Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 80
Di bawah tatapan tajam para koleganya, Wei Zheng mohon pamit supaya dia bisa membawa pulang cucu-cucunya.
Karena Pei-shi tidak ikut, kediaman sementaranya terasa benar-benar kosong karena dirinya hanya membawa satu bungkusan kecil. Menatap kedua anak yang seperti burung puyuh itu, Wei Zheng duduk dan mengisyaratkan pada mereka agar duduk untuk bicara.
Dengan patuh Wei Shu duduk.
Wei Ying agak takut pada kakek sehingga dengan pengecutnya dia tak berani bicara.
Wei Zheng melihat sekali pada cucu perempuan yang dibesarkannya sendiri dan kemudian berpaling pada Wei Ying, mengisyaratkan kepadanya bagaimana Li Yuanying bisa membuat mereka kembali kemari.
Diam-diam Wei Ying menatap adiknya. Mendapati bahwa sang adik masih duduk tenang sok imut, tiba-tiba semangatnya pun kembali. Dia memberitau Wei Zheng semua tentang bagaimana Pangeran Teng menghadang kereta mereka dan bahwa anak itu arogan dan kasar. Seorang anak dari keluarga istana yang menindas orang lain
Bibir Wei Shu berkedut tapi dia tetap diam.
Wei Zheng mendengarkan sambil sesekali menatap cucu perempuannya. Setelah Wei Ying selesai bicara tentang kejahatan mengerikan Li Yuanying, Wei Zheng bertanya, “Lantas kenapa ayahmu setuju membiarkan kalian berdua datang ke Luoyang?”
Wei Ying melongo.
Ini…. Dia mengeluh dengan sedikit berlebihan dan sekarang tak tahu bagaimana harus membereskan bagian-bagian yang bolong. Kalau Li Yuanying memang seburuk itu, kenapa pula ayah setuju membiarkan bocah itu membawa anak-anaknya kembali ke Luoyang? Bukankah hal itu menunjukkan bahwa ayahnya adalah orang yang bodoh dan mudah ditipu?
Melihat kalau Wei Ying tak bisa berkata-kata, Wei Zheng berpaling pada Wei Shu. “Kau katakan padaku.”
Wei Zhu tak tahu apa yang sedang dirasakan oleh kakek dengan wajah datarnya yang biasa. Kalau memang begini, dia hanya perlu menjelaskan semuanya dengan jujur.
Setelah mendengar keseluruhan ceritanya, Wei Zheng menghela napas.
Dalam sekejap Li Yuanying sudah bisa menerka temperamen putra pertamanya. Dengan hal itu, anak tersebut mampu memakai obat yang tepat untuk mengurus putranya dan mengatakan semua yang disetujuinya! Semua omongan soal merawat orangtuanya dan mengirim putranya ke akademi Kekaisaran pasti akan masuk akal baginya tak peduli bagaimanapun kau melihatnya.
Yang lebih penting lagi, bocah sialan ini berani memakai NAMANYA untuk melakukan hal tersebut!
Putra Wei Zheng bagus pada sebagian besar hal kecuali dalam memiliki keluwesan untuk beradaptasi. Tidak terlalu sulit untuk memahami kenapa dia bisa ditipu oleh Li Yuanying.
Wei Zheng hanya mengibaskan tangannya dan berkata, “Kalian sudah berada di luar selama berhari-hari, pergilah bersihkan diri dan istirahat.”
Wei Ying merasa tidak sabar: “Kakek, apa Kakek akan membiarkan orang sombong itu pergi begitu saja setelah dia menculik adikku?” Dia tak peduli kalau seharusnya dia takut pada Wei Zheng dan mencengkeram tangan sang kakek, berbagi semua tentang teori Yuanying dari <<Kitab Ritual>>.
“Dia juga bilang kalau dia mempelajari semuanya dari Kakek. Apa Kakek tidak marah?”
Marah? Tentu saja aku MARAH!
Wei Zheng begitu marah sampai-sampai wajahnya bergetar tapi dia tak bisa menyeret Li Yuanying kemari untuk membuat perhitungan.
