Legend of Concubine’s Daughter Minglan - Chapter 195
- Home
- Legend of Concubine’s Daughter Minglan
- Chapter 195 - Makan di Luar, Hal Keluarga, Hal Negara, Hualan, Menusuk (2)
Ketika mereka pergi ke restoran, Minglan sangat menikmati makanan di sana. Dan sejak saat itu, Gu Tingye selalu membawa makanan-makanan yang menjadi ciri khas dari semua restoran terkenal. Terkadang, adalah iga rasa jahe panggang yang dibungkus daun teratai. Terkadang sup tiga rasa dalam tabung bambu tebal. Gu Tingye bahkan menemukan sup dadih bebek dengan bihun dan pangsit yang diisi jamur liar cincang dari kios di pinggir jalan pada suatu sudut yang tak dikenal. Makanan-makanan itu luar biasa lezat dan nikmat. Sementara Minglan menikmati makanannya, dia sampai nyaris menelan sendoknya. Gu Tingye benar-benar sesuai dengan reputasinya karena dia tak pernah membawa masakan yang sama ke rumah hingga saat ini.
Saat Minglan menyantap makanan-makanan itu, dia tak bisa menahan diri untuk mendesah dalam hati, ‘Dalam hidup, yang kurang bukan kecantikannya, melainkan kurangnya mata untuk menemukan kecantikan itu’. Menikahi seorang pria kaya bagaimanapun juga masih memiliki beberapa kelebihan. Setidaknya, Changbai tidak mampu menemukan sedemikian banyak makanan lezat dari berbagai jenis.
Setiap kali Minglan mengenyangkan dirinya sendiri dengan makanan, Gu Tingye akan memandanginya makan dengan penuh senyum. Minglan yang hanya berfokus pada makan tak pernah menyadari kalau suaminya sebenarnya telah mengamati dirinya dengan cara yang aneh seakan sedang menunggu sesuatu. Saat mereka tak punya hal lain untuk dilakukan, mereka akan mengobrol tentang apa pun dari anekdot dari berbagai sudut negara hingga urusan-urusan yang terjadi di pemerintahan kekaisaran. Gu Tingye menyukai aura hangat dan menyenangkan di dalam kamar. Terkadang mereka akan mengobrol begitu lama hingga Tuan Gongsun yang telah menunggu di ruang belajar luar dalam waktu lama terpaksa menyuruh seseorang untuk memanggil Gu Tingye.
setelah beberapa kali kejadian seperti itu, Tuan Gongsun tak tahan untuk mendesah dalam-dalam, “Tidak heran kenapa ibu Tuan Fangweng menyuruh dia memceraikan Tang Wan!” Begitu pasangan tersebut jadi terlalu dekat, si pria cenderung untuk tidak berupaya membuat kemajuan.
Akan tetapi, mendengar kata-kata Tuan Gongsun, mata Minglan berkilat dan dia langsung bertanya, “Kudengar kalau suami kedua Nyonya Tang jauh lebih tampan lagi dengan keluarga yang lebih berkuasa. Apa itu benar?” Dalam kehidupannya yang sebelumnya, dia pernah mendengar cerita itu.
Saat Tuan Gongsun sudah akan bicara, dia mendeteksi ekspresi garang di mata Gu Tingye. Maka dia hanya terbatuk pelan dan berkata dengan raut kaku, “Tak ada yang semacam itu. Setelah dia menikahi pria lain, dia jadi tertekan sepanjang waktu dan merindukan suami pertamanya sepanjang hari.”
Kemudian, Gu Tingye mengisi ulang cangkir teh Tuan Gongsun dengan penuh senyum.
