Buku Panduan Neraka - Chapter 121
Atas permintaan Su Jin, Lv Jincheng membawanya ke kamar mayat kepolisian khusus. Menurut Lv Jincheng, tempat ini beroperasi secara mandiri dari kepolisian, dengan dokter-dokter dan fasilitasnya sendiri yang bisa menyamai rumah sakit terbaik di negara ini. Mereka bukan hanya melakukan otopsi, tapi juga berfungsi sebagai rumah sakit rahasia.
Total ada delapan belas mayat yang diletakakn berdampingan di dalam kamar mayat, baik pria maupun wanita. Persis seperti yang telah dikatakan oleh Yang Tianzheng, kedelapan belas mayat ini adalah orang asing. Sebenarnya, tak satu pun dari mereka yang merupakan orang Asia.
“Apa ada laporan otopsinya?” tanya Su Jin.
Lv Jincheng mengangguk dan menyuruh seorang staf membawakan beberapa berkas. Su Jin membaca-bacanya dengan cepat, karena psikokinesisnya telah membuatnya mampu membaca dengan cepat dan memberinya ingatan fotografis. Kalau dia harus mengikuti ujian SMU nasional lagi, dia akan lulus dengan nilai gemilang. Dia hanya perlu belajar selama beberapa hari sebelum ujian dan dipastikan dirinya akan menjadi peraih nilai tertinggi di seluruh negara.
“Aku sangat yakin kalau orang-orang ini berhubungan dengan kasus-kasus lokal yang kita lihat tadi,” ujar Su Jin percaya diri ketika dia menyerahkan kembali berkas-berkas itu kepada si anggota staf.
Lv Jincheng bertanya penasaran, “Kenapa kau yakin sekali?”
“Kurasa kau belum membaca laporan otopsinya,” ujar Su Jin.
Yang Tianzheng telah menyerahkan kasus ini kepada Lv Jincheng belum lama berselang, jadi memang benar kalau dia belum membaca beberapa informasi tentang kasusnya. Dia mengambil laporan otopsinya dari si anggota staf dan terperangah setelah membacanya dengan seksama.
“Kau benar. Sangat jelas kalau kasus-kasus ini berhubungan,” ujar Lv Jincheng dengan senyum malu.
Han Mengyao tak tahan dengan cara mereka yang bicara tidak jelas dan mengambil berkas itu dari Lv Jincheng. Tapi bahkan setelah membacanya seskali, dia masih tak bisa menemukan hubungannya.
“Apa yang kalian berdua lihat dalam kasus-kasus ini? Bisakah kalian berhenti bicara penuh teka-teki dan langsung pada intinya?” Han Mengyao sangat jengkel. Sudah cukup buruk kalau Su Jin bicara seperti ini, tapi sekarang kakak seperguruannya juga bicara seperti ini.”
Lv Jincheng menjelaskan, “Luka-luka fatal dari kedelapan belas orang ini berbeda-beda, tapi mereka semua dibunuh dengan gaya yang serupa dan laporannya kurang lebih telah mengklasifikasikan ini ke dalam empat kategori.”
“Apa itu dimasukkan dalam laporannya? Aku tak melihatnya.” Han Mengyao membaca kembali semua laporannya tapi gagal melihat apa yang Lv Jicheng sebutkan tadi.
Su Jin mendesah dan menjelaskan, “Dia tidak mengatakan bahwa ada empat tipe senjata yang membunuh mereka. Laporannya telah mendaftar luka-luka yang dialami oleh kedelapan belas orang ini secara mendetil, dan kalau kita membuat diagram vena dari luka-luka mereka, kau akan bisa melihat beberapa yang saling tumpang tindih. Contohnya saja, orang nomor satu bisa memiliki luka tusukan pisau, luka tembakan, robekan pada kulit, dan luka bakar; orang nomor dua mengalami robek di bagian kulit, lebam karena benturan keras, luka bakar karena tersengat listrik, dan keracunan; orang nomor tiga bisa mengalami luka tusukan pisau, robek pada kulit, dan luka bakar; orang nomor empat mengalami memar, luka bakar karena sengatan listrik, dan keracunan.”
“Jadi, kita bisa mengatakan bahwa orang nomor satu dan tiga ada pada kategori yang sama, sementara orang nomor dua dan empat ada pada kategori lainnya. Dengan memilah-milah para korban menurut seberapa mirip luka-luka mereka, maka bisa diklasifikasikan ke dalam empat kategori utama.”
Han Mengyao terlalu tercengang untuk berkata-kata. “Kalian berdua ini punya otak macam apa sih? Tuan Yang pernah bilang sebelumnya bahwa para kriminal sesat punya otak sesat, jadi apakah itu berarti bahwa pikiran sesat juga akan menjadi kriminal sesat?”
Lv Jincheng dan Su Jin saling bersitatap, kemudian menggosok hidung mereka sendiri dengan agak canggung. Han Mengyao terbahak. Kedua pria ini memang pintar, tapi sepertinya mereka tak bisa mengerti kalau dia cuma bercanda.
Keempat keluarga yang telah dibantai juga bisa dibagi ke dalam empat kategori ini, jadi semuanya pasti berhubungan.
