Buku Panduan Neraka - Chapter 289
Di dalam Bar Neraka, kelompok yang terdiri dari tujuh orang sedang duduk bersama. Ye Yun menatap penasaran pada teman-teman Su Jin. Sejak awal dirinya memang bukan jenis orang yang pendiam, jadi dia sudah menjadi amat familier dengan mereka semua ketika Su Jin tidak di tempat selama tiga hari sebelumnya.
“Kalian sangat luar biasa! Selain Paman Wu, yang lainnya baru menjalani kurang dari dua puluh Tantangan dan kalian sudah begitu hebat! Luar biasa!” ujar Ye Yun penuh kekaguman,
Wu Chen memelototinya. “Hei! Jadi kau bilang aku tak sehebat mereka? Aku ini juga sangat hebat!”
“Tentu saja! Fakta bahwa Paman telah membuat Shen Wu tak berdaya adalah sesuatu yang mungkin bahkan tak mampu dilakukan oleh para pemilik yang ada di posisi sepuluh besar!” Ye Yun buru-buru memberi pujian besar pada Wu Chen untuk menjilatnya.
“Haha! Kau benar, kau benar! Tak heran Su Jin sangat menyukaimu!” Wu Chen tertawa riang. Peringkatnya tidak tinggi, tapi kalau dia berada dalam situasi sulit, Wu Chen yakin bahwa jika dia memakai kartu andalannya dengan bijak, dirinya akan setanding dengan para pemilik di posisi seratus besar.
Wajah Su Jin memerah mendengar komentar ini, tapi Ye Yun masih terus senyam-senyum. Kano Mai, sebaliknya, menampakkan senyum sedih di wajah.
Chu Yi menyadari ekspresi Kano Mai, tapi dia hanya bisa menggaruk kepala dengan canggung. Semua orang tahu kalau Kano Mai menyukai Su Jin, dan bahkan Su Jin sendiri juga tahu. Tapi kadang-kadang, yang namanya hubungan memang jadinya seperti itu. Sedikit terlambat bisa berarti harus menyerah sepenuhnya.
“Kekuatan bayangan Situ seharusnya bisa dianggap sebagai Kekuatan Jiwa tingkat tinggi, sementara Kak Mai memiliki kekuatan dari tujuh dosa mematikan sementara Chu Yi punya tenaga dalam. Semua ini adalah Kekuatan Jiwa yang cukup bagus untuk dimiliki. Jadi… cuma Kak Bo Ya yang belum punya Kekuatan Jiwa?” Ye Yun sudah mengetahui status mereka saat ini seperti punggung tangannya sendiri.
Su Jin berkata, “Bo Ya belum lama menjadi pemilik, jadi takutnya akan butuh waktu baginya sebelum dia bisa mengaktifkan Kekuatan Jiwanya.”
Ye Yun mengangguk. Dia mengeluarkan Buku Panduannya dan mengeluarkan sebuah tunas hijau terang dari dalamnya, kemudian berkata kepada Bo Ya, “Kak Bo Ya, ini adalah Obyek Pembimbing yang bisa membawamu ke Tanah Peri. Kalau Kakak yakin ingin menjadi penyembuh, maka ini mungkin berguna untuk Kakak.”
Bo Ya agak terkejut. Dia menatap Situ Jin dan baru menerima pemberian Ye Yun setelahh Situ Jin mengangguk, dan juga berterima kasih pada Ye Yun.
“Tak usah berterima kasih padaku. Kalau kalian semua tidak datang untuk membantu, saat ini aku pasti sudah mati. Anggap saja ini sebagai tanda terima kasih dariku!” ujar Ye Yun seraya tersenyum.
Su Jin juga mengeluarkan Buku Panduannya dan berkata pada Ye Yun, “Bergabunglah dengan timku! Sejak saat ini kita bisa bergerak bersama sebagai tim dan saling membantu.”
Ye Yun tak menolak tawarannya dan mengangguk samar. Dia meletakkan tangannya di atas Buku Panduan Su Jin, dan begitu mereka sudah menyelesaikan prosesnya, simbol pisau tulang pun muncul di lengan Ye Yun.
Su Jin menghembuskan napas dalam-dalam. Dia merasa seakan sedang bermimpi. Setelah melalui begitu banyak hal, mencari dan mengejar Ye Yun, orang yang selama ini dicarinya kini duduk di sebelahnya. Belum ada satu pun dari hal ini yang terasa nyata baginya.
Ye Yun menyadari Su Jin hanya menatap bengong padanya dan terbahak. “Ada apa sih?”
“Uh… nggak ada apa-apa!! Oh! Omong-omong, bukankah sudah saatnya kau pulang ke rumah dan menghubungi orangtuamu serta Tang Ning?” Su Jin buru-buru mengubah topik.
Ye Yun langsung menundukkan kepalanya dalam-dalam dan megangguk kuat-kuat seperti ayam mematuki beras. Kemudian dia berkata pada semua orang, “Maaf, tapi aku harus pergi sekarang. Sudah lama sekali sejak aku menghubungi keluargaku.”
