Buku Panduan Neraka - Chapter 82
Sebuah pekarangan kecil berdiri sendirian pada sekeping patahan di dalam kehampaan. Seorang wanita yang hanya memiliki satu mata tersenyum menakutkan dan membuka telapak tangannya. Darah langsung berkumpul pada tangannya untuk perlahan membentuk sebuah jantung yang berdetak.
“Anak muda, aku mengandalkanmu!” Si wanita bermata satu berbalik untuk berjalan kembali ke dalam kamarnya. Sedikit lagi bagian dari pekarangannya tampak telah menghilang.
Sementara itu, Su Jin sudah sepenuhnya memperoleh kendali atas tubuhnya sendiri. Mata yang telah berubah hitam sepenuhnya juga perlahan kembali ke normal, tapi Su Jin tak merasa lebih gembira sedikit pun meski ini dirinya jadi lebih kuat.
Dengan Mata Raja Iblis di dalam tubuhnya, kini dia sepenuhnya terikat dengan Raja Iblis dan bahkan tak punya kesempatan untuk menolak. Kalau dia menolak, sang Raja Iblis mungkin akan sudah menghancurkan dirinya.
“Oh, sudahlah. Aku tinggal berjalan selangkah demi selangkah saja.” Su Jin sangat lelah dengan semua ini. Dia melihat kalau Chu Yi dan Ning Meng sedang terbaring tak sadarkan diri di lantai, sementara Gu Ming dan Liu Jingjing sudah mati.
Karena sang Pangeran sudah pergi, mayat wanita yang mengenakan sepatu kaca itu tak lagi menjadi ancaman karena cuma terbaring tak bernyawa di lantai. Su Jin mengambil sepatu kaca dari kakinya dan muncullah kilatan cahaya putih ketika semua orang yang selamat dari kisah ini dikirim kembali ke tempat mereka mulai.
Su Jin membangunkan Chu Yi dan Ning Meng. Dia harus mencari tahu dari mereka kenapa Gu Ming dan Liu Jingjing mati. Kesadaran Su Jin telah ditekan pada saat itu dan dia tak tahu apa yang telah terjadi.
“Misi pribadi?” Su Jin terkejut mendengar hal ini. Dia tahu bahwa misi-misi semacam itu memang ada setelah pengalamannya di Kuil Muasal Langit, tapi misi ini diberikan kepada para pemilik di awal Tantangan, tidak muncul mendadak di tengah-tengah Tantangan. Ada sesuatu yang sepertinya tidak benar di sini.
Dengan memberikan misi-misi pribadi ini pada awal misi, hal itu memberi pemilik-pemilik lainnya waktu untuk menemukan siapa yang merupakan kawan dan siapa yang merupakan lawan. Sebaliknya, memberikan misi pribadi seperti itu di tengah-tengah Tantangan jelas akan memantik perang di antara para pemilik pada saat itu juga.
Tantangan-tantangan Buku Panduan memang mengerikan, tapi selalu ada kesempatan untuk selamat, asalkan orang bisa menemukan kombinasi keputusan yang tepat. Tak satu pun dari misi mereka akan menghasilkan kematian seketika. Tapi misi pribadi ini jelas-jelas langsung membuat para pemilik membunuh pemilik lainnya.
“Aku juga mendapat misi pribadi ini, tapi aku tak menyangka kalau mereka akan….” Ning Meng masih tampak gundah.
“Aku tak bisa benar-benar menyalahkan mereka. Janji untuk memperoleh semua poin yang akan diterima oleh pemilik lainnya memang sangat menggoda, dan akan sepadan untuk mengerahkan semua kemampuan demi mendapatkannya,” ujar Su Jin seraya mendesah. Kalau satu orang bisa membunuh beberapa pemilik lainnya, maka total poin untuk satu Tantangan ini akan sama dengan kalau menyelesaikan beberapa Tantangan.
“Ning Meng, apa kau bisa memperlihatkan Buku Panduanmu padaku?” Su Jin bertanya pada Ning Meng.
Ning Meng langsung membuka Buku Panduannya untuk dilihat oleh Su Jin tapi halaman kosongnya membuat gadis itu kebingungan. “Bagaimana… kenapa jadi kosong begini? Aku… aku yakin sekali kalau aku mendengar misi itu diberikan!”
