The Longest Day in Chang’an - Chapter 7
Pejabat Staf Zhao telah mendengar tentang kekacauan yang terjadi di Pasar Barat dan juga mengetahui bahwa seorang pria dikawal pulang dalam penahanan. Yang tak dia sangka adalah bahwa bahkan Perdana Menteri Kanan juga terlibat dalam kasus ini.
“Dia… adalah seorang penjahat penting dari Pemerintahan Istana….” Pejabat Staf Zhao tak bisa mengerti kerumitan situasi di balik hal ini, tetapi dia memang tahu bahwa orang ini sangat penting. Tan Qi berkata, “Nama orang ini adalah Zhang Xiaojing. Tuanku dan Departemen Pengawal Praetorian yang telah menempatkan dia. Kalau tidak, kenapa bisa tak ada nama pada surat pemberitahuan kepada Departemen Jing’an?”
Suara gadis itu tak tergesa, namun diwarnai oleh ketertutupan dan arogansi yang dimiliki oleh anggota kaum bangsawan.
Pejabat Staf Zhao berpikir sejenak setelah mendengar ini. Kemudian dia memukulkan pelan kepalan tangan kanannya pada telapak tangan kirinya, seakan tiba-tiba mendapatkan pencerahan, “Jadi… jadi tentang ini ya!’ Tan Qi dan Yao Runeng merasa sangat lega dan berkata pada diri mereka sendiri pada saat bersamaan, ‘Kita berhasil.’
Li Linfu memerintahkan Departemen Pengawal Praetorian untuk menangkap Zhang Xiaojing secara diam-diam, makanya hanya ada kata-kata seperti “… tangkap tersangka-tersangka yang berhubungan untuk penyelidikan secara seksama” tetapi tak ada nama yang tertera. Li Linfu melakukan ini sehingga dia bisa diam-diam memindahkan tawanan. Bila Departemen Jing’an menuntut untuk melepaskan tawanan, Departemen Pengawal Praetorian bisa memberi mereka tawanan lain dan mengatakan pada mereka, “Kami hanya menangkap para tersangka yang berhubungan, tapi tak pernah bilang kalau kami menangkap orang yang kau cari.”
Li Bi sangat hebat dalam memainkan permainan kata-kata semacam ini dan juga mengubahnya menjadi keuntungannya. Karena mereka hanya bisa memindahkan tawanan secara rahasia, Li Bi memutuskan untuk membuat gerakan pertama, menyelamatkan tawanan dengan menyuruh para bawahannya menyaru sebagai orang-orang pihak lawan.
Plakat kumala itu sebenarnya diberikan kepada Li Bi oleh Li Heng. Bunga prem memiliki konotasi dengan nama marga mereka ‘Li’. Dan kebetulan, ketiga orang ini memiliki marga ‘Li’ yang sama, yang mana membuat plakat kumala ini sempurna untuk disampaikan sebagai plakat dari Li Linfu, menipu semua orang.
Alhasil, begitu Tan Qi menunjukkan plakat kumala itu serta nama samaran “Ju Pingkang’, Pejabat Staf Zhao langsung menentukan berdasarkan dari kesan pertamanya, memercayai bahwa si pengunjung dikirim oleh Perdana Menteri Li. Setelah si pengunjung menyatakan detil tentang dokumen yang dikirim ke Departemen Jing’an, Pejabat Staf Zhao jadi lebih yakin lagi dan langsung ‘mengerti’, ‘Oh, jadi Perdana Menteri Li telah bekerjasama dengan departemen kami. Bawahannya ada di sini untuk memindahkan tawanan’.
Tampaknya seakan jalinan petunjuk itu telah secara beruntung mengecoh si pendengar, namun sebenarnya para pejabat di Departemen Jing’an telah memutar otak mereka untuk menyempurnakan detilnya.
Melihat bahwa waktunya telah tiba, Tan Qi mendesaknya, “Pertunjukan lenteranya sudah akan dimulai. Harap bawakan si tawanan kepada kami sesegera mungkin, Pejabat Staf Zhao.” Pejabat Staf Zhao luar biasa kegirangan saat memikirkan tentang memiliki Perdana Menteri Li sebagai penyokong potensial, jadi dia buru-buru mengiyakan.
Pejabat Staf Zhao mengantar keduanya menuju bagian dalam departemen. Terdapat banyak koridor samping, kamar-kamar dalam serta gudang yang saling terhubung satu sama lain bagaikan labirin. Tanpa orang dalam yang menunjukkan jalan, orang tentunya akan tersesat. Mereka berbelok dan melihat sekelompok prajurit berjalan lurus ke arah mereka. Pejabat Staf Zhao tiba-tiba berhenti dan mengeluarkan suara “Ee” pelan. Jantung Tan Qi dan Yao Runeng sejenak berhenti berdetak pada saat yang sama, meyakini kalau ada sesuatu yang salah. Yao Runeng mengulurkan tangannya ke arah pinggang di mana sebuah penggaris besi tersembunyi.
