Buku Panduan Neraka - Chapter 120
Tampak sangat jelas kalau sebuah pertarungan hebat telah terjadi di sini. Bagian dalam rumah itu hancur sangat parah, sampai-sampai seperti kalau ada bom telah meledak di dalam sini.
“Apa semua unit di sini hanya diperuntukkan bagi orang tunarungu?” ujar Su Jin sarkastis.
Lv Jincheng terkekeh dan berkata, “Kami juga berpikir kalau hal ini aneh. Bicara secara logis, kalau sebuah perkelahian sampai cukup ganas hingga menyebabkan kerusakan sebesar ini, maka mustahil kalau bisa sama sekali tidak diketahui. Tapi selain dari para tetangga mereka yang merasa sangat aneh karena keluarga itu sudah tidak meninggalkan rumah selama setengah bulan dan menemukan situasi mengerikan ini murni karena penasaran, tidak satu unit pun di sekitar sini yang menyadari terjadinya sesuatu.”
“Jelas ada yang mencurigakan di sini.” Su Jin mengetukkan jarinya pada hidung dan berkata santai, “Dengan begitu, ada dua kemungkinan untuk kita. Entah seseorang bisa membuat semua orang di sekitar sini tuli ketika pertarungannya terjadi, atau mereka mampu membuat suara di dalam keempat dinding ini tidak keluar.”
Su Jin berjalan lebih jauh ke dalam rumah dan mengamati sekelilingnya dengan seksama. Polisi khusus telah mengamankan TKP dengan sangat baik dan telah melabeli semuanya sehingga mereka bisa memastikan bahwa TKPnya tetap dalam kondisi hampir mirip dengan ketika mereka menemukannya.
Beberapa saat kemudian, Su Jin menatap dinding. Matanya berkilat ketika dia menyadari bahwa sebagian besar dari plaster sudah rontok dari dinding, jadi dia mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.
“Tuan Su, apa kau telah menemukan sesuatu?” tanya Lv Jincheng penasaran ketika dia melihat Su Jin memandang dinding lekat-lekat.
“Kurasa kau bisa bilang begitu. Lihatlah dinding ini.” Su Jin memakai jarinya untuk mengetuk pelan dindingnya.
Lv Jincheng adalah seorang penyelidik ahli dan langsung menyadari masalahnya. Dindingnya jelas-jelas telah rusak prah dan Su Jin telah menghasilkan lubang hanya dengan mengetuk dinding memakai jarinya. Hal ini jelas aneh.
“Dindingnya sangat tipis…. Ini tak masuk akal.” Lv Jincheng mengernyit karena dia sepertinya tak bisa menemukan sebab kenapa hal ini bisa terjadi.
Han Mengyao juga mendekat. Dia lebih condong merupakan seorang petarung daripada penyelidik, jadi dia tak bisa mengerti apa masalahnya.
Lv Jincheng menjelaskan kepadanya, “Berdasarkan pada tingkat parahnya kerusakan pada dinding, jelas kalau dindingnya telah terkena kekuatan besar.”
“Aku bisa lihat itu.”
“Tapi itulah masalahnya. Meski telah menerima serangan sekuat itu, kekuatan itu tidak membuat lubang menembus dinding. Juga, lihatlah sisi ini.” Lv Jicheng menggerakkan jarinya menelusuri dinding dan meneruskan, “Semua kerusakan pada dinding berhenti di bagian yang sama pada lapisan dindingnya, seakan – “
“Seakan dinding luarnya telah dilindungi oleh sesuatu, atau sesuatu telah menghentikan kekuatan itu dari bergerak ke luar lebih jauh lagi.” Dengan cepat Han Mengyao menyadari apa yang berusaha dikatakan oleh kakak seperguruannya.
Lv Jihcheng mengangguk dan menusuk dinding dengan jarinya. Persis seperti apa yang telah terjadi ketika Su Jin mengetuk dinding, jarinya langsung menembus dinding tersebut karena sisa dinding yang tidak rusak tebalnya paling-paling setengah sentimeter, jadi sangat mudah untuk membuat lubang di situ.
