Buku Panduan Neraka - Chapter 97
Pada titik ini Su Jin benar-benar tercengang, kalau dia punya kemampuan meramal, maka berarti dia bisa memperkirakan masa depan. Dia akan menjadi tak terkalahkan dalam Tantangan.
Xu Ran bisa menebak apa yang Su Jin pikirkan, jadi dia tertawa dan berkata, “Ini tidak benar-benar sehebat itu. Pertama, iini adalah sesuatu yang hanya bekerja pada orang yang punya ikatan sangat dekat dekat denganmu. Kedua, kau sama sekali tak bisa mengendalikannya. Apa yang kurasakan, dan kapan aku merasakannya, benar-benar acak.”
Su Jin benar-benar merasa getir setelah mendengar Xu Ran menjelaskan tentang batasannya. Kalau tidak kemampuan ini memang tampak agak terlalu fantastis. Tapi bahkan dengan batasan yang ada, ini tetap merupakan suatu kekuatan luar biasa untuk dimiliki. Kekuatan ini bahkan bisa menyelamatkan nyawa.
Xu Ran tampak bersemangat ingin menjelaskan lebih banyak pada Su Jin sebagai caranya untuk berterima kasih di muka karena telah melepaskan Situ Jin, jadi dia meneruskan, “Kekuatan Jiwa Psikokinetik sering dianggap sebagai kekuatan yang tak berguna bukan hanya karena sulit untuk dikembangkan. Ada jenis-jenis Kekuatan Jiwa lain yang sama sulitnya untuk dikembangkan. Perbedaannya adalah bahwa pengalaman yang kau punya dalam mengembangkannya tak bisa ditiru.”
“Apa maksud Anda dengan tak bisa ditiru?” Su Jin menatap Xu Ran.
Xu Ran menjelaskan, “Dengan kata lain, aku tak bisa mengajarkan pengalamanku dalam mengembangkan Kekuatan Psikokinetikku padamu. Kita bisa melakukan hal yang sama persis dan sementara metode ini mungkin bekerja padaku, tapi bisa jadi sama sekali tak bekerja padamu.”
Mata Su Jin melebar. Dia tak tahu kalau Kekuatan Jiwa Psikokinetik juga memiliki batasan ini. Tak heran Kano Mai jadi begitu kecewa ketika mengetahui bahwa dia telah mengaktifkan Kekuatan Jiwa Psikokinetik.
“Tapi kau telah beruntung sejauh ini. Metode-metodemu memang agak berbahaya, tapi bekerja. Itu berati ada banyak metode yang memungkinkan yang bekerja untukmu.” Xu Ran meneruskan, “Jangan remehkan sesuatu seperti keberuntungan. Dalam Tantangan Buku Panduan, orang yang beruntunglah yang mendapat kesempatan untuk selamat. Kau, aku, dan setiap pemilik yang masih hidup semuanya merupakan orang yang sangat beruntung.”
Sertelah berkata demikian, Xu Ran bangkit dan berkata seraya tersenyum, “Kunjunganku agak terlalu mendadak, tapi menurutku kau takkan kecewa padaku gara-gara itu. Aku akan membantumu membereskan kekacauan ini. Pokoknya jangan lupakan kesepakatan kita!”
Su Jin juga bangkit dari kursinya. Dia masih punya banyak pertanyaan tapi dia tak merasa kalau Xu Ran bisa menjawab semuanya, jadi dia pun berkata, “Aku berharap bisa bertemu dengan Anda kembali, dan kuharap kita masih teman ketika itu terjadi.”
“Kuharap juga begitu!” Xu Ran mengangguk. Kemudian dia menjentikkan jarinya dan semua mayat di lantai tiba-tiba berubah menjadi debu, terbang keluar jendela dan lenyap ke angkasa.
