Buku Panduan Neraka - Chapter 81
Sejenak sang Pangeran Tertegun, kemudian dia menatap keheranan pada Su Jin seraya bertanya dengan suara galak, “Siapa kau?”
“Siapa aku? Heh heh… wah, wah, kau memang adalah setengah dewa, bahkan meski kau mencapai tahap ini secara susah payah dengan memakai pusaka khusus. Kau tidak terlalu kuat, tapi setidaknya kekuatanmu nyata!” Su Jin tersenyum keji seraya mengedarkan pandangan agak penasaran ke sekitar istana dan berjalan-jalan dengan cueknya seakan sang Pangeran setengah dewa bukan siapa-siapa baginya.
“Kau setengah dewa buatan! Beraninya kau bersikap selancang itu pada sesosok dewa yang sesungguhnya!” Tiba-tiba Su Jin berseru kepada sang Pangeran dan memelototinya dengan garang, seakan tatapannya saja sudah bisa membakar habis sang Pangeran setengah dewa di tempatnya berada.
Sang Pangeran bergidik ketika dia menatap ngeri pada Su Jin dan menggumam, “Kau.. kau adalah dewa yang sesungguhnya! Tapi itu… tapi itu mustahil! Setelah zaman itu berakhir, semua dewa telah menghilang, jadi bagaimana… bagaimana seseorang dalam tingkatan dewa bisa muncul di sini?”
“Persis seperti yang kau katakan, dasar tolol! Para dewa tak pernah menghilang. Mereka hanya pergi untuk tidur panjang. Tubuh ini adalah sebuah alat yang luar biasa penting bagiku, jadi kalau kau berani menghancurkan dia, aku akan membantaimu!” Su Jin sedikit memicingkan matanya yang berkilat dengan hawa membunuh.
Mulanya sang Pangeran ketakutan, tapi segera dia meraih kembali ketenangannya. Dia menatap lurus ke arah Su Jin dan berkata, “Kau sedang berusaha menipuku. Ini bukan duniamu. Bahkan meski kau dulunya adalah dewa, di sini kau bukan tandinganku. Dan kau kira kau bisa benar-benar membantaiku? Ha! Kalau kau mampu melakukannya, kau takkan perlu merasuki manusia ini dan berusaha menyelamatkan dia.”
Sang Pangeran cukup percaya diri akan hal ini. Pada zaman dahulu kala, dunia dongeng memiliki banyak orang yang telah mencapai tingkatan dewa. Beberapa dari leluhurnya sendiri juga telah mencapai alam itu. Namun seiring dengan berlalunya waktu, dewa-dewa ini mati. Waktu telah berlaku kejam kepada mereka, namun legenda-legenda tentang mereka terus diturunkan dari generasi ke generasi. Sebagai tokoh utama dari Dunia Dongeng, Pangeran Tampan sangat mengenal konsep dewa ini.
Dan kini, dia telah mencapai status setengah dewa dan ini adalah dunianya, jadi bahkan meski Raja Iblis berada dalam tingkat dewa, sang Raja Iblis mungkin tak bisa melakukan apa-apa terhadap dirinya bahkan meski sang Raja Iblis muncul dalam wujud aslinya.
Namun sang Raja Iblis tidak ada di sini. Hanya secercah dari kesadarannya yang telah merasuki Su Jin, jadi hal itu tak memberikan ancaman bagi sang Pangeran.
“Apa kau benar-benar berpikir demikian?” Su Jin, atau lebih tepatnya, sang Raja Iblis, mendengus. Memang benar kalau dia telah merasuki Su Jin demi menjaga agar Su Jin tetap hidup, karena dia membutuhkan Su Jin agar terus bekerja untuknya.
Mulanya sang Raja Iblis berharap bisa menggunakan Kekuatan Jiwa Raja Iblisnya untuk perlahan-lahan mengambil alih kehendak Su Jin dan pada akhirnya mengambil alih kendali atas tubuh Su Jin, namun dari semua hal yang bisa terjadi, Su Jin malah mengaktifkan Kekuatan Jiwa yang mampu melawan Kekuatan Jiwa Raja Iblisnya.
Kekuatan Jiwa jenis lain mana pun pasti akan bekerja dengan baik, namun Su Jin malah memiliki Kekuatan Jiwa Psikokinetik.
