Buku Panduan Neraka - Chapter 308
Su Jin dan Chu Yi tampak sedih. Mereka menemukan batu besar supaya bisa dipakai oleh situ Jin untuk bersandar dan beristirahat, kemudian menggotong jenazah Bo Ya ke tempat Kano Mai dan Ye Yun berada.
Lebih dari satu jam kemudian, perlahan Situ Jin terbangun kembali. Dia amat sangat kelelahan dan hanya dia yang tahu seberapa sulit baginya untuk menggendong jenazah Bo Ya hingga kemari. Su Jin dan Chu Yi merasa kalau fakta bahwa Situ Jin berhasil sampai kemari sendiri merupakan sebuah keajaiban.
“Su Jin… Bo Ya… sudah mati….” Mata Situ Jin amat merah. Dia ini adalah seorang pria yang kelihatan seperti terbuat dari baja, seorang laki-laki yang tak pernah menitikkan air mata tak peduli sebesar apa pun dia harus menderita demi melindungi negaranya. Tapi kini, dia sepertinya sudah hancur lebur.
Su Jin menepuk bahunya, kemudian bergeser ke samping, cukup bagi Situ Jin untuk melihat jenazah Ye Yun dan Kano Mai. Suaranya sendu. “Bukan cuma Bo Ya. Mai dan Ye Yun juga.”
Ketiga pria itu terdiam. Mereka merasa amat bersalah karena gagal melindungi wanita-wanita di dalam tim mereka. Mereka merasa geram karena pulau ini telah mengambil begitu banyak nyawa.
Su Jin menghibur Situ Jin dengan berkata, “Masih ada harapan. Sekarang aku tahu kalau asalkan kita menjadi dewa, kita akan punya kesempatan untuk menghidupkan mereka kembali. Kita bisa mengandalkan kekuatan kita sendiri untuk menghidupkan mereka tanpa memakai kekuatan Buku Panduan.”
Situ Jin membutuhkan waktu beberapa saat untuk memproses kata-kata ini sebelum wajahnya berbinar. Dia mencengkeram baju Su Jin dan bertanya, “Kau serius? Kau serius?”
“Dia serius, tapi kita harus menjadi dewa,” ujar Chu Yi.
Setitik air mata mengaliri pipi Situ Jin, namun ini adalah air mata kebahagiaan. Tak peduli akan jadi sesukar apa pun jalan di depannya, asalkan dia punya tujuan dan kesempatan, maka itu akan menjadi harapannya. Dia percaya kalau dirinya pasti akan bisa menghidupkan Bo Ya kembali.
Beberapa saat kemudian, Situ Jin kembali tenang. Dia bertanya pada dua orang lainnya, “Cuma ada kita? Di mana Wu Chen?”
Wajah Chu Yi meredup ketika dia berkata lirih, “Dia sudah mati. Dia mati demi melindungiku.”
Situ Jin menghela napas dan menepuk-nepuk bahu Chu Yi. “Bangkitkan dia kembali di masa mendatang, oke? Aku percaya padamu.”
Chu Yi mengangguk kuat-kuat dan melontarkan senyum penuh terima kasih pada Situ Jin.
Mereka bertiga lanjut menunggu di pantai tapi tak ada pemilik lain yang muncul. Setelah hari ketiga berlalu, semuanya menjadi gelap dan mereka pun meninggalkan Pulau Kesalahan.
Tantangan Tingkat Bumi ‘Pulau kesalahan’ selesai: 1.000 poin
Jumlah Anggota Tim yang Selamat: 3, 300 poin
Partisipasi dan Besaran Kontribusi: A-, 500 poin
Poin Diterima: 1.800
Total Poin: 5.300
Tantangan dari Buku Panduan Neraka memang selalu seperti ini. Tak peduli betapa sulit pun Tantangannya, jumlah poin dasar yang bisa kau dapatkan tetap sama. Jika kau menginginkan lebih banyak lagi, kau harus menghasilkan performa yang lebih baik saat menjalani Tantangan. Namun Su Jin sedang tidak berminat memikirkan tentang apa yang telah dia dapatkan. Dia membaca-baca cepat daftar barangnya dan tidak menemukan sesuatu yang berguna, jadi dia pun langsung menuju Domain Neraka Tim.
Dia menunggu seorang diri selama beberapa saat sebelum Situ Jin dan Chu Yi muncul. Mereka bertiga saling bersitatap dan tak tahu harus berkata apa. Ketujuh anggota kelompok telah kehilangan separuh anggotanya. Ini adalah kehilangan terbesar yang pernah dialami oleh tim tersebut.
“Sebuah Tantangan Tingkat Bumi… sama saja dengan pembantaian pemilik.” Su Jin menghela napas. Dalam situasi seperti itu, bahkan pemilik-pemilik hebat seperti Shen Wu, Xu Ran, dan Natasha akan kesulitan dalam mengatasi Tantangan ini. Nyawa semua orang bagai telur di ujung tanduk, seperti setitik cahaya di alam liar yang bisa dipadamkan kapan saja.
