Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Chapter 156
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Chapter 156 - Menyelinap Keluar (IV)
Xue Jiao menemukan tempat yang tidak mencolok dan berdiri sambil menikmati beberapa potong kue. Kue-kue ini tidak bisa mengisi perutnya.
Dia merasa seperti tidak bisa memakanya lagi, tapi dia masih merasa lapar.
“Hei——” Sebuah suara tiba-tiba terdengar di telinganya dan mencoba untuk menakutinya.
Xue Jiao memutar bola matanya dan tidak bisa berkata-kata——
“Zulmat, berapa kali kau ingin memainkan trik kekanak-kanakan ini?”
Yi Tian Yu berdiri di sampingnya, membungkuk, dan menempatkan wajahnya di depannya.
“Hahaha, apa kau marah?”
Xue Jiao memelototinya, “Aku tidak sebosan itu.”
“Baiklah-baiklah. Tidak apa-apa jika kau tidak marah,” Dia melihat ke sudut mulut Xue Jiao dan tertawa, “Hahaha, kau bersembunyi untuk makan lagi! Kutu buku, kau tidak hanya seorang kutu buku, tapi aku juga pencinta kuliner!”
Mata Xue Jiao menoleh ke atas. Begitu dia bertemu Yi Tian Yu, ekspresinya sangat tidak menarik.
Yi Tian Yu mengulurkan tangan dan menyeka mulutnya.
Xue Jiao tercengang.
“Hm… itu ada krim yang menempel di mulutmu… Aku hanya membersihkannya…”kata Yi Tian Yu dengan detak jantungnya yang mulai meningkat.
Kemudian, Yi Tian Yu memarahi dirinya sendiri di dalam hatinya, “Yi Tian Yu, apa yang kau lakukan? Apa yang membuatmu begitu gugup?!”
Kau tidak boleh tersipu!
***
Di kejauhan, mata Lin Zhi Hua sedikit menyipit Tangannya yang memegang gelas pun mencengkeram dengan erat.
***
Xue Jiao menatap Yi Tian Yu. Yi Tian Yu dengan malu mengusap ujung hidungnya dan mengulurkan tangannya lagi.
“Apa yang sedang kau lakukan!” Xue Jiao menjadi marah.
Yi Tian Yu tanpa sadar menarik tangannya kembali dan berkata, “Itu… Aku tidak sengaja menyeka lipstikmu.”
“…”
Xue Jiao mengulurkan tangannya dan menyeka dengan keras sudut bibirnya. Kemudian, dia tidak bisa menahan amarahnya dan memukulnya dengan keras——
“Zulmat!!!”
***
Di kejauhan, Lin Zhi Hua tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berjalan mendekati mereka.
“Tuan Lin! Aiya, saya ingin berbicara denganmu!” Seorang pria paruh baya menghentikannya.
Tuan Jin juga menghampiri mereka, “Tuan Lin, saya melihat langkah Anda sedikit terburu-buru. Apa ada masalah? Apa kau merasa tidak nyaman?”
Lin Zhi Hua selalu terlihat tenang, hanya saja tindakannya kali ini sedikit berbeda dari biasanya.
Lin Zhi Hua menarik napas dalam-dalam dan hanya berkata, “Tidak apa-apa…”
***
Yi Tian Yu yang berkulit tebal terus memasang wajah malu dan berkata sambil tersenyum, “Hei, kutu buku, apa kau tidak makan?”
Xue Jiao mengangguk, “Omong kosong, jika aku sudah makan nasi, apa aku perlu mencari makanan di sini?”
“Kalau begitu, aku akan mengajakmu untuk makan makanan yang enak!”
“Apa yang bisa kau makan selarut ini?” Xue Jiao tidak bisa berkata-kata.
Yi Tian Yu mencubit pergelangan tangannya dan menariknya pergi——
“Ayo pergi. Lin Zhi Hua masih ada di sini. Acara tahunan hari ini mungkin akan diperpanjang sampai satu jam lagi, itu adalah waktu yang cukup untuk kita makan!”
“Hei! Mengapa ini terasa seperti kita akan pergi sekarang?” Xue Jiao memukulnya.
“Tidak masalah. Aku sudah terbiasa menyelinap keluar dari tempat ini. Ada pintu kecil di dekat sini, aku akan mengantarmu. Lagi pula, tidak ada keseruan lagi di tempat ini.” Ketika dia mengatakan ini, dia tetap melanjutkan tindakannya.
Xue Jiao tidak memberontak. Jika acara ini akan tetap berlangsung dalam waktu yang lama, maka mereka tidak perlu tinggal di sini sepanjang waktu.
***
Prang!
Gelas anggur itu hancur dan jatuh ke tanah.
“Tuan Lin! Tangan Anda terluka!” Jin Sui berseru dan wajahnya terlihat cemas. Dia mengambil sapu tangannya dan berniat untuk menutupi luka di tangan pria itu.
Lin Zhi Hua segera melepaskannya dan tidak mengizinkan wanita itu untuk menyentuhnya, kemudian dia mengeluarkan sapu tangannya sndiri dan membungkus tangannya yang terluka.
“Semuanya, saya minta maaf. Saya sedang tidak enak badan, sehingga saya ingin kembali duluan.”
“Tuan Lin, apa Anda tidak membutuhkan dokter? Ada dokter yang selalu berjaga di lantai atas. Bagaimana kalau kita pergi ke rumah sakit?”
“Tidak perlu, saya ingin kembali duluan.” Lin Zhi Hua berkata dengan samar, tapi tangannya masih menggenggam dengan erat, seolah-olah dia menahan sesuatu.
“Kalau begitu, Tuan Lin harus ingat untuk membalut luka Anda.” Ketika Tuan Jin mengatakan itu, dia memberinya sapu tangan lagi.
Lin Zhi Hua menerimanya, diatersenyum dan melangkah keluar dari ruangan itu.
Ketika dia sampai di depan pintu, dia tanpa sadar melihat sekeliling…
Tidak ada siapa-siapa.
Tidak ada Yi Tian Yu dan tidak ada Xue Jiao.
Chen Yan menghampiri bosnya dengan tergesa-gesa, “Bos! Apa yang terjadi?”
Suaranya terdengar sangat cemas. Dia jelas melihat tangan Lin Zhi Hua yang berlumuran darah.
Lin Zhi Hua menutup matanya dan menutupi seluruh emosinya——
“Tidak apa-apa. Kita kembali sekarang.”
Di dalam mobil, Chen Yan dengan hati-hati membalut luka Lin Zhi Hua. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Tekanan udara di dalam mobil sangat rendah.
Lin Zhi Hua melihat keluar jendela. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan. Hanya ketika cahaya menyinari wajahnya, orang lain bisa melihat ekspresi dinginnya.
Bahkan, itu memberikan rasa kesepian.