Buku Panduan Neraka - Chapter 306
Semua orang dibuat tertegun dengan perubahan mendadak ini. Tak ada seorang pun yang menyangka kalau Ye Yun akan terselamatkan pada titik ini. Pada saat bersamaan, Pedang Sakura Darah yang ada di tangan Miyamoto Tooru mulai bergetar hebat.
“Tuanku!” Miyamoto Tooru ketakutan. Dia bisa merasakan teror dalam Pedang Sakura Darah, seakan senjata itu takut pada sesuatu.
Ye Yun dan yang lainnya juga menahan napas. Kabut kelabu itu telah menyelamatkan Ye Yun, tapi mereka tak yakin kabut itu kawan atau lawan, hingga seseorang muncul di depan mereka.
“Bos!!” Chu Yi kegirangan. Kabut kelabu itu ternyata adalah Su Jin yang menggenggam sebuah busur panjang.
Namun baik Kano Mai maupun Ye Yin tampak agak terkejut. Su Jin berderap mendekat dan menatap Miyamoto Tooru seraya berkata kaku, “Kau tak bisa membunuh orang-orang ini. Sekarang pergilah.”
Miyamoto Tooru membeku sedetik, kemudian balas berteriak marah, “Aku tak bisa membunuh mereka cuma karena kau bilang begitu? Aku takkan cuma membunuh mereka, aku akan membunuhmu juga!”
“Aku sedang bicara pada tuanmu, bukan kau.” Su Jin menatap dengan sorot membekukan pada Miyamoto Tooru, kemudian menatap Pedang Sakura Darah di tangannya.
“Itu bukan Jin,” ujar Kano Mai tanpa ragu.
“He-eh. Caranya bersikap tak seperti itu,” ujar Ye Yun seraya mengangguk.
Chu Yi kebingungan. Tanyanya pada Su Jin, “Kau bukan Bos?”
Su Jin menatap mereka dan menjawab, “Aku telah menerima tubuhnya dan mulai saat ini dia adalah budakku. Dia sudah menukar tubuhnya dengan keselamatan kalian, jadi kalian semua cuma perlu tetap di sini dan menonton. Aku akan pastikan kalian meninggalkan pulau ini dengan selamat.”
“Apa?!” Mereka bertiga memucat dengan ngeri. Su Jin ternyata sudah memberikan tubuhnya sendiri dalam pertukaran.
“Lantas kau itu siapa?” Miyamoto Tooru kini mengerti kalau Su Jin sudah memilih untuk menukar tubuhnya untuk kekuatan yang lebih tinggi, sama seperti dirinya, dan kelihatannya bahkan Pedang Sakura Darah takut pada kekuatan yang lebih tinggi ini.
“Dia itu Chi Mei Wangliang.” Warna merah darah di mata Miyamoto Tooru semakin tajam dan nada suaranya berubah. “Chi Mei Wangliang adalah salah satu karakter terkuat di pulau ini, tapi kau juga harus tahu aturannya. Orang ini juga sudah memberikan tubuhnya kepadaku dan aku harus mengabulkan keinginannya. Kalau tidak, berarti aku tak bisa menjalankan kesepatan bagianku.”
“Itu tak ada hubungannya denganku. Aku juga sudah berjanji untuk melindungi teman-temannya. Apa kau mau bilang padaku agar membatalkan kesepakatan ini?” ujar Chi Mei Wangliang dengan dengus merendahkan. Sama seperti yang telah dikatakan oleh Pedang Sakura Darah, Chi Mei Wangliang adalah salah satu makhluk terkuat di pulau. Pedang itu juga amat kuat, tapi tidak cukup kuat untuk melawannya.
“Tapi aku yang lebih dulu menemukan budak!” debat si pedang.
“Kalau begitu carilah budak lain. Kalau tidak, aku akan harus membunuhmu!” ujar Chi Mei Wangliang lewat Su Jin.
Pedang Sakura Darah membisu sejenak, sebelum tiba-tiba mengiris udara. Pedang itu berharap bisa membunuh ketiga anggota tim selagi Chi Mei Wangliang tak memerhatikan. Dengan demikian, dia akan bisa memenuhi harapan Miyamoto Tooru, sekaligus membatalkan rencana Su Jin. Bahkan jika Setelahnya Chi Mei Wangliang marah, tetap saja takkan mampu mengubah apa pun.
“Kau pasti sudah bosan hidup!” Chi Mei Wangliang murka ketika dia menarik tali busurnya ke belakang. Sebelum tali busur itu bisa dilepaskan, hantu-hantu dan monster-monster marah yang melolong-lolong bermunculan di sekitar busur itu, dan memencarkan serangan dari Pedang Sakura Darah.
Sekali lagi Chi Mei Wangliang kembali menarik busurnya ke belakang, tapi kali ini, kabut kelabu yang ditembakkannya berubah menjadi iblis mengerikan yang langsung menarik lepas Pedang Sakura Darah dari tangan Miyamoto Tooru.
