Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 133
Xu Jingzong tidak langsung dieksekusi melainkan dikawal ke Chang’an, sehingga semuanya belum berakhir.
Dia mulai melayani sang Kaisar ketika Kaisar masih seorang Pangeran di Istana Qin dan dahulu bekerja bersama dengan Wei Zheng dan Li Mi sehingga mereka bisa dianggap sebagai kenalan lama. Putranya menikah dengan cucu Yuchi Jingde sehingga kedua pihak bisa dibilang berhubungan keluarga lewat pernikahan.
Xu Jingzong meminta orang mengantarkan surat kepada kenalan-kenalannya, memohon bantuan. Dia tak menyangka sang Kaisar mengirim orang-orang dari Kementerian Urusan Rumah Tangga dan Peradilan dalam misi gabungan demi menangani kasus ini.
Sampai di sini, Xu Jingzong tak minta banyak. Dia hanya berharap dirinya tidak dieksekusi. Kalau dia cukup beruntung untuk bertemu periode amnesti atau jika ada banyak orang yang membujuk sang Kaisar tentang kasusnya, dia mungkin masih akan punya kesempatan untuk selamat.
Wei Zheng berpikir kalau Xu Jingzong itu bodoh.
Kemampuannya dalam menjilat pada orang-orang kuat akan dihargai oleh Keluarga Yin jika saja Li Yuanying belum menemukannya. Tetapi dia yang memakai trik yang sama pada Li Yuanying adalah orang bodoh!
Bocah itu tak kekurangan apa-apa dan selalu akan mendapatkan apa pun yang dia mau. Kakak bocah itu adalah orang paling berkuasa di Tang dan orang-orang yang bergaul dengannya semua merupakan bangsawan-bangsawan penting. Dia tak kekurangan uang dan belum cukup dewasa untuk bernafsu pada wanita-wanita cantik. Walaupun dia sangat suka makan dan bermain, dia mendapatkan semuanya hanya dengan mengucapkan satu kata jadi tak ada perlunya bagi orang-orang untuk menjilat dan berbaik-baik kepadanya.
Berdasarkan pada penilaian Wei Zheng, anak-anak pada usia ini menginginkan pengakuan. Li Yuanying jelas ingin melakukan hal-hal besar demi membuat orang lain terkesan. Kalau kau menjilat dirinya dengan makanan dan kesenangan duniawi, dia mungkin malah akan memandang rendah dirimu!
Sang Kaisar adalah yang paling luar biasa. Wei Zheng merasa kalau Li Er pasti sudah berhasil melihat jelas kondisi psikologis Li Yuanying dan dengan sengaja mengirim anak itu untuk membuat onar! Sekarang keluarga-keluarga dari kedua puluh empat pahlawan akan harus mengungkapkan aset-aset tersembunyi mereka. Kini karena Xu Jingzong yang melayani sebagai salah satu dari 18 cendekia di Istana Qin telah dikirim ke penjara, Li Yuanying telah berhasil menyinggung baik kaum bangsawan maupun terpelajar.
Wei Zheng merasa bahwa jika semuanya terus berlanjut, Li Yuanying akan menjadi seorang menteri kesepian seperti dirinya. Berpikir lebih dalam lagi, inikah sebabnya kenapa Baginda Kaisar mengajukan pernikahan antara Li Yuanying dan cucunya?
Semakin Wei Zheng memikirkannya, semakin marah dia jadinya. Hatinya terasa berat. Akan tetapi, kini dirinya sehat walafiat dan tak bisa izin cuti sakit. Dia hanya bisa terus mencari-cari kesalahan dan mencabuti duri yang bisa dia temukan!
Wei Zheng begitu dipenuhi oleh emosi sehingga dia menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk memarahi Kaisar. Li Er merasa kalau pak tua kecil ini sinting dan secara pribadi mengeluh pada Zhangsun Wuji: “Bagaimana menurutmu tentang apa yang terjadi pada Wei Zheng akhir-akhir ini? Kenapa dia marah sekali?” Di samping sekedar memfitnah sang Kaisar, Wei Zheng juga memusuhi Kementerian Urusan Rumah Tangga dan Departemen Peradilan, berkata bahwa tuntutannya tak sesuai bagi Xu Jingzong dan banyak kejahatan telah dilakukan sebelum Xu Jingzong pindah ke Kecamatan Hu.
Li Er agak curiga kalau Wei Zheng sudah jadi pikun akibat hidup terlalu lama. Xu Jingzong menyebarkan desas-desus tentang cucu menantunya, membiarkan dan bahkan menghasut bawahannya untuk membunuh orang namun dia masih membantu Xu Jingzong bicara?!
