Accompanying The Phoenix - Chapter 68
Di Gerbang Selatan, suasananya tegang ketika para kaum abadi berlutut serempak. Xing Zhi bahkan tidak membuka mulutnya untuk menyuruh mereka bangkit. Dia hanya memeluk Shen Li dan tersenyum.
“Aku tahu tentang penderitaan Tiga Alam, dan aku tahu kalau hidup tidaklah mudah bagi rakyat jelata, tetapi hingga saat ini, aku tak pernah benar-benar mencelakai siapa pun. Sungguh suatu kesalahan bagi kaum abadi untuk bicara tentang kejahatan yang tak pernah terjadi.”
Seorang kaum abadi yang tidak sabaran mendongakkan kepalanya dan berkata dengan marah:
“Dewa Agung telah membekukan Laut Timur dengan menggunakan Teknik Penghenti Air selama sepuluh hari sepuluh malam, melanggar kehendak Langit, menghasilkan kerusakan pada raga ilahiah. Langit di Atas Langit menjadi tidak stabil, ubin dan bebatuan menembus Kahyangan dan jatuh ke Alam Bawah. Batu-batu itu telah menghancurkan ribuan gunung serta hutan, dan api terus-menerus membara selama setengah bulan! Ratusan dewa gunung harus merapal mantra untuk memadamkan api. Memberanikan diri untuk bertanya kepada Dewa Agung, tak bisakah masalah ini dianggap sebagai kejahatan?!”
Dia telah membekukan Laut Timur selama sepuluh hari sepuluh malam! Shen Li tertegun, pada saat itu Xing Zhi benar-benar telah kehilangan akal sehatnya!
Xing Zhi terdiam selama sesaat: “Masalah ini adalah kesalahanku, dan aku mengakui dosaku.”
Si kaum abadi itu menambahkan, “Saya mengerti kalau Dewa Agung tak bisa selalu mengendalikan emosi-emosinya. Jadi kali ini kita bisa membiarkannya berlalu. Setidaknya tentang masalah ini, kami telah berhasil membujuk para dewa gunung. Tetapi bagaimana kalau lain kali ada kejadian lainnya? Hari ini Dewa Agung telah menemukan Raja Langit Biru dan membawanya pergi. Ini adalah sebuah bencana yang menggelantung di puncak Tiga Alam. Memberanikan diri untuk bertanya kepada Dewa Agung, bagaimana bisa kami merasa aman?!”
Sorot mata Xing Zhi tampak agak dingin. Kaisar Langit melihatnya, jadi Beliau pun buru-buru berkata:
“Dewa Agung tentunya tidak asing dengan temperamen mudah panas dari Yuan Xianjun. Dia bicara dengan terlalu agresif, harap Dewa bersedia menenangkan amarah. Hanya saja… yang Yuan Xianjun katakan bukanlah tanpa alasan, jadi saya harap Dewa Agung memikirkannya kembali.”
Ratusan pejabat yang tengah berlutut juga mengikuti: “Kami meminta Dewa Agung memikirkannya kembali.”
Shen Li menatap Xing Zhi dan kemudian menatap pada orang-orang yang hadir.
Dengan ekspresi datar dan suara dingin, Xing Zhi berkata, “Masalah ini adalah kesalahanku. Shen Li tak ada hubungannya dengan ini. Kuharap para dewa sekalian tidak akan membuat tuduhan sembarangan. Di samping itu, kesalahanku adalah menggerakkan kekuatan ilahiah dan melanggar kehendak Langit, bersama dengan seseorang bukanlah kesalahan.”
Begitu kata-kata ini keluar, para kaum abadi langsung menjadi heboh. Bagaimanapun juga, yang Xing Zhi katakan berarti bahwa dia berencana untuk melakukan segalanya dengan caranya sendiri!
Sudah barang tentu, Xing Zhi bertingkah seakan dia tak mendengar kasak-kusuk mereka. Sorot matanya terpancang pada sang Kaisar, nadanya tegas, dan dia berujar, “Kali ini Langit di Atas Langit tidak stabil, aku akan harus menanganinya sendiri nanti. Hutan di Alam Manusia terbakar, dan aku bersedia bertanggungjawab. Tetapi tentang Shen Li, aku takkan mundur.”
Dia merundukkan pandangannya dan menatap Shen Li yang sedang memelototinya dalam pelukannya. Selama sesaat, tanpa sadar sorot matanya melembut, “Jangankan kalian, bahkan bila dia sendiri, aku juga takkan membiarkan dia mengatakan tidak pada hal ini.”
Xing Zhi menjadi begitu pemaksa dan tak masuk akal!
“Kalau ada yang tidak puas….” Xing Zhi mendongakkan kepalanya dan melengkungkan bibirnya membentuk senyuman, “… Biarkan aku meminjam kata-kata Raja Langit Biru dan berkata, “Aku takkan ragu untuk melawan kalian.”