“Kau mendengar misi itu diberikan?” Su Jin juga tampak bingung. Sejauh yang dia ketahui, misi mana pun dari Buku Panduan akan tertulis dengan jelas di dalam Buku Panduan itu sendiri. Tak ada seorang pun yang dia kenal yang pernah mendengar sebuah misi diumumkan kepada para pemilik.
“Tapi… tapi aku mendengar suara pengurus Domain Neraka Pribadiku….” Ning Meng tak tahu bagaimana harus menjelaskan satu pun dari hal ini. Tak ada apa pun yang tertulis dalam Buku Panduannya yang berhubungan dengan misi pribadi.
“Apa yang terjadi?” Chu Yi juga keheranan dan Su Jin pun tak bisa mendapatkan jawabannya.
Su Jin menatap ke arah pintu portal menuju kisah Putri Putih Salju dan Anak Itik Buruk Rupa serta menjadi luar biasa cemas. Dia cukup yakin kalau misi yang seharusnya merupakan misi pribadi itu juga muncul pada yang lainnya, jadi dia bertanya-tanya apakah Kano Mai dan Yang Mo telah bertemu dengan kemalangan yang sama.
Dia sudah mengatur sedemikian rupa sehingga dia dan Chu Yi bekerja dengan pemilik-pemilik paling lemah karena mereka merupakan veteran yang jauh lebih kuat, meninggalkan Kano Mai dan Yang Mo bersama dengan para pemilik yang tidak sekuat mereka tapi lebih berpengalaman. Kalau para pemilik itu tiba-tiba memutuskan untuk melawan mereka, Kano Mai dan Yang Mo berada dalam bahaya besar.
“Aku benar-benar berharap tak ada hal buruk yang terjadi….” Su Jin menggumam pada dirinya sendiri. Bahkan Tantangan pertamanya juga tidak membuatnya merasa segelisah ini.
“Teehee! Teehee!” Persis pada saat itulah, suatu tawa yang aneh terdengar dari dalam kegelapan dan menarik perhatian mereka.
Mereka berbalik untuk melihat dari mana suara tawa itu berasal dan perlahan mereka melihat seorang pemuda yang mengenakan topi tinggi berjalan pelan-pelan keluar seraya tertawa hingga terbungkuk-bungkuk.
“Misi pribadi? HAHA! Itu… itu sangat menggelikan!” Si pemuda tertawa dan menggelengkan kepalanya pada saat bersamaan, seakan dia telah mendengar lelucon paling kucak di seluruh dunia.
Su Jin memicingkan matanya dan menatap seksama pada wajah si pemuda untuk mendapati bahwa hidung si pemuda sudah jadi jauh lebih panjang daripada sebelumnya.
Jantungnya seraya merosot. “Terkutuk!” Kalau dia masih tak tahu siapa sebenarnya pemuda ini, maka Su Jin sudah gagal sebagai otak dari timnya.
“Maaf, maaf, aku cuma sudah lama sekali tak melihat orang sebodoh itu… atau lebih tepatnya, sudah lama sekali aku benar-benar melihat seorang manusia.” Si pemuda membungkuk sopan pada ketiga pemilik itu dengan senyum yang sama pada wajahnya.
“Tuan Pinokio, kurasa kaulah yang ada di balik semua ini!” Su Jin langsung menyebut pihak lain dengan namanya.
“Pinokio?” Chu Yi dan Ning Meng jelas masih tak tahu siapa pemuda ini sebenarnya dan terkejut mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Su Jin.
Si pemuda mengangkat bahu dan menyeringai. “Tidakkah kau menganggap bahwa semua ini sangat menarik? Demi keuntungan pribadi, orang bahkan sampai mampu membunuh rekan sendiri yang telah berjuang bersama dengan dirinya! Itulah sifat manusia untukmu!”
“Itu tidak benar! Tidak semua orang akan melakukannya! Kupikir… kupikir mereka pasti sudah terlalu terdesak oleh tekanan-tekanan Tantangan Buku Panduan!” Tiba-tiba Ning Meng membantah keras. Dia adalah satu-satunya orang yang tidak sedikit pun berupaya mengincar nyawa Chu Yi dan Su Jin, jadi Pinokio tidak bisa menuduhnya atas pemikiran semacam itu.
