Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Chapter 105
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Chapter 105 - Akrab (III)
Lin Zhi Hua berjalan menuju pintu depan dan Pengasuh Chen dengan cepat menjemputnya.
“Tuan Zhi Hua, Penatua Lin dan yang lain sudah ada di dalam…”
Lin Zhi Hua berhenti sejenak, kemudian dia mengangguk dan melanjutkan kembali langkahnya.
“Halo, Tuan.”
Beberapa orang menyapanya di sepanjang perjalanan, namun Lin Zhi Hua terus berjalan. Begitu dia memasuki aula, dia melihat ruangan itu telah dipenuhi dengan banyak orang.
Hampir di antara mereka adalah “penatua” dan beberapa dari mereka seumuran dengannya. Mereka semua duduk dengan tenang di sebelah penatua mereka.
Suasana ruangan itu sedikit menyesakkan. Semua suara yang didengar Lin Zhi Hua sebelum dia masuk langsung menghilang.
Jelas, obyek dari “pembicaraan” mereka adalah Lin Zhi Hua.
“Zhi Hua, kau sudah kembali !” Pasangan Lin, yang sebelumnya hanya diam, berdiri dan menyapa putranya sambil tersenyum.
Lin Zhi Hua menganggukkan kepalanya, “Ayah, Ibu.”
“Cepat duduk!, Su-Jie, tolong tuangkan teh kesukaan Zhi Hua!” Mulut Ibu Lin tidak bisa berhenti untuk memerintah ini dan itu.
Dia terlihat sangat ramah dan sengaja mengabaikan orang-orang yang ada di ruangan itu.
Ayah Lin duduk di samping putranya. Dia tampak malu dan tidak berbicara.
Semua orang yang duduk di sofa mempunyai aura, seolah-olah mereka akan menjatuhkan pria itu karena dia telah melakukan kejahatannya di depan umum dan mereka menatap tajam ke arah Lin Zhi Tua. Tidak ada satu orang pun yang berbicara.
Penatua Lin duduk di tengah, dia bersandar pada tongkatnya dan tiba-tiba membuka matanya.
“Lin Zhi Hua, di mana sopan santunmu?” Penatua Lin menghentakkan tongkatnya ke lantai dan suaranya sangat keras hingga membuat orang lain merinding.
Setelah Lin Zhi Hua menerima secangkir teh dan krmudian menyesapnya, dia melihat ke arah Ayah Lin, “Apa Ayah yang membawa mereka masuk?”
Tentu saja, yang Lin Zhi Hua maksudkan adalah Penatua LIn dan yang lainnya.
“Lin Zhi Hua!” Penatua Lin terlihat sangat marah.
Lin Zhi Hua duduk di sofa sambil meletakkan salah satu kakinya di atas kaki yang lain, bibirnya sedikit terangkat.
“Kau…”
Penatua Lin memegang dadanya dan penatua lain membantunya dengan cepat. Kemudian, dia memandang Lin Zhi Hua, “Zhi Hua, dengarkan perkataan kakek keduamu ini. Lin Chang Ji adalah paman keduamu. Dia telah melakukan kejahatan dan kau bisa menyuruhnya untuk bersujud dan meminta maaf padamu. Kau tidak perlu membuatnya untuk tinggal di penjara seumur hidup.”
“Bersujud dan mengakui kesalahannya?” Lin Zhi Hua mengangkat alisnya.
Penatua itu mengangguk dengan cepat, “Ya, ya, ya.”
“Lalu, bagaimana dengan kejahatan yang telah dilakukan oleh penatua? Percobaan pembunuhan yang sebelumnya tidak mungkin hanya dilakukan oleh paman kedua sendiri.” Lin Zhi Hua meletakkan kakinya ke lantai dan tiba-tiba menatapnya dengan tajam.
Penatua Lin langsung menyerah karena merasa bersalah, dia mengangkat kepala dan membela diri, “Aku tidak tahu dia berencana untuk membunuhmu. Aku belum sebodoh itu, aku kira…”
Lin Zhi Hua mencibir, “Menurutmu dia hanya ingin membuatku tidak sadarkan diri dan mengambil alih perusahaan secaa alami?”
Mata Penatua Lin membelalak, “Lin Zhi Hua! Jika bukan karena fakta bahwa kau lebih memilih orang luar untuk bertanggung jawab atas perusahaan Lin dibandingkan keluargamu sendiri, apa aku akan bertindak seperti ini?! Kau bahkan tidak mengizinkan sepupumu Zhi Tang untuk bergabung ke dalam perusaahan, setelah dia lulus dari luar negeri! Kau tidak bisa mempunyai keturunan, apa kau ingin menyerah perusahaan kita kepada orang luar ke depannya?”
Ibu Lin meledak begitu dia mendengar perkataan ini. Dia bisa menerima beberapa kritikan dari Penatua Lin, namun dia tidak bisa menerima jika beliao mengatakan bahwa Lin Zhi Hua tidak bisa mempunyai keturunan!
“Ayah! Omong kosong apa ini! Zhi Hua hanya tidak ingin merawat anak. Jika tidak, dari dulu dia sudah mencari ibu pengganti di luar negeri. Dia bisa mempunyai anak sebanyak yang dia inginkan! Keluarga Lin tidak akan jatuh ke tangan orang luar!”
“Kakak ipar, bisakah Zhi Hua mempunyai anak? Jika tidak, mengapa dia tidak pernah membawa pulang seorang anak setelah kami bertanya sejauh ini?” Seorang wanita berpakaian elegen tiba-tiba mengatakan ini. Dia adalah Zhang Jia Yu, istri dari paman kedua Lin Zhi Hua.
Dia sedang menggendong seorang anak berusia satu tahun yang merupakan putra dari Lin Zhi Tang.
Mungkin karena dia mengetahui kondisi Lin Zhi Hua, Lin Zhi Tang berupaya untuk mempunyai seorang anak ketika dia masih berkuliah di luar negeri, sehingga Penatua Lin akan lebih membela keluarga mereka.