The Grand Princess - Chapter 51
Masalah datang.
———————-
Setelah menerima izin pribadi Li Ming untuk mendirikan kantor pengawas, Li Rong menghabiskan sepuluh hari berikutnya di Wisma Putri dalam kondisi bosan setengah mati.
Sebenarnya dia bukan cuma berleha-leha. Li Rong sudah menyibukkan dirinya sendiri dalam mencari orang-orang dari kelas atas maupun bawah untuk menjadi staf kantor pengawasnya di masa mendatang. Di samping itu, diam-diam dia menyusun kelompok teater untuk memainkan adegan drama istana yang berdasarkan pada kasus Qin.
Tetapi sebagian besar dari hal-hal ini hanya diatur olehnya secara tidak langsung. Li Rong hanya perlu membuat pengarahan-pengarahan umum. Sisa waktunya, dia membuat beberapa kunjungan dan terkadang memanggil Shangguan Ya untuk bermain Yezipai. Sebenarnya, hari-harinya cukup menarik.
Pada penghujung dari sepuluh hari itu, hasil persidangan untuk klan Qin pun tiba. Bukti-buktinya jelas, dan eksekusinya akan diadakan setelah musim gugur. Dalam waktu singkat, seluruh Huajing tahu tentang keputusannya. Li Rong bergegas mengatur panggung untuk kelompok teater itu. Pada hari kasus Qin diserahkan, mereka memulai pertunjukannya.
Kasus Qin baru saja diputuskan – mengadakan sandiwara yang berhubungan dengan Qin yang difitnah… desas-desus pun menyebar seperti kebakaran hebat.
Li Rong telah menginstruksikan pada Qin Zhenzhen agar berlutut di luar Wisma Putri pada hari kedua.
Pagi-pagi sekali, seluruh kota menyaksikan sosok diam seorang gadis muda berlutut di luar Wisma Putri.
Kerumunan riuh orang lewat pun semakin bertambah. Di kamarnya, Li Rong sedang mengenakan riasan ketika Jing Lan masuk. “Yang Mulia, sudah hampir siap.”
Li Rong berdiri, berkata riang, “Ayo pergi.”
Li Rong memimpin sekelompok orang menuju gerbang. Begitu membukanya, dia mendapati Qin Zhenzhen sedang berlutut. Qin Zhenzhen berseru, “Yang Mulia!”
Menatap Qin Zhenzhen, Li Rong memasang tampang kaget. “Kau adalah….”
“Minnu adalah Nona Muda Kedua Qin, Qin Zhenzhen.”
Qin Zhenzhen memperkenalkan dirinya sendiri sesuai dengan naskah yang sudah mereka persiapkan. Li Rong berpura-pura tercengang. “Ah, kenapa kau datang kemari?”
Tanpa menunda, Li Rong memerintahkan orang untuk membantu Qin Zhenzhen berdiri, buru-buru berkata, “Kau boleh berdiri, untuk apa kau berlutut di depan gerbangku?”
“Keluarga Minnu sudah difitnah,” Qin Zhenzhen mengulurkan surat darah, sebelum mengetukkan kepalanya ke tanah, menangis, “Memohon Yang Mulia memberi keadilan!”
Li Rong terhenyak, panik. “Kau…. Kau ingin aku melakukan apa?”
“Yang Mulia,” Qin Zhenzhen mendongakkan kepalanya, air mata merebak di matanya. “Ketika Rong menyerang, paman dan kakak sepupu saya berperang di medan perang. Kini ketika kemenangan sudah diraih, keluarga-keluarga di mahkamah berebut hadiah dan memfitnah pria-pria dalam keluarga saya telah bekomplot dengan Klan Yang untuk mengkhianati negara! Memohon Yang Mulia membantu minnu mencari keadilan!”
“Lantas kenapa kau mendatangiku?” Li Rong berkata ragu. “Aku kan cuma seorang putri….”
“Anda adalah Keluarga Li, anak pertama dari Permaisuri,” Qin Zhenzhen menyela Li Rong, bersikeras. “Sensor Kekaisaran dan Kementerian Peradilan telah bermuslihat untuk memfitnah seluruh keluarga saya. Tak ada seorang pun yang berani menerima surat darah ini. Tak ada seorang pun yang berani memikirkannya. Selain Yang Mulia, minnu tak punya pilihan lain. Jika Yang Mulia tidak menerima surat darah ini, minnu akan menabrakkan kepala di depan Wisma Putri hingga mati dan bergabung dengan Keluarga Qin-nya!”
