Legend of Concubine’s Daughter Minglan - Chapter 193
- Home
- Legend of Concubine’s Daughter Minglan
- Chapter 193 - Mengurus Keluarga, Hai-shi Melahirkan Bayi, Buku Medis Keluarga He (6)
Ada lima orang di dalam ruangan. Nyonya Besar He sedang duduk tegak di bagian tengah dengan dua orang mama yang bisa diandalkan berdiri di kedua sisinya. Nyonya He dan Cao Jinxiu sedang berlutut di lantai dengan air mata menutupi wajah mereka.
“Ibu, kumohon padamu!” Nyonya He menangis dan berkata, “Hukum aku sesuka Ibu kalau Ibu berpikir aku telah melakukan hal yang salah! Tapi kumohon jangan perlakukan Jinxiu seperti ini!”
“Mana berani aku menghukummu?” Nyonya Besar He mengatakan hal itu dengan hawa dingin di wajahnya, “kau adalah ibu Hongwen, seorang wanita yang menepati kata-katanya. Tak peduli siapa pun yang kau ingin Hongwen nikahi, aku tak pernah menghalangi jalanmu. Tetapi karena Selir Cao sudah menikah ke dalam keluarga kita, aku punya hak untuk mendisiplinkan dia. Baikla, Selir Cao, berhenti bengong begitu. Segeralah mengemasi barang-barangmu. Aku ingin kau pergi ke Kolam Batu Putih bersamaku beberapa hari lagi.”
Wajah Cao Jinxiu menjadi pucat pasi. Dia tak pernah berpikir kalau semuanya akan jadi seperti ini. Kemudian dia meringkukkan tubuhnya dan memohon, “Jangan, jangan, Nyonya Besar, kumohon, aku tak sanggup meninggalkan bibiku. Sepupuku tidak ada di sini, aku harus tetap tinggal untuk menjaganya!”
Nyonya Besar He menjawab dengan raut mencibir, “Yang itu kau tak perlu mencemaskannya. Sepupumu telah melakukan perjalanan panjang sepanjang tahun dan aku tak melihat bibimu tak sanggup hidup tanpa dirinya. Bahkan bila kau lebih penting daripada putranya, kupikir dia masih bisa bertahan hidup tanpamu!”
Nyonya He merasa kalau suara itu luar biasa acuh tak acuh. Saat dia menaikkan kepalanya dan melihat ekspresi tegas di mata Nyonya Besar He serta amarah di wajahnya, Nyonya He akhirnya menyadari betapa ibu mertuanya sangat membenci dirinya sekarang meski mereka telah berhubungan baik selama dua puluh tahun. Nyonya He tak bisa menahan tubuhnya melunglai ke tanah. Akan tetapi, tak seorang pun yang maju untuk memapah dia sementara Cao Jinxiu hanya menangis dengan pahit dan keras.
Nyonya Besar He menatap mereka dengan sorot dingin, berkata, “Aku akan berkata jelas padamu hari ini, tak ada yang akan menghentikanku dari membawa Selir Cao bersamaku. Dia sudah menghancurkan sebuah pernikahan bagus untuk Hongwen. Aku tak bisa membiarkan dia menghancurkan seluruh hidup Hongwen! Aku sudah memilih seorang gadis untuk Hongwen. Dia juga berasal dari keluarga medis. Meski keluarganya tidak terlalu berada, aku masih merasa puas dengan gadis ini. Dia mampu, tegas, dan juga tahu bagaimana mengatur keluarga. Ayahnya telah meninggal belum lama yang lalu, jadi dia masih menjalani masa perkabungan saat ini. Aku sudah memperhitungkan harinya. Setelah satu tahun saat Hongwen pulang, mereka bisa menikah pada saat itu.”
Cao Jinxiu yang disergap kesedihan menatap Nyonya Besar He, tak mau percaya dengan apa yang baru saja dia dengar, “Anda, Anda telah menemukan gadis lain untuk sepupuku?” Sebegitu cepatnya?!