Jentikan itu adalah semua yang dibutuhkan oleh Su Jin untuk menyadari bahwa perbedaan antara dirinya dan Xu Ran benar-benar mustahil untuk dibandingkan. Xu Ran sudah berada tinggi di awan, sementara dia baru saja menemukan tali yang perlahan akan mengarahkannya ke awan-awan itu.
Setelah Xu Ran pergi, Su Jin langsung mengirim pesan pada Kano Mai bahwa sudah aman bagi wanita itu untuk kembali sekarang.
Sebuah portal muncul di dalam rumah dan Kano Mai datang berlari keluar. Wanita itu berlari langsung ke arah Su Jin dan memberinya tamparan keras.
Su Jin merasa pipinya seperti terbakar. Kano Mai bukan ahli dalam pertarungan jarak dekat namun tubuhnya telah diperkuat luar biasa seiring dengan berlalunya waktu. Su Jin berpikir bahwa bahkan komando terbaik di militer juga sama sekali bukan tandingan Kano Mai. Sekeras itulah Kano Mai menamparnya.
Dia menatap sedih pada Kano Mai dan mendesah, “Baiklah, baiklah, aku tak seharusnya mengendalikan pikiranmu dan membuatmu melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendakmu. Aku takkan melakukannya lagi, janji.”
“Bukan soal itu!” Kano Mai memelotot marah pada Su Jin dengan matanya yang besar dan indah seraya menggembungkan pipinya. Hidung kecil wanita itu bergetar ketika dia menarik dan menghembuskan napas dengan marah, yang sebenarnya membuat dirinya tampak luar biasa imut.
Su Jin menggaruk kepalanya, kemudian berkata, “Ah, oke, aku mengerti. Lain kali saat kita bertemu bahaya, aku akan pastikan kita melawannya bersama. Paling-paling kita semua akan mati sama-sama, oke?”
“Siapa bilang aku mau mati bersamamu?! Kau… kau bajingan!!” Kano Mai berlari pergi dengan bersungut-sungut, dan meninggalkan Su Jin berdiri kikuk seorang diri.
Su Jin menggosok hidungnya tanpa sadar. Tentu saja dia tahu persis kenapa Kano Mai sangat marah kepadanya. Demi bisa memeperoleh kendali atas pikiran wanita itu, dia sampai harus mengatakan sesuatu seperti itu kepada Kano Mai. Itu benar-benar hal keji untuk dilakukan pada seorang gadis. Tapi masalah yang lebih besar adalah bahwa menilik dari reaksi Kano Mai, tampaknya wanita itu menyukai dirinya.
“Aih! Kenapa tidak ada seorang pun yang menyukaiku ketika kau masih jadi orang biasa yang ada di mana-mana?” Su Jin mendesah muram. Dia cukup bodoh ketika berhubungan dengan hal semacam itu, jadi dia pun memutuskan bahwa dia akan berpura-pura bahwa tak satu pun dari hal ini pernah terjadi dan mungkin Kano Mai juga akan melupakannya seiring dengan waktu.
Tapi kecanggungan di antara mereka tidak hilang hanya karena dia berpura-pura tak terjadi apa-apa. Meski hubungan mereka tidak memburuk, Kano Mai terus bersikap kaku kepadanya.
****
Sekarang adalah malam berhujan di Kota B. seorang pria dengan jaket panjang hitam berjalan menembus hujan seorang diri tanpa bersuara. Wajahnya dilapisi cat kamuflase.
Sejak semula area ini memang cukup terpencil, dan karena sekarang hujan, tak ada seorang pun yang menggunakan jembatan layang tak beratap ini selain pria aneh tersebut.
Mendadak, seorang pria berumur empat puluhan datang dari sisi lain jembatan. Orang itu hampir kehilangan semua rambutnya dan perutnya agak buncit. Dia tak punya payung, jadi sekujur tubuhnya basah kuyup dan satu-satunya benda yang dia punya untuk melindungi kepalanya dari terpaan air yang berjatuhan adalah tas dokumennya.
