Buku Panduan Neraka - Chapter 287
Su Jin lari dengan cepat, tapi demikian halnya juga dengan Shen Wu. Di dalam istananya, Shen Wu bergerak seperti kilat, muncul mendadak di posisi berikutnya. Su Jin menerka kalau istana itu sendiri dibangun untuk mendukun kemampuan seperti ini
Su Jin bisa melihat kalau mereka mendekati tepian dinding istana, jadi dia berniat meninju hancur dinding tak terlihat yang tadi, tetapi Shen Wu merangkapkan kedua telapak tangannya dan dinding es pun muncul entah dari mana.
Bam! Su Jin melontarkan pukulan pada dinding es dan dinding itu pun pecah berkeping-keping, namun daya hancurnya turun drastis dan hilang sebelum bisa mencapai dinding tak terlihatnya.
“Turunkan aku!” Ye Yun menepuk kepala Su Jin.
“Kenapa?” tanya Su Jin.
“Kekuatan Jiwa Shen Wu tak berguna padaku dan aku bisa mengubah diriku sendiri menjadi kabut, jadi kau cuma perlu mengurus dirimu sendiri,” Ye Yun menjelaskan.
Su Jin terdiam dan menyadari kalau Ye Yun benar. Dia pun menurunkan gadis itu dan mereka berdiri menghadapi Shen Wu bersama-sama. Su Jin berkata pada Ye Yun, “Aku akan menghalanginya, kau cari cari untuk keluar dari sini lebih dulu.”
“Nggak, kau tak bisa menghalangi dia sendirian.” Ye Yun langsung menggelengkan kepalanya. Dia mengenal kekuatan Shen Wu lebih baik dari Su Jin dan tempat ini juga adalah tempat asal Shen Wu. Dia merasa kalau Su Jin takkan mampu bertahan sendirian, bahkan meski pria itu sudah jadi jauh lebih kuat daripada yang mulanya dia bayangkan.
Su Jin sendiri juga tak merasa yakin. Shen Wu adalah orang yang bahkan membuat si Tukang Topi Gila dan yang lainnya kesulitan untuk menghadapinya. Tetapi masalahnya adalah bahwa potensi penuh dari psikokinesisnya telah disegel. Kalau tidak, dengan Pisau Tulang yang baru di tangannya, dia mungkin takkan kalah dalam pertempuran satu lawan satu dengan Shen Wu.
“Seperti yang kubilang sebelumnya, serahkan benda itu dan aku akan lepaskan kalian berdua!” Shen Wu memelotot dingin pada mereka. Es telah terbentuk di sekelilingnya, membuatnya tampak seperti sangat bertekad.
Namun Ye Yun menggelengkan kepalaya. Su Jin menarik napas dalam-dalam ketika melihat reaksi gadis itu. Efek dari Perlindungan Dewa cuma akan bertahan selama sepuluh menit lebih sedikit. Dia seharusnya cuma bisa mengaktifkan kemampuan ini sekali sehari, tapi Su Jin tahu kalau benda ini sangat berguna dalam pertempuran melawan Shen Wu, jadi sebelumnya dia memohon pada Raja Iblis untuk memikirkan pemecahannya. Pada akhirnya, Raja Iblis berhasil melakukan sesuatu sehingga Su Jin bisa memakai kemampuan ini dua kali dalam sehari. Namun dia sudah memakainya sekali sebelumnya dan sekarang, sisa waktunya tidak banyak. Dia harus memakai waktu sepuluh menit ini untuk mengurus Shen Wu, entah bagaimana caranya.
“Percayalah padaku!” Su Jin menatap Ye Yun.
Ye Yun menatap cemas padanya namun Su Jin sudah memelesat ke arah Shen Wu. Gadis itu berusaha menahan Su Jin namun sudah terlambat.
Shen Wu tak menyangka Su Jin akan menerjang ke arahnya. Tapi dia sudah menerka kalau kepercayaan diri Su Jin ada pada benda Kekuatan Jiwa yang membuat pria itu kebal terhadap Kekuatan Jiwanya.