“Nona Qin, jangan….”
Li Rong bahkan belum selesai bicara, ketika Qin Zhenzhen bangkit. Di antara teriakan-teriakan Li Rong, Qin Zhenzhen menabrakkan kepalanya pada singa batu yang menjaga gerbang!
Qin Zhenzhen sudah mempersiapkan kantong darah di lengan bajunya, dan begitu dia berdiri, kantong darah itu berpindah ke tangannya. Persis sebelum menabrak patung, Qin Zhenzhen memakai satu tangan untuk melindungi dirinya sendiri. Dengan cepat memecahkan kantong darah, dia kemudian menggosokkan darah itu ke seluruh dahinya dan terjatuh ke tanah.
Li Rong sudah ikut bergegas mendekat bersama dengan sekerumunan orang ketika Qin Zhenzhen menabrakkan diri pada singa batu, menutupi Qin Zhenzhen dari pandangan penonton. Begitu Qin Zhenzhen jatuh, Li Rong buru-buru membalikkan Qin Zhenzhen, menjerit, “Nona Qin!”
“Yang Mulia….” Qin Zhenzhen tersengal-sengal, gemetaran menekankan surat darah ke tangan Li Rong. “Saya mohon, Yang Mulia… bantulah saya… bantu saya….”
Dengan kata-kata ini, mata Qin Zhenzhen menutup dan kepalanya terkulai.
Tak mampu berkata-kata, Li Rong memeriksa napasnya dengan tangan gemetaran, wajahnya memucat.
Para penonton yang berkumpul pun mulai berbisik-bisik dengan suara lirih.
“Dia sudah mati?”
“Semestinya sih.”
“Keluarga Qin ini sungguh sial. Jika bukan demi mencari keadilan, akankah seorang nona muda menabrakkan dirinya sendiri sampai mati di depan Wisma Putri?”
“Kenapa dia tak mencari Putra Mahkota?”
“Putra Mahkota dan pejabat mahkamah satu suara, kenapa Beliau mau repot-repot?”
“Kalau begitu apa Putri Ping Le peduli?”
“Mana kutahu?”
Semua orang ini terus berbisik-bisik, menunggu Li Rong membuat keputusan. Lama kemudian, Li Rong berdiri dengan tubuh gemetaran, menggenggam erat surat darah Qin. “Bawa Nona Qin ke dalam dan cari tempat untuk menguburkannya.”
Suara Li Rong bergetar. Dia lalu menaikkan pandangannya, meneguhkan dirinya. “Persiapkan kereta, aku akan pergi ke istana!”
Mendengar Li Rong hendak pergi ke istana, kerumunan pun memanas.
Seseorang berseru, “Sang Putri sudah menerima surat darahnya! Sang Putri akan menangani kasus ini!”
Bagi rakyat jelata, penerimaan Li Rong atas surat darah itu merupakan sambaran petir yang menghanguskan korupsi di kalangan bangsawan Huajing.
Tak ada seorang pun yang akan bisa menerka kalau Li Rong akan menerima surat darah itu. Ketika dia memasuki kereta, rakyat jelata berkerumun di kedua sisi dan belakangnya, mengikuti dan bersorak, “Yang Mulia, kami mendukung Anda!”
Li Rong menggenggam surat darah itu tanpa bersuara, duduk dengan penuh keagungan. Bagian dalam kereta itu tertutup rapat sehingga rakyat jelata yan mengekorinya tak bisa melihat ke dalam. Namun sesekali, tirai kereta terangkat dan mereka bisa melihat siluet samar dari orang yang ada di dalam. Tenang dan agung, membangkitkan kekaguman.
Kereta Li Rong berjalan langsung menuju istana dan tiba sebelum mahkamah siang diadakan. Dia pun memerintahkan orang untuk mengumumkan kedatangannya.
Seorang kasim memasuki balai utama, memberitahu Li Ming bahwa Li Rong telah tiba di mahkamah. Li Ming sudah menunggu lama dan langsung mengibaskan tangan untuk mengizinkan Li Rong masuk. “Umumkan kedatangannya.”
