Buku Panduan Neraka - Chapter 116
Tubuh empat malaikat sempurna yang lengkap dengan sayapnya melangkah keluar dari dalam cahaya yang menyilaukan dan mendarat di depan Su Jin dan Chu Yi. Wajah mereka berkilau dengan aura suci.
“Wah, hai! Bagaimana aku harus memanggil Anda?” Su Jin tersenyum, tapi dia mencengkeram Pisau Tulangnya kuat-kuat. Sebelumnya Kesombongan sudah mengkonfirmasi bahwa keberadaan mereka adalah demi pada akhirnya berubah menjadi tujuh malaikat agung, jadi malaikat-malaikat nan indah ini mungkin adalah para malaikat agung itu sendiri.
“Namaku Sariel!” ujar keempat malaikat itu pada saat bersamaan. Suara gabungan keempatnya secara misterius terasa menindih berat pada Su Jin dan Chu Yi.
“Kalian berempat?” Su Jin agak terkejut. Dia telah menerka kalau Sariel adalah salah satu dari mereka, karena satu-satunya malaikat agung yang bisa memakai tujuh dosa mematikan dan juga energi negatif dari manusia untuk membangkitkan para malaikat agung pastilah perbuatan dari malaikat yang satu ini.
Tapi sekarang, mereka berempat menyatakan diri sebagai Sariel, yang membuat Su Jin kebingungan. Rasanya ini seperti menerima empat garpu yang sama persis ketika kau jelas-jelas telah memesan satu set lengkap alat makan. Siapa pun pasti akan kebingungan.
“Akulah yang telah menghasilkan metode ini. Aku belum memastikan efeknya, jadi aku memilih untuk berhati-hati.” Empat suara yang berbarengan itu membuat Su Jin dan Chu Yi merasa sangat gelisah.
“Silakan saja bunuh kami kalau kau mau! Apa gunanya mengoceh sebanyak itu?” Chu Yi kelihatan seperti sudah menyerah sepenuhnya. Mereka telah berhasil mengalahkan beberapa Dosa Asal dengan susah payah, dan kini mereka harus menghadapi para malaikat agung yang lebih kuat lagi. Dia berpikir bahwa tak ada gunanya berusaha melawan mereka.
Su Jin tak berpikir demikian. “Kurasa para malaikat agung ini takkan membunuh kita.”
“Itu benar. Cobaanmu berakhir sampai di sini. Berjalanlah melewati pintu cahaya itu dan kembalilah ke dunia tempatmu berasal.” Keempat Sariel mengangkat empat tangan yang sama pada saat yang sama dan menunjuk ke arah kompas emas. Ternyata selama ini pintu cahaya itu merupakan jalan keluar mereka dari Tantangan.
Kelopak mata Su Jin berkedut hebat. Kalau ternyata pintu itu adalah jalan keluar mereka, maka berarti bahwa ketika kompas emas pertama kali membuka, mereka semua bisa saja melompat ke dalamnya dan menyelesaikan Tantangan. Kalau saja mereka melakukan hal itu, maka lebih sedikit nyawa yang akan lenyap.
“Ayo pergi.” Su Jin kini sangat depresi. Dia menyuruh Chu Yi menggendong Kano Mai dan mereka pun berjalan ke arah kompas emas. Tapi setelah Chu Yi berjalan memasuki cahaya dan kembali ke Domain Neraka Pribadinya, Su Jin berhenti dan berbalik.
“Sariel, aku ingin bicara tentang sesuatu padamu,” ujar Su Jin dengan suara muram seraya menatap tajam pada keempat malaikat tersebut.
Keempat Sariel terkejut karena Su Jin tiba-tiba berbalik untuk bicara kepada mereka, tapi mereka mengangguk dan berkata, “Apa yang ingin kau bicarakan denganku?”
“Apa… apa tujuanmu dalam melakukan ini? Apa yang akan kau lakukan begitu ketujuh malaikat agung dibangkitkan?”
Keempat Sariel membisu sejenak, kemudian mereka berkata, “Hal itu tak ada hubungannya denganmu. Pergilah sekarang dan terimalah hadiah yang pantas kau dapatkan.”