Jadi, Shen Wu masih merasa kalau Su Jin bodoh karena menyerang dirinya seperti ini. Bergantung pada suatu benda hanya melindungi Su Jin sementara waktu, tapi tidak lama.
Dia melihat Su Jin melontarkan pukulan ke arahnya dan mengulurkan satu tangan untuk menahannya. Namun ketika tinjuan Su Jin mengenai telapak tangan Shen Wu, Shen Wu menyadari kalau serangan itu lebih kuat dari yang dia kira. Dia pun buru-buru memakai segenap kekuatannya untuk melindungi diri, tapi sudah terlambat.
BUUM! Bahkan tanpa bantuan Kekuatan Jiwa, Su Jin memiliki raga tingkat dewa. Shen Wu terlontar ke belakang seperti meriam karena benturannya, menyebabkan sebarisan bangunan berjatuhan seperti domino.
“Fuuh!” Su Jin menghembuskan napas, kemudian berbalik untuk melontarkan pukulan lagi ke arah dinding tak terlihat, dengan sukses menghancurleburkannya seketika.
Ye Yun dibuat ternganga oleh betapa kuatnya Su Jin. Tak pernah dia bayangkan kalau Su Jin bisa membuat Shen Wu terlontar hanya dengan satu pukulan. Orang harus jadi sekuat apa untuk bisa mencapai hal itu?
“Bagaimana bisa kau jadi sekuat ini?” tanya Ye Yun secara instingtif.
Su Jin menariknya dan mulai berlari seraya berkata, “Aku kan tak cuma rebahan dan menunggu mati, tahu? Kau bilang peringkatmu nomor 113? peringkatku dua puluh tingkat di atasmu!”
Ada kilatan ganjil di mata Ye Yun. Kali terakhir Su Jin menyusul dirinya, dia telah disudutkan dan siap untuk menyerah. Tetapi orang ini muncul di hadapannya dan berusaha menolongnya. Waktu itu Su Jin telah gagal menyelamatkan dirinya, tapi dia merasa sangat berterima kasih kepada pria itu. Dia memang punya perasaan pada Su Jin, tapi tak berani memberitahukannya. Atau lebih tepatnya, dia takut bahwa bahkan jika dia melakukannya, mereka berdua akan berakhir menyesalinya. Tetapi setelah apa yang telah terjadi pada kali terakhir, Ye Yun tahu dengan jelas bahwa dia benar-benar sudah jatuh hati pada pria ini.
Tetapi Ye Yun tak menyangka kalau Su Jin akan benar-benar menerobos ke dalam wilayah Shen Wu untuk membawanya pulang. Tanpa sadar bibirnya melengkung naik membentuk senyuman. Kali ini… bahkan jika dia tak bisa kabur, atau bahkan dia berakhir kehilangan nyawa, dia tak perlu merasa takut. Kini dia memiliki rekan yang bisa diandalkan di sisinya, jadi tak peduli ke mana pun mereka pergi, asalkan Su Jin ada bersamanya, hal itu sudah cukup bagus baginya,
Tentu saja, Su Jin tak tahu apa yang ada dalam pikiran Ye Yun. Dia hanya fokus pada membawa Ye Yun pergi dari semesta ini. Tapi persis pada saat itulah, suara mendengung terdengar.
Woong! Pancaran-pancaran cahaya hitam menembak ke arahnya dari semua penjuru. Reaksinya cepat ketika dia berbalik dan berputar untuk menghindari pancaran-pancaran cahaya itu, tapi dua tembakan masih berhasil mengenainya. Satu mengenai lambungnya dan yang lain menerjang betis kanannya.
“Aduh….” Keringat dingin muncul di dahi Su Jin karena rasa sakit. Reaksi pertamanya adala melihat ke arah Ye Yun, tapi untung saja, gadis itu telah berubah menjadi partikel tepat waktu dan tidak terluka.