Kekuatan Jiwa Psikokinetik dianggap sebagai sebuah Kekuatan Jiwa tingkat tinggi dan salah satu dari karakteristik istimewanya adalah ketangguhannya. Ketika Su Jin memakai Kekuatan Jiwa Raja Iblis untuk pertama kalinya setelah dia mengaktikan Kekuatan Jiwa Psikokinetiknya, efek dari Kekuatan Jiwa Raja Iblis telah ditekan oleh Kekuatan Jiwa Psikokinetik dalam jumlah yang sangat kecil. Bukan hanya Kekuatan Jiwa Raja Iblis telah gagal mengambil alih Su Jin, tetapi juga telah menjadi satu cara bagi Su Jin untuk meningkatkan batas atas Kekuatan Jiwa Psikokinetiknya.
Sang Raja Iblis hampir merasa putus asa ketika dia menyadari apa yang telah terjadi, namun tiba-tiba urusannya jadi semakin runyam. Sesosok setengah dewa muncul di dalam kisah dongeng, yang merupakan sesuatu yang bahkan tidak bisa diperkirakan oleh kedua sekutu sang Raja Iblis.
Demi untuk melawan setengah dewa ini, Su Jin tak punya pilihan selain menggunakan Serangan Raja Iblis dan Raungan Raja Iblis beberapa kali. Kekuatan Jiwa Psikokinetiknya sudah hampir tak tersisa dan tak mampu menangkal efek dari Kekuatan Jiwa Raja Iblis, yang mana memberi Raja Iblis kesempatan untuk merasuki tubuh Su Jin.
Dalam situasi normal, Raja Iblis takkan peduli tentang menyelamatkan seorang manusia biasa seperti Su Jin. Namun dia membutuhkan bantuan Su Jin untuk menemukan cara demi membebaskan dirinya, jadi bahkan meski dia enggan melakukannya, dia tak punya pilihan selain berusaha menyelamatkan Su Jin dari situasi rumit ini.
Namun ini juga berkat kesepakatan yang telah dia buat dengan kedua sekutunya dari Dunia Dongeng. Kalau tidak, tak mungkin Raja Iblis bisa merasuki tubuh Su Jin karena Su Jin tidak berada di dalam dunia sang Raja Iblis.
Persis seperti yang telah dinyatakan oleh sang Pangeran, memang hampir mustahil bagi Raja Iblis bahkan untuk muncul di dunia ini, apalagi melawan sesosok setengah dewa yang merupakan bagian dari dunia ini. Fakta ini benar-benar membuat Raja Iblis murka. Bagaimanapun juga, ketika sang Raja Iblis berada di puncak kekuatannya, dia bisa membunuh sesosok setengah dewa dengan satu jentikan jarinya, apalagi sesosok setengah dewa buatan seperti Pangeran Tampan, yang telah secara paksa memakai pusaka khusus untuk meningkatkan kekuatannya supaya menjadi setara dengan sesosok setengah dewa.
“Tidak? Aku akan membunuh dia sekarang juga! Kalau kau benar-benar sehebat itu, coba saja hentikan aku!” Sang Pangeran amat sangat percaya diri. Dia menggenggam pedangnya dengan satu tangan, kemudian mencengkeram udara dengan tangan lainnya, dan sebatang tombak hitam pun muncul di tangannya.
Sang Raja Iblis mengernyit, kemudian tiba-tiba berkata, “Dasar setengah dewa tolol! Kalau kau membunuh tubuhku ini, maka kau akan kehilangan satu-satunya kesempatan yang kau punya untuk menemukan bagaimana cara untuk menjadi dewa!”
“Apa katamu barusan?!” Sang Pangeran gemetar dengan syok.
Sang Raja Iblis terkekeh. “Bukankah itu adalah sesuatu yang selalu ingin kau ketahui? Setelah semua dewa di Dunia Dongeng mati, kau tak punya jalan untuk mencari tahu bagaimana mereka menjadi dewa, kan? Kalau kau bersedia meninggalkan tempat ini sekarang juga, aku bisa memberitahukan caranya padamu.”
Sang Pangeran gemetar lebih hebat lagi. Menjadi dewa merupakan sesuatu yang telah dia kejar seumur hidupnya. Baik pencariannya akan daging putri duyung serta ritual gila memberi makan sepatu kaca dengan daging dan darah para wanita merupakan bagian dari pencariannya untuk menjadi dewa.
“Kau… kalau kau benar-benar memberitahuku bagaimana cara untuk bisa menjadi dewa, aku akan meninggalkan tempat ini!” Sang Pangeran mulai goyah. Persis seperti yang telah dikatakan oleh Raja Iblis, setelah para dewa di dunia ini mati, impiannya untuk menjadi dewa menjadi sebuah mimpi yang mustahil karena dia sama sekali tak tahu di mana harus memulai dan ke mana arah yang harus diambil.