Bagaimanapun juga, kata-kata Li Yuanying bukanlah omong kosong, kesemuanya diambil dari prinsip-prinsip hidup yang sebenarnya.
Kalau dia, Wei Zheng, hanya mengetahui bagaimana bersikap lurus tanpa menilai situasinya, dan tak bisa memberikan saran yang tepat sesuai kebutuhan saat itu, dia akan sudah beberapa kali kehilangan kepalanya bahkan jika dia punya sepuluh kepala! Memangnya mudah menjadi penasihat? Sejak masa kuno, meyakinkan dan menasihati penguasa telah menjadi pekerjaan terburuk di dunia.
Hanya saja Wei Zheng takkan pernah mengatakan hal ini kepada orang lain. Sang Kaisar menghargai ‘kelurusannya’. Bagaimana bisa dia mengajari orang lain untuk bersikap ‘bengkok’?
Melihat cucu laki-lakinya mengeluh dengan gelisah, seketika Wei Zheng tahu bahwa cucunya tak paham sepatah kata pun. Pemuda itu hanya berpikiran sederhana yaitu karena dia tak menyukai Li Yuanying maka semua yang Li Yuanying katakan adalah buruk
Wei Zheng hanya menjawab santai: “Aku mengerti. Kau pergi dan beristirahat lalu belajarlah dengan tekun. Besok-besok aku akan membawamu menemui Kong Yingda. Bahkan meski kau adalah cucuku, tetap hanya kemampuanmu sendirilah yang akan membuatmu bisa diterima ke dalam Akademi Kekaisaran. Jangan buat Keluarga Wei sampai kehilangan muka.”
Wei Ying melongo. Kakek bukan hanya tidak menyalahkan Li Yuanying atas omong kosongnya tapi Beliau juga mengirimnya ke Akademi Kekaisaran seperti yang disarankan bocah itu! Kong Yingda yang mengurus Akademi Kekaisaran terkenal kaku dan keras. Kalau dia belajar di sana, kehidupannya akan berat!
Sebelum Wei Ying bisa membantah dengan apa pun, Wei Zheng sudah menyuruh mereka pergi. Dia duduk serius di dalam kamarnya, berpikir bahwa merupakan kesalahan di pihaknya karena mengajari Li Yuanying tentang buku itu.
Untung saja, <<Analek Konfusius>> diajarkan oleh Xiao Deyan, kalau tidak dia mungkin akan jadi lebih marah lagi.
Wei Zheng duduk sendirian dan bersungut-sungut sementara Li Yuanying dengan sukses lulus dari ujian Li Er dan telah berlari pulang untuk menemui teman-temannya.
Li Zhi harus belajar di siang hari jadi dia tak apa-apa, tetapi Gaoyang dan Sizi sangat depresi. Tanpa Li Yuanying, tak ada seorang pun yang mau membawa mereka pergi bermain!
Yuanying punya caranya sendiri dalam membuat gadis-gadis kecil itu senang. Dia membawa semua hadiah kecil yang dibelinya di perjalanan dan membagikannya kepada gadis-gadis itu satu persatu. Setelahnya dia mulai bercerita tentang semua hal buruk – Ayah dan kakak yang dominan serta Adik Shu yang malang. Bercerita bahwa jika dia tak bergegas pergi mengejar, kita takkan pernah melihat Adik Shu lagi!
Setelah mendengar hal ini, anak-anak tersebut menjadi tenang dan tidak terlalu marah. Alih-alih mereka ingin tahu bagaimana Paman Kecil bisa merebut kembali Wei Shu dari tangan Keluarga Wei. Yang bersangkutan pun menceritakan semua suka dukanya dan gadis-gadis itu mendengarkan dengan seksama, terkadang sarat dengan kegeraman kesatria dan terkadang kegembiraan atas pencapaian.
Pada akhirnya, semua orang merasa bahwa perbuatan Li Yuanying dalam merebut kembali Wei Shu adalah hal yang benar. Kalau tidak semuanya takkan pernah bisa lagi bermain sama-sama!