Tapi Su Jin tak seberuntung itu. Tanah di sekitarnya sudah berubah menjadi abu karena sinar tersebut dan lukanya tiba-tiba mengucurkan darah. Sinar-sinar hitam itu sangat mirip dengan Raungan Raja Iblis. Serangan tersebut mengabaikan tingkat pertahananmu dan menghancurkan apa pun yang dikenainya.
“Su Jin!” seru Ye Yun seraya berlari untuk memapah Su Jin.
Su Jin memberitahunya kalau dia baik-baik saja seraya memasukkan sehelai daun kecil dari Pohon Kehidupan ke dalam mulutnya, yang dengan cepat menghentikan pendarahan di lukanya. Dia mendongak untuk mendapati Sen Wu sedang berjalan ke arahnya dari kejauhan.
Shen Wu terluka parah karena tinjuan Su Jin. Bagaimanapun juga, dia menjadi pemilik yang kuat bukan karena dia memiliki tubuh yang tangguh, jadi tidak mati karena tinjuan dari seorang pemilik dengan kekuatan setara dewa saja sudah merupakan suatu keajaiban. Hal itu terjadi hanya karena dia sudah mendesain lingkaran sihir di dalam istana yang menurunkan sebagian besar kerusakannya.
“Tubuh setara dewa… luar biasa. Aku butuh tubuh seperti itu, supaya perjalananku akan jadi lebih mudah begitu aku menjadi dewa.” Tubuh Shen Wu rusak parah dan beberapa tulangnya hancur tak berbentuk. Dia sudah terhindar dari banyak kerusakan, tapi pukulan tadi masih mengenainya dengan keras.
Su Jin sedikit memicingkan matanya. Sisa waktu pada Perlindungan Dewanya sudah tidak banyak. Begitu dia kehilangan kekebalan pada elemen, dia akan jadi tak berdaya di hadapan Shen Wu.
“Sisa tujuh menit lagi, huh.” Su Jin memeriksa berapa banyak waktu yang tersisa. Dia sudah terluka parah, tapi dia yakin tubuhnya mampu menahan kerusakan sebanyak ini lebih baik dari Shen Wu, jadi dia masih lebih unggul.
Dengan pemikiran itu, Su Jin melontarkan serangan lagil tapi salah satu kakinya terluka, yang mana memengaruhi kecepatannya. Sementara itu, Shen Wu mengangkat satu jari dan bangunan di sekeliling pun mulai menembakkan sinar hitam itu lagi.
Su Jin tak bisa menghindarinya tepat waktu, jadi dia pun meninju tanah untuk membuat sebuah lubang raksasa. Dia buru-buru masuk ke bawah permukaan tanah dan berhasil menghindari sinar-sinar hitam itu tepat waktu.
“Sial!” Keringat dingin terus bercucuran di wajah Su Jin. Akhirnya dia mengerti kenapa Shen Wu begitu percaya diri. Bagaimanapun juga Shen Wu ada di wilayah kekuasaannya sendiri. Bahkan si Tukang Topi Gila dan dewa-dewa lainnya harus berhati-hati di sini.
“Ayo! Di dalam istanaku, aku bisa membunuhmu seratus kali atau bahkan seribu kali kalau aku mau!” Shen Wu tergelak sinting seraya mengangkat satu jari lagi. Tak terhitung banyaknya cakar baja terjulur dari bangunan di sekeliling mereka, menangkap Su Jin dari dalam lubang yang telah dibuatnya dan mengangkat dirinya.
Su Jin berusaha melawan balik, tapi cakar-cakarnya terlalu banyak. Setiap kali dia menghancurkan satu, yang lainnya akan keluar dari bangunan. Dia tak bisa melakukan hal lain kecuali fokus pada menghancurkan cakar-cakar ini.
Woong! Sinar-sinar hitam itu kembali bermunculan dari bangunan dan Shen Wu mengarahkannya pada Su Jin, tapi dia tak membuat sinar-sinar itu langsung membunuh Su Jin. Alih-alih, dia berkata pada Ye Yun, “Lihatlah, aku bukan orang yang haus darah. Serahkan apa yang kumau dan aku akan melepaskan dia dan juga kau. Bagaimana?”