Gonsun Baishi berasal dari sebuah keluarga baik-baik kelas menengah di Perfektur Shan Selatan. Setelah dia gagal dalam Ujian Delapan Bagian, dia pun memilih untuk meninggalkan dirinya sendiri pada alam karena kakak lelakinya bisa merawat orangtuanya dan keluarganya cukup kaya untukmembebaskan dirinya dari kecemasan tentang mata pencaharian. Dia telah mengunjungi banyak orang terkenal dalam perjalanannya dan bicara tentang politik-politik saat ini dengan bebas. Dia juga telah menjelajah ke situs-situs sejarah dan budaya yang terkenal dalam kurun dua puluh tahun terakhir. Setelahnya, dia pun mulai menjelajah ke area-area terpencil. Beberapa tahun yang lalu, dia bertemu dengan sekelompok bandit yang tak punya etika kerja di rimba raya. Bukan hanya mereka ingin merampoknya, mereka juga ingin membunuhnya. Untung saja, Gu Tingye yang kebetulan lewat telah menyelamatkan nyawa Tuan Gongsun.
Tuan Gongsun yang sangat berterima kasih kepada Gu Tingye pun mulai bekerja sebagai penasihat pribadi Gu Tingye. Setelah kakak lelaki Tuan Gongsun meninggal, orangtua Tuan Gongsun mendapati kalau sulit untuk mengajari keponakannya, Gongsun Meng yang juga tak punya minat dalam belajar dan mengikuti ujian negara. Karenanya, mereka pun mengirim anak ini untuk tinggal bersama Tuan Gongsun, berharap anak ini bisa mempelajari sesuatu dari pamannya dan juga mendapatkan sejumlah pengalaman di sisi Gu Tingye. Gongsun Meng hanya menganggap kehidupannya bersama Gu Tingye sebagai kegiatan di waktu senggang seperti peristirahatan singkat dalam perjalanannya. Akan tetapi, sesudahnya keberuntungan telah berbalik menguntungkan pihak Gu Tingye, yang mana juga menguntungkan Tuan Gongsun. Sekarang, dia adalah penasihat nomor satu di sisi Gu Tingye dan telah membuat nama bagi dirinya sendiri di Ibu Kota.
Semenjak Gu Tingye menduduki posisi tinggi, dia yang memiliki kepercayaan diri atas ilmu beladirinya sendiri tidak bersedia membawa satu pun pelindung bersamanya. Meski demikian, di bawah desakan Gongsun Meng, saat Gu Tingye keluar dari Ibu Kota, dia akan masih ditemani oleh pengawal pribadi dari pasukan dan saat dia berjalan di dalam kota, dia akan diikuti oleh para pelindung termasuk para ahli beladiri seperti Tu Long dan Tu Hu. Gongsun Meng juga akan mengikuti Tu Bersaudara untuk mempelajari sejumlah keahlian dan membaca sejumlah buku bila dia sempat.
“Kalau seluruh dunia berada dalam kedamaian, saya tidak akan ikut campur. Namun sekarang Yang Mulia Kaisar….” Tuan Gongsun mengatakan hal itu dengan cemas. Saat angin sejuk berhembus di dalam paviliun, dengan bidak catur putih di jemarinya, Tuan Gongsun masih tak bisa menentukan ke mana harus meletakkan bidak ini sembari berkata, “Setiap bulan, akan ada orang-orang yang dibawa untuk interogasi ke Dali Si, Kementrian Peradilan, juga penjara kekaisaran siang dan malam. Beberapa dari mereka… tak pernah keluar dan langsung masuk ke dalam penjara.”
Minglan menimbang-nimbang selama sesaat dan kemudian berkata, “Pada saat-saat kritis ketika Pangeran Jing merencanakan pemberontakan dan Suku Jie Nu menyerang negara kita, separuh dari prajurit di Tiga Kamp Besar tak bisa digerakkan oleh Yang Mulia. Lebih dari separuh pejabat di Ibu Kota sulit untuk membebaskan diri mereka dari hal itu. Untung saja, Yang Mulia memiliki rencana cadangan, sehingga situasi pada saat itu hanya mengancam namun tidak berbahaya. Tetapi Yang Mulia takkan pernah membiarkan masalah itu begitu saja.”