Beberapa saat kemudian, akhirnya Chu Yi memecah keheningan. “Bos, Situ, aku… aku ingin mundur dari Tim Pisau Tulang.”
Su Jin langsung tersentak mendongak menatap Chu Yi dan Chu Yi pun menjelaskan, “Bos, ini bukan karena aku tidak senang di sini atau semacamnya. Aku cuma merasa kalau… selama aku punya kalian semua yang menjagaku, aku takkan pernah bisa menjadi dewa. Aku akan selalu menjadi anak-anak yang bergantung pada semua orang lainnya, orang yang menyerahkan beban berat kepada orang lain. Seseorang seperti itu takkan pernah jadi dewa, juga tak pantas jadi dewa.”
Su Jin tak tahu bagaimana harus bereaksi pada ucapan itu. Chu Yi tak salah ketika berkata demikian. Sebagai ketua tim mereka, dirinya telah kelewat protektif pada timnya. Meski dia tak sampai membuat mereka jadi benar-benar tak berguna, tanpa bisa dipungkiri dia telah membatasi perkembangan mereka.
Para pemilik Buku Panduan hanya menjadi lebih kuat setelah bersinggungan dekat dengan kematian. Para pemilik yang ingin menjadi dewa harus melatih diri mereka sendiri dalam pertempuran mematikan serta api marabahaya.
“Aku mengerti. Tapi… kalau kau sampai bertemu bahaya, kau boleh bicara pada kami.” Su Jin tersenyum lelah kepadanya. Dia tak punya alasan untuk menolak permintaan Chu Yi.
Chu Yi mengangguk samar dan tak bicara lagi. Situ Jin kemudian berkata, “Kalau begitu, maka kupikir aku juga harus meninggalkan tim.”
“Begitu ya?” Su Jin tersenyum pahit.
Situ Jin berkata muram, “Jin, terima kasih karena telah menjagaku selama ini, tapi sama seperti yang telah Chu Yi katakan, kalau aku ingin menjadi dewa… aku tak punya pilihan lain. Aku harus menanggung bebanku sendiri dan mencari cara menjadi dewa lewat perjalanan itu.”
Su Jin mengangguk. Sama seperti bagaimana dia tak akan menghentikan kepergian Chu Yi, dia juga takkan menghentikan Situ Jin. Masing-masing orang memiliki pendapat mereka sendiri tentang berbagai hal dan tiap-tiap orang mempunyai misi yang ingin mereka capai sendiri. Dia tak punya hak dan tak punya alasan untuk menghentikan mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan.
“Kalau begitu… sejak saat ini, Tim Pisau Tulang… dibubarkan.” Su Jin menghembuskan napas dalam-dalam. Tim Pisau Tulang dulunya merupakan sebuah tim tingkat atas dengan tujuh anggota. Namun, setelah melewati satu Tantangan saja, empat anggota mati, dua anggota telah memiliih untuk pergi dan tim pun bubar sepenuhnya. Hanya tiga hari yang lalu, tak ada seorang pun yang akan membayangkan hal ini akan terjadi.
Chu Yi berkata, “Bos, apa kau bisa memberikan padaku benda-benda yang Wu Chen berikan padamu sebelumnya? Aku mungkin tak mampu membangkitkan Wu Chen, tapi aku ingin membangkitkan putrinya. Dengan begitu aku bisa memberi dia kejutan besar begitu aku membangkitkan dia.”
Su Jin mengangguk dan memberikan catatan yang telah Wu Chen berikan kepadanya pada Chu Yi. Informasi tentang putri Wu Chen tertulis dalam catatan ini. Wu Chen telah mempersiapkan semua ini kalau-kalau dia berakhir mati sebelum berhasil membangkitkan putrinya, dan kini ternyata catatan itu berguna.
Sampai di sini Su Jin tak tahu lagi harus bilang apa, jadi dia hanya bisa memaksa dirinya sendiri untuk tersenyum dan berkata, “Yah, karena kita sudah akan bubar, maka jangan sia-siakan kesempatan terakhir kita mendapat keuntungan sebagai tim dari Domain Neraka Tim ini. Mungkin saja ada sesuatu yang berguna untuk kita di dalam katalog barang.”
Dia pun berjalan menghampiri panggung dan meletakkan Buku Panduannya di atas altar. Daftar barang pun muncul di hadapan mereka. Daftarnya panjang dan beragam, namun amat sedikit benda yang berguna untuk meningkatkan kemampuan mereka saat ini. Dan sebagian besar benda yang benar-benar berguna harganya terlalu mahal.
Namun mereka bertiga tetap saja memilih beberapa barang. Benda-benda ini lebih merupakan kenang-kenangan dibanding barang yang benar-benar ada gunanya. Mereka akan memakai benda-benda ini sebagai pengingat masa-masa mereka bertarung bersama demi bertahan hidup.