Semua orang memahaminya dan mengucapkan salam perpisahan kepadanya. Setelah Ye Yun pergi, semuanya ganti menatap Su Jin dan Kano Mai.
Suasana pun menjadi amat canggung, jadi Kano Mai langsung berdiri dan berkata, “Aku, uh… sedang merebus sup di rumah, jadi lebih baik aku pergi sekarang.”
Semua orang kecewa ketika mereka melihat seberapa mati-matiannya Kano Mai untuk kabur. Dibandingkan dengan Ye Yun, yang disukai Su Jin, mereka lebih memilih untuk tetap berada di pihak Kano Mai, karena wanita itu adalah orang yang telah melalui banyak Tantangan bersama mereka.
“Jin, sebenarnya bagaimana perasaanmu?” tanya Wu Chen seraya mengetukkan buku-buku jarinya ke meja.
Pada mulanya Su Jin kebingungan, tapi dengan cepat dia menyadari apa yang ditanyakan oleh Wu Chen kepadanya. Dia mengernyit dan berkata, “Aku… aku tak tahu. Aku tak mau melukai Mai, tapi… aku lebih dulu menyukai Ye Yun.”
“Aha! Kalian semua dengar itu kan? Dia bilang dia menyukai Ye Yun lebih dulu, yang berarti kau tak menyangkal kalau punya perasaan pada Mai.” Wu Chen langsung menemukan petunjuk dalam kata-kata Su Jin dan terus menggilasnya tanpa ampun.
Su Jin tahu bahwa setelah melalui begitu banyak hal bersama-sama dia memang memandang Kano Mai lebih dari sekedar teman. Tapi seperti yang telah dia katakan sebelumnya, dia tak mau melukai Mai.
“Bos, apa duniamu menerapkan monogami dengan ketat? Di duniaku, ada beberapa area yang mengizinkan poligami,” ujar Chu Yi.
Situ Jin mendengus. “Sayangnya, di dunia kami, negara kami hanya mengizinkan monogami. Takutnya dia tak boleh punya dua istri.”
“Siapa yang peduli soal hukum? Menilik dari posisi dan kekuatan Su Jin saat ini, kalau mau dia bahkan bisa menikahi dua ratus istri! Kalau pemerintahan kalian membuat Su Jin marah, dia bisa saja menjadi diktator seperti Shen Wu. Tak ada seorang pun yang akan bisa menghentikan dia,” ujar Wu Chen dengan lambaian tangan tidak sabar.
Situ Jin terbahak. Dia menatap Su Jin dan berkata, “Yah, Wu Chen nggak salah sih. Aku akan melawanmu sampai mati kalau kau coba-coba melakukan hal semacam itu, tapi aku sama sekali takkan bisa mengalahkanmu. Tapi… kau takkan melakukan sesuatu seperti itu cuma supaya kau bisa punya istri lebih dari satu, kan? Maksudku, kalau kau benar-benar mau, aku selalu bisa mengajukan permintaan khusus ke pihak berwenang.”
Su Jin memelototi mereka. Orang-orang ini jelas sedang menyudutkannya untuk kesenangan mereka sendiri. Dia sudah pernah menonton drama dan film dengan adegan-adegan semacam itu dan tak pernah menyangka kalau hal itu akan diterapkan pada dirinya. Sekarang karena dia sudah terjebak dalam percakapan ini, dia menyadari bahwa semua yang dia katakan bisa dipakai untuk melawan dirinya. Sungguh mengerikan!
“Kuperingatkan padamu, mereka berdua adalah gadis baik-baik. Kalau kau benar-benar tak tahu harus bagaimana, maka… kurasa kau bisa mengebiri dirimu sendiri dan jadi kasim saja? Dengan begitu mereka tak perlu memperebutkanmu,” ujar Wu Chen dengan wajah galak sebelum akhirnya terbahak.
Situ Jin dan Chu Yi juga sama-sama terkikik. Cuma Bo Ya yang lebih serius dan memelototi mereka. Dia berkata pada Su Jin, “Jin, tak usah dengarkan omong kosong mereka. Kalau kau tak mau melukai satu pun dari mereka, kau harus membuat sikap yang tegas pada mereka berdua dan memastikan hubunganmu dengan mereka. Dengan begitu, mereka tak perlu memendam harapan kosong dan terus menunggu dengan sia-sia.”
Su Jin senang sekali mendengar nasihat yang benar dan air matanya hampir merebak. “Bo Ya, kau yang terbaik! Kau adalah teman sejati! Orang-orang ini tak lebih dari binatang!”
Ketiga pria itu memasang tampang mengejek ke arah Su Jin. Mereka jelas tidak senang dengan apa yang baru saja Su Jin katakan tentang mereka.
Setelah semua itu, mereka pun memutuskan untuk meninggalkan Bar Neraka dan pergi ke bungalow tempat Su Jin dan Kano Mai tinggal. Kano Mai sudah menyiapkan makanan semeja penuh untuk membantu Su Jin berterima kasih atas bantuan semua orang.