“TIDAK! Kau tak boleh melakukan itu!” Pedang tersebut memekik ketakutan, namun pendar merah darah pada bilahnya dikoyak-koyak oleh si iblis dan karat pun mulai tumbuh pada pedang tersebut.
Miyamoto Tooru juga bisa merasakan kalau energi yang sebelumnya memenuhi tubuhnya telah menghilang. Dia tak yakin apakah pedang itu telah dibunuh atau cuma disegel oleh Chi Mei Wangliang.
Su Jin tersenyum tipis ketika dia mengangguk pada rekan-rekan satu timnya. Perlahan matanya berubah jadi berkabut ketika sekarang dia menyerahkan kendali atas tubuhnya kepada Chi Mei Wangliang karena busur itu telah melakukan apa yang dijanjikannya.
Tetapi persis pada saat itulah, Miyamoto Tooru tiba-tiba mulai tergelak. “HAHAHA! Su Jin, kau itu orang yang beruntung ya! Tak bisa kupercaya kalau kau berhasil membalikkan keadaan bahkan ketika situasinya tampak mustahil! Tapi… apa kau benar-benar mengira kalau inilah akhirnya? Apa kau kira aku akan sebodoh itu karena cuma menyiksa mereka sedemikian lama dan memberimu kesempatan untuk membalas?”
“Matilah!” Mata Miyamoto Tooru melebar ketika dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Tubuh Kano Mai dan Ye Yun tiba-tiba mengejang dan mereka pun mulai meronta.
“TIDAAAK!” Mata Su Jin kembali jernih ketika dia meraung marah dan menerjang ke arah Miyamoto Tooru. Tinjuannya menembus dada Miyamoto Tooru dan menghancurkan jantungnya.
Uhuk! Uhuk! Ada senyum puas di wajah Miyamoto Tooru ketika dia mengabaikan tangan yang menghujam dadanya dan berkata pada Su Jin, “Kau kira kau sudah menang? Inilah hasil terbaik bagiku! Aku sudah membunuh kedua wanita ini, aku sudah melihat penderitaan di matamu, dan aku tak perlu lagi menjadi budak Pedang Sakura Darah! Itu yang terbaik….”
Su Jin tak menunggunya menyelesaikan kalimatnya dan menarik kembali lengannya. Miyamoto Tooru memuntahkan darah segar sebelum roboh ke tanah dengan suara berdebum keras. Dia sudah mati, tapi masih ada senyum pongah di wajahnya.
Su Jin bergegas berbalik dan berlari ke arah Ye Yun serta Kano Mai. Mereka berdua ada di ambang maut dan keduanya mengulas senyum pasrah di wajah ketika mereka melihat Su Jin menghampiri mereka.
“Maafkan aku! Maafkan aku!!” Su Jin terus-terusan minta maaf, rasa sakitnya nyaris mengoyak hatinya berkeping-keping. Dia lalu tersentak mendongak dan berkata, “Aku akan menyelamatkan kalian! Pasti ada cara untuk menyelamatkan kalian berdua!!”
“Tak perlu, Kak Su.” Ye Yun menggelengkan kepalanya dan berkata pada Su Jin, “Miyamoto Tooru telah memasukkan tenaga dalam ke dalam meridian jantung kami dan sekarang, meridian itu sudah terputus… sekarang tak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan kami.”
“Pasti ada caranya!!” teriak Su Jin. Dia berseru pada Chi Mei Wangliang, “Tolong, selamatkan mereka! Selamatkan mereka dan kau akan bisa memenuhi kesepakatan bagianmu! Tubuhku akan jadi milikmu!”
Chi Mei Wangliang berkedip samar, kemudian mata Su Jin berubah jadi berkabut ketika dia memakai mulutnya sendiri untuk menjawab kata-katanya tadi, “Aku tak bisa menyelamatkan mereka. Aku adalah Chi Mei Wangliang, senjata yang dirancang untuk membunuh. Aku cuma bisa membunuh makhluk lain, aku tak bisa menyelamatkan siapa pun!”
“Kakak Su, setelah aku memilih untuk menjadi pemilik, aku terus-terusan hidup dalam ketakutan, jadi sebenarnya ini adalah pembebasan untukku! Dan… bisa bertemu orang yang sungguh mencintaiku menjelang akhir juga sungguh luar biasa…. Aku sungguh bahagia.” Cahaya di mata Ye Yun perlahan memudar, tapi masih ada senyum puas di wajahnya.
Su Jin menggenggam tangannya, namun tak peduli sekuat apa pun dia meremas, tetap saja tak mampu mempertahankan nyawa gadis itu. Perlahan Ye Yun kehilangan tanda-tanda kehidupan, dan tubuhnya yang semula hangat perlahan mendingin.
“Tidak… tidak!!” Su Jin melolong pilu. Mereka telah melalui begitu banyak hal dan mereka bisa saja menjadi pasangan yang berbahagia… kenapa… kenapa malah jadi seperti ini….