“Ck, sungguh menggelikan!” Pinokio tetap bersikap merendahkan.
Su Jin memicingkan matanya dan berkata pada Pinokio, “Kalau kau ada di sini, maka jika aku berjalan memasuki kisah Pinokio… ke mana perginya Pinokio dari kisah itu?”
“Teeheehee! Apa kau melihat Cinderella setelah berjalan memasuki kisahnya? Selain ini, ini adalah aku setelah aku menjadi anak laki-laki, jadi tubuh kayuku masih ada di dalam kisah dongengnya!” ujar Pinokio riang.
“Apa sebenarnya yang ingin kau lakukan? Kau adalah bagian dari Tantangan itu sendiri… bukan, tunggu! Kau… kau adalah seorang Dewa Tua!” Tiba-tiba Su Jin menyadari apa yang sedang terjadi. Ketika Ning Meng menyebutkan soal Buku Panduan, Pinokio tampak seakan tahu persis apa yang gadis itu bicarakan dan Pinokio juga memiliki kekuatan untuk memengaruhi para pemilik. Kalau begitu, hanya ada satu kemungkinan – Pinokio adalah Dewa Tua, sama seperti sang Raja Iblis!
Tawa Pinokio meledak. “Apa akhirnya kau menyadari hal itu? Kukira kau takkan menyadarinya!”
“Kenapa kau melakukan ini? Apa kau cuma sedang mempermainkan kami?” Su Jin menggertakkan giginya dengan marah. Dia tak pernah menyangka kalau seluruh kelompok akan menjadi sasaran dari sesosok Dewa Tua tepat sejak awal mula.
Pinokio menggelengkan kepalanya dan tampak sangat tersinggung ketika dia berkata, “Bagaimana mungkin? Aku ini adalah dewa, jadi aku takkan melakukan hal yang tak berguna seperti itu… kemudian lagi, sebenarnya ini menyenangkan juga!”
Su Jin begitu marah tapi tak banyak yang bisa dia lakukan pada sesosok dewa. Chu Yi dan Ning Meng sama marahnya. Kalau Su Jin tak menahan mereka, mereka akan sudah berusaha menyerang Pinokio meski yang bersangkutan jauh lebih kuat daripada mereka berdua kalau digabungkan.
“Lalu untuk apa yang hendak kulakukan, kau akan segera mengetahuinya!” Pinokio tersenyum misterius, kemudian menudingkan jarinya pada pintu-pintu portal.
Persis pada saat itulah, pintu menuju kisah Putri Putih Salju berkilas dan Kano Mai muncul. Sekujur tubuhnya berlumuran darah, dan ada luka yang sangat dalam pada pinggangnya, yang nyaris membelah tubuhnya jadi dua. Ada lubang menganga pada wajah jelitanya, seakan seseorang telah menusukkan tombak tepat ke situ. Tangannya juga menggenggam sebutir apel merah berlumur darah.
“Mai!” Su Jin terperanjat tapi sebelum dia bisa pulih dari kondisi itu, pintu portal menuju kisah Anak Itik Buruk Rupa juga berkilat dan Yang Mo terguling keluar.
Yang Mo berada dalam kondisi jauh lebih parah. Paruh bawah tubuhnya tak kelihatan di mana-mana dan isi perutnya bergelantungan begitu saja dari paruh atas tubuhnya. Wajahnya berkerut kesakitan tapi dia terus menggenggam sehelai bulu di tangannya.
Su Jin mengambil bulu serta apel merahnya dan berseru lantang, “Akhiri Tantangannya! Akhiri Tantangannya sekarang juga! Kami sudah mengumpulkan cukup banyak pusaka untuk mengakhiri Tantangan, jadi akhiri sekarang juga!!” Satu-satunya cara bagi kedua orang itu untuk selamat adalah dengan mengirim mereka ke dalam Domain Neraka Pribadi mereka sekarang juga.
Pinokio mengangguk ketika perlahan dia mengambil bulu, sepatu kaca, sisik, mantel, dan apel dari Su Jin. Namun pada saat bersamaan, Su Jin menyadari adanya seringai pada wajah Pinokio.
Buru-buru Su Jin menarik kembali tangannya tapi hanya berhasil mempertahankan sepatu kaca dan apelnya. Pinokio memegangi tiga pusaka lainnya erat-erat.