Beridri di pintu balai utama, Li Rong menggenggam surat darah dan mendengarkan kasim mengumumkan kedatangannya. “Menyambut, Yang Mulia Putri Ping Le~”
Mendengar pengumuman itu, Li Rong pun memasuki balai utama, surat darah tergenggam di tangan, lalu berlutut di tengah-tengah. Meninggikan suaranya, dia berkata, “Erchen memberi salam kepada Ayahanda Kaisar, semoga Ayahanda Kaisar hidup puluhan, puluhan ribu tahun!”
“Kita sedang mengadakan mahkamah pagi.” Dari tahtanya, Li Ming mengajukan pertanyaan yang sudah Beliau ketahui jawabannya. “Apa yang membuatmu datang kemari?”
“Menjawab Ayahanda Kaisar, erchen kemari untuk meminta pemulihan atas ketidakadilan.”
“Untuk siapa?”
“Klan Qin dari Liangzhou.”
“Apa ketidakadilan yang mereka alami?”
“Klan Qin telah mengorbankan diri mereka demi negara ini namun kini menghadapi tuduhan berkomplot dengan Klan Yang untuk melakukan pemberontakan. Sensor Kekaisaran, Kementerian Peradilan, dan Tiga Departemen membengkokkan hukum, memaksa pengakuan lewat siksaan dan menyebabkan kesalahan dalam menjalankan hukum. Hari ini, Nona Muda Qin datang ke pintu depan erchen untuk mencari keadilan dan membenturkan dirinya sendiri sampai mati!”
Balairung menjadi senyap. Shangguan Xu melangkah maju dan seraya tersenyum berkata, “Apa yang sedang Putri katakan, ketiga departemen telah memeriksa kasus ini. Tak mungkin terjadi kesalahan. Putri hanya tidak jelas tentang situasinya, takutnya Beliau telah ditipu oleh orang yang memiliki niat jahat.”
“Shangguan-ren,” Li Rong memancangkan tatapannya pada Shangguan Xu. “Apakah mungkin ada orang yang memakai nyawa mereka sendiri untuk berusaha menipu bengong?”
Shangguan Xu tak menjawab.
Bagian yang paling sulit untuk dibantah adalah bahwa Qin Zhenzhen sudah mati.
Karenanya, begitu Qin Zhenzhen mati, Klan Qin pun mendapatkan posisi lebih kuat.
Melihat Shangguan Xu tak mampu berkata-kata, Li Rong berbalik dan mengangsurkan surat darah di tangannya, berkata tegas, “Ayahanda Kaisar, Nona Muda Qin memberikan surat darah penuh kesedihan ini kepada erchen. Jika benar bahwa Klan Qin telah difitnah, takutnya ini akan menjadi kasus yang sangat pelik. Reputasi seumur hidup Ayahanda Kaisar tak boleh sampai runtuh akibat bukit semut ini.”
Dengan kata-kata itu Li Rong pun menekankan surat tersebut ke tangan Li Ming, dan Li Ming membukanya. Setelah membacanya selama beberapa saat, Li Ming memukul sandaran lengan tahtanya, berseru, “Lancang!”
Li Ming menatap Shangguan Xu. “Shangguan-aiqing, kau harus menyelidiki kasus ini secara menyeluruh. Kasus Qin ini akan ditinjau ulang oleh pejabat-pejabat baru. Orang-orang yang pertama kali menyelidikinya juga harus diperiksa untuk melihat apakah ada konspirasi.”
“Baik.” Shangguan Xu berkata was-was.
Akan tetapi, Li Rong tak bisa membiarkannya begini saja. “Tidak bisa begitu.”
Semua orang yang hadir menolehkan kepala mereka untuk menatap Li Rong, ketika dengan penuh keyakinan dia berkata, “Ayahanda Kaisar, ada begitu banyak orang yang terlibat dalam kasus ini, dan banyak di antaranya merupakan anak-anak bangsawan. Hubungan lewat pernikahannya sangat banyak, saya tidak yakin jika memberikan kasus ini kepada Shangguan-daren.”
“Weichen….”
Su Rongqing hanya perlu membuka mulutnya untuk Li Rong melontarkan tatapan dingin ke arahnya, seketika memotong ucapannya. “Bengong juga tidak punya keyakinan!”