Tuan Gongsun mengangguk, berkata, “Sekarang Liu Zhengjie adalah orang yang bertanggungjawab pada pasukan pengawal kekaisaran di penjara kekaisaran. Orang ini sebelumnya adalah pejabat militer pribadi dari wisma Pangeran Kedelapan dan dipandang tinggi oleh Yang Mulia. Dan dia memang menjalankan tugasnya dengan teguh. Pada saat itu Yang Mulia memakai alasan menjalankan perkabungan bagi Kaisar terdahulu kita untuk menghukum beberapa anggota keluarga kekaisaran. Yang Mulia bermaksud memakai hukuman itu sebagai peringatan kepada yang lainnya. Akan tetapi, beberapa orang yang tak bisa melihat hal itu bahkan melakukan berbagai hal dengan lebih gegabah. Kemarin Yang Mulia hanya mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang telah dibuat oleh beberapa komandan dari provinsi-provinsi perbatasan, dan kemudian langsung terjadi debat yang panas di mahkamah kekaisaran. Karenanya bisa dilihat betapa rumitnya situasi ini. Lalu mengenai kamp militer, ketika Komandan Gu pertama kali bertugas di pasukan, dia sudah menemukan banyak masalah di dalam pasukan. Ada orang-orang dengan masalah makan gaji buta, mencuri persediaan pasukan, menempati tanah pertanian warga, memberikan pinjaman pada orang lain dengan memakai persediaan mereka, membuka perdagangan di perbatasan secara pribadi. Bahkan gudang senjata juga setengah kosong…. Semua hal itu sungguh mengejutkan!”
Minglan tersenyum, tampak agak santai, “Kaisar kita yang sebelumnya, karena Beliau baik hati, telah menurunkan beban pajak dan biaya, mendorong kesederhanaan dan kerendahhatian, menikmati kebahagiaan bersama rakyat, memperlakukan para pejabat dan bangsawan dengan baik sama seperti Kaisar Wen dan Kaisar Jing. Sekarang perbendaharaan negara kita melimpah dan rakyat masih bisa makan hingga kenyang.”
“Tetapi beberapa orang pejabat berpengaruh masih menghisap darah kehidupan rakyat. Mereka hanya mencari keuntungan sendiri dan membangun sarang mereka dengan dana publik….”
“Tetapi saat harta benda mereka disita, negara kita akan mendapatkan lebih banyak pemasukan juga!” Minglan seketika menambahkan. “Pikirkan tentang uang dalam jumlah besar! Harta benda dari seorang koordinator besar Anhui setara dengan setengah tahun pajak garam negara kita. Dan setelah harta benda dari dua orang earl yang telah bergabung dengan pemberontakan serta seorang marquis disita, Yang Mulia telah memperoleh lebih dari setengah tahun keuntungan untuk perbendaharaan negara!”
Tuan Gongsun tertawa dengan sejumlah kecil jenggotnya melayang di udara, “Itu benar! Bahkan setelah kita menjalani dua peperangan, perbendaharaan negara masih memiliki cukup uang untuk disisakan.”
Minglan juga menyeringai dan berkata, “Selalu ada beberapa masalah kecil pada masa damai dan makmur. Kaisar kita yang sebelumnya memilih taktik politik lemah lembut dan baik hati sementara Yang Mulia melakukan semuanya dalam cara tegas dan mantap. Manajemen renggang dan ketat mereka sebenarnya adalah alasan bagi masa kejayaan kita. ‘Pemberontakan Jing Tan’ telah membawa bencana pada tiga provinsi dan empat wilayah, namun setelah Yang Mulia mendistribusikan lahan-lahan yang sebelumnya dikuasai oleh para penguasa yang bersalah serta pengikut mereka, tempat-tempat itu perlahan-lahan pulih pada kondisi aslinya.” Orang yang berurusan dengan politik selalu suka menunjukkan kepedulian mereka untuk negara di wajah mereka. Kemudian dia meneruskan, “Terlebih lagi, apa lagi yang bisa Komandan Gu lakukan kecuali mengikuti perintah Yang Mulia Kaisar?”