Sang Raja Iblis memberi anggukan puas kepada sang Pangeran dan berkata, “Bagus sekali. Dewa tak bisa berbohong, aku yakin kau sudah tahu hal itu. Kemarilah dan aku akan memberitahumu bagaimana cara untuk menjadi dewa.”
Sang Pangeran mengangguk. Dia sudah pernah mendengar tentang hal itu dalam berbagai legenda. Dia berjalan mendekati sang Raja Iblis dan sang Raja Iblis berbisik ke telinganya.
Setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Raja Iblis, sang Pangeran jadi syok luar biasa. “Begitu… begitukah caranya untuk menjadi dewa?!” Sang Pangeran merasa tak percaya.
“Menurutmu bagaimana lagi orang bisa menjadi dewa? Para dewa adalah makhluk-makhluk yang tak berperasaan! Pokoknya, begitulah caraku menjadi dewa. Kau mau melakukannya atau tidak terserah padamu!” sentak sang Raja Iblis seraya melambaikan tangannya untuk menggusah pergi sang Pangeran. “Sudah saatnya kau meninggalkan tempat ini. Itulah yang kau janjikan padaku!”
Sang Pangeran pergi dengan syok, dan begitu dia sudah pergi, tiba-tiba sang Raja Iblis mulai tersenyum gembira pada dirinya sendiri. “Dewa tidak berbohong, tapi… aku adalah Raja Iblis, jadi aku tak tunduk pada hal itu. Tapi aku tak bisa menyalahkan dia karena sudah tertipu – Dunia Dongeng kan tidak punya Raja Iblis!”
Sang Raja Iblis mengedarkan pandangan pada kekacauan di sekitarnya, kemudian menyentuh dahinya dengan satu jari. Satu mata Su Jin langsung kembali ke normal, tapi kini dia bahkan tampak lebih menakutkan lagi. Mata kirinya normal, tapi mata kanannya hitam sepenuhnya, seakan dia adalah sesosok iblis penghisap jiwa.
“Keluar dari tubuhku!” teriak Su Jin. Dia telah memperoleh kembali kesadarannya tapi dia tak punya kendali sedikit pun atas tubuhnya sendiri. Sang Raja Iblis terlalu kuat, jadi bahkan meski sang Raja Iblis hanya mengirim secercah kesadarannya ke dunia ini, tapi sudah cukup untuk sepenuhnya menekan kesadaran Su Jin. Kalau sang Raja Iblis tidak mengizinkan Su Jin terbangun, Su Jin bisa saja tertidur selamanya.
“Kenapa kau begitu marah? Kalau aku tidak menyelamatkanmu, kau akan sudah menjadi seperti salah satu dari mayat-mayat yang ada di sini,” Su Jin bicara dengan suara sang Raja Iblis. Tubuhnya kini dirasuki oleh dua jiwa yang berbeda.
Su Jin terdiam. Memang benar bahwa jika sang Raja Iblis tidak ikut campur tepat waktu, mereka semua pasti sudah mati. Tapi Su Jin dapat perasaan buruk soal ini.
“Sekarang apa yang ingin kau lakukan? Apa kau berniat merasuki tubuhku?” tanya Su Jin.
“Tolong ya, aku ini dewa, kau tahu? Bagaimana bisa kau memandang sesosok dewa serendah itu? Kita punya kesepakatan sebelumnya dan semua yang kuinginkan adalah agar kau membantuku memperoleh kembali kebebasanku. Aku tak peduli soal yang lainnya,” ujar sang Raja Iblis dengan suara yang kedengaran tulus.
Su Jin merasa seakan sang Raja Iblis sedang mengejek kecerdasannya dan langsung bicara pada intinya, “Begitukah? Kau telah menggunakan Kekuatan Jiwamu untuk menggerogotiku! Itu jelas-jelas merupakan upaya untuk mengambil alih kendali atas tubuhku! Kalau aku tidak mengaktifkan Kekuatan Jiwa Psikokinetik, kau pasti sudah menjadi pemilik dari tubuh ini, kan?”
“Aww… jangan terlalu sensitif begitu, aku cuma kebetulan memiliki jenis Kekuatan Jiwa yang sangat menular. Selain itu, kurasa kau sudah lupa sepenuhnya soal membantuku meraih kembali kebebasanku, bukan begitu? Kita ini tak ada yang lebih baik satu sama lain,” ujar sang Raja Iblis seraya tersenyum.
