Buku Panduan Neraka - Chapter 288
Bukan cuma Su Jin yang dikagetkan karena mendadak Shen Wu jadi dua, tapi bahkan Shen Wu yang asli juga kebingungan. Shen Wu kedua ini bukan cuma tampak sama persis dengannya, tapi juga memiliki kekuatan yang sama.
Persis pada saat itulah, tiba-tiba suatu sosok muncul di belakang Shen Wu yang asli. Sosok itu luar biasa ceapt dan diiringi oleh gelombang udara putih raksasa.
“Tusukan Qi Lipat Lima, Lagu Kaum Abadi!” Sosok itu tak lain tak bukan adalah Chu Yi. Dia menghantamkan telapak tangannya kuat-kuat ke punggung Shen Wu dan udara putih di sekitarnya pun berubah menjadi pusaran angin yang memerangkap Shen Wu di dalamnya serta membuat Shen Wu tak bisa bergerak.
“PFFT!” Shen Wu muntah darah. Dia berusaha tetap berdiri dan ada kilatan di matanya ketika dia berusaha memakai Kekuatan Jiwanya untuk membakar Chu Yi jadi abu. Tetapi segera setelah dia mengaktifkan Kekuatan Jiwanya, Shen Wu kedua menetralkannya, jadi dia sama sekali tak bisa mendapatkan efek yang dia inginkan.
“Ayo pergi!” Shen Wu kedua berteriak pada Su Jin.
Segera setelah dia mengatakan hal itu, sebuah bayangan di tanah melebar. Situ Jin, Bo Ya, Kano Mai, dan Chu Yi melompat keluar dari dalam. Su Jin jadi lebih bingung lagi ketika melihat Chu Yi juga ada dua. Apa yang terjadi sebenarnya? Sekarang adalah Hari Kembaran Internasional atau apa?!
“Bos, jangan cuma diam di sana! Kemarilah!” Chu Yi melambai pada Su Jin untuk bergabung dengan mereka.
Su Jin sama sekali tak bisa memahami apa yang sedang terjadi, tapi dia memercayai orang-orangnya sendiri, jadi dia pun membawa Ye Yun ke dalam bayangan Situ Jin, kemudian melihat Shen Wu kedua juga ikut melompat masuk, meninggalkan Chu Yi kedua bertarung melawan Shen Wu.
Begitu Shen Wu kedua memasuki bayangan, kekuatan pada Shen Wu yang asli tak lagi dibatasi. Dia mengeluarkan raungan marah dan gelembung-gelembung pun bermunculan pada kulit Chu Yi kedua. Seketika itu juga sekujur tubuh Chu Yi kedua berlumuran darah sebelum menguap dan lenyap sepenuhnya.
Semua orang terkesiap. Kekuatan Shen Wu sungguh terlalu mengerikan. Dia bisa mengubah suhu dengan sedemikian mudahnya dan mampu membunuh dalam hitungan detik.
Shen Wu tak mau membiarkan Su Jin dan Ye Yun pergi begitu saja, jadi dia mengarahkan telapak tangannya ke arah bayangan dengan niat menangkap seluruh kelompok itu, tapi Situ Jin telah menutup pintu masuk ke dalam bayangan, mengunci kelompok itu di dalam ruang kegelapan.
Pembisik Ruh Kano Mai mengeluarkan cahaya samar, yang cukup untuk menerangi wajah semua orang. Su Jin melihat ketika tubuh Shen Wu kedua menjadi tak beraturan selama beberapa saat sebelum berubah menjadi Wu Chen.
“Astaga! Aku tak sanggup lagi! Aku tak sanggup lagi! Tubuh monster ini akan membunuhku kalau kuteruskan!” Wu Chen kelihatan seperti mengalami sakit di sekujur tubuhnya. Tadi dia telah mengubah dirinya sendiri menjadi Shen Wu.
