Buku Panduan Neraka - Chapter 95
Si pria pirang cukup tinggi dan berotot, serta kedua belati yang dia genggam, bersinar dengan kilatan hijau. Bilah belatinya jelas telah berlumur racun.
“Bahasa Mandarinmu tidak terlalu buruk, huh!” Su Jin mulanya terkejut pada betapa mahirnya pria pirang ini bicara Bahasa Mandarin, tapi ketika dia ingat bahwa orang itu adalah seorang pemilik Buku Panduan, hal itu tak lagi kelihatan mengagetkan.
“Selain Mandarin, aku juga bisa tujuh bahasa lain. Tapi itu tak penting. Aku dan temanku kemari cuma untuk meminjam beberapa barang.” Si pirang menarik kursi, berbalik, duduk dan menyandarkan lengannya pada sandaran punggung.
“Apa, kau kemari untuk meminjam nyawa kami?” Su Jin merasa kalau dirinya tak tampak terlalu mengesankan karena dia harus digendong oleh Kano Mai.
Si pirang menggelengkan kepalanya dan ekspresinya jadi serius ketika dia berkata, “Kau bisa panggil aku Ron. Pada umumnya, kebijakan kami bukan membunuh orang-orang yang bersedia bekerjasama dengan kami. Kami bukan pembunuh haus darah yang membunuh orang lain secara sia-sia.”
Su Jin mencebik.”Kalau begitu, lantas kenapa teman-temanmu masih bersembunyi di dalam rumah? Sulit bagiku menyebut ini sebagai kebijakan tidak membunuh.”
Ron agak terkejut dan menyimpulkan bahwa kedua orang ini pasti punya suatu kemampuan yang bisa memeriksa sekeliling mereka tanpa menggunakan kamera pengawas. Benda-benda itu tidak berguna, karena pemilik mana pun yang menggunakan barang-barang dan teknik-teknik istimewa mereka tak bisa tertangkap sosoknya oleh kamera.
Tapi dia tidak cemas. Kalau mereka berdua masih bisa lolos dalam situasi semacam itu, dia lebih baik bunuh diri saja.
“Mereka ada di sana cuma untuk jaga-jaga kalau terjadi masalah,” ujar Ron sambil mengangkat bahu.
Su Jin mengerutkan bibirnya, kemudian berkata, “Kalau begitu… apa yang ingin kau pinjam dari kami?”
“Oho! Kami ingin meminjam… semua barang Kekuatan Jiwa dan juga benda-benda berguna lainnya.” Ron menyeringai pada mereka namun menjaga jarak yang cukup dari keduanya, kalau-kalau mereka memutuskan untuk menyerangnya bahkan meski merugikan diri mereka sendiri.
Su Jin dan Kano Mai tak memperkirakan tanggapan ini. Orang-orang ini pada dasarnya adalah sekelompok perampok yang menyasar para pemilik Buku Panduan. Mereka agak terperangah, tapi tidak terlalu kaget. Tidak sulit untuk memahami kenapa orang-orang ini melakukan hal ini. Jauh lebih mudah dan lebih aman kalau merampok barang kepunyaan seseorang daripada berjuang mati-matian melewati Tantangan dan pelan-pelan memakai poin yang diperoleh untuk ditukarkan dengan barang-barang.
“Aku bisa memberimu apa yang kau mau, tapi aku punya pertanyaan. Bagaimana bisa kau berakhir menyasar kami?” tanya Su Jin lirih.
“Kau tak perlu tahu jawabannya. Serahkan semua barang-barangmu sekarang juga!” Kini ada kilat hawa membunuh di mata Ron. Dia jelas sudah kehilangan kesabarannya.
Tapi tak mungkin Su Jin mau menyerahkan semua benda yang dia miliki. Barang-barang itu penting bagi keselamatannya sendiri di dalam dunia Buku Panduan. Selain itu, dia merasa orang-orang ini takkan pergi setelah mengambil barang-barang mereka. Aura membunuh yang mengelilingi Ron sungguh terlalu kuat. Ini bukan cuma berdasarkan dari pengamatan Su Jin, tapi berdasarkan dari apa yang telah dideteksi oleh Kekuatan Jiwa Psikokinetiknya. Kekuatannya itu merasakan sifat haus darah dalam diri orang ini.
Sepertinya tak ada jalan keluar bagi Su Jin. Situasi ini bahkan lebih parah daripada apa pun yang telah dia alami selama menjalani Tantangan Buku Panduan. Tungkai-tungkainya lumpuh, jadi dia telah kehilangan 90% kemampuan bertarungnya. Kekuatan Jiwa Psikokinetiknya kuat, tapi tak mungkin dia bisa membunuh tujuh orang pemilik Buku Panduan dalam sekali gebrak. Menurut perhitungannya, dia mungkin bisa membunuh tiga di antara mereka pada saat yang sama, kemudian dia akan kehabisan Kekuatan Jiwa dan tetap berakhir dibunuh oleh pemilik-pemilik lainnya.