Suara-suara menghilang, dan kesunyian melanda.
Di depan tatapan tercengang dari semua orang, Xing Zhi membawa Shen Li kembali ke Langit di Atas Langit dan tak ada seorang pun yang berani menghentikannya.
Pada Langit di Atas Langit, tampak bintang-bintang di angkasa, dan tempat di mana sang Dewa Agung tinggal penuh dengan keagungan dan kedamaian abadi.
Xing Zhi meletakkan Shen Li di atas ranjangnya sendiri, dan setelah menutupi tubuh Shen Li dengan selimut, Xing Zhi menatap Shen Li dengan senyum kecut dan mengeluh, “Aku selalu dipaksa oleh Tiga Alam. Siapa di dunia ini yang bisa bilang dirinya terbelenggu sepertiku?”
Shen Li menatap tajam padanya. Mengetahui apa yang harus dilakukannya, Xing Zhi sedikit menggerakkan ujung jarinya, dan tenggorokan Shen Li pun kembali melonggar. Shen Li berkata, “Kau berada di tempat tertinggi, dan dicintai oleh rakyat, serta memiliki kekuatan Langit. Siapa yang bisa dipuja sepertimu di Tiga Alam ini?” Dia lantas berkata, “Tak ada yang cuma-cuma di dunia ini. Tak ada yang murah. Kau tak bisa mendapatkan keuntungan darinya.”
Xing Zhi tersenyum: “Aku hanya mengeluh satu atau dua kalimat, ini juga bisa untuk memberimu pelajaran.”
Shen Li menatapnya selama sesaat dan berkata serius, “Di Alam Iblis, aku tak pernah melakukan pekerjaan berat. Makanan yang kusantap dan pakaian yang kukenakan semuanya disediakan oleh orang lain. Aku tak punya keahlian lain. Aku cuma punya kekuatanku. Bertarung adalah satu-satunya hal yang bisa kulakukan demi melindungi kedamaian Alam Iblis. Sehingga aku bisa membuat orang-orang yang telah melakukan pekerjaan berat dan yang bersedia menyediakan kebutuhan hidupku hidup dengan damai.” Shen Li menjeda kemudian berkata, “Xing Zhi Shenjun, mungkin semua orang memang punya sesuatu yang harus dilakukan dalam hidupnya, sebuah tanggungjawab, tetapi juga sebuah misi.”
Xing Zhi menatap Shen Li. Lengkungan pada bibirnya tetap sama, namun kecemerlangan pada matanya sedikit meredup: “Caramu mengatakan ini kepadaku, membuatku yakin kalau kau berpikir aku tak mengetahui kebenaran ini.”
Shen Li memejamkan matanya dan membersihkan semua emosi di matanya: “Aku menyukaimu, dan aku ingin bersama denganmu lebih dari siapa pun yang lain. Aku suka duduk di halaman kecil di bawah sulur itu, berjemur dalam sinar matahari dan menikmati hembusan angin. Aku sangat menyukaimu, sehingga aku berharap aku bisa meleburkan seluruh daging dan darahku ke dalam tubuhmu, berharap aku bisa bernapas bersamamu sepanjang waktu. Mustahil bagimu untuk tahu tapi terkadang, aku teramat sangat menyukaimu sehingga aku bahkan tak bisa mengenali diriku sendiri.” Shen Li mengucapkan setiap katanya dengan begitu serius,namun setiap kata terasa kehilangan emosi: “Aku tahu bahwa di sepanjang hidupku, aku tak pernah mencintai seseorang sedalam aku mencintaimu, tetapi, aku juga mengerti kalau perasaan-perasaan ini bukanlah satu-satunya alasan bagiku untuk hidup.
“Aku masih punya hal-hal yang harus dilakukan, dan kau harus menjalankan tanggungjawabmu sendiri. Jadi, Xing Zhi….”
“Bahkan bila aku bukan satu-satunya hal yang patut untuk menjadi alasan hidupmu, aku adalah salah satu alasannya.” Ketika menyela Shen Li, Xing Zhi tersenyum dan menyentuh kepala Shen Li, “Itu sudah cukup bagiku.”
Xing Zhi bangkit untuk pergi dan tak mau mendengarkan Shen Li lagi. Dia hanya berkata tegas, “Aku akan bertanggungjawab, dan apa yang harus kau lakukan, aku akan melakukannya untukmu. Jadi kau tak perlu memikirkan tentang misi dan tanggungjawab. Aku akan membantumu kalau kau mau….”
“Kalau kau ingin melakukan semuanya untukku, lantas mengapa kau membawaku ke tempat Nona Jin untuk disembuhkan?”
