Buku Panduan Neraka - Chapter 96
Di dalam rumah, semua orang sudah berhenti bergerak, bukan karena mereka memutuskan untuk berhenti tapi karena mereka sama sekali tak bisa bergerak. Begitu suara si pria terdengar di dalam rumah, tak ada seorang pun lagi yang bisa bicara.
“Apa yang terjadi?” Su Jin sama tercengangnya. Sudah jelas bahwa semua orang berada di bawah kendali seseorang yang lain. Beberapa dari mereka telah melompat ke udara dan kini masih berada di tengah udara. Semua ini tampak benar-benar sinting bagi Su Jin. Seseorang memiliki kemampuan untuk menghentikan waktu atau apa?
Kalau Su Jin cuma tercengang, Ron dan teman-temannya sepenuhnya ketakutan. Mereka adalah para pemilik Buku Panduan dan diri mereka sendiri saja sudah lebih hebat daripada manusia biasa. Tapi kini, mereka bahkan tak bisa melihat lawan mereka, tapi sekujur tubuh mereka bisa dikendalikan olehnya. Tak bisa mereka bayangkan sekuat apa orang ini pastinya.
Segera mereka mendengar suara seseorang menaiki tangga. Sesaat kemudian seorang pemuda muncul dalam pandangan mereka. Pemuda itu berjalan menghampiri Su Jin, berjongkok di samping Su Jin dan mengangkat tangan Su Jin.
“Halo, margaku Xu. Sebelumnya temanku pernah datang membuat masalah untukmu dan aku ingin minta maaf mewakili dia. Apa aku bisa bicara denganmu?” Si pemuda memasang seulas senyum lebar nan ramah di wajahnya dan tak tampak seperti orang jahat.
“Takutnya aku tak punya waktu untuk bicara denganmu,” ujar Su Jin seraya mendesah.
Si pemuda mendongak menatap Ron dan timnya lalu mengernyit samar. Setelah menatap mereka selama beberapa detik, dia berkata, “Aku kaget karena ternyata ada organisasi semacam itu. Aku tak pernah melihat kalian sebelumnya.”
Dia kemudian menjentikkan jemarinya dan empat dari lima orang itu seketika langsung terkapar tak bernyawa. Suatu pancaran cahaya pelidung berkedip di sekitar Ron, jadi dia tetap tak terluka.
“Kulihat kau punya sesuatu untuk melindungi dirimu sendiri,” gumam si pemuda acuh tak acuh. Pancaran cahaya itu tak mengganggunya sama sekali.
“Xu Ran, kau tak boleh membunuhku! Organisasi kami tak pernah melakukan apa pun yang menyinggungmu! Kalau kau membunuhku, kau cuma cari masalah! Kau tak boleh melakukan itu! Tak boleh!” teriak Ron dengan ngeri.
Ron tahu persis siapa pemuda ini. Sebelum tiba di Tiongkok, dia sudah menerima daftar orang-orang yang tidak boleh mereka singgung. Xu Ran berada tepat di puncak daftar ini.
“Itu tidak benar.” Xu Ran kembali menjentikkan jarinya, menyebabkan cahaya pelindung di sekitar Ron berpencaran, dan pada saat bersamaan juga meremukkan kepala Ron.
Seketika lantainya dilumuri oleh cairan putih kentla yang bercampur darah. Su Jin sudah terbiasa dengan kematian yang kejam dan mengerikan, tapi pemandangan ini tetap membuat dia merasa tidak nyaman.
“Apa sekarang kita bisa bicara?” Xu Ran tersenyum seraya mengangkat satu jari dan Su Jin langsung melayang dari lantai.
Ekspresi Su Jin berubah drastis ketika dia merasakan kekuatan yang menggerakan tubuhnya. Kekuatan ini terasa sama persis dengan psikokinesisnya. Singkatnya, Xu Ran juga adalah orang yang memiliki Kekuatan Jiwa Psikokinesis.
Xu Ran menurunkan Su Jin ke sebuah kursi, kemudian menarik kursi yang tadi dipakai Ron dan duduk di seberang Su Jin.
“Tuan Su, situasimu kelihatannya tidak terlalu bagus. Biar kulihat… hmm, kau sudah sekali menjalani pencerahan. Lumayan juga! Tapi sepertinya kau telah memakai metode yang cukup agresif untuk melatih psikokinesismu. Pada titik ini aku perlu memperingatkanmu bahwa melakukan hal semacam itu sangatlah berbahaya. Kali ini kau cuma lumpuh, tapi lain kali kau mungkin akan mati.” Xu Ran menatap agak penasaran pada Su Jin. Kendalinya atas psikokinesis jauh lebih baik daripada Su Jin, jadi hanya butuh sekali lihat baginya untuk mengetahui apa yang telah terjadi pada Su Jin.
Setelah Su Jin menyadari seberapa jauh lebih kuatnya Xu Ran dalam hal kekuatan psikokinesisnya, dia jadi tak kaget ketika tahu kalau Xu Ran telah bisa membaca dirinya dengan begitu mudah.