“Mai, ada sesuatu yang selama ini belum sempat kukatakan padamu,” tiba-tiba Su Jin berkata pada Kano Mai.
Kano Mai menatap bingung pada Su Jin dengan kaget. Ron juga sama kagetnya karena Su Jin tidak lebih mencemaskan soal situasi yang dialaminya saat ini. Kano Mai menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Apa?”
“Sebenarnya… aku… aku selalu menyukaimu!” Su Jin berkata tiba-tiba.
Sekujur tubuh Kano Mai bergetar secara harafiah. Itu adalah hal terakhir yang dia harap akan Su Jin katakan. Dia tahu betapa besar rasa suka Su Jin kepada Ye Yun.
Namun Su Jin tersenyum lemah dan berkata kepadanya, “Turunkan aku.”
Kano Mai langsung menurunkannya. Ron menatap keheranan pada pasangan di hadapannya. Kok bisa-bisanya saat ini dianggap sebagai saat yang tepat untuk mesra-mesraan?
“Mai, dibandingkan dengan hal-hal itu, tetap hidup itu lebih penting! Beri mereka apa pun yang mereka inginkan! Juga, bantu aku mengeluarkan Buku Panduanku,” ujar Su Jin seraya mendesah, seakan dia sudah pasrah pada nasibnya dan benar-benar siap untuk menyerahkan semua yang dia punya kepada para perampok itu.
Kano Mai membantu Su Jin mengambil Buku Panduannya dan Ron mengawasi Su Jin dengan sangat seksama untuk memastikan Su Jin tidak coba-coba melakukan yang tidak-tidak, karena Su Jin harus mengeluarkan Buku Panduannya untuk melakukan transaksi ini dan dia mungkin akan mencoba menyerang.
Tapi yang membingungkan Ron adalah kenapa Su Jin berada kondisi ini. Ron sudah pernah melihat Su Jin sebelumnya dan Su Jin bisa bergerak dengan sempurna. Bagaimana bisa dia tiba-tiba jadi lumpuh?
Kemudian lagi, hal itu bukan urusan Ron. Dia menyimpulkan bahwa Su Jin telah mengalami suatu kecelakaan di dunia nyata dan terluka parah. Dengan kata lain, bahkan meski Ron tidak datang mencarinya, Su Jin pasti akan mati pada Tantangannya yang berikutnya. Seseorang yang lumpuh total takkan pernah bisa selamat dalam Tantangan Buku Panduan.
Persis pada saat itulah, Kano Mai tiba-tiba melakukan sesuatu pada Buku Panduan. Sebuah pintu portal tiba-tiba muncul dan Kano Mai langsung melompat masuk ke dalamnya.
“Bar Neraka!” Semuanya terjadi terlalu cepat dan Kano Mai telah menghilang pada saat Ron berteriak.
Ada senyum puas di wajah Su Jin setelah Kano Mai melompat masuk. Kalau kata-kata itu tak mengalihkan perhatian Kano Mai dan membuatnya terguncang, dia takkan dapat kesempatan untuk mengendalikan pikiran wanita itu.
Kano Mai adalah orang yang telah melalui beberapa Tantangan dan memiliki tekad yang sangat kuat. Sama sekali tidak mudah untuk mengendalikan seseorang seperti dirinya. Tapi pernyataan cinta dadakan Su Jin telah amat mengejutkan Kano Mai sehingga Su Jin bisa mengendalikan pikirannya dan membuat wanita itu memasuki Bar Neraka bertentangan dengan keinginannya.
Di dalam Bar Neraka, Kano Mai nyaris jadi gila ketika dia menyadari apa yang baru saja terjadi dan ingin memelesat keluar lagi, tapi suara Su Jin bergema di dalam kepalanya, “Gadis bodoh, kau TIDAK boleh kembali! Aku punya cara untuk melindungi diriku sendiri. Kalau kau kembali, kau cuma akan mengacaukan rencanaku. Lebih percaya sedikit pada ketua timmu!”
Su Jin telah meninggalkan pesan pada Kano Mai ketika dia mengirim wanita itu memasuki Bar Neraka karena dia takut Kano Mai akan langsung melompat keluar lagi dan semua upayanya akan jadi sia-sia.
Kembali ke dalam rumah, Su Jin memasang raut puas di wajahnya karena dia telah menggunakan psikokinesisnya dengan sempurna. Memakainya untuk mengendalikan pikiran orang lain bukanlah teknik yang pernah dia pelajari atau latih sebelumnya. Mencobanya pada Kano Mai merupakan upaya penghabisan, tapi ternyata hasilnya lebih baik daripada yang dia harapkan.
Ron murka ketika dia melontarkan tatapan setajam belati pada Su Jin. Tak bisa dia percaya kalau salah satu dari kedua orang itu berhasil kabur walaupun dipojokkan seperti ini. Kalau ada orang lain yang mengetahui tentang hal ini, maka akan memalukan sekali. Untung saja, ini adalah operasi pribadinya sendiri, jadi tak ada orang lain yang tahu selain kelompok kecilnya sendiri.
