The Longest Day in Chang’an - Chapter 7
“Bagaimana kau meyakinkan dia?” tanya Zhang Xiaojing.
Melihat ke arah jendela, Li Bi mengesah dalam-dalam, “Bukan aku melainkan Pengawas He yang melakukannya.”
Zhang Xiaojing memicingkan mata tunggalnya. “Eeh? Dia benar-benar setuju untuk membantu?”
Li Bi berkata, “Aku baru saja mengunjungi Pengawas He. Saat Pengawas He mendengar bahwa Departemen Pengawal Praetorian telah menahan seorang pahlawan, dia pun kambuh dan pingsan di tempat. Aku dan anak angkatnya, He Dong, pergi menemui Gan Shoucheng dan menuntut penjelasan.”
Dia memberikan penjelasan singkat atas proses pertemuannya dengan Pengawas he dan semua orang yang hadir pun tercengang. Pengawas He sudah berusia delapan puluh enam tahun. Ada delapan puluh persen kemungkinan bahwa kambuhnya ini akan mencabut nyawanya.
Namun setelah memikirkannya secara seksama, mereka menyadari bahwa – meski agak tidak hormat untuk berkata demikian – kambuhnya He Zhizhang ini lebih membantu bagi mereka ketimbang keberadaannya sebelum-sebelumnya. Sepuluh hari yang lalu, sang Kaisar sendiri telah secara khusus memasang sebauh tenda untuk mengantar pria tua ini pergi, yang mana merupakan sebuah kehormatan besar untuknya. Bila Kaisar diberitahu bahwa perbuatan gegabah Gan Shoucheng telah membuat He Zhizhang marah sampai mati, mustahil bagi Gan Shoucheng yang sekedar Jenderal dari Departemen Pengawal Praetorian ini bisa selamat dari konsekuensi berat karena telah membuat Kaisar murka.
Gan Shoucheng, yang tak memiliki kebencian mendalam terhadap Zhang Xiaojing, hanya berusaha melakukan jasa untuk Perdana Menteri Li. Dia tak bersedia disalahkan atas kematian He Zhizhang hanya demi mendapatkan keuntungan kecil ini. Alhasil, dihadapkan sikap mengkonfrontir Li Bi dan juga tekanan yang diberikan oleh putra He Zhizhang kepadanya, Gan Shoucheng pun akhirnya dengan enggan memberikan kelonggaran.
Meski masalah ini saat diucapkan kedengaran sederhana, upaya yang telah dibuatnya dalam berusaha mengalahkan pihak lain pastilah luar biasa melelahkan secara mental.
Menjepit ekor pakaiannya dengan jemari, Li Bi menggumamkan komentar yang tidak jelas, “Selalu hanya akan ada satu jalan yang mengarah ke puncak Gunung Hua sejak dahulu.”
Mendengar ini, Tan Qi dan Yao Runeng menebah dada mereka dan mendesah. Saat mereka mengambil risiko menyusup ke dalam Departemen Pengawal Praetorian, mereka sudah meneguhkan diri mereka sendiri atas kenyataan bahwa mungkin takkan ada bantuan. Ternyata selama ini Li Bi telah berupaya di luar dan tak pernah menyerah. Adalah berkat upaya habis-habisan dari mereka semualah sehingga secara ajaib mereka bisa menyelamatkan Zhang Xiaojing.
Tetapi kenapa Zhang Xiaojing tak bisa kembali ke Departemen Jing’an?
Li Bi mendecakkan lidahnya, wajah sarat dengan cemoohan. “Gan Shoucheng tidak puas setelah kalah dalam taruhan ini. Dia membuat pernyataan bahwa Zhang Xiaojing tak diizinkan muncul secara terbuka di Departemen Jing’an, kalau tidak dia akan menganggapmu sebagai seorang tawanan yang dicari oleh Pemerintahan Istana dan mengurungmu lagi. Pikirannya sangat sempit. Alhasil, aku harus mendatangi rahib kepala di Kuil Cibei dan mendapatkan untuk kita sebuah pondok beratap reyot yang hanya dipisahkan dari Departemen Jing’an oleh sebuah tembok. Xu Bin akan menjadi perantara sementara kita.”