“Metode ini mungkin memang telah hampir membuatku kehilangan nyawa, tapi kalau aku tidak melakukan itu, aku pasti akan sudah mati saat ini.” Su Jin kemudian bertanya, “Tuan Xu, kau menyebutkan bahwa kau kemari untuk meminta maaf mewakili temanmu. Temanmu ini….”
“Oh! Itu! Nama temanku adalah Situ Jin dan dia dari Departemen Urusan Supernatural. Dia telah datang membuat masalah untukmu tapi… yah, dia berakhir dengan dapat masalah sendiri.” Xu Ran langsung mulai terkekeh ketika dia bicara tentang bagaimana Situ Jin berakhir dengan menjadi pihak yang kalah.
“Situ Jin?” Su Jin mengernyit dan bertanya, “Tuan Xu, apa Anda benar-benar kemari untuk minta maaf? Atau Anda kemari untuk… memberi pelajaran kepadaku?”
“Oh bukan, tentu saja aku kemari untuk minta maaf! Kalau aku kemari untuk memberi pelajaran kepadamu, takutnya saat ini kau akan sudah mati,” ujar Xu Ran seraya memutar matanya untuk memeragakan seperti apa tampang orang mati. Tapi dia tak kelihatan atau kedengaran mengancam ketika mengucapkan kata-kata itu. Dia hanya mengemukakan kenyataan pada Su Jin.
Su Jin mengangguk dan berkata, “Tuan Xu, Anda telah membantuku menyingkirkan orang-orang ini, jadi Anda bukan hanya telah berjasa besar kepadaku, tapi juga telah menyelamatkan nyawaku. Aku takkan mengejar masalah Tuan Situ lebih jauh lagi.”
Xu Ran mengangguk puas dan berkata, “Bagus sekali! Sejujurnya saja, temanku itu memang agak keras kepala dan kelak dia mungkin akan memberimu masalah lagi. Kuharap kau bisa melepaskan dia demi jasa yang telah kulakukan padamu hari ini.”
Su Jin terdiam sejenak. Pada kali sebelumnya dia telah mengubah ingatan Situ Jin, jadi Situ Jin seharusnya takkan curiga lagi kepadanya. Tapi karena Xu Ran tahu tentang apa yang telah terjadi, mungkin ini berarti bahwa Situ Jin telah memperoleh kembali serangkaian ingatannya yang asli.
“Tuan Xu, apa Anda telah membantu dia memulihkan ingatannya?” Su Jin langsung bertanya.
“Yup.”
“Kalau Anda tak mau aku melukai Tuan Situ dalam cara apa pun, maka kurasa Anda tak seharusnya membantu dia memulihkan kembali ingatannya. Aku tak menganggap kalau mengubah ingatan orang merupakan hal yang patut untuk dilakukan, tapi dalam situasi itu, itulah cara terbaik untuk memastikan dia takkan pernah datang ke rumahku lagi,” ujar Su Jin seraya mengernyit.
Xu Ran menyeringai dan berkata, “Tentu saja aku paham itu, tapi aku punya alasanku sendiri. Sayangnya dia adalah sahabat terbaikku dan aku tak punya pilihan selain bersih-bersih di belakangnya.”
Dia menggelengkan kepalanya dan tampak seperti benar-benar tak bisa berbuat apa-apa untuk membuat situasinya membaik. Su Jin merasa sepertinya bisa memahami bagaimana perasaan Xu Ran.
“Sebenarnya, aku punya cara yang benar-benar bagus untuk memastikan kau takkan pernah perlu khawatir soal aku melukai sahabatmu lagi,” ujar Su Jin.
Xu Ran menatap Su Jin, kemudian meledak tertawa ketika dia menyadari apa yang Su Jin niatkan. “Begini, aku bukan jenis orang yang haus darah. Di samping itu, kita semua adalah pemilik Buku Panduan, jadi kita ada di perahu yang sama. Tak ada perlunya bagi kita untuk saling menyerang satu sama lain.”
Kali ini Su Jin juga terbahak. ‘Yah, menilai dari seberapa mahir dan tegasnya Anda dalam membunuh orang-orang itu, aku tidak terlalu yakin lagi kalau Anda bukan jenis orang yang haus darah.”
Xu Ran melirik pada mayat-mayat yang tergeletak di lantai dan mencibir, “Orang-orang ini adalah anomali di antara para pemilik Buku Panduan, merampok para pemilik lain untuk memperkuat diri mereka sendiri. Yang bahkan lebih parah lagi adalah bahwa mereka melakukan ini di luar semesta Buku Panduan, jadi mereka telah melewati batas. Orang-orang semacam ini cuma minta dibunuh saja.”
Su Jin setuju. Sudah jelas bahwa Xu Ran benar-benar tidak kemari untuk membunuh dirinya. Lagipula, Xu Ran hanya perlu menjentikkan jarinya dan Su Jin akan langsung menghembuskan napas terakhir.
“Pokoknya, kalau temanku itu datang mencarimu, kuharap kau akan berbelas kasihan kepadanya. Untuk menunjukkan rasa terima kasihku, biar aku membayarmu dengan cara ini.” Xu Ran tiba-tiba berdiri, berjalan mendekat, lalu meletakan satu jari pada pelipis Su Jin.