Setelah Tuan Gongsun memikirkan tentang kata-kata Minglan, dia hanya bisa memberikan seulas senyum masam. Tanpa Pangeran Kedelapan, Gu Tingye hanya akan menjadi pengembara yang berkelana di seluruh negeri.
“Bertindak dengan hati-hati, jangan berada di garis depan perselisihan politis. Itulah semua yang perlu dia lakukan. Bukan merupakan hal yang baik bila menyinggung terlalu banyak orang,” Minglan berkata dengan suara lirih. Seperti Ketua Mao pernah berkata, ‘Kita bisa memandang rendah musuh kita secara strategis. Tetapi kita harus menganggap mereka penting secara taktis’.
Tuan Gongsun tertawa terbahak dan berkata, “Itu takkan menjadi masalah. Komandan Gu kasar dalam sebagian besar urusan tapi cerdik dalam beberapa lainnya. Apalagi dia pernah berurusan dengan segala macam orang dan sudah bukan seorang bocah polos.”
Mereka telah bermain catur sebanyak tiga ronde. Minglan berakhir dengan satu menang, satu kalah, dan satu seri. Mereka berdua tidak puas dengan hasil ini karena mereka berdua menganggap diri mereka sendiri sebagai ahli dalam catur. Kemudian kedua orang pemain yang tidak puas ini pun membuat kesepakatan untuk bermain di lain hari! Tuan Gongsun yang memiliki kepercayaan diri atas ingatannya sendiri hanya menggumamkan sesuatu saat dia meninggalkan tempat itu dengan tangan bertaut di belakang punggungnya. Minglan lebih rendah hati. Dia menyuruh Xiaotao membawa papan caturnya kembali ke kamarnya demi menyelidiki tahapan akhirnya.
Pada saat ini, seseorang dari luar melapor bahwa Cuiwei telah membawa suami dan anaknya kemari.
Sudah beberapa tahun Minglan tak melihat Cuiwei. Sekarang wanita ini sudah melahirkan seorang anak perempuan dan jadi jauh lebih gemuk. Dia tampak rupawan dengan wajah bulat dan kemerahan. Begitu dia melihat Minglan, Cuiwei langsung mulai menangis, yang mana membuat Xiaotao, Luzhi, dan para gadis pelayan lainnya ikut menangis. Gadis-gadis itu mengobrol dan tertawa bersama-sama. Saat Cuiwei membicarakan tentang betapa dia merindukan semua orang, gadis-gadis lain semuanya jadi sangat gembira. Kemudian mereka semua seketika menanyakan tentang apa yang telah terjadi pada Cuiwei akhir-akhir ini.
“Kukira Nyonya Besar Sheng akan mempertahankan Nona di sisinya sedikit lebih lama lagi. Maksud saya, saya kira Anda akan menikah tahun depan. Saat Anda menikah, sudah tidak ada cukup waktu bagi saya untuk kembali ke Ibu Kota!” Cuiwei menyeka air mata di wajahnya dan berkata seraya tersenyum.
“Yah, nyonya kita begitu menarik sehingga tuan kita tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk melamar dia!” Luzhi terkekeh dan berkata demikian.
Cuiwei mengamatinya sambil tersenyum, “Kau masih saja bicara dengan sembarangan. Apa kau tidak takut kalau tak ada seorang pun yang akan menikahimu?”
Luzhi langsung merona. Kemudian dia mengamuk dan maju untuk memukul Cuiwei. Danju, dengan raut tulus di wajahnya, langsung menenangkan gadis yang marah itu. “Adik Luzhi, jangan terlalu cemas. Nyonya kita pasti akan mencarikan pria yang baik untukmu!” Luzhi jadi lebih malu lagi. Kemudian dia mulai mengejar gadis-gadis itu ke sekitaran tempat tersebut.