Sebenarnya, Ron sampai mengincar Su Jin adalah karena dirinya merupakan bagian dari kelompok yang mengawasi Panti Asuhan Sinar Bintang. Mereka cukup yakin bahwa siapa pun yang berhubungan dengan Ye Yun bukanlah orang biasa.
Ron seharusnya melaporkan penemuan semacam ini kepada organisasi tempatnya bergabung, tapi dia merasa kalau takkan terlalu sulit untuk menangani Su Jin sendiri. Bagaimanapun juga, kalau dia berhasil menghabisi Su Jin secara diam-diam, semua yang Su Jin miliki akan menjadi miliknya dan dia takkan harus cuma menerima apa yang diizinkan oleh organisasi untuk dia terima.
“Bagus! Bagus sekali! Rekanmu baru saja kabur tapi aku sangat meragukan kalau kau bisa melakukannya dalam kondisi ini. Apa akhirnya kau siap untuk bekerjasama?” tanya Ron seraya berusaha menekan amarahnya.
“Tentu tidak!” Su Jin memasang tampang meledek seraya memberi perintah, “Zirah Emas! Rumor!”
Pancaran cahaya emas berkelebatan ketika Zirah Emas menyelimuti Su Jin. Ron memaki dalam hati. Dia tak menyangka kalau Su Jin masih memilih untuk balas menyerang bahkan pada tahap ini.
“Ringkus dia!” teriak Ron. Ron tak bisa membunuh Su Jin sekarang karena begitu Su Jin mati, Buku Panduan dan semua barang yang ada di dalamnya juga akan ikut menghilang. Dia harus menahan Su Jin dan terus menyiksanya hingga menyerahkan semua barangnya. Ron sangat yakin kalau tak ada seorang pun yang akan bisa bertahan terhadap taktiknya.
“Hawa Penguasa!” Su Jin langsung mengaktifkan kemampuan zirahnya, menghantarkan sebuah kekuatan yang tak terlihat dari tubuhnya. Ketujuh pemilik itu tertegun dan dunia mereka serasa berpusing selama satu detik.
“Bergerak! Bergerak!” Su Jin menggertakkan giginya dan keringat menetes-netes dari dahinya ketika dia mengisi Rumor dengan Kekuatan Jiwa Psikokinetiknya. Dia tak bisa bergerak, jadi Rumor adalah satu-satunya harapannya.
Rumor mulai bergerak, membuat Su Jin kegirangan. Dia benar ketika meyakini bahwa dirinya tidak sepenuhnya tak berdaya. Dan bahkan meski dia mati, dia akan menyeret beberapa dari mereka untuk ikut binasa bersamanya.
Tapi persis pada saat itulah, Ron dan yang lainnya tersentak sadar dari rasa pusing mereka. Mereka dibuat amat ngeri dengan apa yang baru saja terjadi pada mereka. Kalau sampai ada pemilik lain di sini ketika mereka mengalami kepusingan itu, setidaknya saat ini salah satu dari mereka akan sudah mati. Begitu mereka sadar dari kondisi linglung, mereka menyerbu ke arah Su Jin dan tak bisa melihat hal lain selain dirinya.
“Waktunya mati!” Rumor terlontar terbang dengan segenap sisa Kekuatan Jiwa Su Jin.
Ketujuh pemilik itu merasa seakan mereka tak bisa mengendalikan tubuh mereka lagi dan Rumor pun memelesat tepat menembus dua jantung di antara mereka.
“Sial!” Su Jin merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Bagaimanapun juga dia telah menilai dirinya sendiri terlalu tinggi. Bahkan dengan bantuan Rumor, dia hanya bisa membunuh dua di antara mereka.
Lima orang sisanya kini merasa lebih ngeri lagi. Su Jin ternyata jauh lebih kuat daripada yang telah mereka perkirakan dan kemungkinan kalau Su Jin adalah seorang veteran bahkan tak pernah terlintas dalam benak mereka. Sebenarnya, kalau Su Jin bisa bergerak sepenuhnya, saat ini mereka semua akan sudah mati.
“Apa yang kalian takutkan? Lantas kenapa kalau dia adalah veteran? Dia itu cuma seorang lumpuh! Tangkap dia!” seru Ron. Dia takut kalau timnya akan kehilangan moral karena Su Jin adalah seorang veteran. Bagaimanapun juga, organisasi pasti akan mengirim tim yang berbeda untuk menangani para veteran.
Su Jin terbaring di lantai dengan keputusasaan di matanya. Dia selalu mengira kalau dirinya akan berakhir mati di dalam Tantangan. Tapi sekarang, tampaknya dia akan mati di dunia nyata.
Lima orang lainnya merasa lega ketika mereka melihat keputusasaan di mata Su Jin. Itu berarti bahwa Su Jin tak bisa lagi mempertahankan dirinya dan telah menyerah, jadi mereka pun kembali menerjang ke arah Su Jin.
Persis pada saat itulah, bel pintu berdering dan suara seorang laki-laki memanggil, “Halo! Apa Tuan Su Jin ada di rumah?”