sudut pandang Fang Xuanling, tindakan Baginda Kaisar untuk mengirim Li Yuanying dan Li Zhi untuk mengguncang suasana di Akademi sepenuhnya merupakan angan-angan belaka. Akan sudah cukup bagus kalau bocah itu tidak memimpin dalam membuat lebih banyak masalah lagi! Baru hari pertama dan dia sudah membuat kekacauan dengan mencuri makanan. Bukankah mulai sekarang, kekacauan akan terjadi setiap hari?
Fang Xuanling berpikir bahwa dalam waktu beberapa hari lagi, Kong Yingda akan menangis kepada Kaisar untuk meminta Beliau menyingkirkan Li Yuanying! Kalau tidak, Li Yuanying tidak akan mendapatkan statusnya sebagai raja setan cilik.
Bagaimanapun juga, yang sakit kepala bukan dirinya. Fang Xuanling menghibur Lu-shi dengan beberapa patah kata dan kemudian berlari untuk bersembunyi di dalam ruang belajarnya.
————–
Catatan Pengarang:
Pangeran Kecil: Kalian orang-orang dewasa sungguh tak berperasaan (menudingdanmemprotes.jpg)