Accompanying The Phoenix - Chapter 69
Berjalan memasuki aula Langit di Atas Langit bersama Youlan, hidung Shen Li berkedut. Tiba-tiba dia memutar kepalanya untuk melihat dan langsung berhenti.
Youlan, yang bergegas memimpin jalan di depan, mendengar langkah kaki Shen Li semakin menjauh. Dia menengok ke belakang dan mendapati Shen Li berjalan menuju bagian tengah aula dengan linglung, ke arah sebatang tombak perak berumbai merah yang berdiri di bagian depan aula.
Ketika dia menatap ke belakang, Youlan melihat tombak Hongying milik Raja Langit Biru, tetapi… bukankah tombak itu telah patah?
Meski dia pernah mendengar kalau Xing Zhi sudah memintanya dari tangan iblis yang datang untuk melaporkan kematian Shen Li, dia tak pernah menyangka kalau Xing Zhi akan memperbaiki tombak itu. Setelah dia memperbaikinya, sang Dewa Agung bahkan meletakkannya di Aula Besar Langit di Atas Langit.
Tombak perak itu dan Shen Li tampaknya memiliki hubungan. Setelah kali Shen Li menghampiri, tombak perak itu berdengung gembira, seakan menyambut majikannya.
Shen Li berdiri selama beberapa saat di depan tombak perak itu, menatapnya dengan seksama dalam waktu lama, tersenyum cepat, lalu memegang tombak itu dengan tangannya. Tombak yang dengannya Shen Li telah bertarung puluhan ribu kali diputar di tangannya.
Hawa membunuh mendesirkan hawa sunyi pada Langit di Atas Langit, ekor dari tombak itu menghantam ubin batu yang keras dengan suara nyaring, dan aliran udara yang bergolak membubung, membuat rambut dan pakaian Youlan yang berada di luar aula melambai.
Youlan menatap tertegun pada wanita di aula itu, melihat sudut bibir si wanita tersenyum, tombak perak di tangannya berdengung, dan bilah tajam yang berkilau dingin itu tampak seakan melantunkan lagu gembira. Penampilan memukau Shen Li membuat orang tak berani menatap dirinya, sungguh terlalu cantik.
Inilah Shen Li yang sesungguhnya.
Menggenggam senjata dan menegakkan punggungnya, Shen Li tampak seperti sang Raja Langit Biru yang mampu berdiri pada kakinya sendiri bahkan bila langit runtuh.
“Sahabat baikku, kukira aku takkan pernah bertarung denganmu di sisiku lagi.” Shen Li membelai tombak itu dan untuk sesaat dia membiarkan dirinya menjadi emosional, tetapi dengan cepat dirinya pulih dan mengendalikan ekspresinya lalu berbisik lembut, “Aku masih akan menyusahkanmu di masa mendatang.”
Setelah itu, tombak perak tersebut berubah menjadi secercah cahaya di tangannya dan kemudian menghilang. Shen Li berjalan ke arah Youlan, langkahnya menjadi semakin dan semakin kokoh:
“Cepat, ayo kita pergi. Aku tak mau bertarung melawan orang-orang Kahyanganmu pada saat ini.”
Youlan terpana tetapi dengan cepat menunjukkan jalan. Setelah berjalan cukup jauh, dia tiba-tiba merasakan suatu kegelisahan di udara. Rasanya seperti ada seseorang dari Alam Kahyangan telah menemukan mereka.
Youlan menatap ke belakang pada Shen Li, agak tercengang. Apakah ini adalah imajinasinya sendiri? Mengapa sekarang dia merasa kalau Shen Li tampak jauh lebih tajam daripada sebelumnya?
Shen Li dan Youlan berhasil lolos dari para jenderal dengan menahan napas mereka dan menginjak pintu keluar Langit di Atas Langit menuju ke Kahyangan.
Sejak serangan terakhir, penjagaan di Kahyangan memang menjadi lebih ketat, tetapi para penjaga itu tidaklah cukup untuk mendeteksi keberadaan Youlan dan Shen Li.