Li Er kebingungan tapi Zhangsun Wuji tidak. Dalam hati dia berpikir bahwa sang Kaisar tidak tahu tentang gosip yang menyebar di luar. Kalau Beliau tahu, Beliau akan memahami sepenuhnya. Sekarang seluruh komunitas tengah menuduh kakak beradik itu bekerjasama untuk menipu orang. Setelah mempersalahkan keluarga-keluarga bangsawan lalu kau menyasar para pelayan sipil, orang paling licik di dunia. Dan adikmu itu seperti bom waktu berjalan yang telah dengan sengaja kau lepaskan! Wei Zheng pasti juga telah memikirkan hal ini, merasa bahwa kau sedang mendorong cucu menantunya ke dalam lubang api!
Siapa yang bisa memahami penderitaan karena terbakar dibanding mereka yang telah tinggal di dalam lubang api selama lebih dari sepuluh tahun?
Lihatlah Wei Zheng. Dia dihadiahi sangat besar namun tak berani tinggal di rumah yang bagus ataupun membeli selimut bagus, karena takut dirinya akan dikritik oleh orang lain karena tidak lurus dan kokoh. Keluarga lain mana yang hidup seperti ini?
Keluarga Zhangsun Wuji juga harus mengungkapkan sejumlah besar tanah dan tenaga kerja tersembunyi namun dirinya adalah paman dari sang Kaisar dan putranya menikah dengan seorang putri. Memberikan sejumlah aset takkan mencelakainya jadi dia tak terlalu tidak puas kepada Li Yuanying.
Zhangsun Wuji sedang memikirkan tentang apakah harus memberitahu Baginda Kaisar tentang gosip di luaran supaya Beliau bisa mendapat sedikit petunjuk. Si utusan kembali dari Kecamatan Hu dengan membawa surat dari Li Yuanying.
Begitu Baginda Kaisar mendengarnya, Beliau pun mengakhiri topik ‘apa yang terjadi pada Wei Tua’ dan meminta surat Li Yuanying.
Li Yuanying menulis suratnya dengan amat tulus, memuji Li Er dalam setiap kalimat, setinggi langit dan sedalam bumi. Dia terus berkata bahwa dirinya paling menyukai sang Kaisar. Li Yuanying tampaknya benar-benar gembira!
Suasana hati Li Er menjadi baik setelah membaca surat itu. Kecamatan Hu berada persis di bawah hidungnya dan Li Yuanying tak bisa membuat masalah yang terlalu besar tak peduli bagaimanapun dia berusaha. Biarkan dia melakukannya!
Li Er cukup yakin dalam kemampuan Li Yuanying. Kebun Bunga Matahari anak itu berjalan dengan baik. Setidaknya sebagian besar orang di Chang’an sudah memasukkan Kebun Bunga Matahari sebagai pilihan ketika mereka memilih tempat untuk piknik di musim semi dan musim gugur – mungkin anak itu bisa membawa sesuatu yang baru bagi Kecamatan Hu.
Ketika Zhangsun Wuji melihat kalau sang Kaisar sedang bersuka cita, dia pun menanyakan apa yang tertulis dalam surat tersebut.
Menerapkan prinsip dasar tentang ‘aku tak boleh menjadi satu-satunya orang yang tahu ketika adikku memujiku’, dengan murah hati sang Kaisar pun menunjukkan surat Li Yuanying kepadanya.
Zhangsun Wuji pun dengan cepat menyesalinya.
Rasanya dia ingin jadi buta saja! Bagus sekali kalau buta, jadi kau tak perlu melihat rentetan puja-puji karya Li Yuanying! Apakah kalian dua kakak beradik ini memang biasanya menulis surat seperti ini?
Baginda Kaisar bukan cuma membaca racauan tak berguna macam itu tapi malah merasa gembira. Zhangsun Wuji merasa bahwa dia harus membiarkan Wei Zheng melihat surat ini dan mengurus calon cucu menantunya itu. Takutnya orang itu takkan menjadi menteri yang kesepian, dia akan jadi lebih seperti sychopant! Siapa lagi yang pernah menulis surat seperti itu kepada penguasa sebuah negara? Bahkan kakak beradik dari keluarga biasa juga takkan begitu menjijikkan dan vulgar!
Zhangsun Wuji melihat kalau Baginda Kaisar merasa puas dengan surat itu. Setelah berpikir, dia pun memutuskan untuk memberitahukan soal desas-desusnya kepada Beliau. Lagipula, cepat atau lambat Beliau akan mengetahuinya.