“Itu benar.” Nyonya Besar He menatapnya dengan jijik, “Jadi, aku tak bisa membiarkanmu tinggal di sini untuk menyusahkan Hongwen dan istrinya serta mendatangkan kerusakan pada Keluarga He.”
“Tidak. Tidak akan, aku tidak akan menyusahkan mereka!” Cao Jinxiu langsung mendapatkan kembali akal sehatnya dan terus berkowtow, “Aku akan melayani sepupu dan istrinya dengan segenap hatiku! Aku akan memperlakukan istrinya seperti saudariku!”
Nyonya He juga menimpali, “Ibu, Ibu sudah dengar kata-kata Jinxiu, kumohon….”
“Aku tak memercayai dia!” Nyonya Besar He berkata tegas, “Aku tak memercayai satu pun dari kalian!”
Cao Jinxiu dan Nyonya He menatap Nyonya Besar He dengan ngeri. Kemudian Nyonya Besar He berkata perlahan, “Aku ingat dengan jelas bahwa ketika Selir Cao menikah ke dalam keluarga kita, orang-orang dari Keluarga Cao telah bersumpah kalau mereka takkan pernah minta bantuan dari kita. Tapi baru saja lewat beberapa bulan –” Nyonya Besar He menatap Nyonya He dengan galak, berkata, “Katakan kepadaku, berapa banyak perak yang telah kau berikan kepada Keluarga Cao sejak saat itu? Huh! Kau pikir aku takkan mengetahuinya? Orang-orang dari Keluarga Cao telah menulis surat kepada Selir Cao untuk minta bantuan. Kemudian kau langsung memberikan perak itu pada Selir Cao. Setelahnya, keluarga Selir Cao akan menerima uang itu dari Selir Cao. Betapa pintarnya kalian menemukan celah dalam kata-kataku!”
Nyonya He sudah mengetahui kecerdasan ibu mertuanya, jadi dia tak berani berdebat untuk dirinya sendiri. Maka dia hanya menangis dan berkata, “Bagaimanapun juga dia adalah kakakku, aku tak bisa membiarkan dia kelaparan sampai mati! Ibu, aku tahu kalau Ibu adalah wanita yang berhati baik. Mohon kasihanilah mereka….”
“Kelaparan sampai mati?!” Nyonya Besar He mendengus dan berkata, “Saat mereka meninggalkan Ibu Kota, kau sudah mengirimkan cukup perak untuk mereka. Kalau mereka memakai uang itu untuk membeli tanah, mereka akan memiliki lebih dari seratus ekar lahan pertanian. Ditambah dengan perak yang telah kau berikan kepada mereka lagi dan lagi setelahnya, mereka bisa menyebut diri mereka sendiri orang kaya di desa! Tapi apa yang mereka lakukan? Aku sudah mengirim surat untuk menanyakan tentang situasi mereka. Pria-pria dalam Keluarga Cao semuanya menghabiskan waktu mereka dengan pelacur atau melakukan hal-hal mencurigakan sepanjang hari. Kakakmu tersayang itu menjalani kehidupan yang makmur dan bahkan mulai meminjamkan uang untuk mendapat riba. Dia juga memaksa orang-orang yang berhutang uang kepadanya untuk menjual anak-anak mereka! Kau ingin mengasihani mereka? Biar kukatakan ini kepadamu, aku mengasihani babi, anjing, pengemis di Ibu Kota. Tapi aku takkan pernah mengasihani orang-orang dari Keluarga Cao!”
Wajah Cao Jinxiu sepucat mayat setelah dia mendengar hal itu. Bibirnya nyaris berdarah karena dia telah menggigitinya sepanjang waktu. Kemudian dia terpaksa mendebat, “Nyonya Besar, mungkin Anda sudah salah sangka tentang mereka. Orangtuaku memberitahuku kalau mereka telah melakukan pekerjaan bertani sepanjang waktu….”