Mereka pun berjalan langsung menuju ke Gerbang Langit Selatan.
Shen Li melihat ke bawah, bertanya, “Saat aku tak ada, apakah Kahyangan telah diserang lagi?”
Youlan mengikuti pandangannya dan menunduk, serta merta mengerti: “Apa Anda tidak ingat? Itu adalah kediaman Fu Rong Jun.”
Shen Li terperanjat: “Fu Rong? Mengapa kediamannya jadi seperti ini?”
Halamannya tampak seperti telah dibom oleh sesuatu, dan ada sebuah lubang besar di tanah. Bunga-bunga merah dan rerumputan hijau di halaman telah memudar seperti disapu bersih oleh sesuatu.
Youlan mendesah dengan kesal, ekspresinya bagaikan besi dan baja, tetapi ada setitik emosi dalam kata-katanya:
“Saudaraku yang payah itu sejak kecil tak pernah melakukan apa pun yang pantas untuk menjadi kebanggaan keluarganya. Kali ini, mengetahui kalau Jenderal Mo Fang dari Alam Iblis… yah, sekarang dia tak bisa disebut sebagai jenderal, tetapi saat dia mengetahui tentang kematian orang itu, saudaraku telah menjadi gila. Kekuatan spiritual dalam tubuhnya meletup dan halamannya sendiri pun diledakkan. Kekuatan spiritualnya luar biasa murni, dan dia sebenarnya memakai kekuatan dari bunga dan tanaman untuk meningkatkan kekuatannya sendiri. Setelah itu, dia pingsan untuk waktu yang lama dan belakangan mengetahui kabar tentang pemberontakan Mo Fang. Dia menjadi diam dalam waktu lama dan tak membiarkan orang mengurus halamannya. Itulah sebabnya mengapa tempat ini tampak seperti ini.”
Fu Rong Jun yang serampangan itu ternyata bersedih sebesar ini? Dan… kekuatannya benar-benar begitu murni! Rupanya dia sungguh-sungguh tidak membual ketika dia bilang kalau dirinya kuat!
Setelah mengetahui hal ini, Shen Li tak terlalu memikirkan tentang yang lainnya, hanya melirik dan melanjutkan perjalanan.
Ketika mencapai Gerbang Langit Selatan, terlebih dahulu Youlan bersembunyi dalam kegelapan bersama Shen Li, dan berkata, “Xing Zhi sekarang seharusnya ada di dunia manusia. Kalau kau ingin mencari dia, pergilah ke timur.”
Shen Li menggelengkan kepalanya: “Aku ingin kembali ke Alam Iblis.”
Youlan terkejut, dan kemudian mengerti apa yang Shen Li maksudkan. Sorot matanya meredup: “Meski aku tak tahu apa yang terjadi, kuharap kalian berdua bisa menghadapinya bersama-sama.”
Shen Li terdiam selama sesaat kemudian Youlan membungkuk dan berkata, “Aku akan pergi dan mengalihkan perhatian para penjaga terlebih dahulu. Saat kau mendapat kesempatan, Raja Langit Biru, silakan pergi sendiri.” Setelah berkata demikian, dia pun berjalan keluar.
Setelah berkata demikian, Youlan berjalan keluar dan Shen Li tak tahu apa yang dia katakan kepada kedua penjaga itu, tetapi kata-katanya berhasil dan dia pun membawa mereka ke arah yang berlawanan dari gerbang.
Dalam sekejap mata, Shen Li menjadi satu dengan angin, dan secepat kilat, dia melompat turun ke Gerbang Langit Selatan dan menghilang ke dalam lautan awan.
Youlan tahu kalau Shen Li sudah pergi, jadi dia tak repot-repot menolehkan kepalanya. Matanya menatap ke tempat tinggi dan jauh, berkata pada para penjaga, “Tampaknya aku telah salah mengira ada pergerakan di sebelah sana.” Dia berkata, “Hanya bayanganku saja.”