Ada raut bingung di wajah Su Jin tapi sebelum dia bisa bertanya apa yang sedang Xu Ran lakukan, dia merasakan suatu kekuatan besar mengalir dari pelipis ke otaknya.
Otak manusia merupakan organ paling kuat tapi juga paling rapuh. Kalau otak seseorang mengalami kerusakan, maka akan sangat memengaruhi seluruh tubuhnya.
Saat ini, Kekuatan Jiwa Psikokinetik Xu Ran sedang mengaliri otak Su Jin. Su Jin bisa merasakan kekuatan dari Kekuatan Jiwa itu, tapi dia juga bisa merasakan bahwa kekuatan ini tak memiliki niat jahat dan sebenarnya sedang membantu Kekuatan Jiwanya sendiri untuk kembali mengambil kendali atas tubuhnya.
Kekuatan Jiwa Xu Ran tidak mengendalikan tubuh Su Jin secara paksa. Laih-alih, kekuatan itu membantu mendorong Kekuatan Jiwa Su Jin dan membimbingnya menuju arah yang benar.
Di bawah bimbingan Kekuatan Jiwa Xu Ran, perlahan Kekuatan Jiwa Su Jin mulai mengisi tubuhnya dan dia pun bisa mengendalikan kembali gerakannya.
Jemari Su Jin bergerak samar dan raut sukacita menyebar di bawahnya. Kini dia bisa kembali bergerak dengan normal.
Xu Ran menarik kembali Kekuatan Jiwanya keluar dari tubuh Su Jin begitu Su Jin sudah pulih. Dia tersenyum dan berkata, “Ingatlah perasaan itu. Kalau sesuatu yang serupa terjadi lagi, aku yakin sekarang kau bisa memecahkannya sendiri.”
“Terima kasih banyak!” Su Jin benar-benar berterima kasih kepada Xu Ran. Kalau bukan berkat Xu Ran, dia tak tahu kapan dirinya akan bisa kembali mengendalikan tubuhnya. Kalau dia masih lumpuh saat dia harus memulai Tantangannya yang berikutnya, dia akan berada dalam bahaya besar.
“Tak usah berterima kasih padaku. Anggap saja ini sebagai caraku berterima kasih di muka karena telah melepaskan sahabatku. Aku punya firasat buruk kalau dia akan cukup sering mencarimu, jadi harap ingatlah apa yang telah kau janjikan padaku. Kau bisa menghajar dia dan memberinya pelajaran dalam cara apa pun yang kau suka, tapi tak peduli apa pun yang kau lakukan, kumohon jangan bunuh dia,” Xu Ran berkata dengan sangat sungguh-sungguh pada Su Jin.
Su Jin mengangguk, tapi dia masih punya pertanyaan. “Tapi tidakkah Anda berpikir kalau sangat merepotkan untuk menanganinya seperti ini? Maksudku, kalau ada kesalahpahaman antara aku dan Tuan Situ, bukankah akan lebih baik kalau kita menyelesaikan kesalahpahaman itu secara langsung? Atau sungguh, kalau Anda membunuhku saja, Anda takkan pernah perlu mencemaskan soal hal ini lagi. Tidak menjadi jenis orang yang haus darah tak ada hubungannya dengan ini.”
Namun Xu Ran menggelengkan kepalanya dan mendesah. “Ada beberapa hal yang tidak kau mengerti. Kalau aku tak harus melakukannya, aku juga takkan melakukan hal yang tidak perlu. Terlebih lagi, kau punya potensi sangat besar dan aku tak mau membunuh seseorang sepertimu. Juga, kalau Situ Jin kembali membuat masalah untukmu, harap jangan sebut-sebut namaku, oke?”
Su Jin mengangguk setuju. Dia tak mungkin bisa menolak apa pun permintaan Xu Ran, karena Xu Ran baru saja menyelamatkan nyawanya.
Ada satu pertanyaan lagi dalam benak Su Jin. “Apa Anda kemari karena Anda tahu kalau aku berada dalam bahaya?”
Xu Ran mengangguk, terdiam untuk berpikir sejenak, kemudian berkata, “Persis sepertiku, kau telah mengaktifkan Kekuatan Jiwa Psikokinetik. Beberapa orang berpikir kalau ini adalah jenis Kekuatan Jiwa yang tak berguna, yang mana tidak sepenuhnya salah, karena sangat sulit untuk meningkatkan atau mengembangkannya. Tapi begitu kau berhasil menumbuhkannya, Kekuatan Jiwa ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa hebat yang bisa membuat keajaiban.”
“Taois memiliki filosofi tentang ramalan. Kalau seorang kultivator menjadi satu dengan Langit, kau akan bisa merasakan bahaya sebelum bahaya itu terjadi. Ketika Kekuatan Jiwa Psikoknetik mencapai tingkatan tertentu, maka juga akan mampu melakukan hal ini.”
“Aku menemukan tentangmu dari Situ Jin, jadi sejak saat itu aku terus memikirkanmu. Barusan tadi aku merasakan kalau kau mungkin berada dalm bahaya, jadi… aku datang.”