Shen Li terdengar agak marah, dan suara Xing Zhi perlahan tenang, “Kau belum memulihkan qi-mu, dan kau tak bisa melakukan apa-apa, jadi berbaringlah. Nah, rawatlah tubuhmu sendiri baik-baik dan pikirkan saja hal lainnya.”
“Saat qi-ku pulih, kau akan mengembalikan tombak perakku, dan kemudian membawaku kembali ke Alam Iblis?”
Xing Zhi terdiam sejenak: “Aku takkan membiarkanmu pergi.”
“Kau jadi tidak masuk akal!” Shen Li murka. Tak peduli Xing Zhi bersikap sopan atau tidak, melihat pria itu jadi begitu songong, Shen Li langsung mengamuk, “Mengapa aku harus meminta izinmu?”
“Aku akan cemas,” Xing Zhi nyaris menceplos, “aku akan mencemaskanmu.” Shen Li terperanjat dan bahkan Xing Zhi juga tercengang, dan kemudian dia meneruskan, “Jadi, aku akan melakukan semua hal yang berbahaya. Kau hanya perlu tetap tinggal di sini dan aku akan bisa membereskannya dengan tenang.”
Shen Li berkata lembut, dengan desahan samar, “Xing Zhi… aku bukan burung untuk dimainkan orang, dan aku tak bisa dikurung dalam kerangkeng.”
Setelah itu, Xing Zhi terhenyak, dan menatap balik pada Shen Li: “Kau yang bilang begitu….” Dengan satu lambaian tangannya, belasan untaian titik es muncul dari lantai, menghujam tepat ke atap dan mengubah ranjang Shen Li menjadi kerangkeng, memenjarakan Shen Li di dalamnya. Melihat tatapan tertegun Shen Li, Xing Zhi berhenti tersenyum dan berkata, “Aku tahu kau marah, tetapi ini bisa membuatku merasa lebih tenang.” Xing Zhi menggerakkan ujung-ujung jarinya, membuat Shen Li bisa bergerak bebas di dalam kerangkeng, “Nanti aku akan mengantarkan makanan.”
Bangsat…. Benar-benar bajingan!
Xing Zhi melakukan persis seperti yang dia katakan dan Shen Li pun dipenjara selama tiga hari. Xing Zhi membawakan makanan setiap hari, tetapi pria itu sangat sibuk pada sisa waktu lainnya. Dia bahkan tak sempat bicara pada Shen Li dan berbalik lalu pergi.
Shen Li tahu kalau Xing Zhi akan pergi mengawasi seluruh langit untuk melihat apakah ada ketidakstabilan. Jadi Shen Li pun hanya bisa berdiam di tempatnya dan bermeditasi
Langit di Atas Langit penuh dengan kekuatan dan hal itu memberi Shen Li bantuan yang tak disangka-sangka. Setelah lewat tiga hari, qi dalam tubuh Shen Li sudah pulih enam puluh hingga tujuh puluh persennya.
Terlebih lagi, qi yang enam puluh hingga tujuh puluh persen ini jauh lebih murni daripada sebelumnya, dan hal ini membuat Shen Li gembira. Tetapi dirinya telah dikurung dalam kerangkeng dan tak ada cara untuk menguji kekuatan barunya.
Memikirkan tentang situasi di Alam Iblis ketika dia pergi, Shen Li mendesah. Dia tak tahu bagaimana kabar mereka sekarang ini, apakah luka-luka Kaisar Iblis sudah sembuh, apakah lapisan pelindung yang telah rusak di Ibu Kota telah diperbaiki…. Nuri dan Rou-ya tinggal berdua saja di istana mereka, pastinya mereka sangat bersedih ketika mendengar tentang ‘kematian’ Shen Li sebelumnya, dan kini kabar bahwa dirinya telah ditemukan oleh Xing Zhi pasti telah dikirim kembali ke Alam Iblis. Kabar ini semestinya bisa membuat mereka tenang, tetapi tanpa bisa bertemu orangnya sendiri, mereka pasti masih cemas.
Shen Li mendesah lagi dan tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki yang agak tergesa menghampiri kemari.
Ini bukan Xing Zhi. Langkah kaki Xing Zhi selalu lambat dan tenang. Shen Li mengernyit dan langsung menjadi waspada.
Sebuah sosok wanita yang anggun muncul di depan Shen Li, dan Youlan pun muncul, berjalan dengan terengah-engah.
Akhirnya bisa melihat Shen Li, wajahnya tampak gembira. Namun ketika melihat belasan untai tetesan es yang berdiri di depan Shen Li, wajahnya kembali memucat. Shen Li mengernyit dan menatapnya, “Apa yang kau lakukan?”
Youlan melangkah maju dan berkata pada Shen Li: “Kaisar berniat melakukan sesuatu kepadamu, aku akan membawamu pergi.”