“Tidak percaya ini, tidak percaya itu,” Li Ming berkata, kesal. “Apa maumu?”
“Ayahanda Kaisar, Nona Qin mati dalam pelukan erchen dan erchen sudah berkata akan menjernihkan kasus ini. Erchen meminta Ayahanda Kaisar mengizinkan erchen menyelidikinya sendiri!”
“Bagaimana bisa ini diperbolehkan?” Shangguan Xu seketika berkata, gelisah. “Tuan Putri adalah wanita dari Istana Belakang, dan urusan mahkamah ini….”
“Memangnya bengong tak pernah melibatkan diri dalam urusan mahkamah sebelumnya?”
Li Rong menatap Shangguan Xu, lalu berkata serius, “Tak ada yang semacam seorang putri tidak diperbolehkan ikut serta dalam mahkamah Xia yang Agung. Kasus Yang diselidiki oleh bengong, dan sekarang Klan Qin telah terseret oleh Yang. Kalau bengong yang menyelidiki, apakah tidak pantas?”
Li Rong mengucapkan ini dengan nada sangat pantang menyerah. Shangguan Xu takkan pernah bisa membayangkan kalau Li Rong akan bicara seperti ini kepadanya. Wajahnya memucat dengan amarah sementara jenggotnya ikut bergetar bersama mulutnya. “Yang Mulia, menurut senioritas, weichen juga adalah tetua Anda. Anda harus mendengarkan nasihat weichen….”
“Kalau begitu sesuai peringkat, Yang Mulia adalah putri pertama dari Baginda Kaisar, maka Shangguan-daren harus memberi hormat kepada Yang Mulia ketika mereka bertemu. Bukankah Shangguan-daren yang harusnya mendengarkan nasihat Yang Mulia?”
Jauh di belakang sana, Pei Wenxuan angkat bicara. Kata-kata kasar ini membuat Shangguan Xu mengamuk, berseru, “Apa kau tak tahu yang namanya tingkatan dan aturan, kau tahu apa yang sedang kau bicarakan?”
“Apa maksud Shangguan-daren?” Pei Wenxuan mengabaikan ekspresi orang-orang yang ada di sekitarnya. Memegangi plakat seremonialnya, wajahnya tak menampakkan emosi sedikit pun. “Mungkinkah di mahkamah ini, terhadap Shangguan-daren, bahkan petugas sensor kekaisaran juga tak bisa bicara?”
Shangguan Xu tak berani menjawab. Tak peduli seberapa rendah pun peringkat seorang petugas sensor, dia tetap mengawasi para menteri. Para petugas sensor kekaisaran bertingkat lima bisa bicara dengan bebas tentang siapa pun kecuali sang Kaisar. Walaupun Pei Wenxuan hanya seorang petugas sensor pengawas, Shangguan Xu juga hanya seorang pejabat mahkamah. Atas kesalahan-kesalahannya, tak satu pun yang tak boleh didiskusikan secara bebas.
Shangguan Xu tak menjawab, memicingkan matanya ke arah Pei Wenxuan. Pei Wenxuan menganggapnya seperti angin, berkata penuh hormat, “Baginda Kaisar, jika kasus ini sungguh seperti yang dikatakan oleh Yang Mulia Tuan Putri, berarti menampakkan keburukan dari seluruh struktur hukum dari mahkamah ini. Tak diragukan lagi, harus ada pihak ketiga yang mengawasi.”
“Kau benar.”
Li Ming menggebrak mejanya dan dengan sengaja berkata, “Baiklah, Ping Le, kau yang akan menangani kasus ini. Persidangan Klan Qin akan dibuka kembali. Sebelum ini terjadi, kau harus memeriksa para pejabat yang terlibat dalam kasus Qin secara menyeluruh lalu menyelidikinya kembali. Sebelumnya, kau telah mengurus kasus Yang, jadi Zhen tahu kalau kau mampu. Jika kau menangani kasus ini dengan benar, maka mungkin di masa mendatang, kendali atas departemen investigasi akan diserahkan kepadamu.”