“Oh benarkah?” Nyonya Besar He tiba-tiba tertawa dan meneruskan, “Kita akan melewati rumah orangtuamu pada perjalanan pulang ke kampung halamanku. Kau bisa pergi memeriksa mereka sendiri. Kalau aku tak mengatakan yang sebenarnya, aku akan mengirimmu pulang ke Ibu Kota saat itu juga. Tapi kalau aku benar, kau akan tinggal di Baishitian selamanya! Bagaimana dengan itu?”
Cao Jinxiu tercekat oleh kata-kata Nyonya Besar He. Setelah dia menggumamkan sesuatu seraya terisak, dia tak pernah mengucapkan apa pun dan hanya berlutut di sana dengan kepala ditundukkan.
Nyonya Besar He memaki dengan penuh kebencian, tak punya niat untuk menutupi penghinaannya terhadap Cao Jinxiu, “Kau sundal berkepala dua! Bahkan kodok di dalam parit yang busuk juga lebih baik daripada dirimu! Kau bahkan tidak pantas untuk bicara padaku! Beraninya kau bermimpi untuk tinggal bersama Hongwen?!”
Cao Jinxiu roboh ke tanah dengan wajah sepenuhnya memerah dan terisak pelan, merasa malu dan geram.
Nyonya Besar He berbalik untuk menatap Nyonya He dan berkata dengan suara berat, “Aku tahu kalau kau telah hidup menjanda pada usia muda, tetapi Keluarga He tak pernah berhutang apa pun kepadamuu. Kau telah diberi perlakuan yang lebih baik sepanjang waktu. Aku bukan orang keras kepala yang membenci selir-selir yang menikah kembali. Tetapi Cao Jinxiu dan keluarganya semuanya adalah orang rendah yang tak punya rasa malu. Kalau Hongwen terjebak dengan mereka, hidupnya akan berantakan!”
Setelah menarik napas, Nyonya Besar He menaikkan suaranya dan menyatakan, “Biarkan aku jujur padamu hari ini. Aku tahu kalau Hongwen adalah putramu, tapi dia juga adalah anak dari Keluarga He. Kau takkan memanfaatkan dia untuk membaik-baiki Keluarga Cao!”
Dengan wajah Nyonya Besar He berubah jadi hijau, Nyonya He jadi amat ketakutan hingga dia hanya bisa gemetaran. Kemudian dia mendongakkan kepalanya dengan sedih untuk menatap Nyonya Besar He, berkata, “Ibu, bagaimana Ibu bisa berkata seperti itu tentang aku? Bagaimana aku bisa punya nyali untuk hidup?”
“Tentu saja kau akan hidup!” Nyonya Besar He menghardik dingin, “Aku pasti akan membawa Selir Cao bersamaku. Aku bersedia menjadi seorang ibu mertua jahat dan melihat kau mati ketimbang melihat Hongwen dibebani olehmu sampai mati karena dia ingin memenuhi baktinya!”
Nyonya He bahkan tak bisa menangis lagi dan hanya menatap Nyonya Besar He dengan panik. Nyonya Besar He berkata dengan seulas senyum ganjil di wajahnya, “Mungkin kau lebih peduli dengan Keluarga Cao ketimbang kepada putramu sendiri. Tapi aku adalah orang berpikiran kelam yang hanya menghargai cucuku sendiri!”
Nyonya He roboh ke tanah dengan terbengong-bengong, merasakan hawa dingin di sekujur tubuhnya. Sementara itu, dia masih bisa mendengar kata-kata Nyonya Besar He, “Ingatlah ini, Keluarga He adalah keluarga kami. Kau hanya seorang wanita yang menikah ke dalam keluarga kami! Bukan merupakan giliranmu untuk memakai uang Keluarga He untuk membantu Keluarga Cao! Reputasi keluarga kita sudah dihancurkan sekali olehmu, aku takkan memercayaimu lagi! Nanti aku membutuhkanmu untuk menyerahkan harta Hongwen kepadaku terlebih dahuku. Saat Hongwen menikah, aku akan memberikan hartanya kepada istrinya. Aku tak bisa menghentikanmu dari memberikan kebaikan pada orang lain dengan maharmu sendiri. Tapi aku ingin kau tahu bahwa begitu kau memberikan semua maharmu, kau tak bisa tinggal di dalam keluarga kami lagi! Juga, kalau Keluarga Cao masih datang untuk mengganggu kita, aku akan memberitahu pemerintahan setempat tentang kejahatan mereka. Aku tak peduli apakah mereka dibunuh atau dipukuli! Mereka harus mendapatkan apa yang patut mereka dapatkan! Aku akan bertanggungjawab atas semua konsekuensinya!”