Mendengar keseluruhan ceritanya, Li Zhi hanya ingin berkata bahwa ayah dan kakak Wei Shu memang benar kalau bersikap was-was terhadap Li Yuanying. Siapa pun yang tahu kalau orang sepertimu sedang menaruh minat pada putrinya pasti akan merasa sangat cemas!
Tentu saja, memiliki pengalaman selama bertahun-tahun dalam berurusan dengan Li Yuanying telah mengajarkan pada Li Zhi bahwa ada beberapa hal yang harus disimpan rapat dalam hati saja dan jangan pernah diucapkan dengan seenaknya!
Kalau tidak, Li Yuanying akan mengajarimu apa artinya kata-kata terlambat untuk menyesal.
Setelah membujuk para gadis, Li Yuanying kembali ke hari-hari gembiranya sebagai pemimpin waktu bermain. Dengan hati-hati dia sudah mencoba dua kali dan mendapati bahwa Wei Zheng tak berniat mengusir dirinya ketika dia datang mencari Wei Shu. Segera dia kembali ke gayanya yang biasa dan mampir untuk mengajak Wei Shu bermain seperti biasa.
Mengetahui bahwa Wei Zheng benar-benar ingin mengirim Wei Ying ke Akademi Kekaisaran, dengan antusias Li Yuanying memutuskan untuk membantu Wei Ying lewat pintu belakang. Dia menemui Kong Yingda dan mulai memuji-muji Wei Ying.
“Kakak Wei adalah kakak laki-laki dari Adik Shu yang luar biasa pintar. Kalau adiknya sedemikian pintar, bagaimana bisa kakaknya bodoh? Kau harus mempertahankan standar tinggimu seperti dengan Tang Xuan, dia pasti akan bisa melakukannya dengan baik. Menurutku Kakak Wei pasti akan membangun namanya di Akademi Kekaisaran.”
Kong Yingda mendengus dingin: “Kau benar-benar tak tahu malu kalau bicara.”
Yuanying bersikap cukup protektif terhadap Wei Ying dan berkata penuh tanggungjawab: “Aku datang kemari untuk memberitahumu tentang semua ini atas keinginanku sendiri. Kong Tua! Jangan berpikir kalau Kakak Wei yang telah menyuruhku melakukannya.”
Setelah bicara, dia menyerahkan sebuah gulungan panjang kepada Kong Yingda.
“Aku berpegang pada ajaran Cendekia Tua Xiao yang sebelumnya dan membuat daftar buku untuk Kakak Wei. Apa kau bisa memeriksa ini? Kalau menurutmu tak masalah, aku akan memberikan ini kepada Kakak Wei untuk diikutinya.”
Kong Yingda melihat daftar itu dan mendapati kalau semuanya adalah klasika-klasika konfusian yang bagus. Walaupun ada beberapa karya mazhab lain yang bercampur di dalamnya, kesemuanya masih berada di antara buku-buku yang harus dibaca. Dia menyerahkannya kembali pada Li Yuanying, membelai jenggotnya dan berkata, “Tidak buruk, kau bisa memberikan ini kepadanya.”
“Aku akan segera membawa ini kepada Kakak Wei! Dia itu pintar, jadi kau bisa mengikuti daftar ini saja saat kau ingin menguji dia.”
Setelah bicara, Li Yuanying bertanya dengan cukup penuh pertimbangan, “Apa kau ingin aku membuat salinan dari daftar ini untuk kau simpan?”
Kong Yingda mengangguk setuju: “Ya.”
Dengan puas Li Yuanying pergi membawa daftar bukunya. Setelah berjalan beberapa waktu, sambil tersenyum dia memberitahu Dai Ting agar mengirimkan daftar buku yang sebelumnya telah dia buat beberapa salinannya kepada Kong Yingda. Kakak dari Adik Shu ini, meski hatinya baik, dia itu terlalu bebas. Itulah sebabnya kenapa dia sampai ikut campur dengan urusan adik perempuannya lalu mengeluh kepada orang dewasa!
Jadi mari cari jalan untuk membuatnya tetap sibuk!
Tepat setelahnya, bocah itu tidak menunda-nunda dan segera berlari untuk memberikan daftar buku itu kepada Wei Zheng untuk cucunya.