“Wu Chen… setelah berubah menjadi orang lain, kau juga akan mendapatkan kekuatan dari orang itu?” ujar Su Jin terkejut. Dia tahu kalau Wu Chen memiliki Kekuatan Jiwa yang bisa membuatnya tampak seperti siapa pun yang pria itu inginkan, tapi dia tak tahu kalau Wu Chen juga akan mendapatkan kekuatan dari targetnya.
Wu Chen mengangguk bangga dan berkata, “Apa kau kira Kekuatan Jiwaku sangat tak berguna? Bukankah kalau begitu maka akan membuatku jadi tak lebih dari salah satu perubah bentuk yang kita lihat di Tantangan terakhir? Setelah mengubah diriku sendiri jadi menyerupai target, aku juga akan mendapatkan Kekuatan Jiwanya. Tetapi semakin besar kekuatan targetku, semakin pendek waktu aku bisa tetap menjadi orang itu. Kalau aku memaksa diriku untuk meneruskan, aku akan hancur dan mati. Aku bisa menjadi Shen Wu cuma dalam waktu kira-kira satu menit. Kalau aku harus melakukannya lebih lama lagi, saat ini aku akan sudah mati.”
Su Jin kemudian berpaling pada Chu Yi. “Dan yang barusan tadi itu adalah kau?”
“Iya dan tidak. Sederhananya, setelah aku kembali ke duniaku sendiri, aku bisa terhubung dengan tubuh yang telah dibangkitkan oleh sekte itu dan aku menyadari kalau aku bisa mengendalikan tubuh itu sepenuhnya. Tapi sekarang… yah, sudah tak ada lagi.” Chu Yi agak sedih tentang hal ini. Memiliki tubuh yang sama persis dengan tubuhnya sendiri rasanya seperti punya nyawa cadangan.
“Jin, kalau aku jadi kau, aku takkan membuan waktu di sini untuk memikirkan soal bagaimana semua ini bisa terjadi. Bukankah sudah saatnya kita kembali ke semesta kita?” Situ Jin berkata pada Su Jin. Dia tahu kalau Shen Wu tak bisa menyerangnya saat dia berada di dalam bayangan, tidak bahkan dengan Kekuatan Jiwa luar biasa kuatnya itu. Begitulah bagaimana Situ Jin bisa selamat dari serangan tiruan Shen Wu di pulau itu pada waktu itu. Tapi ada batasan soal seberapa lama dia bisa memakai Kekuatan Jiwanya dan menyembunyikan begitu banyak orang menghabiskan banyak sekali kekuatannya. Dia tak bisa melakukan ini lama-lama.
“Si Tukang Topi Gila dan yang lainnya….” Su Jin meragu. Tiga dewa lainnya masih bertempur di luar sana. Rasanya kejam kalau dia kabur sendiri begitu saja.
“Jin, bagaimanapun juga mereka adalah dewa sungguhan. Bahkan jika mereka tak mampu menghabisi lawan mereka, mereka pasti bisa menemukan cara untuk kabur, jadi tak usah cemaskan mereka lagi!” Kano Mai membujuknya.
Su Jin mengangguk dan Kano Mai langsung mengeluarkan setumpuk kristal teleportasi. Wanita itu tersenyum pada Su Jin dan berkata, “Aku punya barangnya.”
Semua orang mengambil sastu dan Su Jin berkata, “Ayo kita pulang!”
“Aku mau mengunjungi rumah Bos!” seru Chu Yi.
“Setelah memberikan bantuan sebesar ini padamu, tidak kelewatan kalau memintamu mentraktirku, kan?” Wu Chen ikut bicara. Kristal-kristal teleportasi ini toh bisa dipakai dua kali. Bahkan jika sekarang mereka pergi ke semesta Su JIn, mereka nanti masih bisa memakainya untuk pulang ke rumah.
Su Jin sangat terharu. Dia tahu kalau Chu Yi dan Wu Chen baru saja membuat alasan sekenanya untuk mampir ke rumahnya. Mereka sebenarnya takut kalau Shen Wu mungkin akan menyerang dunia Su Jin, jadi mereka ingin ada di tempat untuk membantu.
