Buku Panduan Neraka - Chapter 299
Secara umum, begitu makhluk hidup mati, jiwanya akan menghilang dengan amat cepat. Tracy dari Dewan Kegelapan punya cara untuk menyerap jiwa dari makhluk-makhluk hidup lain demi memperkuat dirinya sendiri, namun di mata para ahli dalam hal cara kerja jiwa seperti Su Jin dan Xu Ran, melakukan hal demikian pada akhirnya akan membuat Tracy terbunuh.
Jiwa memang tampak rapuh, tetapi sebenarnya amat tangguh. Tubuh dengan jiwa yang kuat bahkan mampu melakukan sesuatu yang melampaui batasan fisik tubuhnya.
Jadi, dengan menyerap jiwa dari makhluk-makhluk hidup lain, Tracy cuma sedang mengumpulkan energi dari batin mereka untuk dipakai sebagai miliknya sendiri, namun dia tidak menyatukannya ke dalam jiwanya sendiri. Sebagai orang dengan psikokinesis, Tracy memiliki kemampuan cukup untuk mengendalikan jiwanya dan jiwanya juga cukup kuat, jadi untuk saat ini semuanya masih baik-baik saja.
Tetapi jika pada suatu hari, Tracy menyerap jiwa cukup banyak, sedemikian banyaknya hingga melampaui jiwanya sendiri, dia akan mendapati kalau dirinya tak lai mampu mengendalikan energi yang sebelumnya telah diserapnya. Begitu hal itu terjadi, dia akan mati mengenaskan. Kalau jiwanya diserang oleh ratusan atau ribuan jiwa lainnya, maka dia akan mengalami takdir yang lebih buruk dari kematian.
Sementara itu, Chi Mei Wangliang, berbeda dari Tracy. Jiwa yang Tracy serap datang dari makhluk-makhluk hidup biasa yang dari semula memang tak punya jiwa yang terlalu kuat, sementara Chi Mei Wangliang menyerap jiwa-jiwa dari makhluk-makhluk kuat di Pulau Kesalahan. Bahkan hanya satu jiwa saja akan jauh lebih kuat dari semua jiwa yang telah diserap oleh Tracy.
Tapi Chi Mei Wangliang tak munkin menyerap jiwa-jiwa ini demi mengumpulkan kekuatan sebagaimana halnya Tracy. Su Jin merasa kalau sebuah busur juga tak mungkin memiliki psikokinesis. Jadi, apa yang diinginkannya?
“Apakah… berusaha mengubah dirinya sendiri menjadi bentuk kehidupan yang berbeda?” Su Jin memicingkan matanya. Dia merasa kalau Chi Mei Wangliang sedang mencari cara untuk berevolusi, berubah dari sebuah busur menjadi makhluk hidup sungguhan.
Su Jin berhenti memikirkan tentang Chi Mei Wangliang untuk sementara waktu ini dan terus bergerak bersama kelima pemuja. Namun mereka bergerak jauh lebih lambat dari sebelumnya. Para pemuja itu tak bisa memperkirakan perubahan-perubahan lain macam apa yang telah dialami pulau ini, jadi bahaya dan maut bisa menimpa mereka kapan saja. Namun Su Jin sudah bisa dianggap beruntung karena ada kelima pelindung ini di sisinya. Para pemilik lain di pulau ini ketakutan dan tak berdaya kalau dibandingkan dengan dirinya.
Chu Yi dan Wu Chen bahu-membahu ketika mereka bergerak bersama-sama. Wu Chen memungut beberapa tanaman, melumatnya, kemudian mengoleskan lumatan tanaman itu ke betis Chu Yi. Lumatan itu membantu memulihkan lukanya dengan cukup pesat dalam waktu singkat.
“Paman Wu, Paman… paman tahu pengobatan Tiongkok?” Chu Yi menggaruk kepalanya. Dia adalah seorang seniman beladiri, dan karena seniman beladiri sering terluka, mereka mengenal beberapa tanaman obat yang berguna membantu memulihkan cidera. Sebenarnya, banyak dari mereka yang memiliki balai pengobatan yang menyediakan tanaman-tanaman obat semacam itu adalah seniman beladiri juga. Namun Chu Yi menyadari kalau dia tak mengenali satu pun herba yang tadi telah dipetik Wu Chen.
“Kau tahu apa! Aku ini terlatih dalam pembuatan ramuan. Apa kau kira kau bisa mendapatkan tanaman-tanaman obat yang biasanya dipakai dalam pengobatan Tiongkok dari pulau ini?! Di sini cuma ada tanaman-tanaman magis, seperti rumput yang ini. Kalau kau makan ini, kau akan jadi linglung. Dan kalau kau makan cukup banyak, kau akan mengalami halusinasi.” Wu Chen memelotot tak sabar pada Chu Yi.