Sikap mengesankan Nyonya Besar He membuat Nyonya He dan Cao Jingxiu amat ketakutan hingga mereka tak berani mengucapkan sepatah kata pun. Setelah itu, mereka hanya bisa memohon dengan mengibakan tanpa jeda. Akan tetapi,Nyonya Besar He yang sudah menetapkan pikirannya mengabaikan semua permohonan mereka. Cao Jinxiu kemudian tak bisa menahan diri untuk memaki, “Dasar tua bangka….” Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimat itu, Nyonya He langsung menutupi mulutnya. Nyonya He mengetahui sesuatu yang tak diketahui oleh Cao Jinxiu, yaitu bahwa Nyonya Besar He pernah melumuri tangannya dengan darah. Begitu banyak selir, Tongfang, dan anak-anak tidak sah mereka telah menghilang tanpa jejak.
Nyonya Besar He menatap keduanya sambil tersenyum dan mulai menegaskan pada mereka, “Jangan terlalu sentimental. Bukannya seperti kalau aku akan mengurung Selir Cao di kampung halamanku selamanya. Kira-kira delapan hingga sepuluh tahun setelah Hongwen punya anaknya sendiri, aku akan mengirimmu pulang. Kemudian kau bisa bersatu kembali dengannya.”
Saat Nyonya He melihat ekspresi di mata Nyonya Besar He, dia hanya merasakan keputusasaan dalam hati. Nyonya He tahu kalau dirinya takkan hidup lebih lama daripada sepuluh tahun menilik dari kondisi fisiknya. Dia telah berencana untuk membiarkan putranya dan Cao Jinxiu saling mengikatkan diri saat dia masih hidup. Ketika dia mati, maka Cao Jinxiu akan bisa berdiri kokoh di Keluarga He. Namun kini tampaknya ibu mertuanya sedang menantikan kematiannya.
Pada saat itu, putranya dan istri baru putranya akan menjadi pasangan yang penuh kasih dengan anak-anak yang manis. Dan Cao Jinxiu, sebagai seorang wanita tua, takkan pernah disukai lagi oleh He Hongwen. Lalu Keluarga He hanya akan memastikan kalau mereka takkan membuat Cao Jinxiu mati kelaparan.
Nyonya He berada di penghujung akal sehatnya. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. Nyonya Besar He mengamati raut di wajahnya dan membaca isi pikiran menantunya itu. Kemudian Nyonya Besar He mengangkat cangkir teh dengan santai dan berkata perlahan, “Kau lebih baik berhenti berpikir bahwa kau bisa meminta istri Hongwen memohon kepadaku agar melepaskan Cao Jinxiu. Kalau kelak menantumu atau putramu datang kepadaku dan mengatakan padaku kalau mereka ingin Selir Cao kembali, seorang wanita tua bodoh sepertiku takkan berusaha untuk mencari tahu apakah kau berada di belakang semua itu. Aku akan langsung mengirimkan keponakanmu ke biara. Yah, omong-omong, ada tempat di Baishitian seperti Kuil Tong Chu yang didirikan khusus untuk kaum wanita yang telah membuat kesalahan….”
Cao Jinxiu tak sanggup menerima hal ini lagi dan langsung jadi pusing. Sementara itu, Nyonya He, dibuat terbengong-bengong, hanya berdiri diam tanpa bergerak sedikit pun.