Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Chapter 104
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Chapter 104 - Akrab (II)
Xue Jiao tidak tahu tentang semua kejadian itu. Setelah Cheng Shuo dan mereka kembali, ayah tirinya telah menyiapkan satu meja penuh makanan untuk merayakan keberhasilan Xue Jiao dan Cheng Ming Ze dalam menyelesaikan ujian mereka.
“Ngomong-ngomong, Ming Ze, meskipun Gu Shi Yun selamat dari bahaya, namun pada akhirnya, dia masih terlibat denganmu. Kau tidak perlu merasa bersalah padanya, tetapi kau tetap harus bersyukur.” Cheng Shuo memberi nasihat pada Cheng Ming Ze.
Cheng Ming Ze tanpa sadar melirik Xue Jiao, kemudian dia mengangguk.
Cheng Shuo mengangguk dengan puas dan mengangkat gelasnya——
“Selamat atas kebersalian Jiao Jiao dan Ming Ze dalam menyelesaikan ujian. Kami berharap kalian mendapatkan hasil yang bagus!”
“Terima kasih, Ayah.”
“Terima kasih, Paman Cheng!”
Setelah makan malam, Xue Jiao kembali ke kamarnya dan melanjutkan kegiatan belajarnya.
Dia tidak berani meremehkan orang lain, terutama Chu Sheng. Dia hanya bisa menggunakan usahanya sendiri dan tambahan waktu sekitar dua tahun yang dia peroleh untuk menciptakan legendanya sendiri.
Dia akan menyelesaikan semua materi pelajaran untuk tahun ketiga di paruh kedua tahun ini. Seluruh waktunya di tahun ketiga akan difokuskan untuk ujian dan mengulas materi.
Xue Jiao juga telah mengulas materi lagi. Dia mengeluarkan satu set kumpulan soal simulasi ujian masuk perguruan tinggi yang komprehensif dan memanfaatkan waktunya untuk mencuri start.
Dua jam kemudian, Xue Jiao menyelesaikan tes komprehensif dan memeriksa jawabannya.
260——
Xue Jiao mengerutkan kening. Dia kehilangan 40 poin pada tes tersebut.
Mata dan alisnya berkerut, dia menatap dengan getir jawaban yang salah. Dia melihat pertanyaan yang salah dan mengingatnya dengan cermat.
Benar saja, kemampuannya masih seperti sampah.
Pffft!
Terdengar sebuah tawa.
Xue Jiao terkejut dan kemudian berbalik.
Cheng Ming Ze bersandar di kusen pintu dan menatapnya sambil tertawa. Tangannya diletakkan di saku dan sudut bibirnya terangkat. Wajahnya terlihat sangat lembut.
Sesaat, Xue Jiao terpana, kemudian dia segera sadar.
Dia benar-benar pemeran utama pria…
Ketika dia berpikir seperti ini, Cheng Ming Ze perlahan masuk dan mengambil kertas ujian itu.
“Aku berpikir seberapa buruk hasil yang kau dapat sampai-sampai kau khawatir seperti ini. Kesulitan dari rangkaian pertanyaan ini tidak rendah. Bagi siswa tahun kedua, untuk mendapatkan nilai seperti ini sudah tergolong luar biasa.”
Xue Jiao membuka mulutnya. Alisnya masih berkerut, “Kau tidak mengerti——”
Aku sudah pernah belajar di tahun ketiga SMA dan aku sudah pernah mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Dan kenyataannya, aku hanya mendapatkan nilai seperti ini…
Cheng Ming Ze mengangkat alisnya, “Bagian mana aku tidak mengerti? Apa yang harus kau takutkan padahal kau bisa dengan mudah mendobrak pintu?”
Ketika dia berbicara, dia menggulung kertas dan mengetuk kepala Xue Jiao dengan lembut, gerakan itu tampak begitu intim, “Berhentilah khawatir dan temukan jalan keluar untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak kau mengerti!”
Xue Jiao tertegun dan tangan Cheng Ming Ze berhenti.
“Aku akan kembali ke kamarku dulu.”
Setelah dia mengatakan itu, dia meletakkan kertas dan pergi dengan tergesa-gesa.
Xue Jiao menggigil dan melontarkan empat kata, “Dia tidak gila, kan?”
Cheng Ming Ze… dan dia… tampak begitu akrab?
Xue Jiao berpikir apa mungkin Cheng Ming Ze gila atau dirinya sendiri-lah yang gila!
***
Mobil melaju dari kantor pusat perusahaan Lin menuju rumah tua keluarga Lin. Tan Qi membuka pintu dengan hormat.
Lin Zhi Hua terus memberikannya perintah, “Jangan menyetujui permintaan keluarga Xie. Biarkan mereka digantung dulu. Kita harus berdiskusi tentang kerja sama dengan Yu Chuang. Bantu aku membuat janji dengan Yu Jin Cheng besok dan aku akan menemuinya secara langsung di malam hari. Selain itu, atur beberapa manajer dari departemen pemasaran untuk memberikan laporan mereka besok dan juga minta laporan dari departmen perencanaan. Kita harus melakukannya sebelum lusa.”
“Baik.”
“Periksa jadwal terbaru dan bantu aku untuk mengosongkan waktu setengah hari dalam tujuh hari ke depan, aku… akan mengunjungi Liu Xu.”
Suara Chen Yan berhenti sejenak, “Baik…’
Lin Zhi Hua mengangguk dan keluar dari mobil.
Rumah keluarga Lin sangat mewah. Lin Fu mengambil alih perusahaan begitu lama dan bisa dikatakan bahwa dia tidak melakukan apa pun untuk perusahaan. Dia hanya menggunakan uang perusahaan untuk bersenang-senang.
Manor ini merupakan properti dari leluhur keluarga Lin. Ayah Lin dan Ibu Lin menghabiskan uang untuk pemeliharaan dan rekonstruksi manor ini.
Jika Lin Zhi Hua tidak mengambil alih Lin shi pada waktu yang tepat, keluarga Lin akan hancur.
Pada dasarnya, Lin Zhi Hua menangani semua urusan kantor cabang perusahaan Lin di Kota C tahun ini. Meskipun kota Beijing menjadi markas saat ini, Kota C tetap menjadi markas utama perusahaan dan sekarang, dia memindahkan fokusnya ke Beijing secara perlahan.
Dia berada di Kota C dan orang tuanya tinggal di Kota C sepanjang waktu. Manor ini selalu dalam keadaan kosong hampir sepanjang waktu.
Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi baru-baru ini, tetapi orang tua Lin memutuskan untuk pindah ke sini.
Setelah Lin Zhi Hua pergi, Tan Qi memandang Chen Yan dan bergosip, “Dibandingkan Direktur Lin dan istrinya, bos kita sangat rendah hati dan sederhana… taman ini benar-benar… mahal dan tidak terkendali!”
Chen Yan menatapnya dengan wajah dingin. Tan Qi melihat manor ini dengan iri. Dia merasakan tatapan dingin di sampingnya dan sedikit mengerutkan lehernya.
“Kamu… sudahkah kamu menyelesaikan urusanmu?”
“Belum…” Dia merasa bersalah.
Chen Yan menatapnya dengan dingin.
Tan Qi tersenyum lebar, “Hei! Hei! Hei…”
“Masuk ke dalam mobil.”
“Ya, ya ya.” Dia segera masuk ke dalam novel.