“Kasus paling baru terjadi tiga hari yang lalu, sementara mayat orang-orang asing ini ditemukan di sebuah gudang terbengkalai dua hari yang lalu. Dengan kata lain, seseorang telah dengan sengaja mengumpulkan mayat-mayat ini. Apa menurutmu kita bisa menemukan dalangnya berdasarkan dari hal ini?” tanya Lv Jicheng dengan raut berpikir keras.
Su Jin menggelengkan kepalanya dan berpikir bahwa tidak seharusnya Lv Jincheng memulai penyelidikannya dengan cara seperti ini. “Kurasa itu bukan ide yang bagus. Sebelumnya Tuan Yang bilang kalau polisi khusus tidak punya cukup tenaga kerja, dan kau juga telah melihat situasi di rumah-rumah itu tadi. Orang-orang yang kita cari adalah para petarung yang luar biasa kuat, jadi kalau kita harus melawan mereka dengan sumberdaya yang kita miliki saat ini, menurutku… terlalu berbahaya.”
Lv Jincheng meragu sejenak, kemudian tertawa sedih, “Yah, kami bertugas memastikan keselamatan masyarakat, jadi tak peduli apakah berbahaya atau tidak, kita tak bisa cuma bilang bahwa kita akan berdiam diri saja.”
“Kalau begitu kau dan Nona Han silakan lanjutkan saja! Sejujurnya saja, aku tak mau terlibat masalah dengan orang-orang ini,” ujar Su Jin seraya menggosok hidungnya. Sekarang dia sangat yakin bahwa kasus-kasus ini ada hubungannya dengan para pemilik Buku Panduan. Setelah pengalamannya sendiri dengan para pemilik Buku Panduan yang berusaha merampoknya, dia yakin seratus persen tentang hal ini.
Su Jin tak masalah jika harus berhadapan dengan perampok biasa, karena dia punya kekuatan super. Tapi urusannya jadi sangat berbeda kalau lawannya adalah pemilik. Juga, sukar untuk dikatakan apakah para pemilik yang sedang mereka lawan adalah para veteran atau bukan.
Lv Jincheng tak menyangka kalau Su Jin akan mundur secepat itu dan tak tahu harus bilang apa. Han Mengyao buru-buru menyahut, “Tuan Su, aku yakin kau masih punya tanggungjawab untuk melindungiku. Kalau aku bersikeras pergi ke gudang untuk menyelidiki, apa kau akan memenuhi tanggungjawab tugasmu dan pergi ke sana bersamaku?”
Ekspresi Su Jin merosot. Dia bisa bersikeras tidak mau pergi, karena menurutnya Lv Jincheng dan Han Mengyao yang digabungkan akan bisa menghentikan kepergiannya. Tapi kalau Tang Ning sampai menemukan bahwa dirinya telah mengabaikan klien, wanita itu akan mengulitinya hidup-hidup. Dan kalau sampai Tang Ning menyuruh Ye Yun memberinya pelajaran, habislah dia.
“Aku akan pergi.” Su Jin takut pada apa yang mungkin akan dilakukan oleh Tang Ning dan Ye Yun kepadanya, tapi dia juga merasa bahwa karena sekarang dia tahu tentang kasus-kasus ini, dia jadi punya permusuhan dengan sindikat pemilik yang berkeliaran merampoki para pemilik lainnya itu, ditambah lagi seluruh urusan ini mungkin ada hubungannya dengan Ye Yun, jadi tak ada ruginya kalau meneruskan penyelidikan.
Hari sudah sore ketika mereka bertiga tiba di sebuah gudang di pinggiran kota. Sebenarnya, tempat ini tidak terlalu jauh dengan lapangan tembak milik teman Kano Mai, di mana dia telah melatih kemampuan menembaknya selama kira-kira satu bulan.
Gudang itu sangat besar, dan menurut informasi yang dimiliki Lv Jincheng, tempat ini dibangun oleh sebuah perusahaan asing tujuh tahun yang lalu, tapi kemudian mereka mengalami masalah keuangan dan hampir bangkrut, jadi mereka pun meninggalkan bisnis mereka dan pergi dengan meninggalkan semua properti mereka, termasuk gudang, pabrik, dan kantor. Tapi mereka juga telah mencari pembeli dengan sangat aktif.
Isi gudangnya sebagian besar terdiri dari kontainer-kontainer besar. Lv Jincheng membawa mereka ke tempat mayat-mayatnya ditemukan dan berkata, “Beberapa berandalan menemukan mayat-mayatnya di sini. Mereka telah mengkonsumsi obat-obatan dan entah bagaimana bisa berkeliaran sampai kemari. Setelah efek obat-obatannya hilang, mereka menemukan delapan belas mayat dan dengan panik menelepon polisi. Polisi khusus mengambil alihnya dari situ.”
Area di mana mayat-mayatnya ditemukan merupakan tempat yang luas dan kosong, dan Su Jin masih bisa melihat tempat-tempat di mana sebelumnya mayat-mayat itu berada. Dia berjongkok untuk memeriksa, tapi tempat ini hanya digunakan untuk menaruh mayat-mayat itu dan tak ada hal penting apa pun yang patut untuk diperhatikan.