Li Ming tersenyum ketika berkata, “Kau bisa datang menemui zhen kapan saja. Sebagai putri zhen, kau memiliki lebih banyak kebebasan. Jika ada apa pun yang tak bisa kau tangani, laporkan pada zhen kapan saja. Petugas sensor kekaisaran mengawasi para pejabat mahkamah, jadi harus ada orang yang mengawasi petugas sensor.”
Dengan nada bercanda, Li Ming menatap Shangguan Min, seorang petugas sensor kekaisaran tingkat lima. “Shangguan, tidakkah kau setuju?”
Shangguan Min memberi hormat tanpa berkata-kata, memberikan persetujuannya dalam diam.
Ekspresi-ekspresi tenang dari para pejabat mahkamah yang menonton mengandung gelombang badai yang membuncah di dalam hati mereka. Mereka tahu dengan jelas apa maksud Li Ming – sebagai kepala kantor pengawas, sang Putri harus dibebaskan untuk melakukan apa pun yang dia mau. Melapor secara langsung kepada Kaisar, dirinya akan sepenuhnya berada di luar jangkauan tiga departemen. Sungguh perkembangan yang menakutkan!
“Yang Mulia,” Su Minzhi menyela. Dia adalah Perdana Menteri Kanan. “Masalah agensi pengawas ini berada di bawah tanggungjawab lembaga sensor kekaisaran. Jika mengizinkan Tuan Putri ikut mengawasi….”
“Kenapa tidak?”
Li Rong berputar ke arah Su Minzhi. “Apakah ini karena Su daren yakin bahwa hal ini tidak dibutuhkan atau percaya bahwa bengong tidak mampu?”
Su Minzhi tak berani menjawab dengan gegabah dan sedang mempertimbangkan kata-katanya dengan hati-hati, ketika Li Rong berkata, “Akan lebih baik jika lembaga sensor kekaisaran bisa menggantikan bengong dalam urusan ini, tetapi bahkan lembaga sensor kekaisaran juga terlibat. Jadi apa yang Su-daren usulkan untuk kita lakukan?”
Su Minzhi tak bisa menemukan jawabannya. Pertanyaan Li Rong sungguh sebuah teka-teki. Jika semua agensi penyelidikan terlibat, maka siapa lagi yang bisa menyelidikinya?
“Lantas jika bengong tidak mampu,” Li Rong tersenyum. “Bengong mampu atau tidak, bagaimana kalau kita mengujinya saja? Su-daren akan mendapat tekanan besar untuk mencari orang yang memiliki peringkat lebih tinggi dari bengong, yang tidak berada di bawa tiga departemen, dan yang sebelumnya pernah menyelidiki kasus kriminal.”
“Itu… benar.”
Su Minzhi gentar, sementara Li Ming berkata gembira, “Sudah cukup, Ping Le sudah tumbuh dewasa dan ingin membantu berbagi kecemasan dengan ayahandanya. Kita akan memberikan kesempatan ini kepadanya.”
Li Ming tersenyum ketika berkata, “Kau bisa pergi ke barak-barak kota dan memilih lima ratus orang mana pun yang kau suka untuk membantumu. Kalau kau berhasil dalam kasus ini, akan ada hadiah yang dianugerahkan. Kerjakan dengan baik.”
“Berterima kasih kepada Ayahanda Kaisar.”
Sementara Li Rong buru-buru mengucapkan terima kasih kepadanya, Li Ming mengangkat dirinya berdiri dengan ekspresi lelah. “Baiklah, begitu saja. Mahkamah dibubarkan.”
Dengan kata-kata itu, Li Ming pun pergi di tengah-tengah penghormatan para pejabat mahkamah.
Pei Wenxuan bergerak melawan arus orang untuk mendekati Li Rong. Dia mengerutkan bibirnya. “Kita pulang sama-sama?”
“Baiklah.”
Li Rong dan Pei Wenxuan berjalan ke luar, merendahkan suara mereka untuk bicara. “Performaku hari ini lumayan juga, kan?”
“Terbaik,” Pei Wenxuan mengacungkan jempol.
Mereka berdua sedang mengobrol gembira ketika tiba-tiba suara Shangguan Xu terdengar dari belakang. “Yang Mulia, tunggu!”
Langkah Li Rong dan Pei Wenxuan terhenti. Tanpa menarik perhatian, Pei Wenxuan bergeser lebih dekat pada Li Rong, berbisik, “Masalah datang.”