Wei Zheng mengangkat alisnya dan menatap bocah itu.
Dengan aktif Li Yuanying melobi Wei Zheng: “Aku sudah membaca semua buku ini dan ternyata berguna. Harap ingat untuk meminta Kakak Wei membacanya. Kong Tua pernah menyebutkan bahwa saat dia ingin menguji Kakak Wei, dia akan mengikuti sesuai dengan daftar buku ini. Sebagai kakek, kau harus menyuruh dia belajar. Dia harus menjadi seorang kakak yang hebat sehingga kelak Adik Shu-ku bisa mengandalkannya!”
Tanpa daya Wei Zheng berkata: “Baiklah, aku akan menyiapkannya berdasarkan pada daftar ini.”
Setelah menindas Wei Ying, bocah itu pun membawa pergi Wei Shu yang sedang menyeduh the.
Wei Ying sedang sibuk belajar. Ketika dia mendengar kalau Li Yuanying datang untuk mencari Wei Shu, dia tak mau menemui bocah itu. Setelah menyadari bahwa bocah itu sudah pergi, dia pun keluar untuk bertanya kepada Kakek: “Ngapain dia kemari lagi? Apa lagi-lagi dia datang untuk mencari adikku?”
Wei Zheng menatap sepintas pada cucu laki-lakinya dan merasa bahwa tidak salah kalau cucu ini sampai ditindas dan ditindih. Li Yuanying beranggapan kalau cucunya ini adalah seorang pengganggu dan karenanya bocah itu memikirkan cara untuk menyingkirkannya. Tapi lihatlah cucu laki-lakinya ini, semua yang bisa dia lakukan adalah menghindari Li Yuaying!
Tampaknya Wei Zheng benar-benar harus menahan cucu laki-laki pertamanya ini di sisinya. Kalau tidak, ketika gelar duke mencapai putra dan cucu laki-lakinya, maka akan mengalami penurunan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
“Aku akan suruh orang untuk mengemasi beberapa buku. Pastikan kau membacanya dengan seksama. Saat kau diuji pada ujian masuk, kau akan diuji berdasarkan pada buku-buku ini.”
Mendengar bahwa ada lebih banyak buku lagi, wajah Wei Ying menjadi pahit.
“Kenapa ada lebih banyak lagi? Bukankah Kakek bilang kalau setelah aku membaca buku yang kakek berikan sebelumnya, aku akan dianggap selesai?”
“Sebelum hari ini, pernyataan itu benar, tapi tidak setelah hari ini.”
Akhirnya Wei Ying jadi lebih pintar: “Apa barusan tadi orang itu telah melakukan sesuatu?”
Wei Zheng membuat wajahnya tampak lebih angker dan menghardik: “Dia maupun Shu’er sama-sama lebih muda darimu tapi mereka sudah membaca lebih banyak buku ketimbang kamu. Kau harus sadar diri alih-alih menyalahkan orang lain!”
Begitu Wei Zheng bersikap galak, Wei Ying tak berani mengucapkan hal lainnya. Diam-diam dia mengerang dalam hati. Andai saja dia mengetahuinya, sejak awal dia takkan memprovokasi Li Yuanying sama sekali. Walaupun ayah ketat, ayah jauh kalah menakutkan ketimbang kakek. Wajah cemberut kakek terlalu menakutkan!
Wei Ying seperti terong yang dipukul dua kali. Dia kembali dengan lunglai dan menguburkan dirinya sendiri dalam pelajarannya.
Li Yuanying tak peduli pada perasaan-perasaan Wei Ying. Setelah menyingkirkan monster penguntit adik ini, suasana hatinya jadi bagus. Dia pun memberi satu salinan daftarnya kepada Wei Shu.
“Lihatlah apa ada buku dalam daftar ini yang belum kau baca. Saat kakakmu pergi mengikuti ujian, kau ikutlah dan ganggu dia di samping. Biarkan dia menyadari kalau ada orang di atas orang, dan langit di atas langit. Biarkan dia meluaskan cakrawalanya, dan bukan cuma tahu bagaimana menindas adiknya sepanjang hari.”