Setelah mereka menikmati waktu mereka bersama-sama, semua gadis pelayan yang lain pun mengundurkan diri. Minglan hanya memanggil Cuiwei dan suaminya untuk diajak bicara. Suami Cuiwei bernama He Youchang dan merupakan putra dari Pengurus Rumah He yang telah menjaga kediaman tua Sheng di Jin Ling. Pria itu memiliki wajah bulat, tampak rapi dan jujur. Saat pasangan itu berdiri bersama, Minglan mendapati kalau mereka cukup mirip.
“Ayahmu bekerja untuk Nyonya Besar Sheng, jadi aku sangat memercayainya. Kau masih muda, jadi aku akan membiarkanmu mulai bekerja di gerbang rumah. Setelahnya kau bisa belajar tentang kepengaturan. Kau harus tahu bagaimana membaca pikiran orang dan berkata-kata dengan sepatutnya. Bagaimanapun juga, kau setidaknya harus memiliki pandangan menyeluruh atas urusan-urusan di halaman luar.” Setelah obrolan kecil, Minglan mengangkat cangkir teh di tangannya dan berkata perlahan seraya tersenyum, “Putrimu masih terlalu kecil untuk tidak dijagai sepanjang siang dan malam. Jadi Cuiwei bisa mulai bekerja di sisi Istri Liao Yong terlebih dahulu. Bantu aku mengamati para gadis pelayan lain terlebih dahulu. Istri Liao Yong adalah seorang wanita yang pengertian, dia akan tahu apa yang harus dilakukan.”
Cuiwei dan He Yongchang sama-sama adalah orang yang pintar. Mereka sudah tahu tentang situasi di Wisma Gu. Sekarang karena Minglan tak punya siapa pun untuk dipercayai baik di halaman dalam maupun luar, mereka akan menjadi seperrti mata dan telinga Minglan serta mencari tahu latar belakang juga karakter masing-masing pengurus rumah dan juga hubungan antara hal-hal yang terjadi di halaman dalam dan halaman luar. Selama mereka melakukan tugas mereka dengan baik, Minglan pasti akan mempromosikan dan menghadiahi mereka.
Setelah pasangan itu meninggalkan ruangan, mereka menatap pemandangan wisma itu seraya tersenyum sambil bicara antara satu sama lain dengan suara pelan.
“Nyonya kita masih menghargai kenangan-kenangan lama. Kudengar Wang-shi sebenarnya ingin mengantarkan pasangan lain kepada nyonya kita. Tetapi nyonya kita telah memohon kepada Nyonya Besar Sheng untuk membiarkan kita kembali dari Jin Ling.” He Yongchang berkata demikian. Dia adalah seorang pria muda yang mengetahui perbedaan antara menjaga kediaman lama di Jin Ling dan bekerja di sebuah keluarga kenamaan. “Aku harus berterima kasih kepadamu atas hal ini.”
“Kita harus berdedikasi dalam pekerjaan kita dan ikut berbagi beban nyonya kita.” Cuiwei menatap suaminya dengan lembut. Kemudian dia mengangkat kepalanya dan berkata, “Saat aku datang ke halamannya pada waktu itu, dia mengatakan kepadaku, Danju dan gadis-gadis lainnya, ‘Aku akan memberi kalian kewenangan untuk mengatur para gadis pelayan kecil itu. Anggap ini sebagai pembatasan dan juga ujian bagi mereka’. Sekarang tampaknya nyonya kita sudah tahu orang macam apa Yancao sejak awal. Kita harus melakukan pekerjaan kita secara adil. Tidak menjadi masalah bila kita membuat kesalahan ataupun mengacaukan beberapa hal. Tetapi kalau nyonya kita tahu bahwa kita memiliki pemikiran-pemikiran jahat… itulah hal yang takkan pernah ditoleransi oleh nyonya kita!”