“Tunggu. Itu berarti kau tahu tentang keberadaan Buku Panduan Neraka, yang berarti… kau adalah Dewa Tua!” Su Jin memicingkan matanya. Hanya para Dewa Tua yang tahu bahwa diri mereka berada di dalam semesta Buku Panduan. Berdasarkan dari apa yang barusan Sariel katakan, Sariel mengetahui tentang Buku Panduan. Itulah sebabnya kenapa Sariel bisa bicara soal menerima hadiah setelah semua ini berakhir.
“Aku bukan Dewa Tua, tapi… aku melayani sesosok Dewa.” Keempat Sariel menampakkan raut memuja di wajah mereka.
Su Jin mulai mengetuk-ngetuk hidungnya karena kebiasaan. Dia menatap keempat Sariel dan bertanya dengan suara serius, “Jadi, apakah tujuanmu… sebenarnya adalah menyelamatkan Dewamu? Begitukah?”
Para Sariel membeku sejenak dan menatap tak percaya pada Su Jin. Mereka mengernyit dan berkata dengan suara kelabakan, “Seseorang dengan statusmu tak seharusnya mengetahui hal-hal ini!”
“Ada pengecualian para tiap hal, dan aku juga punya satu yang harus kuselamatkan. Jadi, apa kau bisa memberitahuku… bagaimana cara yang harus dilakukan untuk menyelamatkan sesosok Dewa Tua?” tanya Su Jin. Raja Iblis telah memperingatkan dirinya bahwa dia tak punya banyak sisa waktu, jadi Su Jin harus mencari cara untuk mengumpulkan lebih banyak informasi tentang bagaimana dia bisa menyelamatkan sang Raja Iblis.
Para Sariel menatap sungguh-sungguh pada Su Jin, kemudian menggelengkan kepala mereka. “Jalan yang harus ditempuh masih sangat panjang, masih sangat, sangat pajang!” Dengan kata-kata itu, keempat malaikat pun terbang melayang dan menghilang ke langit di atas kota emas.
Su Jin mendesah lelah. Dia berjalan menghampiri tubuh Ning Meng dan mengambil sedikit rambutnya. Semesta Buku Panduan adalah semesta yang kejam. Tak peduli sekuat apa pun seorang pemilik berjuang, mereka tak bisa lepas dari takdir mereka ketika maut datang mengetuk pintu mereka. Seakan inilah takdir mereka. Pemikiran itu membuat Su Jin bergidik.
Pisau Tulang sangat tajam, jadi dia berhasil memakainya untuk menggali sebuah lubang yang cukup besar di tanah untuk menggali Ning Meng. Kemudian dia melanjutkan dengan mengubur yang lainnya juga karena dia percaya bahwa manusia harus memiliki tempat peristirahatan yang terakhir.
Kemudian dia berjalan memasuki pintu cahaya benderang yang telah dibuka oleh kompas emas dan langsung diselubungi oleh cahaya cemerlang.
Pada saat bersamaan, sebuah pengumuman emas muncul di dalam Bar Neraka.
“Tantangan Tingkat A, Semua Telah Berdosa, telah diselesaikan oleh Tim Pisau Tulang dengan nilai sempurna!” Pengumuman emas itu tidak menyebutkan banyak hal, namun berhasil membuat kehebohan di seantero bar.
“Nilai sempurna untuk Tantangan Tingkat A? Itu gila!”
“Tim Pisau Tulang? Aku tak pernah dengar tentang mereka.”
“Pergilah selidiki! Apa tim ini adalah tim Tingkat A?”
Beberapa orang pemilik yang ada di dalam bar itu benar-benar dikejutkan oleh kata-kata dalam pengumuman tersebut.
“Wow, luar biasa! Sudah berapa lama ya sejak seseorang berhasil menyelesaikan sebuah Tantangan Tingkat A dengan nilai sempurna?” seorang pria yang tampak baik hati bertanya penasaran pada orang di sebelahnya seraya menyesap minuman yang luar biasa mahal.