“Komandan Zhang toh takkan datang terlalu sering ke pondok ini. Kita lebih baik menganggapnya sebagai cara untuk membujuk Jenderal Gan agar tenang,” Yao Runeng berkata sarkastis, membelai seikat rumput ekor kucing.
Begitu melihat Jenderal Departemen Pengawal Praetorian yang terhormat ngambek seperti anak kecil yang berusaha menyelamatkan mukanya, semua orang pun meledak tertawa dan atmosfernya jadi sedikit melunak.
Zhang Xiaojing tak tertawa. Dia menumpukan sikunya ke lutut dan dagunya di atas tangan, larut dalam pemikiran.
Bukan orang-orang Turki melainkan Li Bi-lah yang dia pikirkan.
Saat Zhang Xiaojing menjadi Jenderal Buliang Ren, dia telah berurusan dengan banyak kasus dan tak terhitung banyaknya kesaksian. Ada banyak hal yang saling bertentangan dalam urutan kejadian Li Bi.
He Zhizhang selalu menentang pemulihan posisi Zhang Xiaojing. Bagaimana bisa pria tua itu murka sampai pingsan gara-gara masalah ini? Sebelumnya, hanya Li Bi dan He Zhizhang yang ada di dalam kamar. He Zhizhang tiba-tiba mengalami kambuh, dan kemudian Li Bi keluar dari kamar dan menyatakan bahwa pria tua itu marah dan jatuh pingsan saat mendengar apa yang telah dilakukan oleh Departemen Pengawal Praetorian. Semua ini adalah pernyataan sepihak dari Li Bi.
Apa alasan sebenarnya sehingga He Zhizhang sampai kambuh? Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kamar itu?
Selalu hanya ada satu jalan menuju ke puncak gunung Hua sejak dahulu. Orang-orang yang berniat sampai ke sana harus meneguhkan diri mereka sendiri untuk menghadapi semua rintangan di jalan mereka. Apa maksudnya ini?
Menatap mata merah Li Bi, Zhang Xiaojing tiba-tiba menyadari bahwa dirinya tidak sedang menyelidiki sebuah kasus, jadi dia tak perlu mengetahui setiap detil dari segalanya. Zhang Xiaojing menangkupkan kedua tangannya di depan dada sebagai gestur menghormat dan berkata, “Sicheng Li pernah berkata bahwa Anda akan menghentikan orang-orang Turki, berapa pun harganya. Anda benar-benar menepati perkataan Anda.”
Li Bi mendeteksi nada yang tersirat dalam kata-katanya namun tak memberikan penjelasan lebih jauh algi. Dia menanyakan sebuah pertanyaan retoris dengan nada datar, “Boleh saya bertanya apakah Komandan Zhang juga bersedia memegang janji yang telah Anda buat?”
“Tentu. Kalau tidak saya takkan kembali,” ujar Zhang Xiaojing. “Pemerintah Istana adalah Pemerintah Istana. Rakyat jelata adalah rakyat jelata.”
Keduanya saling bersitatap. Keduanya melihat sesuatu di mata yang lainnya namun tak mengatakan apa-apa dalam kesepakatan diam-diam. Di luar halaman, beberapa ekor burung tiba-tiba mulai bersiul dan dengan itu keduanya pun mengulas senyum lemah pada saat bersamaan.
“Baiklah. Sudah cukup bicaranya. Kita sudah menghabiskan setengah shichen pada orang bodoh. Mari kembali ke urusan semula.” Li Bi mengetuk pinggiran kursi. Yang lainnya buru-buru menegakkan diri mereka.
Li Bi memberitahu Zhang Xiaojing semua keraguannya tentang jumlah Bom-bom Api Ganas itu. Zhang Xiaojing mengangguk. “Benak yang hebat berpikir secara serupa. Aku sudah akan mengingatkan Sicheng Li tentang hal ini saat aku merangkak keluar dari kanal itu. Melihat dari ukuran gudangnya, jumlah Bom Api Ganas yang orang-orang Turki itu miliki tak terlalu banyak tetapi terlalu sedikit. Mereka pasti masih menyembunyikan rencana yang lebih besar lagi, dan rencana itu masih berlangsung.”