“Bos, Kak Mai…,” Chu Yi berkata di sela-sela tangisnya.
Kano Mai tak mengatakan apa-apa dan cuma tersenyum ketika menatap Su Jin. Dia mengangguk samar, seakan ini cuma perpisahan biasa dan dia akan bertemu Su Jin esok hari. Napasnya pun berhenti dan kelihatan seperti hanya sedang tertidur.
Su Jin menggenggam tangan Kano Mai dengan air mata mengaliri wajahnya. Ye Yun sudah tiada dan Kano Mai juga sudah pergi. Dia sudah gagal melindungi mereka berdua. Jadi apa gunanya jika dirinya hampir sekuat dewa di dunia nyata? Di semesta Buku Panduan, mereka sama kecilnya dengan semut. Perubahan pada satu aturan saja sudah cukup untuk menyapu bersih mereka semua.
Su Jin berlutut di tanah dalam kebisuan syok ketika dia merasakan rohnya seakan menghilang bersamaan dengan kematian kedua wanita itu. Dia baru tersentak sadar ketika cahaya mulai bersinar di permukaan pulau lagi.
Kini dirinya laksana zombie. Tetapi persis pada saat itulah, suara Chi Mei Wangliang muncul lagi di dalam kesadarannya.
“Tak ada yang perlu disedihkan. Tidakkah kau tahu kekuatan macam apa yang dimiliki oleh Buku Panduan? Membangkitkan orang mati itu bukan apa-apa.” Chi Mei Wangliang tampaknya sangat familier dengan Buku Panduan Neraka dan tak tahan melihat tingkah laku Su Jin.
“Membangkitkan orang mati? Tapi Tantangan ini… tak satu pun dari orang yang mati di Tantangan ini yang bisa dibangkitkan.” Su Jin menggelengkan kepalanya. Kalau mereka bisa dibangkitkan, dia takkan seputusasa itu. Sebelumnya dia sudah bisa membangkitkan Chu Yi, jadi dia bisa membangkitkan Kano Mai dan Ye Yun dengan cara yang sama. Namun aturan dalam Tantangan ini telah secara spesifik menyebutkan bahwa metode ini takkan bekerja.
“Kau cuma tak bisa memakai kekuatan Buku Panduan untuk melakukannya, kan? Tapi kalau kau cukup kuat, kau kan bisa tinggal memakai kekuatanmu sendiri,” ujar Chi Mei Wangliang dengan nada merendahkan.
“Memakai kekuatanku sendiri? Apa maksudmu?” Su Jin mengerjap bingung. Bisakah orang membangkitkan seorang pemilik tanpa kekuatan Buku Panduan?
“Kau cuma perlu menjadi dewa. Dewa memiliki kemampuan untuk mengendalikan hidup. Asalkan kau cukup kuat, kau bisa membangkitkan mereka,” ujar Chi Mei Wangliang dalam satu tarikan napas.
“Kau serius?!” Su Jin cukup terguncang mendengar pengungkapan baru ini. Dia berharap hal ini memang benar, tapi dia takut kalau mungkin tak begitu.
“Tentu saja! Setelah pemilikku yang dulu menjadi dewa, Beliau membangkitkan semua teman dan keluarganya. Mengejutkan kan?” tanya Chi Mei Wangliang sebagai balasannya.
Sebenarnya hal itu tak terlalu mengejutkan, tapi Su Jin belum pernah mendengar kemungkinan ini. Akan tetapi, kata-kata Chi Mei Wangliang telah memberinya harapan. Asalkan dia bekerja keras untuk menjadi dewa, masih ada kesempatan dia bisa membalikkan situasi ini.
“Terima kasih karena mengatakan ini padaku! Tapi… tapi kenapa kau melakukannya?” tanya Su Jin. Kesepakatannya sudah batal karena fakta bahwa Ye Yun dan Kano Mai sudah mati berarti Chi Mei Wangliang telah gagal melakukan bagiannya. Chi Mei Wangliang sangat kuat, namun tak bisa mengubah kenyataan ini. Karena tak bisa memiliki tubuh Su Jin, Su Jin tak bisa mengerti kenapa busur itu masih mau memberinya saran yang berguna.
“Ini bukan akhir dari kesepakatannya. Kau bawa aku ke dunia nyata, dan asalkan kau menjadi dewa dan membangkitkan mereka, berarti aku tetap sudah melunasi bagianku, kan?” ujar Chi Mei Wangliang.
Su Jin agak terkejut. Dia tak menyangka kalau Chi Mei Wangliang ternyata secerdik ini. Namun tidak semudah itu mengakali Su Jin.
“Kita bisa melanjutkan kesepakatannya, tapi kita perlu memperbaiki persyaratannya,” ujar Su Jin.
Chi Mei Wangliang meragu sejenak, kemudian berkata, “Perubahan apa yang ingin kau buat?”