Tak disangka, Pejabat Staf Zhao ramah, “Jalan di depan gelap dan langit-langitnya rendah. Topi bertirai Yang Terhormat mungkin akan merepotkan. Harap berhati-hatilah.” Tan Qi merasa lega. Sebenarnya memang tidak nyaman menelusuri jalan yang sempit dari balik cadar. Dia menggeser cadar tipis itu ke samping, menampakkan sebentuk wajah yang luar biasa jelita.
Pejabat Staf Zhao terpukau oleh kecantikan Tan Qi namun tak berani menatapnya, jadi dia buru-buru berbalik. Menurut rumor, Perdana Menteri Li bernafsu kepada wanita dan memiliki banyak selir. Bahkan seorang gadis pelayannya saja begitu cantik. Mendapatkan kesan bahwa pengunjung ini adalah utusan dari Perdana Menteri Li, mau tak mau dia menghubungkan semua detilnya, semakin lama jadi semakin teryakinkan.
Pejabat Staf Zhao memberitahu mereka bahwa Departemen Pengawal Praetorian tak memiliki penjara khusus. Di balik sebuah gerbang besi besar terdapat sebuah gudang yang dipakai dengan tujuan untuk menyimpan barang. Saat ini, beberapa orang prajurit sedang menjaganya. Jelas, gudang ini secara sementara dipakai sebagai sel untuk mengurung tawanan-tawanan penting.
Pejabat Staf Zhao menghampiri lebih dulu dan membisikkan sesuatu ke telinga seorang penjaga, sesekali menolehkan kepalanya ke belakang ke arah mereka.
Yao Runeng menyadari bahwa manset Tan Qi bergetar. Mendatangi penjara untuk menyelamatkan seorang tawanan merupakan tugas yang terlalu sulit bagi seorang wanita muda. Lagipula, ini adalah rencana darurat yang disusun terburu-buru, yang mana di dalamnya masih terdapat banyak ketidakpastian, jadi mereka membutuhkan sebuah keberuntungan kecil.
“Ini bukan hal besar. Bahkan bila kita ketahuan, kita bisa langsung bertarung untuk menerobos dan mengeluarkan Komandan Zhang dari sini.” Menatap ke depan dengan penggaris besi di tangannya, Yao Runeng berkata dengan nada yang diwarnai dengan kegarangan yang serupa dengan Zhang Xiaojing.
Demi memudarkan kegugupannya, Tan Qi berkata dengan suara teredam, “Kenapa kau begitu peduli dengan si mata keranjang itu?”
Tan Qi tak menyukai Zhang Xiaojing. Dia datang kemari murni hanya demi Tuannya, jadi dia tak bisa terlalu mengerti kenapa Yao Runeng menawarkan diri untuk melakukan tugas berbahaya ini. Yao Runeng menjawab, “Dia adalah seorang pahlawan. Dia tak pantas mendapatkan ini. Hal yang kita lakukan ini ilegal, tetapi ini adalah hal yang benar untuk dilakukan.”
“Apakah dia benar-benar melakukan hal-hal itu demi para warga kota ini? Dia tak berencana untuk kabur?” Tan Qi dengan penasaran mengajukan pertanyaan retoris.
Seakan merasa terhina, Yao Runeng mengernyitkan alisnya, “Kalau Komandan Zhang berniat untuk melarikan diri, tak ada seorang pun di kota ini yang bisa menghentikan dia.”
Tan Qi mengesah, “Tuan juga gegabah. Dia berani memercayai orang ini dengan tugas yang begitu penting saat pertama kali bertemu dengannya. Aku benar-benar tak bisa mengerti. Dia itu hanya seorang pembunuh yang telah membunuh atasannya. Kenapa kalian berdua begitu memercayainya?”
Yao Runeng selalu penasaran dengan kejahatan yang dituduhkan para Zhang Xiaojing. Mendengar ini, dia buru-buru bertanya, “Kau tahu kenapa dia dikirim ke penjara?”
“Tuan pernah sambil lalu membicarakan soal ini, berkata bahwa dia telah membunuh atasannya.”