Shen Li keheranan. Dia mengernyit, dan Youlan melihatnya. Sang Dewi pun maju dua langkah dan berkata, “Kemarin, aku melewati ruang tidur Kaisar Langit, dan secara kebetulan mendengar percakapan Beliau dengan beberapa orang komandan militer. Hari ini, mereka akan mengarahkan Dewa Agung agar pergi ke Alam Bawah, dan kemudian kelompok orang lainnya akan datang ke Langit di Atas Langit untuk memberimu racun hati.”
“Apa itu?”
“Racun ini bisa membuat jiwa dari mereka yang memakannya hancur-lebur, namun raganya akan tetap utuh, sehingga orang lain bisa merasuki tubuhnya. Kaisar ingin membunuhmu, dan kemudian mengubah tubuhmu menjadi boneka.” Youlan berkata cemas, “Mereka pasti akan segera datang. Kita harus pergi, tapi… ini, bagaimana kita bisa memecahkan mantra es ini?!”
Shen Li berkata lirih, “Aku punya dua pertanyaan untukmu…. Pertama, bagaimana kau bisa melewati medan pelindung untuk bisa tiba di Langit Atas Langit, dan kedua, mengapa aku harus memercayaimu?”
“Garis keturunan dari Kaisar Langit memiliki kualifikasi untuk mencapai Langit di Atas Langit seperti yang telah dijanjikan oleh para dewa kuno. Beberapa orang jenderal yang akan datang kemari itu semuanya adalah paman-pamanku. Mereka memiliki darah sang Kaisar seperti aku, jadi mereka juga bisa datang ke Langit di Atas Langit. Lalu untuk memercayaiku….”
Youlan terdiam, dan menurunkan alisnya, “Raja Langit Biru, kalau kau pernah melihat penampilan dari Dewa Agung ketika Beliau mengira kau sudah mati, maka kau akan mengerti mengapa lebih baik bagi dunia bila kau masih hidup. Aku hanya… tak mau membuat situasinya jadi lebih buruk lagi.”
Shen Li berkata lirih, “Kaulah orang yang telah membujuk dia ketika dia membekukan laut?”
Sorot mata Youlan meredup. “Dewa Agung tampak seperti mayat hidup….” Dia mendesah pelan dan memejamkan matanya seakan tak sanggup mengingatnya, “Tetapi dia masih berkeliaran di Laut Timur selama berhari-hari, semua orang di Kahyangan merasa seakan dia telah meninggalkan kami. Hanya bisa melihat dan menunggu tanpa daya. Tapi untung saja….” Youlan menaikkan pandangannya dan menatap Shen Li, dengan beberapa emosi berbeda tersembunyi di dalam matanya, “Untung saja, Raja Langit Biru masih hidup.”
Shen Li teringat kembali perasaan saat bertemu di pantai pada hari itu. Dia takut kalau dalam kehidupan ini, dia takkan pernah memahami Xing Zhi sepenuhnya…. Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Kau mundurlah.”
Youlan melangkah mundur dan melihat Shen Li menyentakkan tangannya. Di atas salah satu jeruji es, semburan api terlontar keluar dari telapak tangannya dan melayang naik memutari jeruji es itu. Tetapi setelah disembur oleh api, jeruji es itu hanya menitikkan beberapa tetes air namun tidak meleleh.
Shen Li mengernyit, dan Youlan berkata, “Ini pasti dibentuk oleh Dewa Agung dengan memakai Teknik Penghenti Air, dan api biasa tak bisa melelehkannya.”
Shen Li mendengus, “Siapa bilang apiku biasa.”
Setelah mengatakan hal ini, dia pun menggenggam apinya bersamaan dengan jeruji es itu dalam telapak tangannya. Jeruji es itu memerah sewarna dengan telapak tangan yang merah, dan tiba-tiba mulai berubah menjadi asap putih. Sesaat kemudian, sisa dari jeruji esnya melunak, dan Shen Li pun menendangnya hingga lepas lalu menyelipkan dirinya sendiri keluar lewat celah tersebut.
Melihat udara dingin keluar dari telapak tangannya, Shen Li pun mengguncangkan tangannya. “Teknik Penghenti Air ini ternyata memang cukup hebat.” Sangatlah sulit untuk menangani mantra yang bagi Xing Zhi begitu mudah untuk dirapalkan. Kalau pria itu benar-benar serius tentang mengurungnya, bukankah Shen Li akan sudah terkurung sampai mati sekarang ini?
“Ayo pergi,” Shen Li berkata, “para jenderal kahyangan masih merupakan urusan sepele, tetapi bila Xing Zhi kembali, kita takkan bisa melarikan diri.”
————–
Versi Inggris bisa dibaca di:
toomuchfreetime135154447.wordpress.com/2021/01/20/accompanying-the-phoenix-chapter-68-1/
toomuchfreetime135154447.wordpress.com/2021/01/20/accompanying-the-phoenix-chapter-68-2/