Buku Panduan Neraka - Chapter 117
Tantangan Tingkat A ‘Semua Sudah Berdosa’ Terselesaikan dengan Sempurna: 3.000 poin
Obyek Pembimbing: Divine Comedy
Jumlah Anggota Tim yang Selamat: 3 – 300 poin
Tingkat Partisipasi Tantangan: A+ – 1.000 poin
Menyelesaikan misi untuk membunuh musuh-musuh utama, Kesombongan dan Kemarahan: 2.000 poin
Poin Diterima: 6.300
Total Poin: 8.320
Meski kali ini dia menerima poin yang tinggi, Su Jin sama sekali tidak merasa gembira. Empat belas pemilik telah menjadi bagian dalam Tantangan ini, termasuk empar orang veteran, tapi hanya mereka bertiga yang selamat. Dua veteran lain telah binasa pada ronde terakhir sebelum akhir dan dia juga telah kehilangan dua dari anggota timnya. Tantangan-tantangan Buku Panduan sungguh merupakan tempat yang kejam.
“Terselesaikan dengan sempurna?” Su Jin agak terkejut dengan hal itu. Dia pernah mendengar tentang memperoleh nilai sempurna untuk Tantangan, tapi orang yang telah memberi Jari Anubis kepada Su Jin telah memberitahunya bahwa sungguh sulit untuk memperoleh nilai sempurna bahkan untuk Tantangan Tingkat B. namun, Su Jin ternyata malah berhasil memperoleh nilai sempurna untuk Tantangan Tingkat A.
“Kemudian lagi, Tantangan ini sepertinya memang sempurna untukku,” batin Su Jin. Ketika dirinya berada di dalam mausoleum Anubis, dia telah memahami bagaimana dosa-dosa asal ini hanya ada kalau dia mengakui keberadaan mereka, yang mana sudah membuat dirinya menjadi lawan sempurna bagi tujuh dosa. Psikokinesisnya juga membuatnya mampu sepenuhnya tak terpengaruh oleh serangan yang dibuat oleh makhluk cahaya. Kalau dia tetap tak bisa selamat dari Tantangan itu meski sudah memiliki semua keuntungan tersebut, lebih baik dia membenturkan saja kepalanya ke dinding dan mati.
Sebuah buku dengan sampul kulit berdesain rumit muncul di dalam Buku Panduannya. Kata-kata ‘Divine Comedy’ tertulis di sampulnya, yang membuat Su Jin merasa emosional. Bagaimanapun juga, Ning Meng-lah yang telah memberitahunya bahwa kata-kata pembukaan pada Tantangan itu sebagiannya berasal dari naskah ini.
Dia mengambil Api Hitam dari Buku Panduannya. Dia telah mengambilnya kembali dari Ning Meng setelah gadis itu meninggal. Ning Meng telah menggenggam pistol itu erat-erat hingga saat dirinya mati, karena bisa dibilang ini adalah satu-satunya senjata yang gadis itu miliki untuk melawan musuh-musuhnya. Ning Meng hanya melewati tiga Tantangan, jadi tidaklah mengejutkan kalau dia tak punya senjata lain di tangannya.
Sayangnya, Api Hitam telah gagal melindungi Ning Meng. Ketika sudah tiba waktunya untuk pergi, tak ada seorang pun yang bisa menghalangi sang maut. Satu-satunya hal yang bisa Su Jin lakukan sekarang adalah menatap Api Hitam dan mengenang Ning Meng dengan sepenuh hati.
Dia mendesah panjang, kemudian berpindah ke Domain Neraka tim. Chu Yi sudah duduk di dalam dan menatap hampa ke udara kosong. Dia bahkan tak menyadari ketika Su Jin berjalan masuk.
“Chu Yi.” Su Jin memanggil lembut padanya. Dia bisa melihat kesedihan tertera jelas di seluruh wajah Chu Yi dan tak yakin bagaimana harus menghiburnya, jadi dia hanya berjalan menghampiri untuk menepuk-nepuk bahu Chu Yi.