Melewati celah antara dua dunia, dan kemudian melangkah ke Alam Iblis, Shen Li menghirup udara di Alam Iblis dan langsung mengernyit.
Setelah Xing Zhi menyusun ulang segel-segelnya sendiri, Reruntuhan Kuburan Langit tak lagi dipenuhi oleh miasma, jadi udara di Alam Iblis semakin lama jadi semakin bersih. Namun, hari ini, ketika Shen Li menarik napas, bau di udaranya bahkan lebih busuk daripada sebelumnya. Kalau dipikir-pikir lagi, akhir-akhir ini Xing Zhi memang menerima serangan balik dari dari Hukum Langit, jadi hal itu akan memengaruhi semuanya yang melibatkan kekuatan dewanya seperti genting dan bebatuan yang berjatuhan dari Langit di Luar Langit. Tentu saja, Reruntuhan yang Xing Zhi ciptakan juga takkan terlewat. Hal itu juga akan berarti bahwa segel-segelnya pasti telah melemah.
Saat ini Kaisar Iblis pasti sedang mengalami sakit kepala….
Kemudian Shen Li teringat tujuan Fu Sheng yang telah Xing Zhi sebutkan kepadanya sebelum ini. Orang itu punya rencana jahat tentang Reruntuhan Kuburan Langit. Kalau orang itu ingin merusak segel dan melepaskan para yao shou, bukankah saat ini adalah saat yang sangat tepat untuk melakukannya?!
Ketika Shen Li memikirkannya seperti itu, dia merasa kalau dirinya tak boleh menunda-nunda sedikit pun dan langsung menunggangi awan lurus menuju Istana Iblis. Akan tetapi, sebelum dia bisa memasuki Istana Iblis, tubuh Shen Li membeku.
Tanpa terduga, kata-kata Xing Zhi yang sebelumnya terlintas dalam benaknya. Kata-kata tentang Mutiara Laut langit Biru yang telah Kaisar Iblis berikan kepadanya, Kaisar Iblis mengajarinya kemampuan untuk menghadapi pengaruh dari Mutiara Laut langit Biru, Kaisar Iblis bahkan tidak memberitahunya apa-apa…. Tak peduli seteguh apa pun hati Shen Li, tanpa bisa dipungkiri dia punya beberapa keraguan ketika menghadapi serangkaian kejadian ini.
Akan tetapi, ketika dia larut dalam pemikiran, tiba-tiba dia mendengar jeritan kaget: “Yang Mulia!”
Kewaspadaan para prajurit di Alam Iblis selalu jauh lebih tinggi ketimbang para prajurit di Alam Kahyangan. Shen Li menunduk dan mendapati bahwa yang berteriak adalah Jenderal Yi Sheng dari pasukan. Karena teriakannya, semua orang pun mendongakkan kepala mereka. Ketika mereka melihat Shen Li, semuanya menjadi riuh selama beberapa saat. Akhirnya, seseorang yang tak dikenal memimpin yang lain dan berlutut dengan satu kaki, merapatkan dagunya ke dada, dan membungkuk memberi salam. Ini adalah formalitas tertinggi dalam pasukan Alam Iblis. Kemudian semua prajurit mengikuti contohnya, meletakkan senjata mereka dan menundukkan kepala hingga menyentuh lantai, lalu berkata lantang: “Selamat atas kemenangan Raja!”
“Selamat atas kemenangan Raja Langit Biru!”