Su Jin tak bisa memungkiri hal ini. Mereka berdua memang telah saling bermuslihat satu sama lain sejak dari awal mula. Su Jin telah berharap bisa menggunakan kekuatan Raja Iblis untuk selamat dari Tantangan-tantangan Buku Panduan dan dia memang telah berhasil keluar dari beberapa situasi yang membahayakan nyawa dengan kekuatan ini. Di sisi lain, Raja Iblis ingin mengambil alih kendali atas tubuhnya, tapi malang bagi sang Raja Iblis, Su Jin telah mengaktifkan Kekuatan Jiwa Psikokinesis.
“Baiklah. Sekarang apa maumu?” tanya Su Jin lirih.
“Aku cuma ingin kau mencari cara agar aku bisa keluar! Cuma itulah yang kuinginkan sejak awal…,” ujar sang Raja Iblis dengan suara yang kedengaran mengibakan, seakan dia telah mengalami penderitaan yang luar biasa.
Su Jin tak terpengaruh. “Bahkan meski aku ingin melakukannya, sekarang ini aku tak cukup kuat. Kau harus memberiku waktu!”
“Tentu, tentu. Aku ini bukan klien yang tak masuk akal. Aku akan memberimu waktu dan aku bahkan akan memberimu beberapa keuntungan lainnya,” jawab sang Raja Iblis.
“Keuntungan lainnya?”
“Bukankah kau membutuhkan Kekuatan Jiwaku untuk melatih kekuatanmu sendiri? Aku bisa memodifikasi Mata Raja Iblis sehingga bisa memulihkan sendiri Kekuatan Jiwa Raja Iblis. Dengan begitu, kau tak perlu takut akan kehabisan Kekuatan Jiwa Raja Iblis untuk melatih Kekuatan Jiwa Psikokinetikmu.”
Su Jin terdiam sejenak. Raja Iblis menawarkan sesuatu yang kedengaran terlalu bagus untuk jadi kenyataan kepadanya.
“Jadi… apa yang kau butuhkan dariku sebagai gantinya?” Su Jin tak mau bicara berputar-putar.
“Haha! Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, kau itu orang yang sangat cerdas! Tentu saja, demi untuk memastikan kau tak pernah melupakan janjimu padaku, aku… menginginkan jantung hatimu!” ujar sang Raja Iblis.
Su Jin tertegun dan bertanya keheranan, “Maksudmu ini… harafiah? Atau cuma istilah?”
“Harafiah. Aku akan mengambil jantungmu yang sungguhan untuk memastikan kau bekerja keras dan jujur kepadaku!” ujar sang Raja Iblis.
“Tapi tanpa jantung, aku akan mati! Kalau begitu bagaimana aku bisa bekerja?” Su Jin masih kebingungan.
“Jangan cemaskan soal itu! Tentu saja aku takkan membiarkanmu mati. Benda ini akan menggantikan jantungmu untuk sementara dan menjagamu tetap hidup.” Sang Raja Iblis mengeluarkan sebuah bola bulat, yang sebenarnya adalah Mata Raja Iblis.
Sang Raja Iblis menghujamkan sebelah tangannya tepat menembus dada Su Jin untuk mencabut jantung merahnya yang masih berdetak, kemudian menggunakan tangan yang lain untuk menanamkan Mata Raja Iblis kembali ke tempat di mana jantungnya seharusnya berada.
Su Jin merasa seakan jiwanya akan tercerai-berai selama proses ini berlangsung. Jantungnya dikorek keluar memberikan rasa sakit tak tertahankan baginya, namun begitu Mata Raja Iblis telah menggantikan jantungnya, semuanya pun kembali ke normal.
“Sudah beres kalau begitu, aku pergi sekarang. Kuharap kau akan bisa melanjutkan perjalananmu melalui dunia Buku Panduan Neraka dengan cara seperti ini. Tapi aku ingin mengingatkanmu bahwa saat ini aku tidak berada dalam kondisi yang terlalu bagus. Kalau kau terlalu lama dalam mencarikanku jalan keluar, aku akan berubah menjadi debu. Jantungmu juga akan berubah menjadi debu bersama denganku dan Mata Raja Iblis juga akan kehilangan sumber kekuatannya, jadi kau juga akan mati!” ujar sang Raja Iblis tepat sebelum pergi. “Jadi… bekerja keraslah! Sisa waktumu tidak banyak!”