“Aku nggak apa-apa, Bos. Aku… aku sudah siap mental untuk terjadinya hal semacam ini. Begitulah bagaimana cara kerja semesta Buku Panduan, kan?” ujar Chu Yi dengan seulas senyum sedih di wajahnya. Dia masih muda dan tak bisa menyembunyikan emosi-emosinya, jadi bahkan meski dia memahami kenyataan dari Semesta Buku Panduan, dia masih berduka karena kehilangan rekan-rekan satu timnya.
“Persis seperti yang telah kau katakan, begitulah bagaimana cara kerja semesta ini. Kita berdua hanya perlu membiasakan diri.” Su Jin duduk di sebelah Chu Yi. Sangatlah sulit untuk menerima bagaimana seseorang yang masih hidup sehari yang lalu kini pergi selamanya setelah hanya melewati satu Tantangan.
“Kakak Mai belum keluar juga. Apa menurut Bos dia baik-baik saja?” Chu Yi menatap pintu portal menuju ruang tempat mereka berada tadi dengan raut cemas di wajahnya. Dia sudah kehilangan dua rekan satu tim dan tak mau kehilangan yang ketiga.
Seketika setelah Chu Yi mengucapkan kata-kata itu, Kano Mai muncul dari pintu portal tersebut. Domain Neraka Pribadinya telah memulihkan dirinya sepenuhnya. Itulah bagian ajaib tentang tempat ini. Asalkan kau masih bernapas ketika kau dipindahkan kembali ke Domain Neraka Pribadimu, kau akan dipulihkan dari semua luka dan disembuhkan dari semua penyakit.
“Kau baik-baik saja?” tanya Su Jin.
Kano Mai pucat tapi dia masih berhasil memaksakan seulas senyum seraya mengangguk pada Su Jin dan Chu Yi.
Chu Yi tahu Kano Mai merasa lesu karena mereka telah kehilangan dua rekan satu tim. Dia menghibur Kano Mai, “Kita sudah berusaha melakukan yang terbaik. Ini… ini adalah sesuatu yang tak bisa kita hindari.”
“Aku tahu. Hidup terus berlanjut, kan? Aku tahu itu.” Kano Mai mengangguk samar sementara senyumnya memudar.
Dan seakan mereka bisa membaca pikiran masing-masing, mereka bertiga tak lagi menyebut-nyebut soal Ning Meng dan Yang Mo. Mereka berharap mereka bisa melewati episode tragis ini supaya tidak memengaruhi mereka pada Tantangan-tantangan di masa mendatang.
Su Jin menukarkan poinnya untuk Eliksir Penguat Tubuh Tingkat Tinggi. 8.000 poin lebih dari cukup untuk itu. Eliksir ini merupakan cairan kemerahan yang tampak seperti darah, namun jauh lebih kental daripada darah.
Tanpa berpikir, dia menenggak seluruh isi dari botol itu. Pada mulanya dia tak merasakan apa-apa, tapi tak lama setelahnya wajahnya mulai berkerut. Dia merasa seakan setiap sel dalam tubuhnya sedang memberontak terhadapnya.
Sekujur tubuhnya mulai kejang-kejang tanpa dikehendakinya. Kalau dua eliksir pertama terasa seperti mengganti piranti kerasnya, maka yang satu ini terasa seperti langsung menghancurkan dirinya sepenuhnya secara paksa.
Sungguh menyakitkan bagi Chu Yi dan Kano Mai ketika melihat seberapa besar penderitaan yang dialami oleh Su Jin, tapi mereka sama sekali tak bisa membantunya. Tapi mereka tidak cemas kalau nyawa Su Jin akan berada dalam bahaya, karena dia hanya perlu menahan rasa sakit itu untuk sementara dan kemudian semuanya akan selesai.
Su Jin berakhir menggeliat-geliat di lantai seperti sepotong plastik yang terbakar, terpuntir dan berguling karena kesakitan. Eliksir Penguat Tubuh Tingkat Tinggi ternyata jauh lebih kuat daripada yang dia bayangkan. Alih-alih cuma memperkuat apa yang sudah dia miliki, eliksir itu seakan menyusun ulang tubuhnya.