Li Bi melontarkan lirikan pada Xu Bin yang kemudian buru-buru berdiri dan berkata, “Er…. Er…. Hari ini ada terlalu banyak orang di jalanan. Di dekat Pasar Timur dan Pasar Barat saja, terdapat beberapa ratus kendaraan dan becak yang ditarik oleh binatang, dan jumlah total dari kendaraan di semua jalan di kota ini tidak kurang dari sepuluh ribu. Sepenuhnya mustahil untuk menemukan kereta-kereta berdasar rata yang orang-orang Turki pergunakan untuk memindahkan Bom Api Ganas hanya dengan menara-menara jaga itu. Dan kita baru saja telah di… er… tunda oleh Departemen Pengawal Praetorian selama lebih dari setengah shichen. Takutnya… takutnya bom-bom itu telah dipindahkan ke tempat mereka menginginkannya.”
“Aku ada sebuah ide. Boleh kutanya apakah Sicheng Li pernah menyadari ini?” Suara Zhang Xiaojing menjadi serius. “Aku selalu merasa kalau ada seseorang lain di belakang para Pengawal Serigala Turki itu.”
“Bukankah itu adalah kenyataan yang jelas? Sang Khan di padang rumput. Kita tak memerlukanmu untuk mengingatkan kami tentang itu!” Tidak banyak orang di dalam pondok beratap reyot itu, jadi bahkan Tan Qi juga jadi lebih berani.
Tetapi Zhang Xiaojing menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku bicara tentang seseorang di dalam Kota Chang’an.” Dia menggambarkan beberapa garis di atas lantai yang berdebu di depan seikat rumput ekor kucing. “Pikirkanlah tentang itu. Para Pengawal Serigala Turki meminta peta Chang’an dari Cui Liulang karena mereka tidak familier dengan Chang’an, kan?”
Dengan wajah muram, Li Bi tak mengatakan apa-apa tetapi terus-terusan menepuk-nepuk pinggiran kursi.
“Tapi mari kita lihat kembali pada penyelidikan yang telah kita lakukan sebelumya. Sudah ada banyak Pengawal Serigala Turki yang bersembunyi di dalam kota. Mereka memiliki rumah-rumah persembunyian, gudang-gudang untuk berkumpul, dan juga perusahaan logistik yang berhubungan dengan kota-kota lain. Mengesampingkan semua hal lainnya, gudang terbengkalai di Changming Fang saja pasti telah dipilih oleh seseorang yang luar biasa cerdas. Tempat itu tak mencolok, tidak jauh dari jalanan yang ramai dan memiliki dua pintu masuk, yang membuatnya sangat praktis untuk diam-diam memindahkan barang dalam jumlah besar. Seseorang dengan kecerdasan seperti ini pastilah sangat familier dengan Chang’an. Kenapa mereka masih membutuhkan peta?”
Yao Runeng menebak-nebak, “Mungkin mereka hanya ingin menjalankan rencana dengan lebih tepat?”
“Kalau para Pengawal Serigala Turki ingin membawa kekacauan ke dalam kota dengan Bom-bom Api Ganas, mereka tak membutuhkan peta sama sekali. Maksudku, hanya ada sepuluh lebih fang di bagian makmur dari Chang’an. Mereka bisa terus mengarahkan kereta-keretanya ke utara.” Zhang Xiaojing mengambil secangkir air dan meminumnya dalam satu tegukan.
Yao Runeng berpikir sejenak dan menyadari bahwa yang Zhang Xiaojing katakan sangat masuk diakal. Bom-bom Api Ganas sangat kuat, sehingga orang-orang Turki tak perlu meletakkannya pada posisi tertentu secara tepat. Mereka bisa menyebabkan kerusakan besar hanya dengan melemparkan bom-bom itu ke tempat-tempat sembarang.