Memang benar bahwa rencana semula Su Jin adalah memanfaatkan Tim Pisau Tulang untuk menyelamatkan Ye Yun. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, dia merasa kalau dirinya kehabisan waktu. Kalau dia harus menunggu hingga semua rekan satu timnya jadi cukup hebat untuk bertarung, mungkin saja pada saat itu Ye Yun akan sudah mati. Terlebih lagi, karena si Tukang Topi Gila, Pinokio, dan Raja Iblis telah setuju untuk membantu, dia pun memutuskan untuk tidak lagi melibatkan rekan-rekan satu timnya. Tetapi pada akhirnya, justru timnyalah yang menyelamatkan dirinya di saat dia paling membutuhkannya.
“Kalian semua, terima kasih!” Su Jin mengangguk, kemudian memasukkan sedikit auranya ke dalam kristal-kristal itu. Mereka bertujuh pun dilingkupi oleh energi ruang yang membawa mereka ke dunia Su Jin dalam sekejap.
Begitu kembali, Su Jin langsung memberi semua orang akses ke Bar Neraka sehingga mereka bisa bersembunyi di dalamnya untuk sementara waktu. Dia ingin memastikan kalau semuanya aman sebelum keluar lagi. Kalau Shen Wu benar-benar tidak melepaskan mereka dan datang ke dunianya untuk membalas dendam, dia bisa tetap tinggal di dalam Bar Neraka saja.
Semua orang, termasuk Ye Yun, dipindahkan ke Bar Neraka, sementara Su Jin memutuskan untuk menunggu di tengah-tengah sepetak tanah kosong di dunianya. Ye Yun ingin tetap tinggal bersamanya, tapi Su Jin tidak membiarkan dia tinggal.
Kalau Shen Wu sampai datang, targetnya pasti adalah Ye Yun. Tak ada seorang pun yang tahu apakah Shen Wu punya cara-cara lain untuk melacak Ye Yun, jadi kalau dia memang punya, maka tetap tinggal di dunia ini akan sama saja dengan menunggu untuk dibunuh. Tetapi jika Su Jin tetap di sini sendirian, dia bisa kabur ke Bar Neraka kapan pun dia mau.
Su Jin tinggal di sana selama tiga hari penuh, tapi tak terjadi apa-apa sama sekali. Dia pun kembali ke bungalownya di Kota S, hanya untuk mendapati si Tukang Topi Gila, Pinokio, dan Raja Iblis sedang duduk-duduk di dalam.
“Kalian bertiga… baik-baik saja?” tanya Su Jin.
Ketiga dewa itu mencibir ke arahnya. Raja Iblis berkata, “Aku ini Raja Iblis, jadi sejak awal tak ada seorang pun yang mengharapkanku untuk setia. Tapi dibandingkan denganmu, aku jadi kelihatan amat sangat setia pada rekan-rekanku!”
“Kami telah bertarung begitu mati-matian untukmu, tapi kau kabur sendirian?!” seru Pinokio marah.
“Aku… harap tenang dulu! Aku tak punya pilihan! Shen Wu telah memojokkanku dan aku percaya pada kemampuan kalian. Asalkan kalian bertekad untuk kabur, maka tak mungkin orang-orang itu akan bisa menahan kalian,” ujar Su Jin seraya tersenyum menjilat. Tak peduli apa pun alasan ketiga dewa itu membantunya, mereka benar-benar telah berjasa besar kepadanya, jadi dia harus berterima kasih kepada mereka.
Raja Iblis dan Pinokio sudah siap untuk menghardiknya lebih jauh lagi, tapi si Tukang Topi Gila melambaikan tangan dan berkata, “Su Jin benar. Kalau dia tidak kabur tepat waktu pada saat itu, maka dia akan sudah mati dan semua upaya kita akan sia-sia. Dia hanya membuat pilihan terbaik dalam situasi itu.”
“Anda memang sungguh bijaksana, wahai Tukang Topi Gila yang perkasa,” Su Jin buru-buru menyanjungnya.