Semua orang pun mengucapkan perpisahan satu sama lain dan kembali ke Domain Neraka Pribadi mereka. Tiba-tiba Su Jin merasa amat lelah dan ingin tidur saja. Dia berharap bisa tidur selama sepuluh hari, atau dua puluh hari, atau mungkin hingga Tantangan berikutnya dimulai!
Pada titik ini, Chi Mei Wangliang tiba-tiba mulai bicara. Busur itu kedengaran agak gembia ketika berkata, “Psikokinesismu… betapa besarnya… seakan… seakan kau adalah dewa.”
“Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, aku… aku sangat percaya diri untuk menjadi dewa.” Su Jin tersenyum. Jumlah pemilik yang nyaris menjadi dewa tidaklah banyak, tapi dirinya jelas merupakan penantang tingkat atas. Psikokinesisnya kuat, dan tubuhnya juga setangguh dewa. Dia hanya membutuhkan satu dorongan terakhir.
“Tadinya aku berniat langsung meninggalkanmu setelah keluar, tapi sekarang… bagaimana kalau aku membantumu?” ujar Chi Mei Wangliang tiba-tiba.
Su Jin tertegun dan agak kebingungan. “Membantu? Maksudmu….”
“Pendamping! Kurasa kemungkinan untuk mencapai keinginanku akan lebih baik kalau aku tetap bersama orang kuat sepertimu. Jadi, sejak saat ini, kau bisa memakai kekuatanku dan kita akan bertarung berdampingan,” ujar Chi Mei Wangliang.
Su Jin agak terkejut. Dia juga tadinya berpikir kalau Chi Mei Wangliang hanya membutuhkan dirinya untuk membawa busur itu pergi dari pulau. Tapi kini, tampaknya busur panjang itu senang bekerjasama dengannya.
Tentu saja, Su Jin takkan menolak tawaran Chi Mei Wangliang. Memiliki kekuatan seluarbiasa itu jelas merupakan hal yang bagus. Dan samar-samar dia bisa merasakan kalau dirinya akan menghadapi banyak pertempuran di masa mendatang. Pisau tulangnya yang baru dibuat oleh para dewa, tapi Su Jin masih agak mencemaskannya. Itulah sebabnya kenapa menemukan senjata yang cocok tetap amat sangat penting baginya.
“Kalau begitu kita sepakat. Kita akan bertarung bersisian di masa mendatang.” Su Jin mengangguk dan menyetujui kesepakatan ini.
Setelah kembali ke dunia nyata, Su Jin tak beristirahat. Dia menelepon Raja Iblis, yang masih bersama Xu Ran. Sang Raja Iblis terkejut mendapat teleponnya.
“Wah, wah! Kau ternyata meneleponku! Sungguh langka sekali! Apa karena kau butuh bantuanku?” tanya sang Raja Iblis malas-malasan.
Su Jin langsung bicara para intinya. “Aku pergi ke Pulau Kesalahan untuk Tantangan terakhirku. Kau tahu tempat itu, kan?”
“Pulau Kesalahan?!” seru Raja Iblis. Dia jelas tahu tempat macam apa itu. “Apa-apaan?! Itu kan bukan tempat buat Tantangan. Bagaimana bisa kau berakhir di tempat itu?”
“Kau bisa bilang kalau itu adalah suatu bentuk hukuman. Pokoknya, di sana aku bertemu dengan beberapa orang pengikutmu. Lima dari mereka terperangkap di pulau itu tapi kurasa seseorang telah menggorok mereka sampai mati.” Para pengikut Raja Iblis telah sangat membantu Su Jin selama dia berada di pulau, jadi dia membalas budi itu dengan memberitahu Raja Iblis tentang mereka.
Namun sang Raja Iblis berkata, “Tak masalah kok. Aku sendiri yang telah memberkati mereka, jadi mereka semua memiliki raga abadi dan tak ada apa pun di pulau itu yang bisa benar-benar membunuh mereka. Cuma akan butuh upaya untuk pulih kembali.”
“He eh. Sepertinya mereka tak pernah berhenti memujamu. Yah, aku sudah menyampaikan pesan yang dititipkan padaku, jadi kau bisa putuskan apa yang ingin kau lakukan dengan itu.” Su Jin sudah siap untuk menutup telepon.
“Halo? Halo? Tunggu dulu! Kau pergi ke Pulau Kesalahan, jadi… apa terjadi sesuatu di sana?” tanya Raja Iblis penasaran.
Su Jin tetap membisu sangat lama, sampai-sampai sang Raja Ibli nyaris mengira dia sudah menutupnya. Persis ketika Raja Iblis hendak menanyakannya lagi, dengan bersungut-sungut dia menjawab, “Tim Pisau Tulang sudah dibubarkan.”