“Seluruh rencana dari para Pengawal Serigala Turki ini memberiku perasaan bahwa ini melibatkan dua kelompok orang yang gayanya sangat berbeda sepenuhnya antara satu sama lain. Satu kelompok orang sangat familier dengan Chang’an dan juga memiliki jangkauan kontak yang luas. Mereka bahkan berhasil menanamkan mata-mata di Aula Sembahyang Zoroastrianisme di Huaiyuan Fang setengah tahun sebelumnya. Sekelompok orang yang lainnya sangat tidak familier dengan Kota Chang’an, jadi mereka harus menemukan peta dan juga menjalankan penyergapan secara terburu-buru.”
Setelah terdiam sejenak, Zhang Xiaojing mengacungkan satu jati. “Untuk menyebutkannya secara lebih sederhana, orang-orang Turki itu hanya sekumpulan orang miskin yang tinggal di padang rumput. Bagaimana bisa mereka melakukan perjalanan sejauh ribuan li ke Chang’an dan menjalankan serangan setepat itu sendiri?”
Tatapan di mata Li Bi langsung jadi menusuk saat dia mendengar ini. Setelah berpikir dengan mengikuti jalan pemikiran Zhang Xiaojing, perlahan-lahan dia mendapatkan sebuah kesimpulan yang mengerikan. “Jadi kesimpulan Komandan Zhang adalah bahwa ada beberapa orang yang telah membantu mereka?”
Zhan Xiaojing meletakkan cangkir itu ke tanah dengan berat dan memberikan seulas senyum lemah, berkata, “Takutnya… selain dari para Pengawal Serigala Turki, kita akan harus menghadapi lawan yang lebih hebat lagi. Lawan yang ini sangat familier dengan Chang’an, dan para Pengawal Serigala Turki hanyalah pedang dan pion mereka.”
Setelah dia membuat pernyataan ini, pondok beratap reyot itu pun tenggelam dalam kesunyian yang menakutkan. Mereka samar-samar bisa mendengar bahwa napas dari masing-masing mereka jadi lebih berat. Para Pengawal Serigala Turki hanyalah permulaan? Masih ada lawan lain yang lebih hebat lagi? Kabar ini cukup mengejutkan untuk membuat semua orang jatuh pingsan.
Meski Li Bi telah menyadari sesuatu sebelumnya, dia tak memikirannya sejauh yang dipikirkan oleh Zhang Xiaojing. Semakin dia memikirkannya, semakin masuk akal kesimpulan Zhang Xiaojing yang dirasakannya, namun semakin masuk akal hal itu, semakin takut dia jadinya. Sebenarnya siapa musuh ini? Dia ingin memanfaatkan orang-orang Turki untuk menghancurkan Kota Chang’an? Dinasti Tang memiliki banyak musuh, namun jarang dari mereka yang begitu berdarah dingin dan licik.
Li Bi bahkan merasakan jejak penyesalan. Bila Pengawas He masih ada di sini, dengan pengalaman sebelumnya dari sang Pengawas di Pemerintahan Istana, dia mungkin akan menemukan lebih banyak petunjuk. Li Bi menggelengkan kepalanya dalam sikap merendahkan diri, menyingkirkan pemikiran-pemikiran yang amburadul ini. “Xu Bin, apa kita sudah membuat kemajuan apa pun?”
Setelah meragu sesaat, Xu Bin hanya mengucapkan satu kata, “Belum….”
Setelah para Pengawal Serigala Turki disapu bersih, sebagian besar orang percaya kalau keseluruhan situasinya telah ditenangkan. Kecuali pada satu masalah yang menyangkut Wang Yunxiu, semua penyelidikan lainnya berada pada tahap penyelesaian rutin. Para penyelidik takkan menempatkan banyak upaya ke dalamnya, jadi mereka tentu saja takkan menemukan petunjuk berharga apa pun.
Li Bi berniat menyuruh mereka memeriksa lagi, tetapi Zhang Xiaojing menghentikannya. “Itu takkan berguna. Kalau memang lawan misterius itu yang melakukan ini, dia takkan meninggalkan jejak yang bisa dideteksi sedikit pun.”
