Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 134
Bukankah aku baru saja menjawab suratnya? Kenapa datang surat lain lagi? Aku ini sangat sibuk. Cuma mengurus satu kecamatan saja sudah membuatku begitu bekerja keras, bagaimana bisa Kakanda yang mengurus seluruh negara sedemikian bebasnya? (Yuanying berpikir dalam hati)
Walaupun dia berpikir demikian, dia tetap buru-buru memanggil masuk orang-orang itu. Yuanying membaca seluruh surat sang Kaisar dan merasa gembira. Kemudian dia memberitahukan isi surat itu pada teman-temannya yang lain.
Pelayan yang ditugaskan mengirim surat tersebut mendapati kalau sang pangeran kecil bertingkah liar. Sang pangeran meminta yang lain untuk datang ikut membaca surat sang Kaisar di siang hari bolong tanpa rasa takut sang Kaisar akan mengetahuinya! Tentu saja, semua orang tahu tentang hubungan istimewa antara kedua kakak beradik ini sehingga yang terbaik adalah berpura-pura tak tahu apa-apa.
Isi dari surat itu adalah peringatan Li Er kepada adiknya tentang konsekuensi dari perbuatan-perbuatannya. Lain kali, berhati-hatilah dengan tindakanmu. Kalau kau menemukan sesuatu yang mencurigakan, laporkanlah ke atas supaya departemen yang tepat bisa bertidak tehadapnya; jangan berkeliaran mengorek bukti. Sekarang semua orang mengira kalau sepasang kakak beradik itu sedang mengerjai dunia. Pesan utama dalam surat itu adalah – kau boleh saja tak tahu malu, tapi zhen masih mau martabat.
Yuanying mengoperkan surat itu ke sekeliling supaya teman-temannya bisa membaca sementara dia menuliskan balasannya. Suratnya yang sebelumnya sudah melantunkan begitu banyak puja-puji sehingga sekarang dia sudah tak bisa memikirkannya lebih banyak lagi. Lebih baik abaikan saja desas-desus di luaran, kalau mereka menghindari kita ya biarkan saja, aku toh tak ingin berteman dengan mereka. Pada akhir suratnya, secara terselubung Yuanying bertanya – aku sangat sibuk mengurus satu kecamatan, mengapa Kakanda sedemikian senggangnya? Apakah ini karena Kakanda telah terbiasa sesudah bekerja sedemikian lamanya?
Yuanying menyelesaikan suratnya dan memberitahu orang-orang itu agar mengirimkannya kembali pada Kaisar.
Setelahh membaca jawaban sang Kaisar, kelompok itu pun mengadakan rapat tertutup. Topiknya terpusat pada kata-kata sang Kaisar. Walaupun mereka cuma menginginkan keadilan bagi Wu Zhiyuan, konsekuensinya memengaruhi kedua puluh empat pahlawan dan bahkan menyapu bersih seluruh petugas kecamatan. Pos-pos di sebuah kecamatan biasanya dipegang oleh para pekerja berpengalaman tingkat 5 ke atas lewat rekomendasi.
Si perekomendasi juga akan mendapat masala jika si kandidat tidak cukup baik. Terlebih lagi, mahkamah kekaisaran memiliki hubungan yang dekat, kalau kau menghukum 1 orang, maka akan menyinggung banyak orang. Masalah ini kelihatannya seperti akhir yang baik tetapi pada kenyataannya mendatangkan banyak masalah pada Li Yuaying dan masa depannya.
“Aku tak takut. Kalau aku tak punya niat untuk membelot, orang-orang bisa apa?” Dengan penuh percaya diri Yuanying mengekspresikan isi pikirannya. Mereka toh tak bisa menyembunyikan jubah Kaisar di bawah ranjangku dan menaruh senjata di dalam gudangku serta menuduhku memberontak. Bahkan jika mereka melakukannya, kakandaku takkan memercayainya. Itu cuma buang-buang waktu!
Wu Mei dan Di Renjie saling berpandangan dan berpikir bahwa Li Yuanying terlalu amat memercayai kakandanya. Hanya saja keduanya tak bisa menafsirkan niat sang Kaisar yang ada di balik surat ini. Tak mungkin kan ini cuma dua bersaudara yang sedang bicara santai?
Yuanying membuat tebakan berani. “Apakah sekarang Kakanda akan mengikuti tren dan membuangku ke luar negeri? Kalau Beliau benar-benar melakukannya maka akan bagus sekali, aku bisa bepergian dan mengunjungi banyak tempat di Tang!”
“Bahkan meski Baginda Kaisar berniat melakukannya, Anda perlu menunjukkan hasil di sini terlebih dulu,” (Wei Shu)
“Kalau begitu ayo malam ini kita begadang. Ayo cari tahu apa yan bisa ditingkatkan di Kecamatan ini. Setelah perekrutan kita besok, kita bisa membagikan tugas-tugasnya.” (Li Yuanying)
Kemudian semua orang pun jadi sibuk bersiap-siap karena malam ini akan ada rapat besar untuk mendiskusikan rencana peningkatan untuk Kecamatan Hu.