Namun tindakan Kano Mai hanya membuat Su Jin merasa lebih bersalah lagi kepadanya. Bo Ya benar. Dia harus memastikan hubungannya dengan Ye Yun secepatnya sehingga Kano Mai bisa berhenti menunggu dan melakukan hal-hal yang tidak diperlukan untuknya.
Semua anggota tim duduk untuk bersantap, dan semua orang berkomentar kalau Kano Mai akan jadi istri dan ibu yang luar biasa. Su Jin yakin kalau mereka semua sengaja mengucapkan hal-hal semacam itu untuk menggoda dirinya. Dia sudah kehilangan wibawa sebagai ketua tim atas diri mereka.
Ye Yun pergi untuk mencari Tang Ning. Tang Ning nyaris tak bisa memercayai bahwa sepupunya yang terus-terusan menghilang ini akan benar-benar muncul di hadapannya. Setelah mengatasi kekagetan awal, dia pun mengomeli Ye Yun dengan galak dan memperingatkan gadis itu agar jangan pernah lagi melakukan sesuatu yang membuat orang cemas.
Tetapi yang terjadi berikutnya bukanlah sesuatu yang diharapkan oleh satu pun dari mereka. Shen Wu telah memasang pengumuman di dalam Bar Neraka. Isinya adalah pengumuman buron terhadap Su Jin dan timnya.
“Siapa pun yang berhasil membunuh anggota Tim Pisau Tulang akan mendapatkan benda Kekuatan Jiwa Tingkat A. Siapa pun yang berhasil membunuh Su Jin si ketua tim akan memperoleh tiga benda Kekuatan Jiwa Tingkat A. jika berhasil menangkap Su Jin hidup-hidup, kau akan mendapatkan satu benda Kekuatan Jiwa Tingkat Bumi. Jika kau menangkap anggota Tim Pisau Tulang bernama Ye Yun, kau akan mendapat tiga benda Kekuatan Jiwa Tingkat Bumi!”
Su Jin membaca isi dari pengumuman itu dan dia sendiri jadi merasa tergoda. Ujarnya pada timnya, “Astaga, apa menurut kalian dia akan memberikan benda-benda itu pada kita kalau aku menyerahkan diri?”
Chu Yi bahkan lebih kecewa lagi. Dia memukul pahanya dan berkata, “Kampret! Kalau saja tiruanku tidak mati, aku bisa saja mengirim dia pada mereka dan mendapatkan satu benda Tingkat A sebagai gantinya!”
Semua orang berbalik untuk menatap Chu Yi seakan dia adalah seorang idiot. Situ Jin menghela napas dan berkata, “Tidakkah menurutmu tiruanmu itu lebih baik daripada memiliki satu benda Tingkat Bumi?”
“Huh? Ak… oh, benar juga.” Chu Yi mengangguk dan jadi lebih sedih lagi karena hilangnya tiruannya itu.
Su Jin tak terlalu kaget kalau Shen Wu memasang pengumuman seperti itu. Justru akan lebih aneh jika Shen Wu sama sekali tak melakukan apa-apa bahkan setelah timnya membuat kekacauan sebesar itu di planet asal Shen Wu.
“Untung saja, si Tukang Topi Gila sudah menambah dinding pelindung pada semesta kami. Kalau tidak, aku benar-benar takkan tahu harus bagaimana.” Su Jin benar-benar bersyukur karenanya. Jika si Tukang Topi Gila tidak melakukannya, dia akan langsung harus melarikan diri bersama Ye Yun dan takkan berani tinggal di mana pun terlalu lama.
“Sekarang kita harus bagaimana? Karena kita sudah jadi buronan, mulai saat ini kita harus lebih hati-hati,” ujar Situ Jin.
Wu Chen kelihatan tak terlalu peduli. “Aku akan baik-baik saja. Paling-paling, aku akan ganti wajah dan namaku. Mustahil untuk menangkapku kalau kau cuma tahu nama dan wajahku yang sekarang!”
“Untuk amannya, kalau kalian tak ada urusan mendesak untuk ditangani, kita semua lebih baik tetap tinggal saja di tempatku. Kita akan tunggu selama beberapa bulan hingga semuanya tenang, kemudian kalian bisa pulang,” Su Jin berkata pada kelompoknya.
Semua orang setuju. Toh cuma untuk beberapa bulan, jadi mereka menganggapnya sebagai liburan. Mereka juga tak ada urusan mendesak untuk dibereskan di dunia mereka sendiri.
Beberapa minggu berlalu tanpa terasa dan sudah tiba waktunya bagi semua orang untuk kembali memasuki Tantangan. Su Jin mengumpulkan semua orang, dan begitu mereka siap, dia pun memulai Tantangan mereka yang berikutnya.
Tetapi kegelapan yang biasa tidak menyelimuti mereka. Alih-alih, sekelompok orang muncul di hadapan mereka. Jumlahnya juga sangat besar. Su Jin menghitung cepat dan menyadari kalau yang berkumpul di sini setidaknya ada 20 atau 30 orang. Dan di tengah-tengah kelompok itu duduklah sesosok badut yang mengenakan baju pengekang, jenis baju yang dipakai di rumah sakit jiwa kuno untuk mengekang para pasien secara fisik.