Shen Li tak memperoleh kemenangan apa pun. Pada pertempuran melawan Fu Sheng yang sebelumnya, bisa dibilang kalau dirinya telah kalah dengan mengenaskan. Setelah kehilangan jenderal dan dirinya sendiri ditangkap, jika bukan karena pengkhianatan Mo Fang, yang datang untuk menyelamatkan dirinya, dan jika dia tak bertemu dengan Xing Zhi, yang sedang berkelana di Laut Timur, maka kemungkinan besar dia akan sudah mati. Akan tetapi, dia memahami kata ‘kemenangan’ di mulut para prajurit ini. ‘Kemenangan’ ini tak dimaksudkan untuknya, tetapi lebih kepada para prajurit mengucapkannya untuk pasukan Alam Iblis. Bagi banyak prajurit ini, raja yang tak pernah terkalahkan ini merupakan inti dari keyakinan dalam hati mereka. Ditambah lagi, bagi mereka, keberadaan Shen Li laksana panji-panji yang takkan pernah jatuh. Kalau Shen Li mati, hal itu bukan hanya menciderai kekuatan dari Alam Iblis, melainkan juga moral pasukan.
Kini karena Shen Li telah kembali, maka ini adalah kesukacitaan besar bagi Alam Iblis. Keselamatan Shen Li adalah sebuah kemenangan.
Mendarat di tanah, Shen Li menepuk pundak Yi Sheng untuk mengisyaratkan agar yang bersangkutan bangkit.
Semua orang memiliki pengharapan terlalu besar kepadanya, jadi pengharapan ini adalah alasan kenapa Shen Li masih harus menjaga wilayah Alam Iblis tak peduli apa pun yang terjadi.
“Semuanya, bangkitlah!” Shen Li menaikkan suaranya dan berseru, “Kalian semua segeralah kembali ke posisi kalian, jalankan tugas-tugas kalian, dan jangan sampai membuat kesalahan!”
Ketika semua orang menerima perintah, kata ‘baik’ nan lantang menggema di angkasa. Bibir Shen Li melengkung naik tanpa bisa ditahan-tahan. Kemudian dia berbalik untuk membantu Yi Sheng, yang masih berlutut, untuk berdiri. Diamatinya Yi Sheng dari atas ke bawah: “Bagaimana kondisi pasukan?”
Ketika Shen Li membantu Yi Sheng berdiri, saat ini wajah tanpa ekspresi yang bersangkutan menampakkan kegembiraan yang hampir tak ditutup-tutupi: “Menjawab kepada Raja, semuanya baik-baik saja. Semua orang hanya menunggu kepulangan Anda.”
Shen Li mengangguk dan tersenyum: “Aku sudah pulang.”
Dengan suara ‘duk’, Yi Sheng kembali berlutut. Terperanjat, Shen Li bertanya, “Ada apa?”
Yi Sheng terdiam dalam waktu lama sebelum berkata, “Sebelum ini, kabar tentang kematian Raja dilaporkan ke Alam Kahyangan oleh bawahan ini. Pada saat itu, Xing Zhi Shen Jun kebetulan sedang berada di dekat Kaisar Langit. Di depan muka Beliau, dengan sepenuh hati saya bersumpah bahwa Raja telah tewas dalam pertempuran, kalau tidak, saya akan disambar petir….” Seakan telah kehilangan segenap kekuatannya, dia terduduk di tanah dan mendongak menatap Shen Li, tak tahu apakah harus tertawa atau menangis, “Yang Mulia, kali ini, Anda benar-benar telah mencelakai bawahan ini!”
Ketika Shen Li mendengar kata-katanya, dia tertawa sepenuh hati: “Kalau Xing Zhi benar-benar ingin menyambarmu dengan petir, aku akan menanggungnya untukmu!”
Yi Sheng buru-buru berkata, “Yang Mulia, Anda baru saja kembali. Anda perlu memulihkan diri. Petir ini… saya akan menanggungnya! Saya akan menerimanya! Jika dengan menerima beberapa sambaran petir untuk ditukar dengan Raja Langit Biru milik Alam Iblis, maka saya, Yi Sheng, bersedia menerima sambaran petir setiap harinya!”
Menahan senyum di wajahnya, Shen Li hanya menepuk-nepuk bahu Yi Sheng: “Pergilah dan kerjakan urusanmu sendiri. Ada hal penting yang ingin kudiskusikan dengan Kaisar Iblis, jadi aku akan pergi dulu.”