“Sudah berapa lama? Orang terakhir yang menyelesaikan Tantangan Tingkat A adalah kita, tapi kita tak dapat nilai sempurna.” Pria di sebelah pria bertampang baik hati itu sangat berotot. Dia menggaruk kepalanya dan menenggak seluruh isi gelas dengan gaya serampangan, kemudian bersendawa keras dan tertawa. “Tunggu sebentar. Bukankah KAU orang yang telah memperoleh nilai sempurna untuk Tantangan Tingkat A pada kali terakhir? Benar kamu, kan? Xu Ran?”
Si pria bertampang baik hati sebenarnya adalah Xu Ran. Dia memutar-mutar gelasnya dengan sikap malas dan melirik si pria berotot seraya berkata, “Li Hongyi, ini adalah gelas yang nilainya 500 poin. Apa kau bisa tidak menenggaknya begitu saja seperti bir murahan?”
“Ketua timku sayang, kau kan tahu kalau Hongyi menenggak minuman apa pun dengan cara yang sama, tak peduli berapa pun harganya. Bagaimana kalau lain kali kau membelikan dia minuman paling murah yang ada di menu dan memakai poin yang telah kau hemat untuk ditukarkan dengan barang yang bisa kupakai?” ujar seorang wanita muda dengan cengiran jahil di wajahnya. Li Hongyi memutar mata ke arahnya.
“Zhao Xiaoxiao, bagaimana bisa kau mengatakan hal semacam itu? Begini ya, bahkan kalau aku menyesapnya pelan-pelan, tetap saja takkan meningkatkan efek dari minumannya sama sekali, benar kan?” Li Hongyi bersendawa keras lagi dan sama sekali tak tampak terganggu oleh kata-kata wanita itu.
Zhao Xiaoxiao menjulurkan lidahnya dengan sikap nakal, kemudian mengaitkan lengannya pada gadis di sebelahnya lalu berkata, “Zishi, kau harus membantuku! Kak Hongyi sedang menindasku!”
Gadis di sebelahnya memiliki ekspresi wajah cuek, tapi tetap membantu Zhao Xiaoxiao dengan memelotot marah pada Li Hongyi. Li Hongyi tak bisa peduli pada mereka berdua.
Persis pada saat itu, seorang pria muda mendekati mereka dari kejauhan. Li Hongyi langsung melambai dan memanggil, “Dong Buchen! Kau terlambat lagi!”
“Maafkan aku! Aku harus mengurus beberapa hal. Apa yang terjadi? Apa aku melewatkan sesuatu?” Dong Buchen tersenyum cerah dan tampak seperti orang yang mudah bergaul.
“Kalau kita tak menghitung tentang bagaimana kedua gadis ini berkomplot untuk menindasku, maka satu-satunya hal yang telah kau lewatkan adalah pengumuman bahwa Tim Pisau Tulang telah menyelesaikan Tantangan Tingkat A dengan nilai sempurna,” ujar Li Hongyi malas-malasan. Dia selalu membawa dirinya seperti ini kecuali ketika dirinya berada di dalam Tantangan. Tak ada seorang pun yang akan menyangka kalau sebenarnya dia adalah seorang petarung yang amat kuat.
Dong Buchen melebarkan matanya dengan kaget dan berkata, “Nilai sempurna untuk Tantangan Tingkat A? Wuah! Tapi aku tak pernah dengar tentang Tim Pisau Tulang sebelumnya. Apa ini adalah tim Tingkat A yang baru? Tapi itu kedengarannya juga tidak benar. Aku punya informasi tentang semua tim Tingkat A yang ada saat ini, termasuk tim-tim yang hampir mencapai Tingkat A. aku tak pernah mendengar soal Tim Pisau Tulang ini sebelumnya.”
“Oh? Bahkan seorang maniak informasi sepertimu tak tahu siapa mereka? Dari mana munculnya monster-monster ini?” Zhao Xiaoxiao juga benar-benar terkejut. Dong Buchen adalah anggota tim yang bertugas mengumpulkan informasi baik selama menjalani Tantangan maupun di luar Tantangan. Dia selalu punya informasi tentang apa pun yang ada di kolong langit, jadi sungguh aneh mendengar bahwa dia tak tahu soal tim ini.