Yao Runeng terkejut. Atasan Zhang Xiaojing adalah Wakil Hakim Daerah, seorang pejabat tingkat dua dari pangkat delapan. Zhang Xiaojing telah membunuh seseorang yang peringkatnya lebih tinggi daripada dirinya. Tak heran kalau dia didakwa dengan kejahatan berat. Yao Runeng lanjut bertanya kenapa Zhang Xiaojing membunuh atasannya. Tan Qi menggelengkan kepalanya dan berkata bahwa dia tak tahu, yang teramat mengagetkan Yao Runeng. Sejauh yang telah diamatinya, Zhang Xiaojing adalah pria penuh kehati-hatian yang semestinya takkan melakukan hal seimpulsif itu. Setidaknya, bahkan bila Zhang Xiaojing benar-benar punya niat untuk membunuh Wakil Hakim Daerah, dengan kemampuannya, bagaimana bisa sembarang orang menangkap dirinya?
“Tidak. Tak mungkin sesederhana itu. Pasti ada sesuatu di belakangnya,” Yao Runeng menggelengkan kepalanya.
“Humph. Dia itu hanya seorang mata keranjang pengangguran. Apa lagi yang mungkin ada di baliknya?” Tan Qi takkan pernah melupakan tatapan lancang pria itu kepadanya.
Tepat waktu, Pejabat Staf Zhao kembali. Keduanya buru-buru mengatur ekspresi wajah mereka. Pejabat Staf Zhao tampak pasrah, “Takutnya kita punya masalah.”
Tan Qi menautkan alisnya yang indah, “Ada apa?”
Pejabat Staf Zhao berkata, “Kalau dia adalah seorang tawanan biasa, aku bisa memberikan perintah sendiri. Tapi penangkapan atas tawanan ini diperintahkan oleh Jenderal Gan sendiri, dan dokumennya memiliki segel resmi. Sesuai aturan, kami memerlukan tanda tangannya…. Tuan Anda yang terhormat pasti telah memberitahu ini kepada Anda, kan?” BEgitu mengucapkan ini, kecurigaan samar melintas di matanya.
Di bawah kondisi normal, sebelum mengirim utusan kemari untuk memindahkan tawanan, Perdana Menteri Li seharusnya telah memberitahu Jenderal Gan dan menyuruhnya menyiapkan sebuah dokumen atau plakat. Namun kedua pengunjung ini hanya memiliki plakat kumala berbentuk bunga prem, sehingga Pejabat Staf Zhao pun jadi agak curiga.
Tan Qi memiliki refleks yang luar biasa cepat. Dia mengangkat dagunya dan memasang wajah tidak senang. “Hal ini melibatkan rahasia-rahasia dalam Pemerintahan Istana, jadi Tuan berniat menjaganya tetap rahasia. Tetapi kau ingin mencatatnya di sebuah dokumen resmi. Apa kau berniat membuat hal ini diketahui semua orang?”
Mendengar tuduhan serius terhadapnya ini, Pejabat Staf Zhao merasakan gigilan dingin rasa takut merayapinya, “Saya tak berani, saya tak berani. Tetapi para Pengawal Praetorian ini menegakkan hukum militer. Saya tak memiliki otoritas untuk memindahkan tawanan.” Melihat bahwa Tan Qi tidak senang, dia segera memutar matanya ke samping dan kemudian berkata, “Sekarang Jenderal sedang melakukan inspeksi keliling di ekitar kota. Bagaimana kalau saya menyuruh bawahan untuk membawa plakat dari Tuan Anda yang Terhormat kepada sang Jenderal. Dalam waktu kurang dari satu jam, Jenderal pasti akan membawa kembali dokumen yang sudah ditandatangani.”
Pejabat Staf Zhao mengatakan ini untuk meredakan ketegangan dan juga untuk mengetahui siapa sebenarnya kedua pengunjung itu. Seorang utusan Perdana Menteri Li yang sebenarnya takkan takut menghadapi sang Jenderal.
Tentu saja Tan Qi tak berani menghadapi sang Jenderal, jadi dia buru-buru menaikkan suaranya, “Tuanku sedang membutuhkan orang ini secara mendesak. Tak bisa ditunda sesaat pun. Kalau rencana besar Tuan sampai gagal gara-gara ini, apa kau bersedia menerima tanggung jawabnya?” Dia dengan sengaja mengabaikan Departemen Pengawal Praetorian dan hanya terus menekan Pejabat Staf Zhao.
Pejabat Staf Zhao banjir keringat namun masih tak bersedia berkompromi.
Percakapannya mencapai jalan buntu. Tan Qi mulai merasa gelisah. Dia telah bersikap arogan sepanjang waktu karena takut Pejabat Staf Zhao bisa melihat niat mereka yang sebenarnya. Mendapati bahwa segalanya dengan cepat berubah ke arah yang tak diharapkan, Tan Qi diam-diam menusuk tangannya dengan kuku-kukunya, yang menghasilkan rasa sakit yang tajam dan menenangkannya. Kemudian dia berkata, “Bagaimana kalau begini? Kau bawa kami masuk dan biarkan kami bicara kepadanya. Tuanku ingin menanyainya dengan beberapa pertanyaan.”