Mereka berdua sudah hampir saling berpapasan ketika pria yang mengenakan jaket panjang tiba-tiba menghilang. Seakan dia mendadak menguap dan tak ditemukan di mana-mana.
Ekspresi si pria paruh baya berubah serius dan dia menurunkan tangannya lalu menggunakan satu tangan untuk melonggarkan dasinya. Kemuraman di matanya menguat.
Klang! Sebilah pedang yang berkilauan muncul di tengah hujan dan terarah turun pada lengan si pria. Namun ketika bilah pedangnya mengenai lengan si pria, lengannya itu hanya bergetar dan mengeluarkan suara berdentang keras, seakan lengannya terbuat dari baja.
Si pria paruh baya melemparkan tas dokumennya ke udara, kemudian muncul kembali di tempat tas dokumennya akan mendarat dan dalam sekejap menangkapnya kembali.
“Xu Songde, lahir dan besar di Kota B. tujuh bulan lalu, kau cuma seorang pekerja kantoran biasa. Sesuatu telah terjadi pada saat itu dan kau melanjutkan kehidupan lamamu, tapi kau memperoleh uang tunai dalam jumlah amat besar. Aku sudah memeriksa sumber dari uang ini dan semuanya sah. Satu-satunya masalah adalah… uang ini sangat terlalu sah untuk menjadi nyata.” Si pria berjaket panjang muncul kembali. Cat kamuflase di wajahnya tampak benar-benar tak terpengaruh oleh air yang mengguyurnya.
Si pria paruh baya menatap keheranan pada pria lainnya. Kata-kata si pria berjaket panjang memang sangat benar. Hidupnya telah berubah sepenuhnya tujuh bulan yang lalu. Mulanya waktu itu dia hanya seorang pegawai kantoran yang sudah hampir dipecat, tapi suatu hari, sesuatu terjadi dan dia merasa dirinya seakan terlahir kembali.
“Pada hari yang ditakdirkan tujuh bulan yang lalu, kau telah menerima satu salinan Buku Panduan Neraka. Setelah selamat dari bahaya besar, kau pun memperoleh kekuatan. Kekuatan mungkin tidak membuat orang yang lurus semakin lurus lagi, tapi pasti akan membuat orang-orang rendahan menjadi makin keji lagi. Dan kau, Xu Songde! Perbuatan-perbuatan kejimu begitu jahat hingga tak terampuni lagi!” si pria berjaket panjang meneruskan.
Seulas senyum menyebar di wajah Xu Songde. Penampilan jujurnya kini tampak agak gila ketika dia menjilat bibirnya yang basah oleh hujan.
“Perbuatan keji? Aku cuma mencari kesenangan dan hiburan di dunia orang biasa ini. Bagi orang-orang biasa, kita ini seperti dewa. Ketika seorang anak menuang air panas ke dalam sarang semut, akankah kau menganggap hal itu keji? Apa salahnya? Tak bisakah dewa bersenang-senang ketika mereka berada di tengah-tengah manusia biasa? Bagaimana bisa itu disebut keji?” Xu Songde tertawa seperti maniak.
Amarah berkilat di mata pria berjaket panjang itu, sementara Xu Songde meneruskan, “Aku tak tahu kau siapa, tapi kunasihati kau agar menyingkir saja, kalau tidak… kau mungkin akan kehilangan nyawamu!”
“Xu Songde, selama tujuh bulan terakhir ini, kau telah memerkosa dan membunuh 31 orang wanita. Modus operandimu kejam dan tidak manusiawi, jadi hari ini, aku akan menegakkan keadilan atas dirimu!” Sebilah pedang tajam muncul di tangan pria itu dan berkilat menakutkan dalam cahaya redup lampu jalanan.
Xu Songde mendengus meremehkan. “Huh! Dan memangnya kau kira kau itu siapa?!”
Dia mengguncang tas dokumennya hingga terbuka dan sebuah vajra serta Buku Panduannya melayang keluar. Dia menggenggam kedua benda itu dan berlari seperti sambaran petir ke arah pria lainnya.