“Monster? Oh tolong deh! Monster yang sesungguhnya itu adalah ketua tim kita! Dialah yang telah berhasil menyelesaikan Tantangan Tingkat A dengan nilai sempurna seorang diri! Dia itu jelas adalah monster!” ujar Dong Zishi, penembak jitu dalam tim Xu Ran. Taktik jarak jauhnya telah membantu timnya melalui banyak Tantangan dengan jauh lebih mudah.
Xu Ran merenggangkan tubuh, kemudian menggelengkan perlahan kepalanya. “Tim Pisau Tulang, ya? Kalian harus terus memerhatikan mereka. Tidak mudah bagi sebuah tim untuk menyelesaikan Tantangan Tingkat A dengan nilai sempurna.”
“Kau telah menyelesaikan Tantangan Tingkat A dengan nilai sempurna seorang diri, jadi kau itu bahkan lebih hebat lagi!” Zhao Xiaoxiao memuji Xu Ran dengan seulas senyum manis di wajahnya. Tampaknya gadis itu benar-benar mengidolakan Xu Ran.
Namun Xu Ran menggelengkan kepalanya dan matanya berkilat ketika dia berkata, “Tidak, sebuah tim membutuhkan koordinasi dan seorang pemimpin yang baik yang bisa memaksimalkan kekuatan dari masing-masing anggota timnya. Melakukan hal itu mungkin dua kali lipat lebih berat daripada menyelesaikan sebuah Tantangan sendiri. Tim Pisau Tulang ini jelas bukan tim sederhana, dan aku yakin mereka akan jadi lawan yang kuat di masa mendatang.”
Semua orang terkejut karena Xu Ran telah menilai Tim Pisau Tulang dengan begitu tinggi. Ketua tim mereka ini tak pernah menjadi orang yang rendah hati, dan dia jarang memuji orang lain.
Xu Ran berdiri dan berkata pada timnya, “Yah, Tim Langit Biru, sudah saatnya bekerja!”
“Iya!” Mereka berempat bersorak berbarengan.
Sementara itu, Ye Yun sedang duduk di konter bar seraya memutar-mutar minuman dalam gelasnya dengan raut wajah bosan. Tapi dirinya telah sangat terkejut ketika mendengar tentang pencapaian Tim Pisau Tulang.
“Nilai sempurna untuk Tantangan Tingkat A? Luar biasa!” Reaksi pertama Ye Yun adalah mengacungkan jempol pada mereka. Tapi setelahnya, dia kembali memerosotkan diri pada konter dan menggumam sendiri, “Andai saja orang-orang itu adalah rekan satu timku. Maka aku takkan terjebak di sini seperti ini.”
“Aku tak tahu berapa lama lagi aku harus menunggu hingga bajingan-bajingan di luar sana itu pergi. Mereka telah mengirim begitu banyak orang sekaligus – kalau terus begini, bagaimana aku harus mengatasi mereka semua?” gerutu Ye Yun.
Dia mengeluarkan desahan panjang dan merintih mengibakan, “Entah apakah Tang Ning atau Su Jin berusaha mencariku. Apa aku terlalu gegabah dalam membuat keputusan ini? Tapi kemudian… aku juga tak punya pilihan! Kalau aku tak melakukannya, maka aku akan membuat lebih banyak masalah untuk mereka. Malangnya aku!”
“Bos! Aku mau segelas Mimpi Mabuk!” Tiba-tiba Ye Yun berteriak keras. Untung saja, tak ada orang lain yang bisa mendengarnya kecuali si bos yang malang.
Sementara semua ini terjadi di dalam Bar Neraka, Su Jin sedang berdiri di dalam kegelapan Domain Neraka Pribadinya dan meletakkan Buku Panduannya di atas panggung. Dia berkata lirih, “Hitam, tolong hitung poinku.”