Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Chapter 101
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Chapter 101 - Olimpiade (II)
Setelah beberapa waktu berlalu, Cheng Ming Ze memfokuskan pendengarannya dan mendengar suara tangisan.
Orang yang mengunci mereka juga memutuskan aliran listrik. Sehingga, dia hanya bisa menemukan posisi Gu Shi Yun dari suara tangisnya.
“Gu Shi Yun? Ada apa denganmu?” Cheng Ming Ze bertanya dengan ragu-ragu.
“Ming Ze-Ge, aku takut… Huhuhu…” Tangisan itu bertambah parah.
Cheng Ming Ze mengerutkan alisnya dan berkata, “Aku akan menghampirimu…”
Ketika dia mengatakan itu, dia mulai meraba-raba area di sekitarnya.
Tepat saat dia duduk di sebelah Gu Shi Yun, kedua tangan gadis itu segera memeluknya dan satu kepala bersandar ke dalam pelukannya sambil menangis tersedu-sedu.
“Ming Ze-Ge… Aku takut…”
Tanpa sadar, Cheng Ming Zhe ingin mendorong Gu Shi Yun menjauh darinya. Perkataan Gu Xue Jiao mulai melintas di dalam benaknya——
Apa kau layak menjadi ibuku?
Ketika Cheng Ming Ze mengerutkan keningnya, gadis yang ada di pelukannya mulai gemetar dan suara tangisnya menjadi lebih jelas.
“Jangan takut, aku ada di sini.”
Cheng Ming Ze menghela napas dan mengangkat tangannya——
Klik!
Tiba-tiba, lampu menyala.
Keduanya tercengang. Mata Gu Shi Yun mengerjap dengan heran, sementara Cheng Ming Ze segera menghembuskan napas lega.
Ada seseorang yang datang dan menghidupkan sakelar di sana.
Gu Shi Yun menggigit bibirnya. Wajahnya masih terkubur dalam pelukan Cheng Ming Ze. Dia terus gemetar, tapi amarah terpancar di wajahnya.
“Jangan takut, cepat bangun, seseorang datang untuk menyelamatkan kita.” Cheng Ming Ze menepuk Gu Shi Yun.
Brak! Brak! Brak!
Sesuatu menghantam pintu. Gu Shi Yun memeluk Cheng Ming Ze dengan erat, “Ming Ze-Ge! Apa itu!”
“Tidak apa-apa, jangan khawatir. Dia seharusnya datang untuk menyelamatkan kita.” Suara Cheng Ming Ze terdengar sedikit waspada dan dia juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Gu Shi Yun memeluknya lebih erat dan bersembunyi di dalam pelukannya.
Klang!
Terdengar suara dentuman keras, kuncinya terlepas dan pintu pun terbuka.
Seorang gadis yang mengenakan seragam SMA 7 berdiri di depan pintu, dia memegang palu di tangannya dan menatap mereka.
Rambutnya terurai, beberapa rambut bayinya yang tampak berantakan dijepit ke belakang telinga, dan wajahnya yang halus itu seputih batu giok di bawah cahaya lampu.
Jantung Cheng Ming Ze berdegup kencang.
Xue Jiao melihat pemandangan di hadapannya di mana kedua pemeran utama sedang “berpelukan”, kemudian dia mengangkat alisnya——
“Cheng Ming Ze, kau harus membayar kerusakan pintu ini.”
***
Tindak lanjut atas kejadian ini segera diserahkan kepada pihak polisi dan sekolah. Meskipun Xue Jiao mendobrak pintu, namun tidak bisa dipungkiri bahwa laboratorium sekolah mereka bisa diakses oleh siswa dari sekolah lain dan digunakan sebagai tempat untuk mengurung teman satu sekolahnya… Berdasarkan fakta tersebut, mereka tidak pernah mengungkit kerusakan pintu laboratorium, sebaliknya, pihak sekolah terus meminta maaf kepada mereka.
Anak yang mengurung Cheng Ming Ze juga diserahkan ke polisi untuk ditindaklanjuti. Cheng Shuo dan Li Si Tong mempunyai banyak hal untuk dikatakan kepada sepasang kakak-beradik itu, tetapi pada akhirnya, mereka nemutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa.
Besok adalah hari olimpiade, jadi hal yang terpenting untuk mereka berdua adalah beristirahat.
Xue Jiao pergi tidur setelah dia kembali ke hotel, dia tidak tahu bahwa Cheng Ming Ze yang ada di kamar sebelah dan Gu Shi Yun yang ada di lantai bawah… mengalami kesulitan tidur.
Faktanya, apa yang Xue Jiao tidak ketahui adalah Gu Shi Yun terperangkap bukan karena ketidaksengajaan. Cheng Ming Ze keluar dari hotel dan dia mengikutinya, lalu dia melihat bahwa Cheng Ming Ze dikurung oleh seorang anak laki-laki. Pada saat itu, dia mempunyai ratusan cara untuk menyelamatkannya, tetapi pada akhirnya, dia memilih untuk tidak menyelamatkannya dan membuat dirinya ikut terkurung bersamanya.
Oleh karena itu, dia tidak melakukan perlawanan dan akhirnya, dia juga didorong ke dalam laboratorium.
Dia telah memikirkan segalanya, tetapi dia tidak menyangka bahwa Gu Xue Jiao, si p*l*c*r itu, datang untuk menyelamatkan mereka!
Gu Shi Yun sadar bahwa dia tidak mungkin memperoleh hasil yang bagus dalam olimpiade ini, sehingga dia berencana untuk menukarkannya dengan kemurahan hati Cheng Ming Ze sebagai gantinya…
Dasar Gu Xue Jiao terkutuk!
Gu Shi Yun diam-diam membencinya.
***
Pada saat yang sama, Cheng Ming Ze membolak-balikkan tubuhnya di atas tempat tidur. Begitu dia menutup matanya, hal yang terbayang dalam benaknya adalah penampilan Xue Jiao yang berdiri di depan pintu sambil mengangkat alisnya.
Ah——
Dia diam-diam menjerit dengan keras dua kali dan menutupi kepalanya dengan selimut.
***
Keesokan paginya, Cheng Shuo dan Li Si Tong mengantarkan kedua anak mereka ke ruang ujian. Olimpiade Matematika yang berlangsung selama dua jam ini tidak melibatkan banyak soal, namun sebagian besar peserta mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Semua orang berpikir keras dan tak lama kemudian, waktu peserta untuk mengerjakan soal habis.
Xue Jiao meletakkan alat tulisnya dan berjalan keluar dari ruang ujian bersama siswa-siswi lainnya.
“Shi Yun, apa Shi Yun ibu baik-baik saja!” Wu Wan Jun memeluk Gu Shi Yun, yang baru saja keluar dari ruang ujian, ke dalam pelukannya. Gu Jing Xu juga menatap putrinya dengan sedih dari samping.
Cheng Ming Ze berjalan ke arah mereka dan berkata dengan serius, “Kali ini, saya telah melibatkan Gu Shi Yun. Saya harap kalian bisa memaafkan saya. Kalian tidak perlu khawatir, pelakunya akan mendapatkan hukuman yang setimpal.”
“Shi Yun.” Wu Wan Jun tidak berkata apa pun. Dia hanya memeluk Gu Shi Yun.
Gu Shi Yun membalas pelukan Wu Wan Jun, “Bu, aku baik-baik saja. Ming Ze-Ge tidak bersalah, semua ini adalah kesalahan orang itu.”