Buku Panduan Neraka - Chapter 290
Si badut mengenakan jaket pengekang yang mengingatkan pada mereka yang biasa ada di rumah sakit jiwa kuno. Foundation putih di wajahnya, lipstik yang digambar melewati bibirnya serta lingkaran hitam di sekitar matanya sungguh stereotip dari badut, namun juga membuatnya tampak histeris.
Mau tak mau Su Jin merasakan takut dalam hatinya. Dia tahu bahwa beberapa orang punya fobia pada badut, yang bisa dianggap sebagai fobia psikologis, namun Su Jin yakin bahwa dia tak pernah takut pada badut. Akan tetapi, ketika dihadapkan pada badut ini, dia merasakan takut yang nyata jauh di dalam hatinya, menghantarkan hawa dingin merayapi punggungnya.
“Tiga puluh enam orang, enam tim!” Su Jin mengamati kerumunan pemilik yang ada di sekitarnya. Jumlah total mereka ada 36 orang dan mereka berdiri dalam kelompok-kelompok mereka sendiri, jadi jelas bahwa mereka membentuk enam tim kecil.
Su Jin belum pernah melalui sebuah Tantangan dengan orang sebanyak ini sebelumnya. Wu Chen dan Ye Yun juga tampak ketakutan. Mereka adalah orang lama yang sudah melalui puluhan Tantangan, tapi mereka juga tak pernah melihat begitu banyak orang yang dilibatkan sekaligus.
“Halo semuanya, sekarang kita adalah teman lama, tapi ini merupakan kali pertama kalian melihatku.” Si badut duduk di atas kursi putar yang tingginya bisa disesuaikan yang umum terlihat di bar. Matanya merah sepenuhnya tanpa ada pembedaan antara iris dan pupilnya, jadi dia tampak benar-benar menakutkan. Namun yang membuat mereka semua ketakutan adalah suaranya.
Tak ada pemilik di antara ketiga puluh enam orang yang hadir yang tak kenal suara ini. Atau lebih tepatnya, tidak ada satu orang pun di sini yang akan melupakan suara ini. Suara ini merupakan mimpi buruk terbesar mereka, awal mula dari kehidupan bagai mimpi buruk mereka…. Ini adalah suara kematian yang menarasikan perkenalan dari tiap-tiap Tantangan, suara yang membawa semua emosi negatif di dunia.
Su Jin melangkah maju dan secara instingtif berdiri dengan sikap protektif di depan timnya. Dia adalah ketua tim dari Tim Pisau Tulang dan perlahan telah menumbuhkan insting untuk melindungi para anggota timnya.
Ketiga puluh enam pemilik tampaknya merupakan orang-orang yang cukup tangguh. Bahkan setelah mendengar suara si badut, tak seorang pun yang mulai panik da sebagian besar dari mereka jadi sangat waspada dan siap untuk bertarung, siap untuk meluncurkan serangan agresif.
Si badut tak peduli pada tanggapan mereka terhadap dirinya dan hanya meneruskan, “Aku bisa muncul di depan kalian semua hari ini adalah berkat satu orang. Orang itu adalah… ketua tim dari Tim Pisau Tulang. Tuan Su Jin!”
Si badut menudingkan satu jari ke arah Su Jin dan seberkas cahaya menyorot turun dari atas, menerangi Su Jin dan mebuat semua orang menoleh untuk menatapnya.
Kesemua anggota tim merasakan jantung mereka mengejang dan Su Jin pun mengumpulkan psikokinesisnya. Dia tak tahu apa yang direncanakan oleh badut ini, tapi… dia harus siap untuk apa saja.
“Oh tidak, tidak, tak usah segugup itu. Secara teori, aku tidak akan membunuh pemilik mana pun.” Si badut menggoyangkan jarinya dari satu sisi ke sisi lain, kemudian memakai satu tangan untuk memegangi dagunya seraya menatap Su Jin dengan seksama. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Tapi kau ini cukup berbahaya, jadi… aku harus memastikan keselamatanku sendiri.”
Si badut menjentikkan jari dan pada para pemilik lainnya, tak ada perubahan apa pun. Namun ekspresi Su Jin merosot karena dia bisa merasakan kalau psikokinesisnya telah menghilang.