Si pria berjaket panjang memicingkan matanya. Tubuhnya sedikit bergetar dan berubah menjadi tak lebih dari air hujan, sehingga serangan Xu Songde mendarat pada udara kosong.
“Kekuatan Jiwa? Bukan, ini ilusi!” Mulanya Xu Songde terperanjat, tapi dia segera menyadari kalau ada sesuatu yang salah. Dia menghantamkan vajranya kuat-kuat pada jembatan dan menghantarkan suatu kekuatan besar ke semua penjuru.
Satu bagian air hujan terdistorsi ketika suatu percikan-percikan listrik muncul di jaket panjang si pria lainnya. Kekuatan dari vajra itu telah melontarkannya ke belakang.
Si pria mengernyit. Persis seperti yang telah diperkirakan oleh Xu Songde, kemampuannya untuk menghilang di tengah hujan sebenarnya hanyalah ilusi yang dibuat oleh jaket panjang istimewa ini. Namun kekuatan dari vajranya telah merusak jaket panjang ini.
“Seperti yang selalu kubilang, semakin rumit sebuah perangkat, semakin besar kemungkinannya untuk bermasalah,” gumam pria itu seraya mendesah. Dia melompat kembali dari tanah dan kembali berlari ke arah Xu Songde.
Kini ada seulas senyum mengancam di wajah Xu Songde. Fakta bahwa dia telah selamat dari tujuh tantangan sudah cukup untuk membuktikan betapa kuat dirinya. Pengalamannya memberitahunya bahwa meski penyerangnya ini jelas lebih kuat daripada orang biasa, tetap saja bukan tandingannya.
Dia menerjang ke arah pria berjaket panjang dan keduanya pun berbenturan. Tapi ketika pisau si pria mengenai vajranya, pria itu juga membanting sebuah tabung di tangannya. Suatu bubuk hijau memenuhi udara meski hujan turun dan meledak membentuk awan asap hijau.
“Racun?!” Xu Songde terperanjat dan mendorong si pria lain ke samping sebelum mundur dengan cepat. Tapi dia langsung mulai merasa tidak nyaman. Dia telah menghirup sejumlah asap itu dan bisa merasakan tubuhnya mulai mati rasa. Pria lainnya memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali menerjang Xu Songde. Orang ini tak tampak terpengaruh sama sekali oleh asap hijau ini.
“Prajurit Boneka!” Xu Songde mencengkeram Buku Panduannya kuat-kuat dan beberapa prajurit kayu pun muncul.
“Bunuh dia!” raung Xu Songde.
Pria berjaket panjang melemparkan pisaunya pada para prajurit itu, kemudian mencabut keluar dua pistol dari dalam jaket panjangnya. Suara tembakan pistol yang cepat memenuhi udara ketika prajurit-prajurit kayu itu dipaksa mundur.
Xu Songde punya banyak senjata lainnya, tapi dia adalah orang yang waspada dan memutuskan kalau lebih baik kabur saja karena dirinya sudah keracunan. Karena prajurit-prajurit kayunya membuat si pria lain tetap sibuk, dia pun berbalik untuk kabur.
Tapi si pria lain terus mengawasi Xu Songde. Ketika dia melihat kalau Xu Songde sedang berusaha untuk kabur, dia pun langsung mencabut Buku Panduannya dan mengambil sebutir mutiara bulat. Seketika seberkas cahaya memancar dan berubah menjadi dinding penghalang di sekitar jembatan itu.
Ketika Xu Songde menyadari kalau dirinya terjebak dalam gelembung ini, dia pun langsung berusaha menyerangnya. Tidak terlalu sulit baginya untuk menghancurkan dinding penghalang ini, tapi dia tak bisa melakukannya dalam waktu singkat. Dia menggertakkan giginya dan berseru penuh kebencian, “Kaulah yang ingin mati, jadi jangan salahkan aku kalau bersikap kejam!”