Mendengar bahwa orang-orang berkata bahwa sang Kaiasr memakai Li Yuanying sebagai tombak, wajah Beliau jadi sedikit suram dan separuh kesukacitaan yang dimilikinya tadi pun lenyap. Akan tetapi, setelah berpikir, Beliau kembali tertawa: “Kalau Yuanying tahu bahwa zhen memakai dirinya sebagai tombak, dia akan dengan senang hati bertanya pada zhen siapa yang harus ditusuk dan dia akan berharap zhen memakai dirinya lebih banyak lagi.”
“Yang Mulia Pangeran Teng masih kecil dan memiliki pikiran sederhana.” (Zhangsun Wuji)
Yang sebenarnya dia maksudkan adalah bahwa ketika Li Yuanying tumbuh dewasa, anak itu akan memiliki pemikiran lebih mendalam.
Li Er tak bilang apa-apa melainkan meminta kuas dan kertas untuk menuliskan balasan Beliau yang harus dikirim ke Kecamatan Hu sekarang juga. Setelahnya, sang Kaisar mengganti topik dan mendiskusikan urusan lain dengan Zhangsun Wuji.
Sementara di Kecamatan Hu, Li Yuanying melompat hingga tiga kaki karena kegirangan dan mulai membagikan tugas kepada teman-temannya. Karena semua orang di kantor pemerintahan kecamatan sedang ditahan untuk ditanyai, seluruh kantor itu pun kosong.
Li Yuanying sendiri berperan sebagai camat sementara Wei Shu dan yang lainnya memilih satu posisi dari pos-pos yang ada seperti kepala juru tulis, letnan, sekretaris, dan asisten. Karena mereka mulai dari nol, sekarang mereka bisa memilih orang-orang berbakat dari dalam kecamatan untuk mengisi posisi-posisi di bawahnya.
Li Yuanying jelas seorang penganut nepotisme. Karena sekarang dia adalah pejabat camat, dengan gembira dia menyuruh teman-temannya memilih posisi yang mereka inginkan. Dalam kata-katanya sendiri, kalau kau menyukai pekerjaanmu, kau akan mengerjakannya dengan gembira dan penuh semangat!
Di Renjie adalah satu-satunya laki-laki selain Li Yuanying jadi tanpa ragu dia memilih posisi letnan. Yuanying menyesalkannya dan berkata: “Kudengar kali terakhir Kakak Pingyang merekrut tentara di Kecamatan Hu ini dan membuat pasukan! Kalau Chengyang bekerja sebagai letnan, mungkin dia bisa membentuk pasukan prajurit wanita!”
Putri Pingyang adalah adik dari sang Kaisar. Ketika terjadi kekacauan di Dinasti Sui yang sebelumnya, dia membujuk Chai Shao, suaminya, agar mengikuti ayah serta kakaknya untuk membentuk pasukan dan bahwa sang suami tak perlu mencemaskan soal dirinya karena dia punya rencana. Rencananya adalah kembali ke Kecamatan Hu, menjual semua tanahnya dan merekrut para pahlawan untuk mendukung ayah dan kakaknya di tengah jalan!
Ketika Putri Pingyang dimakamkan, mendiang Kaisar mengabaikan keberatan yang ada dan menguburkan putri tercintanya dalam upacara pemakaman yang cocok bagi seorang jenderal militer.
Bisa dibilang bahwa Putri Pingyang adalah seorang pahlawan wanita yang luar biasa!
Di Renjie buru-buru mengedarkan pandang, memastikan bahwa tak ada orang lain di dalam ruangan itu. Dengan marah dia berkata: “Jangan bicara sembarangan. Tang baik-baik saja dan rakyat hidup dalam kedamaian dan kepuasan. Bagaimana bisa kau membandingkannya dengan Dinasti Sui dulu? Merekrut tentara apa? Kalau kau ingin mati, yang lain tak mau mengikutimu!”
Li Yuanying mengerutkan bibirnya: “Kakanda bukan orang bodoh. Beliau tahu kalau aku tak bermaksud begitu.”
Tapi hanya ada satu Putri Pingyang. Chengyang amat berbeda dari mendiang pahlawan wanita itu. Wu Mei mungkin lebih cocok dalam hal sifat, tapi tidak statusnya. Pada akhirnya, posisi letnan pun jatuh ke tangan Di Renjie.