Sementara Li Yuanying dan timnya sedang sibuk, sang Kaisar menerima balasannya. Dua surat dalam kurun satu hari yang sama, ini agak terlalu sering bagi yang lain namun tidak bagi Li Er. Setelah makan malam, Beliau menginstruksikan agar surat itu dibawakan kepadanya.
Jawaban awal Li Yuanying sesuai dengan perkiraan sang Kaisar. Benar juga, memangnya kapan adikku takut pada gosip? Sejak kecil bocah itu adalah raja setan cilik, sekarang karena dia sudah lebih besar, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah membuang kata ‘cilik’ dan menjadikan dia raja setan sungguhan! Ketika Li Er melihat bagian kedua dari surat tersebut, Beliau berubah cemberut.
Berani-beraninya berandal ini menganggap dirinya menyebalkan dan bertanya apakah Beliau terlalu senggang?!
Beliau itu adalah penguasa sebuah negara, bagaimana bisa Beliau senggang? Hanya saja insiden di Kecamatan Hu telah mendatangkan kekacauan dan Beliau perlu mengirim instruksi untuk mengurusnya. Bisa-bisanya hal itu dianggap ‘terlalu senggang’? Li Er langsung menyuruh seseorang membawa pergi surat tersebut, merusak pemandangan saja.
Karena kini suasana hati Beliau jadi buruk, Kaisar tidak mengunjungi istana belakangnya namun malah memanggil para menterinya. Beliau ingin mengadakan rapat sampai subuh, kalau tidak maka Beliau akan jadi pecundang!
Dan karenanya, sepasang kakak beradik itu pun melakukan rapat hingga larut malam. Yang satu mengurus satu kecamatan dan yang lainnya satu negara.
Perjalanan Dai Ting ke Kekaisaran Tibet tidak mengikuti rute resmi. Dia membawa kelompoknya dan membuka rute baru serta mengunjungi banyak suku asing di sepanjang perjalanan. Dia kembali ke Chang’an dengan membawa banyak kesuksesan. Setidaknya dia telah membawa pulang cukup banyak tenaga kerja untuk Kecamatan Hu! Dia juga mengundang para ahli pembiakan kuda yang ditekan oleh Lu Dongzan dan dengan sukarela mengikuti Dai Ting kembali ke Tang dengan harapan Kaisar Tang akan menyerang musuh mereka di masa mendatang dan memenangkan kembali tanah mereka!
Li Yuanying meninggalkan administrasi Kecamatan kepada Wu Mei sementara dia dengan gembira mendengarkan cerita-cerita dari Dai Ting. Mendengar situasi malang dari suku-suku asing ini, dia merasa asihan dan ingin bertemu mereka.
Ketika dia pergi ke tempat suku-suku asing itu tinggal, dirinya bersikap ramah dan memberitahu mereka untuk tidak mencemaskan solusinya. Dia bicara dengan seorang pria tua sementara Dai Ting membantu menerjemahkan. Pertama-tama dia bersimpati dengan tekanan yang mereka alami sampai-sampai perlu pindah di usia setua itu. Kemudian dia menghela napas tentang kekejaman dunia ini, hanya ketika kau kuatlah yang lainnya tak berani mengganggumu. Terakhir dia menyuruh mereka agar memelihara kuda di Tang. Tak menjadi masalah kalau mereka telah kehilangan padang rumput mereka, untuk setiap 10 kuda yang mereka besarkan bagi Tang, dia akan memberi 1 kuda kepada mereka. Dengan cara ini, para prajurit mereka akan punya kuda untuk memenangkan kembali kampung halaman!
Li Yuanying bicara dengan begitu penuh ketulusan. Walaupun terjemahan Dai Ting tak mengandung banyak emosi di dalamnya, suku-suku asing itu dibuat terharu hingga menangis dan mengucap terima kasih kepadanya serta Kekaisaran Tang atas bantuan dan kemurahan hati mereka.
Setelah itu, Yuanying bicara dengan Dai Ting mengenai panen mereka. Dai Ting telah melakukan perjalanan ke utara dan menemukan labu tipe baru yang besar dan bundar. Sayangnya, saat ini bukan waktu panen dan karenanya dia membawa pulang sejumlah biji serta beberapa tanaman dan tampaknya biji-biji itu telah selamat dalam menempuh perjalanan.
Yuanying belum pernah mencoba labu ini, jadi dia bertanya: “Apakah manis? Apakah lezat?”
“Saya dengar labu ini merah dan berair. Begitu Anda membelahnya, Anda bisa memakan semuanya dan rasanya lebih manis dari melon manis.”