“Ini tak bisa dianggap sebagai menindas. Dia memang terlahir seperti ini.”
Wei Shu tak terlalu marah pada Wei Ying. Pertama-tama, mereka terlalu sedikit menghabiskan waktu bersama sehingga kakak beradik itu tak terlalu akrab antara satu sama lain. Pasti akan ada saat-saat ketika mereka tak bisa saling memahami. Kedua, Wei Ying sudah disiksa setengah mati oleh Li Yuanying. Bahkan meski Wei Shu sebelumnya merasa marah, sudah sejak lama dia merasa terpuaskan.
“Tidak ada yang namanya terlahir seperti ini. Asalkan seseorang bersedia untuk berubah, mereka pasti bisa berubah.”
Li Yuanying berpikir sejenak dan masih merasa kalau dirinya belum cukup kejam kepada Wei Ying. Dia berkata bahwa dia akan menulis kepada Tang Xuan dan Di Renjie sehingga mereka bisa mengkoordinasikan serangan baik dari dalam maupun luar. Dia akan meminta Tang Xuan mengajak beberapa teman sekelas agar datang menonton dari samping. Di Renjie akan mengurus ujian penerimaannya pada saat bersamaan.
Setengah jalan dalam perencanaannya, dia merasa kalau hal ini menyenangkan.
“Ingatlah untuk mencari tahu tanggal kakakmu akan melapor ke Akademi Kekaisaran. Aku akan membawamu ke sana dan kita bisa menjajal ujian masuk bersama-sama. Ayo pastikan agar dia mendapat peringkat terakhir!”
“Apa Yang Mulia juga berencana untuk belajar di Akademi Kekaisaran?”
“Nggak. Aku cuma ingin mencoba ujiannya. Aku tak bilang kalau aku akan masuk setelah ujian.” Dia berjanji dengan nada tegas. “Aku dekat dengan Si Kong Tua, tidak menjadi masalah kalau meminta dia menyiapkan beberapa kertas ujian lagi.”
Bagaimanapun juga, rencananya adalah untuk tidak memberi ruang dalam mempermainkan Wei Ying, yang tidak bersikap seperti seorang kakak sehingga dia takkan pernah sempat mengganggu Wei Shu!
Li Yuanying membawa Wei Shu menemui teman-temannya yang lain lalu memberitahu mereka tentang ‘rencana besar mengubah kakak jahat’nya. Kemudian dia bertanya apakah mereka mau bergabung dengannya.
Gaoyang tak suka membaca, jadi dia memilih untuk tidak ikut.
Sizi dan Hengshan mendapati bahwa ada terlalu banyak buku dalam daftar itu yang belum mereka baca, jadi mereka pun memilih untuk tidak ikut.
Chengyang selalu tertutup dan diam. Li Yuanying berpikir bahwa Chengyang takkan mau berpartisipasi tetapi Chengyang malah mengangkat tangannya: “Aku mau pergi.”
Li Yuanying langsung mengiyakan: “Tak masalah!”
Dia kemudian bertanya kepada Li Zhi, yang adalah satu-satunya orang yang belum berkomentar. “Bagaimana denganmu, apa kau mau bergabung dengan kami?”
Li Zhi tak punya pendirian, jadi ketika Li Yuanying bertanya kepadanya, dia pun setuju saja.
Demikianlah bagaimana acara pertemuan para lobak kecil berubah dari bermain dengan liar menjadi membaca bersama. Tak peduli apakah mereka berencana untuk ikut serta dalam rencana Li Yuanying, mereka semua belajar serius dengan penuh aspirasi. Karena ini bukanlah kali pertama Li Yuanying membaca buku-buku itu, dia pun meluangkan waktu untuk menjelaskan ketika ada anak yang tak bisa memahami topiknya. Dengan itu, semua orang pun termotivasi untuk belajar keras.
———–
Catatan Pengarang:
Pangeran Kecil: Aku tak mau bermain, aku cuma ingin mengarahkan Kakak Wei ke jalan yang benar! Hei, ini kelihatannya sangat menyenangkan, aku akan panggil teman-temanku jug!
Wei Ying: !!!