“Ramuan? Itu… itu yang dari Harry Potter, kan? Maksud Paman yang begituan benar-benar ada?” Mata Chu Yi berbinar. Sebagai seorang anak muda, dia sangat suka nonton film dan dia jelas sudah menonton film-film terkenal seperti Harry Potter.
“Serupa, tapi tak berhubungan. Aku tidak sedang berusaha menyombong, tapi di antara semua pemilik yang familier dengan ramuan, selain Nona Sophia yang dikenal sebagai Ahli Ramuan….”
“Paman adalah satu-satunya orang lain yang tahu?!” Chu Yi membantu menyelesaikan kalimat Wu Chen dengan penuh semangat.
Tapi Wu Chen kembali memutar matanya seraya berkata perlahan, “… Tak ada orang lain!”
“Eh, apa?! Terus bagaimana dengan Paman?” Chu Yi kebingungan.
“Aku nggak bilang aku familier dengan ramuan! Aku mempelajarinya sedikit dari suatu Tantangan sebelumnya tapi tak menyelesaikan pelajarannya. Kalau kau tidak terluka separah itu, aku juga takkan menjajal kemampuanku.” ujar Wu Chen apa adanya.
Chu Yi tercengang-cengang dan berkata seraya menghela napas lega, “Syukurlah yang beginian bukan pengobatan barat, yang bisa membunuh orang kalau menyuntikkan obat yang salah.”
“Sebenarnya, yang beginian bahkan lebih parah lagi. Kalau aku pakai barang yang salah, sekarang ini aku akan sudah membantumu menggergaji kakimu,” ujar Wu Chen seraya tertawa.
“Paman Wu, janjilah satu hal padaku!”
“Apa?”
“Kalau aku terluka lagi, Paman… Paman tinggalkan saja aku! Aku nggak akan menyalahkan Paman!”
Mereka berdua keliatan seperti tidak menganggap serius Tantangan ini, tapi itu sebenarnya cuma cara mereka untuk berusaha meringankan rasa takut. Mereka telah kehilangan kekuatan mereka sebelumnya dan bisa mati kapan saja. Rasa takut yang mereka alami sekarang sebenarnya bahkan lebih akut ketimbang ketika mereka melalui Tantangan pertama mereka.
Ketika mereka berjalan tersaruk-saruk, tiba-tiba mereka mendapati sebuah rumah sakit. Mereka membeku dan Chu Yi bergidik. Ujarnya kepada Wu Chen, “Paman Wu, cideraku nggak terlalu parah sampai perlu masuk rumah sakit. Bagaimana kalau kita memutarinya saja?”
“Setuju,” ujar Wu Chen seketika seraya membantu Chu Yi berbalik dan berjalan ke arah lain. Tapi setelah mereka berbalik, mereka mendapati diri mereka berhadapan dengan beberapa orang perawat.
“Glek!” Chu Yi menelan ludah. Para perawat yang berdiri di depannya itu memiliki tubuh berlekuk indah, tapi wajah mereka mengerikan. Sebuah mulut besar tumbuh dari tengah-tengah wajah mereka, dan mulut itu penuh dengan gigi tajam. Mereka memiliki satu mata hitam seperti manik-manik pada masing-masing sisi mulutnya.
“Apaan ini? Ini kali pertama aku merasa kalau fetish seragam itu mengerikan,” maki Wu Chen. Perlahan mereka mundur selangkah, berharap bisa kabur. Tapi begitu kaki mereka bergerak mundur, para perawat itu pun bergerak maju.
“Paman, ayo… lari!” tiba-tiba Chu Yi berteriak. Tapi bahkan sebelum dia bisa mengambil langkah pertama, dia merasakan sesuatu mengerat di kakinya dan dirinya pun terjatuh ke tanah. Hal yang sama terjadi pada Wu Chen. Chu Yi melihat kalau kaki Wu Chen terikat oleh perban dan perban itu membelitkan dirinya semakin tinggi ke tubuh pria paruh baya itu. Chu Yi yakin kalau hal yang sama juga terjadi pada dirinya.
Begitu mereka sepenuhnya terbungkus dalam perban, para perawat monster itu menggenggam satu ujung perban dan menyeret mereka ke dalam rumah sakit. Ketika mereka melewati pintu masuk rumah sakit, kata-kata ‘Suaka Clomo’ yang tertulis dalam huruf besar-besar berkedip misterius di atas pintu masuknya.
Mereka berdua terbungkus seperti sepasang bakcang dan diseret ke dalamnya seperti kalau terikat dalam karung goni, jadi tak lama kemudian mereka pun kehilangan kesadaran. Ketika kesadaran mereka kembali, mereka merasakan ada sesuatu yang bergerak di atas tubuh mereka.
Bagaimanapun juga, Chu Yi adalah seniman beladiri, jadi dia pun melompat berdiri seperti ikan yang mencelat keluar dari air, kemudian jatuh dari posisi tinggi, menyebabkan perban yang membelitnya terurai.