Dia memakai psikokinesisnya untuk memindai tempat itu, karena kemampuan tersebut bisa menemukan banyak hal yang mungkin tak bisa dilihatnya pada pandangan pertama. Tapi begitu dia melakukannya, jantungnya mulai berdebar kencang. Psikokinesisnya telah mendeteksi tanda-tanda lima belas manusia hidup yang bersembunyi di dalam gudang ini.
Dia berdiri tanpa emosi dan berkata kepada dua orang lainnya, “Kurasa di sini tak ada apa pun yang patut untuk diperiksa. Ayo kita kembali dan lihat apakah bisa mendapat lebih banyak informasi dari para berandalan itu.”
Lv Jincheng agak kebingungan. Mereka tiba baru sekitar sepuluh menit, tpai Su Jin tampaknya sudah tergesa-gesa ingin pergi. Dia menyadari kegelisahan di mata Su Jin, tapi tak bisa mengerti apa sebabnya.
Persis saat itulah, Su Jin mengeluarkan tawa pahit. “Sudahlah. Kita tak bisa pergi bahkan jika kita mau. Sudah saatnya melawan musuh-musuh kita!”
“Melawan musuh-musuh kita?” Baik Lv Jincheng maupun Han Mengyao tak mengerti apa yang dibicarakan oleh Su Jin.
Su Jin memindai sekelilingnya. Tampaknya kelima belas orang itu bisa merasakan kalau Su Jin telah menyadari keberadaan mereka dan tak berniat membiarkan mereka bertiga meninggalkan tempat ini hidup-hidup.
Su Jin menyentakkan pergelangan tangannya dan Rumor pun muncul di dalam telapak tangannya. Dia berbisik pada kedua orang lainnya, “Saat aku memberi sinyal, kalian larilah. Jangan lihat ke belakang dan jangan ragu, atau kita semua akan mati di sini.”
Lv Jincheng masih kebingungan, tapi Han Mengyao menyadari apa maksud kata-kata Su Jin. Bagaimanapun juga dia terlatih dalam perkelahian, dan insting tajamnya dalam aspek itu membantunya memahami apa yang Su Jin maksudkan.
“Jincheng, ikuti aku saja!” Han Mengyao mencengkeram lengan kakak seperguruannya erat-erat. Lv Jincheng tak mengerti apa sebenarnya yang sedang terjadi, tapi dia menyadari kalau mereka berada dalam masalah.
“Dan… SEKARANG!” Tiba-tiba Su Jin berteriak seraya melemparkan Rumor. Dia sangat mahir dalam mengendalikan aarah dan kekuatan dari serangannya, jadi bahkan tanpa bantuan psikokinesisnya, Rumor masih bisa terbang melewati salah satu dari kontainer itu dan sebuah teriakan pun terdengar.
“Tampaknya tak satu pun dari mereka yang adalah veteran.” Su Jin menghembuskan napas lega. Tadi dia tak menggunakan psikokinesis untuk mengendalikan Rumor, jadi kalau ada veteran di antara lima belas orang yang bersembunyi di dalam gudang, mereka akan sudah menghadang serangannya dengan mudah.
Teriakan dari belakang kontainer seperti suara dari tembakan pistol untuk memulai lomba. Han Mengyao dan Lv Jincheng langsung memelesat sekuat tenaga. Kedua orang ini jelas juga bukan orang biasa – mereka berlari pada kecepatan yang setara dengan para pelari jarak pendek di dunia.
Sementara itu, Su Jin tetap berada dekat di belakang mereka, melemparkan Rumor lagi dan lagi, dan membunuh tiga orang dalam sekejap. Akan tetapi, korban-korban ini adalah mereka yang tidak menyadari bahwa Su Jin telah menemukan mereka dan tak tahu bagaimana lokasi mereka bisa terbongkar bahkan hingga saat mereka mati. Tapi begitu para pemilik lainnya menyadari bahwa Su Jin sudah mengetahui lokasi persis mereka, takkan mudah untuk membereskan mereka.
Persis seperti yang telah diperkirakannya, lima orang pemilik melompat keluar dari kegelapan. Tiga dari mereka punya pistol sementara dua lainnya piunya pedang dan golok.
Su Jin tak bisa mengambil Pisau Tulang ataupun Busur Raja Iblis di depan kedua orang lainnya, jadi dia pun mematahkan sebatang tongkat logam dari salah satu mesin di situ dan menggenggamnya di tangan sebagai senjata.
“Keluar dari sana!” Su Jin melemparkan tongkat besi itu sekuat tenaga. Tongkat besi itu memelesat membelah udara dengan lolongan keras. Tubuhnya kini sangat tangguh, dan dia bisa tetap tak terluka bahkan setelah ditembak dengan pistol. Kekuatan yang dia miliki sekarang sudah melampaui apa yang bisa dimiliki oleh manusia biasa mana pun.
Tongkat besi itu menghantam satu sisi dinding gudang dan meledak begitu benturan terjadi, menciptakan lubang di sisi gudang.