“Tuan Su, kalau begitu apa pendapatmu?” Lv Jincheng berpaling ke arah Su Jin.
Su Jin mengangguk samar dan berkata, “Persis seperti yang saya katakan tadi, tak mungkin pertarungan sebesar itu bisa terjadi tanpa mengganggu ataupun mengagetkan satu pun tetangga. Karenanya, entah semua orang telah dibuat jadi tuli pada saat itu, atau ada sesuatu yang bisa menahan suara di dalam area ini.”
“Apa kau bilang bahwa sesuatu yang telah melindungi dinding luar dari keruntuhan juga merupakan sesuatu yang bisa membuat tempat ini kedap suara?” tanya Lv Jincheng.
Su Jin terkekeh. “Tentu saja, secara ilmiah hal ini kedengarannya tidak mungkin. Tapi berdasarkan pada apa yang telah kita amati, mungkin saja memang inilah yang terjadi.”
“Bagaimana hal semacam itu bisa terjadi? Bahkan kalau kedua belah pihak yang bertarung mampu menemukan semacam pelindung yang cukup besar untuk melakukan hal itu, memasang pelindung itu sendiri akan menjadi suatu proyek pembangunan yang besar. Selain itu, dindingnya jelas-jelas terlindung dari bagian dalam, jadi hal itu bahkan lebih mustahil lagi untuk dipasang, kan?” Han Mengyao mendengus pada pendapat Su Jin karena dia berpikir bahwa tidak satu pun dari hal itu yang masuk akal.
Tapi Su Jin tak peduli pada sikapnya. Dia berpaling untuk menatap Lv Jincheng untuk minta pendapat, karena jelas bahwa Lv Jincheng-lah yang berwenang di sini.
Lv Jincheng mengangguk dan berkata, “Tidak sepenuhnya mustahil. Atau setidaknya… ada beberapa orang di negara ini yang mampu melakukan sesuatu seperti itu. Mereka menyebutnya sebagai medan pelidung.”
“Medan pelindung? Tunggu, apa kau… apa yang kau maksud itu adalah para Pendeta Tao itu?” tanya Han Mengyao penasaran ketika dia mendengar istilah yang dipakai oleh Lv Jincheng.
Su Jin juga jadi penasaran. Dia cukup yakin bahwa hal ini pasti dilakukan oleh seorang pemilik, namun cukup menarik mendengar bahwa para Pendeta Tao juga mampu melakukan tindakan supernatural semacam itu.
“Mungkin saja. Apa kau ingat calon Tian Shi Tao yang disebut-sebut oleh guru kita pada kali terakhir? Xu Ran?” kata Lv Jincheng.
Su Jin terkejut mendengar namanya. Xu Ran adalah seorang Pendeta Tao dan bahkan bisa menjadi Tian Shi di masa mendatang? Sebenarnya siapa sih orang ini?!
Han Mengyao mengangguk. “Jadi, maksudmu Xu Ran bisa melakukan sesuatu seperti ini?”
“Dia seharusnya akan menjadi Tian Shi dan kepala biara berikutnya, jadi kurasa tak terlalu sulit baginya?” Lv Jincheng juga tidak terlalu yakin, tapi berdasarkan dari informasi yang dimiliki polisi khusus terhadap Xu Ran, orang ini jelas merupakan salah satu pemuda paling berharga di negara ini, dan dipandang sebagai seseorang yang bisa jadi cukup kuat untuk melindungi negara di masa mendatang.
“Kalau begitu ayo kita pergi tangkap dia sekarang juga!” Han Mengyao jadi sangat bersemangat dan kelihatan seperti tak sabar ingin memburu Xu Ran.
Su Jin dan Lv Jincheng saling bertukar tatapan kikuk, kemudian Su Jin berkata, “Uh… Bro, apa kau punya foto para korbannya? Aku ingin lihat.”