Waktu terasa berjalan perlahan bagi Su Jin ketika dia merasa seakan setiap bagian dari tubuhnya saling bertukar tempat satu sama lain. Terkadang dia merasa otaknya telah bertukar tempat dengan pantatnya, kemudian kadang-kadang dia merasa seolah matanya kini ada di tumitnya. Dia begitu kebingungan.
Setelah lama waktu berlalu, akhirnya semua berakhir. “Pulihkan tubuhku!” rintih Su Jin. Untung saja, pemulihan tubuh bisa dilakukan di dalam Domain Neraka Tim. Kalau tidak, dia tak yakin apakah dia bahkan akan bisa kembali ke Domain Neraka Pribadinya.
Begitu tubuhnya dipulihkan, perlahan Su Jin bangkit dari lantai. Siksaan yang telah dia lalui tadi masih membuatnya merasa tidak nyaman dan dia masih sedikit kesulitan untuk berjalan.
“Bagaimana perasaanmu?” tanya Kano Mai.
Su Jin memukul pelan kepalanya untuk membantunya berpikir lebih jernih, kemudian membelai perutnya ketika dia berkata, “Aku lapar!”
Kano Mai dan Chu Yi tertegun sejenak sebelum tawa keduanya meledak. Kano Mai memutar matanya dan berkata, “Tak bisa kupercaya kau bisa merasa lapar ketika kau berada di tempat ini!”
Su Jin tertawa. “Aku juga merasa ini aneh. Tapi ini sebenarnya bukan perutku yang keroncongan, ini lebih seperti… aku juga tak tahu bagaimana harus menjelaskannya. Ini rasanya seakan sel-sel dalam tubuhku berdemo minta makan.” Su Jin menggaruk kepalanya karena perasaan ini benar-benar sulit untuk digambarkan. Tapi dia yakin kalau dia sebenarnya merasa lapar.
“Omong-omong, aku ada sesuatu yang perlu kalian lihat,” ujar Su Jin seraya mengeluarkan salinan Divine Comedy yang telah dia terima dan menunjukkannya kepada dua orang lainnya.
Tanpa sadar Kano Mai bergidik ketika melihatnya. Matanya melebar seakan dia tak bisa memercayai penglihatannya sendiri.
“Apa aku… apa aku bisa memilikinya?” tanya Kano Mai dengan suara agak bersemangat.
Su Jin mengulurkan buku itu kepada Kano Mai tanpa ragu dan berkata, “Bahkan meski benda ini menjanjikan akan mengirimmu kembali kemari ketika nyawamu berada dalam bahaya, kau lebih baik berhati-hati ketika kau memasuki kembali dunia Dosa Asal. Aku terjebak ketika aku pergi ke Mausoleum Anubis, dan Obyek Pembimbingku tak mau mengeluarkanku dari sana.”
Dia masih agak trauma oleh pengalaman itu. Dirinya telah dipaksa melalui perjalanan penebusan ini dan Obyek Pembimbingnya tak mengirim dirinya keluar bahkan meski dirinya telah mengalami penderitaan yang begitu besar. Dia sempat bertanya-tanya apakah dirinya akan berakhir dengan terperangkap di tempat itu selamanya kalau dia tak memperoleh pencerahan. Hal itu akan sama saja dengan mati.
Kano Mai tak menyangka kalau Su Jin akan menyerahkan buku itu begitu saja kepadanya. Bagaimanapun juga ini adalah Obyek Pembimbing untuk memasuki Tantangan Tingkat A, jadi dia pun bertanya, “Jin, kau yakin kau mau memberikan ini kepadaku begitu saja? Apa kau tahu apa yang diwakili oleh benda ini?”
“Eh? Maksudku, kalau kau membutuhkannya, kau bisa memilikinya. Oh, Chu Yi, kau tak keberatan, kan?” Su Jin menyadari kalau dia sudah lupa untuk menanyakan pendapat Chu Yi.
Chu Yi tampak seperti tak peduli sama sekali dan bahkan berkata penuh kebencian, “Aku nggak bakal menginginkan benda itu. Aku nggak bakal mau kembali ke sana.” Ada ekspresi sedih di wajahnya setelah dia berkata demikian.