Ini bukan perasaan seperti ketika Kekuatan Jiwanya disegel. Rasanya seakan dia sama sekali tak pernah mengaktifkan Kekuatan Jiwa. Dia tak bisa merasakan setitik pun kekuatan itu.
“Apa… apa yang kau lakukan padaku?!” Su Jin langsung berseru memprotes.
“Tak melakukan apa-apa, sungguh. Semua orang akan melalui hal yang sama nanti, kau cuma duluan,” ujar si badut seraya mengangkat bahu. Dia tersenyum pada Su Jin dan berkata, “Biar kujelaskan! Kau bisa anggap aku sebagai manifestasi dari Buku Panduan Neraka, jubir, seperti game master atau orang yang berwenang pada server.”
“Mulanya perananku cuma untuk memperkenalkan Tantangan kepada kalian semua dan menentukan beberapa area kunci. Kalau semuanya terus berjalan seperti itu, aku takkan pernah bertemu dengan kalian semua. Tapi… seseorang telah melakukan sesuatu yang tak seharusnya mereka lakukan, jadi mau bagaimana lagi! Aku harus meninggalkan kehidupan santaiku dan datang kemari untuk bermain bersama dengan kalian semua.”
“Pisau Tulangku yang baru!” Pemikiran Su Jin bergerak secepat kilat. Si badut tadi berkata bahwa kemunculannya ada hubungannya dengan diri Su Jin, dan kemudian berkata bahwa seseorang sudah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan. Satu-satunya hal yang bisa Su Jin pikirkan adalah Pisau Tulang yang baru saja dia peroleh.
“Bingo! Kau benar! Persis seperti yang tadi kukatakan, aku cuma bertugas menjalankan permainan dan aku cuma akan muncul jika mereka yang tidak seharusnya ada di sini muncul, dan benda-benda yang tidak seharusnya ada muncul.”
“Pisau Tulang adalah Benda Kekuatan Jiwa Tingkat Dewa pertama yang ada dalam Buku Panduan, dan berdasarkan pada cara perkembangan Buku Panduan sejauh ini, masih belum waktunya bagi benda semacam itu untuk muncul. Buku Panduan selalu bekerja dalam mode di mana semuanya diterapkan pada semua pemilik di semua semesta, jadi kemunculan benda Kekuatan Jiwa Tingkat Dewa juga dengan suatu cara terhubung dengan Buku Panduan Neraka. Kau bisa bilang kalau Tuan Su adalah pendonor sekaligus korbannya.”
“Jadi maksudmu adalah bahwa Buku Panduan Neraka akan menghukumku?” tanya Su Jin dengan suara muram. Dia tak lagi merasa gugup. Jika Buku Panduan telah memutuskan untuk membunuh dirinya, maka berusaha melawan juga tak ada gunanya. Bahkan dewa seperti si Tukang Topi Gila juga kesulitan melawan kekuatan Buku Panduan dan harus dengan susah payah berhasil lepas dari kendali Buku Panduan setelah melakukan beberapa trik. Bagi seorang pemilik biasa seperti dirinya, tak ada gunanya merasa gelisah.
Yang mengejutkannya, si badut tampak kaget mendengar kata-katanya. Dia menggelengkan kepala dan berkata, “Kenapa aku perlu melakukannya? Seperti yang sudah kujelaskan sebelumnya, kemunculan dari benda Kekuatan Jiwa Tingkat Dewa juga sebagiannya adalah kesalahan dari Buku Panduan. Kenapa kita harus menghukum Tuan Su saja?”
Tak ada seorang pun yang berkata-kata, tapi dari sorot mata mereka tampak jelas kalau mereka berpikir demikian.
“Buku Panduan Neraka itu adil, terutama ketika berhubungan dengan nyawa manusia. Aku sudah memilih 36 orang, enam tim kecil, yang kesemuanya sudah memakai suatu metode khusus untuk melewati Tantangan di masa lalu. Singkatnya, kalian semua sudah main curang sebelumnya,” ujar si badut kalem.
“Itu konyol! Aku sudah melalui 31 Tantangan dan aku tak pernah curang!” pungkas seorang pemilik berotot yang kelihatannya punya temperamen cukup buruk.