Si Tukang Topi Gila memelotot pada Su Jin, kemudian berkata lirih, “Kami sudah membantumu sesuai janji, dan saat kami kembali, aku sudah membantu membuat pelindung khusus di sekitar duniamu. Selain mereka yang berasal dari duniamu, tak ada seorang pun dari dunia lain yang bisa masuk.”
“Tunggu, apa?” Su Jin membeku sedetik, kemudian bertanya, “Aku ada dua orang teman dari semesta lain, jadi… mereka tak bisa pulang?”
“Kalau pulang tak masalah. Aku sudah membuatnya supaya kau cuma bisa pergi tapi tak bisa masuk. Anggap saja ini sebagai bantuan terakhirku untukmu,” ujar si Tukang Topi Gila seraya menggelengkan kepalanya.
“Terima kasih banyak!” Su Jin mengucapkan terima kasih sepenuh hati kepada si Tukang Topi Gila. Ini sungguh adalah bantuan yang amat sangat besar. Kalau si Tukang Topi Gila tak melakukannya, maka bahkan meski Ye Yun bisa kembali ke dunia ini, mereka mungkin harus terus berkelana antardunia dan terus lari untuk menyelamatkan diri.
“Kalau begitu, kami akan pergi. Entah apa kita akan bertemu lagi… tergantung pada takdir!” Si Tukang Topi Gila membungkuk sedikit pada Su Jin, kemudian melemparkan topi tingginya ke udara dan melompat ke dalam bersama Pinokio, menghilang dalam sekejap.
Su Jin mengerjap beberapa kali ketika dia berbalik untuk menatap sang Raja Iblis yang masih duduk di sofanya. Dengan hati-hati dia bertanya, “Apa Anda… tidak pergi bersama mereka?”
“Aku dan si Tukang Topi Gila tidak berasal dari kelompok yang sama, jadi kami takkan sejalan. Di samping itu, aku sudah dapat murid di dunia ini. Kenapa aku harus pergi?” Si Raja Iblis menatap Su Jin dengan sorot merendahkan.
Su Jin menghela napas dalam hati. Apa yang terjadi antara dia dan Xu Ran? Sang Raja Iblis tampaknya bertekad memanfaatkan Xu Ran sepenuhnya.
“Tak usah dipikirkan, ada beberapa hal yang tak seharusnya kau ketahui.” Raja Iblis bangkit, kemudian menatap tajam pada Su Jin. Senyumnya merekah dan berkata, “Kau lumayan juga, tapi kau bukan tipeku, jadi aku tak bisa mempertaruhkan semua hartaku di tempatmu.”
“Harta apa yang kau pertaruhkan?” Su Jin kebingungan dan sudah akan mengatakan sesuatu ketika sang Raja Iblis tiba-tiba meraih kepalanya dan menciumnya persis di bibir.
Su Jin marah dengan kelakuannya dan mendorongnya ke samping. Tapi sebelum dia bisa menghardik Raja Iblis, yang bersangkutan sudah mengeluarkan tawa jahil dan tiba-tiba menghilang.
“Dadah, anak muda!” Terdengar suara Raja Iblis dari kejauhan.
Su Jin mengernyit. Dia tahu kalau Raja Iblis tidak jatuh cinta kepadanya atau semacamnya. Raja Iblis melakukan hal itu murni untuk membuatnya jengkel. Tapi dia sangat mencemaskan perkataan Raja Iblis tentang mempertaruhkan hartanya pada seseorang.
“Dewa-dewa ini… apa yang mereka rencanakan?” Su Jin tak punya cukup informasi untuk memastikan tebakannya, jadi dia merasa seakan masih berada di tengah-tengah kabut tebal. Beberapa bagian perlahan mulai jelas, tapi akan butuh lebih banyak lagi untuk menghilangkan semua kabut itu.
“Kuharap ketika kita bertemu lagi, alasannya bukan karena kita akan bertarung satu sama lain.” Su Jin menghela napas, kemudian memasuki Bar Neraka.