Dia meronta untuk melepaskan perbannya, dan begitu selesai, dia pun mulai terengah keras. Perban-perban ini nyaris kedap udara dan semua pergerakan tadi membuatnya nyaris tak bisa bernapas. Ketika dia selesai mengatur napasnya, dirinya dibuat tercengang oleh apa yang dilihatnya.
Mata Chu Yi membelalak lebar. Di hadapannya terdapat segala jenis monster, vampir, manusia serigala, serangga, alien yang mirip dengan ET, gorila berkepala anjing – kesemuanya menatap lurus ke arahnya.
“UNGHH!” Bakcang perban lain mulai mengeluarkan suara keras dan Chu Yi teringat kalau Wu Chen masih terbelit perban. Dia mengabaikan tatapan dari monster-monster itu dan membebaskan Wu Chen dalam waktu singkat. Begitu dirinya terbebas dari perban, ekspresi Wu Chen sama syok dan ketakutannya dengan Chu Yi.
“Menurutmu… apa kau bisa membungkusku kembali ke dalam sana?” Wu Chen tertawa gugup. Di Tiongkok, gua naga dan sarang harimau dianggap sebagai tempat-tempat berbahaya. Tetapi tempat ini mungkin malah lebih berbahaya dari itu.
Anehnya, monster-monster itu sama sekali tak kelihatan tertarik menyerang mereka. Mata mereka tampak menerawang dan kelihatan terus-terusan bengong, seakan mereka adalah boneka kayu.
“Paman Wu, bukannya pakaian mereka kelihatan familier?” Sebuah pemikiran menerpa Chu Yi ketika dia menarik-narik Wu Chen untuk membuat pria itu melihat pakaian yang dikenakan monster-monster ini.
Wu Chen mengangguk pelan. Tentu saja pakaian ini tampak familier. Sesosok badut berpakaian samalah yang telah melempar mereka ke pulau ini.
“Apa menurutmu badut itu ada hubungannya dengan mereka?” tanya Chu Yi.
Wu Chen menggelengkan kepalanya, karena dia juga tak tahu. Bisiknya, “Entahlah, tapi sekarang yang paling mendesak adalah memikirkan cara keluar dari sini.”
Chu Yi mengangguk setuju kuat-kuat. Mereka berdua buru-buru merunduk dan bergeser menjauh dari monster-monster itu, tapi monster-monster itu sama sekali tak bereaksi pada gerakan mereka dan cuma duduk diam di tempat mereka berada.
“Paman Wu, mereka kelihatan seperti pasien di bangsal psikiater yang telah disuntik bius. Aku punya paman yang dimasukkan ke RSJ dan dia selalu kelihatan seperti itu,” Chu Yi berkata pada Wu Chen.
“Tak usah pikirkan itu!” ujar Wu Chen.
Persis ketika mereka berdua hampir meninggalkan bangsal, sesosok monster raksasa tiba-tiba berguncang hebat. Makhluk itu mengeluarkan raungan marah dan mengayunkan lengannya.
Chu Yi dan Wu Chen kebetulan berada dalam jangkauan serangannya, jadi mereka buru-buru tiarap ke lantai dan berhasil menghindari lengan monster itu. Setiap pasien lain yang ada dalam jangkauannya terlontar terbang, tapi setelah jatuh kembali ke lantai, mereka melanjutkan duduk di sana seperti boneka kayu dan sama sekali tidak bangkit untuk membalas.
Wu Chen dan Chu Yi bersyukur karena reaksi mereka cukup cepat. Persis pada saat itulah, pintu kamar tiba-tiba terbuka dan tiga perawat monster berjalan masuk. Dua dari perawat-perawat itu mencengkeram masing-masing satu lengan.
Si monster raksasa murka dan meronta protes, tapi setelah kedua perawat yang jauh lebih kecil darinya itu menangkap lengannya, dia sama sekali tak bisa melepaskan diri dari cengkeraman mereka. Perawat ketiga kemudian menyuntiknya dengan suatu cairan hitam.
Setelah menyuntik si monster dengan cairan hitam, mereka tidak pergi, melainkan mulai memindai pasien-pasien lain di dalam bangsal itu. Seekor rubah berekor banyak tiba-tiba melompat berdiri dengan harapan bisa lepas lewat pintu bangsal yang terbuka, tapi sesosok perawat bergerak lebih cepat dari si rubah dan menangkapnya. Si perawat pun menyuntiknya dengan cairan hitam bahkan ketika dia menatap dengan ngeri, dan si rubah pun perlahan mulai bersikap seperti boneka kayu lagi.
Ketiga perawat itu lalu menatap ke arah panggung batu, tempat mereka telah meletakkan Wu Chen dan Chu Yi. Mereka berdua mulai gugup. Kalau para perawat itu melihat mereka, mereka takkan bisa lolos dan cairan hitam itu juga akan disuntikkan ke dalam tubuh mereka.
“Chu Yi, ayo coba ini. Makan ini!” Wu Chen mendesis pada Chu Yi.