Si badut menoleh untuk menatapnya dan berkata, “Tuan Kevin, ketua tim dari Tim Camar Kepala Hitam. Pada Tantangan ketujuhmu, kau seharusnya sudah mati. Tapi… kau telah membuat kesepakatan dengan sesosok Dewa Tua di Tantangan itu, menjadi penganut mereka dan sebagai hasilnya mengaktifkan Kekuatan Jiwamu!”
Si pria terperangah dan matanya melebar, namun pada akhirnya dia tak bilang apa-apa, karena si badut memang benar. Dia sudah membuat kesepakatan dengan sesosok Dewa Tua pada Tantangan itu dan menjadi pemuja dewa tersebut.
“Bagaimana dengan kami? Tim kami baru berdiri selama dua bulan dan sebagian besar dari kami juga orang-orang baru. Siapa di antara kami yang sudah curang?” tanya wanita lainnya.
“Nona Lin Yu’er, timmu adalah tim baru, tapi kalau tidak salah, ahli strategi dari Tim Poseidon, Tuan Zhang Tiankai, telah memperoleh Buku Panduannya lewat cara-cara tidak sah. Seorang temanmu telah melakukan sesuatu demi mengalihkan Buku Panduan mereka kepadamu, yang mana tidak diperbolehkan oleh Buku Panduan Neraka. Sederhananya, kau bukan pengguna Buku Panduan yang terdaftar. Ini sama seperti kalau kau memakai akun orang lain untuk masuk.”
Si badut memindai kerumunan dan meneruskan, “Seseorang dalam masing-masing dari enam tim di sini sudah melakukan sesuatu seperti itu. Begitu cuma satu orang saja yang telah melakukan hal seperti itu, maka maaf saja, tapi seluruh tim akan harus dihukum. Mungkin ada beberapa orang di antara kalian yang benar-benar tak bersalah, tapi jangan salahkan aku… salahkan saja mereka yang tidak ikut aturan!”
Ada senyum muram di wajah para anggota Tim Pisau Tulang. Mereka mungkin saja merupakan tim yang telah melakukan kesalahan terbanyak di sini. Selain pada fakta bahwa Su Jin telah membuat kesepakatan dengan banyak sekali dewa, Buku Panduan milik Situ Jin dan Bo Ya juga diperoleh lewat cara-cara tidak sah.
Si badut meneruskan, “Tapi kalian semua cukup beruntung, karena Tantangan Tingkat Bumi belum tersedia. Ini adalah hukuman, tapi di sini kalian diberi sejumlah keringanan. Semua orang yang selamat dalam Tantangan ini, kesalahan llampau mereka akan dihapuskan. Juga, meski ini adalah Tantangan Tingkat Bumi, tetap akan sedikit lebih mudah dari biasanya.”
Si badut melambaikan tangannya dan sebuah pulau kecil muncul di dalam kegelapan di bawah kakinya. Semua orang menunduk untuk melihat pulau itu.
“Kesalahan harus dihukum dengan kesalahan. Pulau ini terletak di tengah-tengah semua ruang dan merupakan kurungan di mana kalian mustahil untuk bisa kabur. Tempat ini memiliki serangkaian kesalahan yang telah muncul pada pengembangan Buku Panduan dan kalian akan dipindahkan ke pulau ini. Kalian akan diberi tiga hari… untuk bertahan hidup dalam Tantangan ini!”
“Juga, sebuah traktiran kecil untuk kalian semua – setiap kali kalian membunuh seorang pemilik, kalian akan mendapat satu poin. Untuk setiap sepuluh poin, kalian bisa membangkitkan seseorang, dan orang ini harus seseorang yang mati di dalam Tantangan ini.”
Para pemilik itu mulai memaki dalam hati. Buku Panduan telah membuat para pemilik saling bermusuhan, yang bisa berakhir dengan membuat mereka semua mati terbunuh.
“Satu hal lagi. Siapa pun yang mati di dalam Tantangan ini… tak bisa dibangkitkan dengan Upacara Dewa!” Si badut menatap Tim Pisau Tulang ketika seulas senyum licik nan menakutkan menyebar di wajahnya.