Dengan kesal, Li Bi berdiri dan berjalan mondar-mandir di dalam pondok beratap reyot itu. Mereka telah melewati begitu banyak masalah dan akhirnya berhasil membasmi para Pengawal Serigala Turki, tetapi kini seorang musuh misterius muncul entah dari mana. Mereka tahu jelas bahwa orang itu bersembunyi di pusat jantung Chang’an, tetapi tak ada jejak tentangnya sama sekali. Dia telah membuang para Pengawal Serigala dan kemudian menghilang ke dalam kegelapan seperti kadal yang membuang ekornya.
“Kalau tak ada petunjuk, maka paksakan agar petunjuknya muncul! Suruh semua orang untuk mencari dengan segenap kekuatan mereka! Para Pengawal Serigala Turki kabur dari Pasar Barat, tapi kita berhasil menemukan jalan dan menangkap mereka setelahnya, kan?” Li Bi berteriak pada Xu Bin. Dirinya telah membayar harga yang sedemikian tinggi. Tak mungkin dia akan menyerah pada saat ini.
Xu Bin menyeka keringat dari dahinya dan mulai memeriksa dokumen di sampingnya lagi, berusaha menemukan sedikit kabar yang lebih baik. Setelah lama waktu berlalu, dengan ragu-ragu dia mengangkat kepalanya. “Hanya ada satu…. Er… satu petunjuk…. Kita telah menangkap Cao Poyan.”
Zhang Xiaojing yang duduk di sampingnya tertegun. Dia ingat kalau dirinya telah menusuk Cao Poyan sampai mati pada saat konflik yang terjadi di Changming Fang. Bagaimana mungkin dia bisa kembali hidup?
Pada mulanya Li Bi bergembira. Cao Poyan ini adalah seorang anggota penting dari para Pengawal Serigala itu, jadi dia pasti tahu sesuatu. Namun segera dia jadi sangat marah – kenapa Xu Bin tak melapor kepadanya lebih awal bahwa mereka telah menangkap orang sepenting itu? Xu Bin membungkuk, menggerakkan matanya lebih dekat ke dokumen, membacanya beberapa kali dan kemudian mendongakkan kepalanya dengan seulas senyum lemah, berkata, “Er…. Alasan saya tidak melaporkan ini kepada Anda lebih awal adalah karena dia terluka aprah dan sekarat saat kami menemukan dia. Kami tak bisa mengeluarkan informasi dari dia.”
Sudah terlalu sulit untuk menyuruh seorang Pengawal Serigala memberitahu mereka apa saja secara sukarela. Di samping itu, Cao Poyan waktu itu sekarat dan mereka tak bisa menyiksanya. Tak heran Departemen Jing’an tak menganggap hal ini sebagai urusan yang penting.
“Bagaimana kalau aku pergi ke sana dan menanyai dia?” Zhang Xiaojing merenggangkan jari-jarinya, memberikan aura membunuh yang intens. Li Bi kebingungan. “Dia takkan bisa bertahan hidup dengan metode yang dipakai oleh Yan Wang Lima Kehormatan bila melihat dari kondisinya saat ini.”
“Kau tak selalu perlu memakai metode kejam untuk membuat seseorang bicara.” Zhang Xiaojing memicingkan mata tunggalnya. “Disamping itu, ini adalah satu-satunya kesempatan kita. Kita tak punya banyak waktu.”
Begitu dia selesai mengucapkan kata terakhir, sebuah suara nyaring terdengar dari jam air di aula Departemen Jing’an di sisi lain dinding, dan dengan itu lonceng raksasa di Kuil Cibei juga berdentang. Dari yang dekat hingga yang jauh, genderang dan lonceng di berbagai fang berbunyi satu persatu, menetapkan waktu, suara-suara menggemanya berkumandang di seantero Kota Chang’an. Lilin-lilin dari ribuan lentera dinyalakan pada saat bersamaan. Dengan dilatarbelakangi kembang api dan lautan lentera yang menyala dengan cahaya meriah, langit yang telah menggelap kembali menjadi benderang.
Waktu You sudah tiba. Pertunjukan lentera, acara tahunan terbesar di Chang’an, dimulai.