Yuanying berhasil mencicipi melon manis di Desa Keluarga Wu dan rasanya lezat.
“Kita sudah menumbuhkan herba-herba obat di Kebun Bunga Matahari, jadi lebih baik labu-labu ini ditanam di Kecamatan Hu.”
Dai Ting mengangguk.
Yuanying pergi mencari teman-temannya untuk menunjukkan tanaman baru ini kepada mereka. Tak satu pun dari mereka yang pernah melihat sesuatu seperti ini dan karenanya semua orang jadi penuh semangat. Tanaman ini telah menempuh perjalanan panjang dan tampak pucat, namun setelah dirawat oleh Dong Xiaoyi, tanaman-tanaman ini pun mulai tampak sehat kembali dan akarnya mulai tumbuh ke luar.
Dengan hati-hati Yuanying memeriksa tanaman itu dan menemukan beberapa kuncup! Labu ini sungguh tangguh, bahkan perjalanan panjang nan berat juga tak menghentikannya menumbuhkan buah.
Melihat teman-temannya dibuat takjub oleh tanaman itu, Yuanying berpikir kalau dunia ini begitu besar dan menarik dengan banyak hal!
“Dai Ting bilang kalau labunya bisa tumbuh sampai sebesar ini.”
Wei Shu dan gadis-gadis lain tak memercayainya. Lagipula, sekarang buahnya cuma sebesar ibu jari mungil mereka, jadi mana mungkin bisa tumbuh sampai sebegitu besarnya?!
“Kau akan tahu setelah labunya tumbuh sepenuhnya.” (Li Yuanying)
Dia menyuruh Dong Xiaoyi mencari lahan pertanian untuk menumbuhkan bibit-bibit ini. Kalau bibit-bibit ini bisa ditanam dengan sukses dan rasanya enak, maka akan punya banyak kegunaan. Lalu mengenai lahan pertaniannya, mari pilih yang letaknya di antara Desa Keluarga Wu dan Istana Taihe. Karena uang tak pernah jadi masalah, tanahnya tinggal dibeli saja. Kalau sebelumnya mereka bisa menanam melon yang enak, labu-labu kita seharusnya juga enak!
Lalu mengenai pembiakan kuda, Yuanying menulis pada Kaisar dan meminta agar meminjamkan sebidang padang rumput kosong di Istana Taihe. Kalau dia berhasil membiakkan kuda-kuda berkualitas tinggi, dia akan memberikan semuanya pada negara. Kalau kakandanya ingin pergi berburu, dia juga bisa membantu memoles kembali istana itu. Kemudian Yuanying fokus pada menulis dengan gaya meyakinkan tentang betapa usangnya Istana Taihe, tempat itu sudah begitu lama tak dirawat sehingga bahkan genteng-gentengnya telah dicuri! Kondisinya amat sangat mengenaskan!
Begitu surat tersebut sampai ke tangan Baginda Kaisar, Beliau memelototinya dengan marah. Akhir-akhir ini Wei Zheng sudah terus-terusan merecokinya, siap untuk mengkritik Beliau atas segala hal. Pria tua itu bahkan menghentikan Beliau membangun sebuah paviliun kecil. Bagaimana Beliau akan mendapat uang untuk mendanai perbaikan Istana Taihe? Beliau pun menulis surat balasan penuh kemarahan, memberitahu adiknya agar melakukannya senddiri kalau yang bersangkutan punya uang sebanyak itu!
Yuanying menimbang-nimbang jawabannya dalam waktu lama dan akhirnya mengerti kalau Kakanda menyetujui permintaannya. Kalau dipikir-pikir lagi, Kakanda cuma punya sedikit istana yang Beliau kunjungi secara bergiliran. Ketika Beliau mendapat Istana Xiangcheng yang baru, tempat itu dibangun di atas sarang ular berbisa dan harus ditinggalkan. Yuanying merasa kalau memang perlu menyiapkan sebuah tempat peristirahatan musim panas dengan udara segar dan pemandangan menyenangkan untuk kakandanya.
Yuanying pun langsung menulis surat untuk meminta orang-orang berbakat. Dia meminta Yan Lide agar membantunya dengan desain dan memberi saran jika dia bisa membuat tempat itu jadi lebih menarik.
Li Er juga orang yang terang-terangan dan tak memberikan apa-apa. Beliau cuma meminta agar Yan Lide mengunjungi sendiri Li Yuanying. Lagipula Beliau tak punya uang maupun tenaga kerja. Jika adiknya begitu hebat, maka biarkan saja anak itu melakukannya selama tak ada seorang pun yang mengkritik mereka karena membuang-buang uang negara!
————–
Catatan Pengarang:
Kaisar Li Er: Zhen tak punya uang, kau saja yang kerjakan!
Pangeran Kecil: Tak tahu malu!