Ye Yun gemetaran. Kalau saja dirinyalah yang ada dalam bahaya, dia masih bisa berdiri tegar menghadapi Shen Wu. Tetapi ketika orang yang berada dalam bahaya adalah Su Jin, dia tak bisa lagi bersikap begitu keras kepala.
“Jangan berikan kepadanya!” Su Jin tak tahu apa yang Shen Wu inginkan dari Ye Yun, tapi dia tahu bahwa karena benda itu adalah sesuatu yang membuat Ye Yun lebih pilih mati ketimbang menyerahkannya, maka itu pasti adalah sesuatu yang tak boleh sampai didapatkan Shen Wu.
“Aku… aku akan memberikannya padamu.” Ye Yun tampak seperti kalau seluruh energi telah meninggalkan dirinya. Dia menatap tak berdaya pada Su Jin dan berkata lirih, “Maafkan aku, takutnya kita akan menjadi pendosa terbesar di dunia.”
Seringaian menyebar di bibir Shen Wu. Semua yang diinginkannya, tak satu pun yang tak bisa dia dapatkan. Lalu mengenai janjinya pada Ye Yun…. Jika Su Jin tidak memiliki tubuh yang seperti dewa ini, dia benar-benar akan melepaskan mereka. Tapi sekarang, tubuh Su Jin nilainya tidak terlalu kalah dibanding apa yang dia inginkan dari Ye Yun.
Ye Yun mengambil sebutir permata yang seukuran sebuah apel dari dalam Buku Panduannya. Mata Shen Wu langsung berbinar tamak ketika dia mengulurkan tangan ke arah Ye Yun. “Berikan padaku!”
Dengan penuh keraguan Ye Yun mengulurkannya, tapi persis pada saat itulah, tiba-tiba Su Jin mengayunkan Pisau Tulangnya sambil masih melawan cakar-cakar baja itu.
“Penghakiman!” Kekuatan Jiwa apa pun yang masih tersisa dalam diri Su Jin hanya mampu mengaktifkan kemampuan ini satu kali, jadi dia harus memakainya pada saat-saat paling tepat.
Sekujur tubuh Shen Wu bergetar seakan dia bisa merasakan bahaya. Dia memekik dan mundur dengan cepat, bergerak keluar dari jalur berbahaya persis sebelum Penghakiman bisa mengenainya.
DUUAAAR!
Ketika dia menatap semua bangunan yang ada dalam radius beberapa kilometer berubah menjadi abu, untuk pertama kalinya wajah Shen Wu menampakkan rasa takut. Dia tahu bahwa jika serangan tadi mengenainya, dirinya juga akan sudah hancur menjadi abu.
“Sial!” Su Jin menghela napas. Itu tadi adalah kartu asnya. Dia tak menyangka Shen Wu akan bisa menghindar sepenuhnya.
Shen Wu terdiam untuk mengatur napas dan menyadari kalau pendar di sekeliling tubuh Su Jin perlahan memudar. Itu berarti benda yang memberi kekebalan pada Su Jin sudah kehilangan efeknya.
“Karena kau begitu sulit untuk ditangani, aku akan pastikan kau sedikit menderita!” Shen Wu mengaktifkan Kekuatan Jiwanya dan bunga es putih langsung berkumpul di kulit Su Jin.
Su Jin bisa merasakan kalau hawa panas dalam tubuhnya berkurang dengan cepat, tapi persis sebelum kesadarannya menghilang, hawa panas itu kembali lagi ke tubuhnya.
“Ada apa ini?” Selain Su Jin, Shen Wu tampak sama bingungnya.
“Oho! Kekuatan ini lumayan juga!” Seorang Shen Wu kedua berdiri di belakang Ye Yun dan melambai pada Su Jin yang terperangkap seraya tersenyum lebar. “Aku datang tepat waktu untuk menyelamatkanmu, kan?”