Tak peduli apa pun rencana Kaisar Iblis, tak peduli bagaimanapun Beliau memperlakukan Shen Li selama bertahun-tahun ini, Shen Li berpikir dalam hati, kalau Beliau bisa mengatur sebuah pasukan di mana semua orang bersedia mengerahkan semua daya upaya demi Alam Iblis, maka bagaimana orang semacam itu berniat buruk terhadap Alam Iblis dan bagaimana bisa Beliau mencelakai anak yang telah Beliau besarkan dengan tangannya sendiri?
Setelah mengetuk pintu kamar tidur Kaisar Iblis, Shen Li menunggu sejenak di luar tanpa bersuara. Tiba-tiba, dia mendengar orang di dalam terbatuk beberapa kali sebelum berkata: “Ada apa?”
Shen Li sudah mendengar suara ini sejak dia masih kanak-kanak, namun hari ini, ada banyak rasa lelah dan parau dalam suara ini. Pada saat ini, Shen Li menyingkirkan semua konspirasi dan kecurigaannya. Didorongnya pintu ke dalam dan berjalan memutari layar penyekat dengan perasaan akrab. Dia berjalan menuju dipan dan melihat Kaisar Iblis sedang terbaring di atas ranjang. Ekspresi Shen Li menampakkan kesedihannya: “Kenapa lukanya masih belum sembuh juga?”
Begitu melihat Shen Li, Kaisar Iblis langsung bangkit dari ranjang. Akan tetapi, gara-gara terlalu bersemangat, Beliau pun terbatuk hebat.
Shen Li duduk di sisi ranjang Beliau dan menepuk-nepuk pelan punggung Beliau. Kaisar Iblis mengulurkan tangan dan mencekal pergelangan tangan Shen Li, menggenggamnya erat-erat, seakan takut kalau Shen Li akan kabur: “Ah Li, aku tahu kalau kau takkan bisa mati semudah itu.” Beliau terbatuk dan berkata, “Guru selalu percaya kalau kau masih hidup.”
Serta merta, mata Shen Li memerah: “Guru… Murid ini tidak berbakti….”
Kaisar Iblis menggelengkan kepalanya: “Kau sudah pulang… Hah! Bagus sekali kau sudah pulang.”
—————-
Pengarang ingin bilang sesuatu:
Sejarah Shen Li hampir terungkap~ Aku bisa lihat kalau tak ada seorang pun yang menebak dengan benar~~ Ah~ Aku langsung dapat ide untuk memulai sebuah permainan. Kalau ada yang menebak sejarah Shen Li dengan benar, maka beri pesan pribadi padaku di Weibo, tinggalkan alamatmu, dan Ah Jiu akan kirimkan kue bulan untukmu~
Gimana~ apa ada yang mau main~ Heem~
Aku sudah memikirkannya dan menambahkan beberapa aturan:
- Kalau-kalau ada terlalu banyak orang yang menebak dengan benar, Ah Jiu tak sanggup kalau harus mengirim banyak-banyak…. orz, jadi mari kita batasi jumlah orang yang menebak, siapa cepat dia dapat, tiga pertama yang menebak dengan benar akan dapat kue bulan.
- Pembaca yang ingin meninggalkan pesan akan dibatasi pada chapter ini saja~ Cara ini memudahkan Ah Jiu membedakan waktunya.
- Besok, yaitu tanggal 15, sejarah Shen Li akan terungkap pada chapter berikutnya. Pada ‘pengarang ingin bilang sesuatu’ berikutnya, pemenangnya akan diumumkan. Kalau kau menang, silakan hubungi aku dan berikan alamat!
- Tapi Ah Jiu berpikir kalau… Tak ada seorang pun yang bisa menebaknya ╮(╯▽╰)╭
Hari ini, Ah Jiu bodoh sekali. Semalam, setelah menulis naskah dan menyimpannya, aku pergi tidur dan tak sempat mengganti kotak naskahnya! Jadi naskahnya belum terkirim, TAT, maafkan kebodohanku ini B… orz.