“Oh, apa kau menyadari sesuatu?” Pinokio tampak agak tidak senang.
“Kau… kau tidak berniat mengakhiri Tantangan ini sama sekali! Atau mungkin… mungkin persyaratan untuk mengakhiri Tantangan ini sejak awal memang tidak benar! Kau berbohong pada kami sejak awal mula!” Su Jin menggelengkan kepalanya dengan ngeri. Dia merasa kalau hipotesanya mungkin benar.
“Benar. Sejak awal semuanya adalah kebohongan. Tapi bukan aku yang berbohong kepada kalian. Kalau tidak, hidungku akan tumbuh jauh lebih panjang daripada ini.” Pinokio tertawa dan menunjuk pada Kano Mai dan Yang Mo. “Oh lihat! Rekan-rekanmu hampir mati!”
Su Jin berbalik untuk melihat ke arah Kano Mai dan Yang Mo untuk mendapati Chu Yi dan Ning Meng sedang berusaha sebaik mungkin mengobati luka-luka mereka, namun luka keduanya terlalu parah. Hanya Domain Neraka Pribadi yang akan bisa menyembuhkan mereka. Su Jin memang masih punya satu Pil Penyembuh Serbaguna, tapi pil itu tak berguna untuk cidera separah itu.
“Apa sebenarnya yang kau inginkan?!” Su Jin meraung marah.
“Kau akan mengetahuinya sebentar lagi!” Pinokio melayang di udara dan kelihatan seperti duduk di atas sebuah kursi tak terlihat serta menyilangkan kakinya, seakan sedang menunggu untuk menonton pertunjukan bagus.
Su Jin berlari ke sisi Kano Mai dan Yang Mo seraya menyalahkan dirinya sendiri yang terlalu gegabah. Andai saja dia lebih hati-hati, hal ini takkan terjadi.
“Jin… aku.. maafkan aku, kurasa aku tidak… kurasa aku tak bisa melanjutkan perjalanan ini… denganmu… aku… aku akan harus… meninggalkan tim lebih dulu….” Wanita itu masih tampak cantik walaupun ada luka menganga di wajahnya, tapi bunga cantik ini sudah akan layu.
(T/N: Aksara Ka pada Kano Mai berarti bunga)
“Tidak!! kau adalah rekan satu timku yang pertama! Aku takkan membiarkanmu mati seperti ini! Tidak akan!” Su Jin menggenggam tangan Kano Mai erat-erat, berharap kalau dia menggenggamnya cukup erat, Kano Mai takkan meninggalkannya.
Kano Mai tersenyum lemah dan menggelengkan kepala pada Su Jin seraya berkata dengan suara yang kian lemah, “Aku sungguh minta maaf… tapi kupikir… kau selalu siap untuk saat… seperti ini… jadi mulai sekarang… kau tahu apa yang harus kau lakukan… selamat tinggal, ketua timku!”
Tangan Kano Mai terjatuh lemas dari tangan Su Jin dan senyum di wajahnya perlahan memudar. Su Jin tak lagi bisa mendengar suara detak jantung ataupun napasnya. Kano Mai sudah tiada.
“Jangan… jangan… JANGAN!!!” Su Jin berteriak histeris. Para pemilik terus-terusan mati di sepanjang Tantangan Buku Panduan, tapi para pemilik itu merupakan orang asing bagi Su Jin. Namun Kano Mai berbeda. Kini mereka telah melalui beberapa Tantangan bersama-sama dan juga merupakan teman yang sangat baik di dunia nyata.
“Bagaimanapun juga kau pilih kasih pada gadis-gadis cantik… Su Jin… terima kasih sudah menjagaku, sekarang aku akan pergi menemani Kak Mai….” Yang Mo takut mati, tapi kini dia sudah sampai pada titik di mana dia sudah berpasrah pada kematian. Dia tak punya pilihan selain menghadapi rasa takutnya.
Su Jin melepaskan tangan Kano Mai dan berusaha menggenggam tangan Yang Mo, tapi tak ada gunanya. Yang Mo sudah menghembuskan napas terakhir, jadi tak ada jalan untuk memutar balik waktu.
“Sepertinya saatnya sudah tiba!” Pinokio melepaskan topi tingginya dan mengguncangnya perlahan. Seorang pria berjalan keluar dari dalam topi itu.