Kano Mai merasa tersentuh karena mereka berdua begitu memercayai dirinya, tapi kemudian lagi, ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan sekeras apa mereka bekerja untuk memperoleh buah Pohon Kehidupan hanya demi membangkitkan dirinya dan Yang Mo.
“Perbedaan antara Obyek Pembimbing dari Tantangan Tingkat A dan tingkat-tingkat lainnya adalah bahwa jika kau kembali ke sebuah Tantangan Tingkat A, ada kemungkinan besar kau akan bisa mengaktifkan Kekuatan Jiwamu.” Tak ada seorang pun yang bertanya kepadanya kenapa dia sangat menginginkan benda itu, tapi Kano Mai memutuskan untuk memberitahu mereka. Mereka memercayai dirinya, jadi dia merasa bahwa dia juga harus jujur kepada mereka.
Wajah kedua pria itu berbinar ketika mereka mendengar apa yang dia katakan. Chu Yi berkata kegirangan, “Itu hebat sekali! Kalau Kakak bisa mengaktifkan Kekuatan Jiwamu, maka kita akan punya kesempatan lebih tinggi untuk melalui Tantangan di masa mendatang.”
“Dia benar!” Su Jin juga mengangguk gembira. Kalau Kano Mai memiliki Kekuatan Jiwa, maka wanita itu akan lebih mampu dalam melindungi dirinya sendiri dan juga berkontribusi lebih bagi tim.
Kano Mai sendiri adalah orang paling gembira di antara mereka. Memiliki Kekuatan Jiwa adalah sesuatu yang diinginkan oleh semua pemilik karena hal itu akan membantu mereka selamat dari Tantangan dengan jauh lebih mudah.
“Bos! Lihat ini!” Tiba-tiba Chu Yi berseru ketika dia menunjuk lambang Tim Pisau Tulang yang terukir pada panggung di mana mereka meletakkan Buku Panduan mereka. Sebelumnya lambang itu berwarna perunggu, namun kini warnanya emas.
“Itu berarti tim kita sudah naik tingkat. Jin, kau seharusnya bisa melihat hal ini tercantum dalam Buku Panduan tim,” Kano Mai menjelaskan kepada dua orang lainnya.
Su Jin membuka Buku Panduan tim dan melihat kalau kata-kata Kano Mai memang benar. Informasi tentang tim menyatakan bahwa kini mereka adalah tim Tingkat C.
“Wah, kita telah memperoleh begitu banyak poin pengalaman dari sebuah Tantangan Tingkat A….” Su Jin tahu kalau sebuah tim pada akhirnya bisa naik tingkat, tapi dia mengira kalau akan butuh lebih banyak Tantangan lagi sebelum hal itu terjadi. Dia tak menyangka bahwa cuma satu Tantangan Tingkat A saja sudah cukup untuk membantu mereka mencapai tingkat berikutnya.
“Secara umum, sebuah Tantangan Tingkat A juga takkan cukup, tapi kita telah berhasil menyelesaikannya dengan sempurna, jadi jumlah poin pengalaman yang kita peroleh dari itu jauh lebih tinggi daripada biasanya,” Kano Mai menjelaskan.
Su Jin mengangguk. Tim itu telah kehilangan banyak selama menjalani Tantangan, tapi mereka juga telah memperoleh banyak dalam hal hadiah. Tapi kalau bisa memilih, Su Jin lebih memilih agar semua anggota timnya masih hidup dan baik-baik saja daripada memperoleh semua hadiah ini.
“Kalau tak ada hal lainnya, aku akan pergi duluan. Aku mau menyelesaikan ini secepat mungkin!” Kano Mai tampak lebih peduli dengan Obyek Pembimbing di tangannya dan tak sabar ingin kembali ke dunia itu.
“Tentu. Tapi hati-hatilah!” Su Jin mengangguk.
Kano Mai langsung kembali ke Domain Neraka Pribadinya, meninggalkan Su Jin dan Chu Yi di dalam Domain Neraka Tim.