Ini adalah solusi yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Tidak melawan perintah militer, dan si utusan juga bisa mendapatkan bagian yang diinginkannya. Pejabat Staf Zhao tak punya wewenang untuk mengeluarkan tawanan, tetapi dia bisa membawa orang lain ke dalam. Merasa lega, dia bicara dengan penjaga selama sesaat dan kemudian pintu menuju gudang pun terbuka.
Sebelum masuk ke dalam, Tan Qi terbatuk kecil. Yao Runeng meliriknya dan melihat gadis itu menaikkan tangan kanannya, mengeluarkan sebuah sapu tangan persegi dari pengikat tangan di lengan kirinya dan menyeka bibirnya. Pergerakan Yao Runeng membeku sejenak saat dia melihat gerakan biasa ini, dan dengan itu sorot di matanya menjadi garang.
Gerakan ini mengindikasikan bahwa Rencana B sudah bukan lagi menjadi pilihan, jadi mereka harus mengambil Rencana C, yang mana bukan dirancang oleh Li Bi ataupun Yao Runeng melainkan oleh Tan Qi sendiri.
Ketiga orang itu mengikuti para penjaga ke dalam gudang di mana mereka disambut oleh aroma jerami berjamur. Di dalam gelap dan mereka nyaris tak bisa melihat apa-apa. Di tanah terdapat setumpuk besar tikar bambu dan bagian-bagian dari zirah. Di sudut terdapat beberapa kotak reyot. Di bagian bawah dinding terdapat tujuh atau delapan rak kayu di mana orang bisa diikat di sana.
Seorang pria diikat pada salah satu rak kayu itu oleh beberapa rantai besi yang kokoh. Dia adalah Zhang Xiaojing.
Zhang Xiaojing tampak sama dengan penampilannya saat dia merangkak keluar dari kanal, sanggulan rambutnya basah kuyup dan berantakan, juga masih ada air dan bekas terbakar di pakaiannya. Tampaknya para Pengawal Praetorian itu belum menyiksa dirinya setelah membawanya kemari. Mendengar langkah-langkah kaki, Zhang Xiaojing mengangkat kepalanya. Sebuah tatapan menusuk tampak di mata tunggalnya ketika dia melihat bahwa yang datang adalah Tan Qi dan Yao Runeng.
“Er, inilah tawanannya,” ujar Pejabat Staf Zhao.
Tan Qi berkata, “Aku ingin menanyakan kepadanya beberapa pertanyaan atas nama Tuanku. Kau keberatan?” Pejabat Staf Zhao memahami petunjuk itu dan langsung memerintahkan para penjaga untuk pergi. Mulanya dia sendiri juga berniat untuk pergi, namun Tan Qi berkata kepadanya, “Pejabat Staf Zhao adalah salah satu dari kami. Kau bisa tinggal.” Diam-diam merasa senang saat mendengar ini, dia pun menggerendel pintu dari dalam.
Ruangan itu langsung menjadi lebih gelap saat pintunya ditutup. Tempat ini mulanya adalah sebuah gudang dengan hanya satu lubang udara, dan tak ada lubang pengintai di pintu, jadi bahkan para penjaga itu tak bisa melihat ke dalam setelah pintunya ditutup.
Pejabat Staf Zhao merasa bahwa tempat itu terlalu gelap, jadi dia membungkuk dan meraba-raba mencari lilin. Yao Runeng menghampirinya dan menawarkan untuk menyalakan lilinnya. Pejabat Staf Zhao tak mencurigai apa pun dan hanya menyerahkan lilin itu kepadanya. Tak disangka-sangka, bukannya sepotong besi untuk pemantik, Yao Runeng malah mengeluarkan sebuah penggaris besi dan mengayunkanya kuat-kuat ke bagian belakang kepala Pejabat Staf Zhao.
Pejabat Staf Zhao mengeluarkan lenguhan teredam dan terjatuh tengkurap di lantai. Yao Runeng menangkap lilin yang terjatuh tanpa bersuara.
Yao Runeng menjejalkan pil tidur ke dalam mulut Pejabat Staf Zhao, menekankan telinganya ke pintu dan mendengarkan dengan seksama. Sesaat kemudian, dia membuat isyarat yang mengindikasikan bahwa para penjaga tidak dikagetkan.
Tan Qi buru-buru menghampiri Zhang Xiaojing dan berkata dengan suara rendah, “Tuan mengirimku kemari untuk menolongmu.”