The Bowl of Seven Emotions - Chapter 60
Pria itu mengabaikan dirinya. Pergelangan tangan pria itu yang memegang poci teh sedikit menekan, sebuah lengkungan kekuatan yang anggun terbentuk di antara otot dan tulangnya. Teh kuning muda pun mengalir ke dalam cangkir teh berwarna muda dengan menguarkan keharuman teh tersebut.
Meletakkan poci tehnya, si pria menaikkan pandangannya, dan sepasang mata gelap itu tampak bagaikan jurang yang dalam, gelap dan tanpa dasar.
Tanpa sadar Chu Heng memiringkan badan ke belakang dan berkata seraya tersenyum kering, “Sepupu, ini tak ada hubungannya denganku, kau tak boleh melibatkan orang tak bersalah.”
“Siapa maksudnya?”
Mata Chu Heng bergetar, “Aku, aku tak tahu, mungkin cuma kebetulan. Kau juga tahu kalau paparazzi zaman sekarang ini tak punya moral demi mendapat berita, dan kau baru saja keluar bersama Qiao Yu, jadi kesalahpahaman tak bisa dihindarkan. Apa….”
Karena kau pikir ini adalah kesalahpahaman, maka kembalilah. Kuharap saat kau bertemu kesalahpahaman di masa mendatang, kau bisa menyelesaikannya dengan benar.”
“Jangan, sepupu, bukan begini maksud bibiku. Kau tahu kalau dia mendengarkan kabar burung, dan entah siapa yang telah mendengar kalau kau naksir seorang asisten kecil, jadi kau seharusnya berpikir bahwa merupakan hal yang benar kalau kau memilih keluarga terkenal. Qiao Yu adalah orang dari industri hiburan, tapi keluarga dan penampilannya bagis, jadi bukankah hal ini akan menciptakan kesempatan untukmu,” Chu Heng berkata seraya mengintip sepupunya.
Shi Chengxuan, yang duduk di seberangnya: “….”
Sejak kecil hingga dewasa, pangeran kecil dari Keluarga Chu tidak takut pada apa pun kecuali pada sepupunya ini.
‘Bukannya aku dbuat syok oleh yang namanya aura ‘bajingan’, tapi orang ini benar-benar menakutkan. Kalau aku menyinggung dia, aku pasti akan diserang sampai mati.’
Dia pernah sekali mematahkan tongkat pancing milik Shi Chengxuan dan melemparkannya ke dalam air. Malam itu, dirinya diikat dan digantung terbalik di atas sungai sebagai umpan semalaman.
Dia lalu kembali ke ayahnya dan mengadu, dan ayahnya membelikannya setup daging karena tongkat pancing yang dia lempar adalah milik ayahnya!
Saat Shi Chengxuan keluar, ‘tanpa disengaja’ dia memberitahunya bahwa dia telah membeli tongkat pancingnya setelah bekerja selama beberapa bulan. Pembohong!
Hal sepele semacam ini telah terjadi padanya tak terhitung banyaknya secara terus-menerus, dan tidak kunjung selesai hingga Shi Chengxuan meninggalkan Ibu Kota dan kembali ke Fenglin.
Sejak saat itu, Chu Heng telah sepenuhnya memahami satu hal. Bagi beberapa orang, kau benar-benar tak boleh bersikap provokatif dengan seenaknya. Kalau IQ-mu tidak bagus, akui saja.
Kali ini, kalau bibinya tidak membuat keputusan sendiri, bagaimana bisa sepupunya jadi begitu marah sampai-sampai bahkan tak mau masuk rumah?
Kalau mau dibilang, bibinya itu hanya ingin keberadaannya diakui. Karena temperamen sepupunya itu, orang biasa yang ingin mengendalikan pria itu sepenuhnya bermimpi.
‘Saat sepupuku masih kecil, bibiku melakukan sebuah hal bodoh dan mencarikan seorang pacar untuknya tanpa persetujuan. Hasil akhirnya sama saja dengan bunuh diri.’
Kali ini bahkan lebih baik lagi. Sang bibi bahkan menemui sepupunya itu untuk mencarikan tunangan.
Oh, orang ini benar-benar tidak takut mati.
“Akhir-akhir ini dia sibuk?”
“Bukankah bibi baru saja putus dengan mantan pacarnya?”
“Jadi sekarang dia menyasar aku?” Shi Chengxuan sedikit menaikkan alisnya.
“Tidak…. Bibi jatuh cinta pada paman dari Qiao Yu, Qiao Jinming. Dia cuma ingin menji….” Bagaimanapun, semua ini karena orang tersebut tidak menyukainya, jadi dia ingin menambah alat penawaran pada dirinya sendiri. Itu saja.
Walaupun Shi Chengxuan tidak berada di dalam lingkaran pergaulan Ibu Kota, dia jelas tidak boleh diremehkan oleh siapa pun. Bisa dibilang bahwa satu hal paling sukses dalam kehidupan Chu Zilan adalah melahirkan seorang anak laki-laki seperti itu.
Kalau Qiao Yu dan Shi Chengxuan benar-benar sampai jadian, Qiao Jinming takkan keberatan mengembangkan hubungan dengan Chu Zilan.
Tak ada ekspresi di wajah Shi Chengxuan karena dia tak peduli dengan apa yang dilakukan oleh ibunya. Dia menyandarkan punggung dan bertanya, “Bagaimana dengan pendapat Keluarga Qiao?”