“Maaf, Bro, aku tadinya berniat menunjukkannya padamu tapi aku lupa. Terima kasih sudah mengingatkanku.” Lv Jincheng menjawab dengan cepat.
Han Mengyao menggembungkan pipinya dengan marah dan menyentak tidak senang, “Kalian berdua kan baru saja saling kenal! Kenapa tiba-tiba saling panggil bro?! Apa kalian sengaja berusaha mengabaikan aku?”
Lv Jincheng tertawa getir dan berkata, “Yah… aku benar-benar tak bisa menanggapi hal terakhir yang kau katakan. Xu Ran adalah calon Tian Shi dan kepala biara. Apa menurutmu kau bisa menangkap dia hanya karena kau menginginkannya?”
“Terus kenapa? Tak ada seorang pun yang kebal hukum! Sejak kapan kau jadi orang yang takut pada mereka yang lebih kuat ataupun lebih berkuasa daripada dirimu? Kau tak pernah seperti ini sebelumnya.” Han Mengyao luar biasa tidak senang dan tampak seperti hendak menegakkan keadilan bagi orang yang tak bersalah dengan menyingkirkan semua penindas besar ini dari dunia.
Lv Jincheng mendesah dalam hati dan berpaling untuk menatap Su Jin. “Bro, aku benar-benar minta maaf soal dia.”
“Tak apa-apa, bahkan saudara kembar juga bisa jadi benar-benar berbeda satu sama lain, apalagi kakak adik seperguruan?” Su Jin tak memusingkannya dan memberi tatapan simpatik pada Lv Jincheng.
Ekspresi mereka berdua nyaris membuat Han Mengyao meledak. Dia memelotot galak pada Lv Jincheng dan pria itu pun buru-buru kembali berusaha menjelaskan situasinya kepada yang bersangkutan.
“Mengyao, kami tidak sedang berusaha main-main di sini. Yang sebenarnya adalah bahwa Xu Ran sungguh-sungguh merupakan orang yang tak bisa kita sentuh. Kau benar ketika mengatakan bahwa tak ada seorang pun yang kebal hukum, tapi itu hanya bisa diterapkan pada orang biasa. Kalau Xu Ran adalah orang biasa, aku pasti akan langsung menangkap dia. Tapi dia bukan orang biasa.”
“Biar kujelaskan begini. Bahkan jika semua orang di dalam kepolisian khusus mati, dan bahkan mereka yang dari Departemen Urusan Supernatural tersapu bersih, kita tak boleh membiarkan Xu Ran mati!” Lv Jincheng memakai ilustrasi ini untuk membantu Han Mengyao memahami betapa penting keberadaan Xu Ran.
Rahang Han Mengyao menganga lebar. Baik polisi khusus dan Departemen Urusan Supernatural merupakan kelompok-kelompok yang dihargai dalam skala global dan mereka bisa melakukan apa pun yang mereka suka tanpa perlu melalui prosedur meminta persetujuan yang biasa untuk operasi mereka. Namun, kedua unit yang digabungkan juga tetap kalah bernilai dibandingkan dengan satu orang Xu Ran.
“Jangan remehkan dia. Apa kau tahu? Negara kita sudah beberapa kali hampir disapu bersih sejak kita memperoleh kemerdekaan. Dari apa yang telah kubaca, hal ini telah terjadi tak kurang dari sepuluh kali, dan mereka yang berhasil mengeluarkan kita dari krisis-krisis ini bukan kau dan aku, juga bukan guru kita ataupun Departemen Urusan Supernatural. Yang melakukannya adalah para Pendeta Tao ini,” Lv Jincheng menjelaskan dengan sabar.
Kali ini, bahkan Su Jin terperangah ketika mendengar hal semacam itu. Sebelum dipilih menjadi seorang pemilik, dirinya adalah seorang pria biasa yang bisa ada di mana-mana dan tahu sangat sedikit tentang kejadian-kejadian sebesar itu. Dia tak pernah tahu bahwa negara tempatnya tinggal telah melalui masa-masa genting seperti itu sebelumnya.