Wu Mei lebih tua dan memilih untuk menjadi asisten camat. Dirinya menduduki posisi kedua tertinggi dan perlu mengkoordinasi semua pihak. Wei Shu adalah kepala juru tulis dan tugas utamanya adalah berada di sisi Li Yuanying untuk mendiskusikan urusan-urusan kecamatan serta memberikan bantuan. Chengyang memilih untuk menjadi sekretaris dan akan mencatat serta mengatur dokumen. Jin Shengman bertugas mengalokasikan tenaga kerja ke berbagai departemen.
Semua orang telah memilih posisi mereka dan mendiskusikan tenaga kerja serta persyaratan penerimaan untuk orang-orang di bawah mereka. Mereka menulis pemberitahuan penerimaan pekerja untuk departemen mereka sendiri.
Yuanying juga tidak menganggur. Dia berjalan menuju sekolah kecamatan dan menemukan sekelompok sukarelawan yang bersedia memberitahukan pekerjaan-pekerjaan apa yang perlu dikerjakan oleh orang-orang berbakat yang dicari oleh pemerintah.
Para murid sudah lama mendengar bahwa Li Yuanying ingin membangun perpustakaan di Kecamatan Hu dan merasa berterima kasih. Bahkan jika mereka gagal lulus ujian, mungkin kelak anak-anak atau cucu-cucu mereka bisa belajar sepuas hati. Seiring dengan majunya tiap generasi, akan selalu ada kesempatan untuk memanjat lebih tinggi!
Jadi ketika mereka mendengar bahwa Pangeran Teng datang ke sekolah untuk melakukan inspeksi, semua orang pun kegirangan dan berharap dirinya akan datang lebih cepat.
Pejabat yang berwenang pada sekolah kecamatan semuanya merupakan tersangka dalam kasus Wu Zhiyuan sehingga mereka semua ditahan. Tak ada seorang pun yang memimpin dan karenanya para murid menunggu dengan tenang serta tak berani melakukan apa pun yang melewati aturan.
Kesempatan mereka untuk bisa belajar itu sudah sulit untuk diperoleh. Karenanya mereka tak bisa menjadi pemuda penuh hasrat yang melobi untuk ini dan itu!
Li Yuanying melihat kalau para murid memberikan penghormatan kepada dirinya seperti anak ayam yang penurut namun mereka bersemangat tinggi dan terkadang mereka melirik-lirik dengan ceria secara diam-diam. Yuanying mengangkat tangannya dan memberitahukan tujuannya kepada para murid. Kita tak boleh berpura-pura tapi cobalah untuk berhubungan dengan orang-orang dan lakukan yang terbaik untuk menyampaikan pesan-pesan dari pemerintah dalam bahasa sehari-hari.
Yuanying juga membagi wawasannya: Kita takkan pernah selesai membaca buku namun yang penting adalah bagaimana kita mengubah pesan dan pengetahuan yang ada dalam buku sebagai kepunyaanmu sendiri. Untuk menjadi seseorang yang memiliki kegunaan besar, kau akan harus dekat dengan rakyat jelata. Pikirkanlah tentang apa yang mereka inginkan dan cemaskanlah hal-hal yang sama dengan yang mereka cemaskan. Dengan begitu kau takkan menghabiskan seluruh hidupmu hanya dengan menggoyang kepala untuk merapalkan baris-baris dari kitab!
Dia juga mengutip Konfusius sebagai contoh. Beliau tidak terlahir dengan serba tahu, sang tokoh bijak itu telah menghabiskan seluruh hidupnya dengan melakukan perjalanan dan hal itu membantu Beliau memahami banyak kebenaran. Sekarang ini, semua orang cuma duduk di rumah untuk belajar. Kapan Tang akan menghasilkan orang hebat lain seperti Beliau?
Walaupun para murid tak pernah ingin menjadi Konfusius kedua, setelah mendapat dorongan dari Li Yuanying, dengan penuh semangat mereka semua mengekspresikan kesediaan mereka untuk menjadi sukarelawan!
Setelah omong besar, Yuanying kembali ke kantor pemerintahan kecamatan dengan penuh semangat. Wu Mei datang menghampiri untuk memberitahukan bahwa Baginda Kaisar telah mengirim pesan lain dan orang-orang Beliau sedang menunggu di ruang samping.
————-
Catatan Pengarang:
Baginda Kaisar Li Er: Ya, sanjung zhen seperti ini, lanjutkan!
Pangeran Kecil: Berhenti membual, berhenti membual, sungguh melelahkan!
Zhangsun Wuji: Lihat tanpa mata!