Chu Heng mendesah dalam hati, “Tentu saja Keluarga Qiao bersedia.”
Tanpa bantuan mereka, bagaimana bisa kabar itu sampai menyebar? Bahkan Chu Heng adalah salah satu dari mereka. Bagaimana bisa kelab tempatnya mengundang sepupunya itu, bisa dengan mudah membiarkan paparazzi masuk untuk mengambil gambar? Kalau para paparazzi itu tidak diberi sinyal, maka mereka takkan berani menerobos masuk ke tempat semacam itu bahkan meski mereka punya nyali.
Bagaimanapun, semua ini dilakukan bersama-sama oleh Keluarga Chu dan Keluarga Qiao, dan satu-satunya orang yang tidak tahu apa-apa adalah Shi Chengxuan.
“Apa lagi yang akan dilakukan oleh Keluarga Qiao?”
“Mungkin mengambil kesempatan untuk mengumumkan pertunanganmu dengan Qiao Yu. Lagipula, bibiku sudah setuju.” Kabar ini hanya sebagai tontonan orang biasa, dan di pihak lain, digunakan untuk menguji sikap Shi Chengxuan.
Berpikir demikian, mau tak mau Chu Heng merasakan sakit kepala. Dia nyaris bisa memprediksi Padang Kurusetra yang sebentar lagi akan dihadapinya.
“Mereka semua memikirkan tentang aku.” Shi Chengxuan berdiri dan menunduk pada Chu Heng seraya mengulas senyum, “Kuharap paman tidak ada di antara orang-orang itu.”
“Ayahku ada di luar kota, dan aku janji kalau dia tak tahu apa-apa.”
“Bagus sekali.”
****
Akhir-akhir ini Tang Susu sering melihat kabar dari Ibu Kota di internet, dari aktris Qiao Jinming, presdir Tianqiao Entertainment, yang telah memecahkan skandal kepengurusan, hingga ke bintang idola Qiao Yu yang ada di bawah naungan nama Tianqiao Entertainment. Kalau ditelisik, kabar-kabar itu semuanya adalah seputaran Tianqiao Entertainment.
Dalam hati dia masih menerka-nerka apakah Tianqiao Entertainment telah menyinggung sesosok dewa.
Setelah membuka-buka berita itu selama beberapa saat, Tang Susu merasa kalau nama Qiao Yu cukup familier, seakan dia telah mendengarnya di suatu tempat. Setelah duduk dan memikirkannya cukup lama, akhirnya dia ingat. Bukankah ini adalah obyek dari skandal Shi Chengxuan?
Dua hari yang lalu dia masih melihat skandal itu, tapi dalam dua hari terakhir ini kasus-kasus hitam telah terungkap. Ini adalah kebetulan, atau apakah dia saja yang berpikir secara berlebihan?
“Apa yang kau lihat?” Tang Susu sedang tenggelam dalam lamunannya sendiri ketika tiba-tiba dia mendengar seseorang bicara di belakangnya, yang membuatnya menegakkan diri dengan ketakutan. Begitu dia memutar kepalanya, dilihatnya pria yang telah menghilang selama beberapa hari kini muncul di belakangnya.
“Pak Presdir, Anda sudah kembali?”
Shi Chengxuan melirik halaman beritanya, tersenyum samar, lalu meletakkan kantong plastik yang ada di tangannya di atas meja Tang Susu.
“Ini untukmu.”
“Apa ini?”
“Bebek panggang, kata sepupuku rasanya lezat. Aku membawakannya untuk kau cicipi.”
Kata-kata penolakan yang sudah hampir mencapai bibir Tang Susu ditelannya kembali. Dia telah diberi bebek panggang yang dibawa dari tempat sejauh ribuan li. Kalau dia tidak menerimanya, dia akan menyia-nyiakan biaya pengirimannya.
“Terima kasih, Pak Presdir.”
Shi Chengxuan tampaknya tak merasakan sikap sungkan Tang Susu. Dia bersandar ke punggung kursi Tang Susu dengan satu tangan dan menekankan tangan yang lainnya ke meja, memerangkap Tang Susu dalam ruang kecil, menundukkan kepalanya lalu berkata kepada gadis itu, “Terlalu membosankan kalau cua memakan bebek panggangnya. Aku akan makan bersamamu nanti malam. Tambah sup kundur.”
Setelah berkata demikian, Shi Chengxuan berdiri dan kembali ke ruangan kantornya.
Tang Susu menatapnya dengan kebingunngan. Tunggu, sup kundur apa? Siapa yang mau membuatkan sup untukmu!
Selama separuh siang berikutnya, Tang Susu merasa kesal. Kenapa dia menerima bebek panggang itu?!
Begitu jam pulang kerja tiba, Shi Chengxuan muncul tepat waktu di hadapan Tang Susu. Di bawah tatapan mengamati dari sekian banyak pegawai, mereka berdua memasuki lift bersama-sama dan pergi dengan mobil yang sama.
Mobil itu berhenti di supermarket di dekat rumah Tang Susu, dan keduanya pun turun dari mobil untuk membeli kundur.
Tang Susu memilih-milih bahan makanan di depan, sementara Shi Chengxuan mendorong troli belanja di belakang. Kalau tidak tahu, orang-orang akan berpikir kalau mereka adalah pasangan suami istri.
Ketika melewati sebuah rak tertentu, Shi Chengxuan berhenti dan bertanya kepada Tang Susu, “Kau suka rasa apa?”