Lv Jincheng melirik Su Jin dan tersenyum lemah. “Yah, kau juga bukan orang biasa, jadi tak masalah kalau kau mengetahuinya, tapi kuharap kau takkan memberitahukan soal ini pada siapa pun.”
Su Jin mengangguk dan berkata, “Tentu saja. Kau tak perlu cemas soal itu.”
Lv Jincheng kemudian mengambil ponselnya untuk menunjukkan beberapa foto kepada Su Jin. Su Jin melihat-lihat foto-foto itu satu demi satu dan terdiam sejenak ketika dia melihat foto si anak. Tapi dia menutupi reaksinya dengan sangat baik dan hanya terdiam selama satu milidetik lebih lama.
Dia telah terdiam agak sedikit lebih lama itu karena dia menyadari bahwa anak ini tampak sangat mirip dengan salah seorang anak yang dia lihat di panti asuhan.
‘Anak-anak itu terhubung dengan Ye Yun dan sekarang, salah satu dari mereka adalah bagian dari kasus ini. Sebenarnya gadis itu terlibat dalam masalah macam apa?’ batin Su Jin dalam hati. Dia dapat firasat buruk soal ini, tapi alam bawah sadarnya masih gagal menyambungkan Ye Yun dengan Buku Panduan Neraka karena sebelumnya Lv Jincheng telah berkata bahwa para Pendeta Tao mampu melakukan hal-hal yang kelihatannya supernatural. Apakah para Pendeta Tao adalah satu-satunya kaum di dunia yang mampu melakukan tindakan-tindakan semacam itu? Jelas, tidak demikian. Hal itu akan menjelaskan kenapa ada kekuatan-kekuatan lain yang bisa nyaris memusnahkan sebuah negara.
Para Pendeta Tao punya musuh, musuh yang kuat. Ada kemungkinan kalau ini merupakan perbuatan musuh dari para Pendeta Tao. Ye Yun mungkin telah kebetulan terlibat dalam kasus ini, atau dia mungkin telah menyelamatkan anak-anak itu murni karena kebaikan hatinya.
Biasanya Su Jin adalah orang yang cerdas, tapi entah bagaimana, ketika menghadapi apa pun yang berhubungan dengan Ye Yun, jadi seakan otaknya tak mau bekerja dengan benar, seolah dia ingin terus percaya bahwa Ye Yun hanya seorang gadis biasa yang tak mungkin bisa berada dalam situasi tragis yang sama dengan dirinya.
Lv Jincheng dan Han Mengyao lanjut membawa Su Jin melihat-lihat TKP lainnya. Setelah menggabungkan semua informasinya, Su Jin setuju kalau kasus-kasus pembunuhan ini memang sangat aneh, dan dia cukup yakin bahwa setidaknya satu pemilik Buku Panduan terlibat dalam seluruh kejadian ini.
“Ini adalah semua kasus yang melibatkan warga setempat, ada tujuh belas korban dalam empat keluarga. Kami menemukan kulit lengkap utuh dalam dua rumah dan keduanya adalah milik anak-anak. Jadi… Bro, bagaimana menurutmu?” Lv Jincheng dan Su Jin pada mulanya hanya bercanda ketika sebelumnya mereka saling panggil ‘bro’ satu sama lain, tapi kini mereka sudah cukup saling mengenal dan tidak lagi kembali menyebut satu sama lain dengan panggilan ‘tuan’.
“Aku terpikirkan beberapa ide, tapi kurasa lebih baik kalau kita memeriksa kasus-kasus yang melibatkan orang-orang asing terlebih dahulu,” ujar Su Jin. Dia merasa bahwa begitu dia bisa melihat orang-orang asing yang telah terbunuh, dia akan bisa menentukan dengan pasti apakah para pemilik Buku Panduan terlihat dalam urusan ini atau tidak.