Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 127
Sang Kaisar terus berputar-putar mengomeli Yuanying di dalam surat. Supaya bisa membalas Beliau, Yuanying membacanya dua kali. Semakin dia membaca, semakin marah dia jadinya dan dia pun langsung menulis balasannya. Pertama-tama, program magang telah diputuskan jauh lebih awal, apa gunanya berpamitan? Memangnya aku takkan pernah kembali?!
Kemudian dia mulai menuliskan tentang konsep kreatifnya. Sasaran utamanya adalah mengenang kembali kontribusi dari masing-masing individu kepada negara jadi bagaimana bisa gambarnya tak memasukkan sikap yang sesuai dengan individu-individu ini? Bagaimana kita bisa meyakinkan orang-orang bahwa individu-individu ini telah melakukan hal besar demi perkembangan Dinasti Tang? Dengan kokoh dia meyakini kalau dirinya tak bersalah. Kalau kau tak memercayaiku, Kakanda, harap tanyalah pendapat yang lainnya!
Lagipula Li Jing sangat menyukainya!
Sang Kaisar mampu meneriaki Li Yuanying secara terang-terangan di dalam suratnya namun Yuanying tak bisa memberi jawaban seterus-terang itu. Dia hanya bisa secara tersirat bertanya apakah ‘Kakanda tidak tidur nyenyak akhir-akhir ini? Kalau tidur Kakanda tidak nyenyak, otak Kakanda akan menjadi linglung, temperamen Anda memburuk dan Anda akan memaki orang lain. Saya sarankan Kakanda tidurlah dengan baik. Pekerjaan takkan pernah ada habisnya sehingga kita harus menjaga tubuh kita dengan baik dan hidup hingga seratus tahun’.
Tentu saja, dirinya yang menahan diri dalam jawabannya hanyalah persepsi Li Yuanying sendiri. Ketika orang lain membaca jawabannya, mereka merasa bahwa lebih baik kalau dia tidak menulis surat balasan sama sekali.
“Jangan takut. Aku cuma mengekspresikan kepedulianku atas kesehatan Kakanda! Beliau begitu keras memakiku tapi aku masih peduli kepadanya. Ini namanya membalas air tuba dengan air susu!” (Li Yuanying)
Karena mereka tak bisa meyakinkan Li Yuanying, teman-temannya pun menyerah dan membiarkan dia menyerahkan surat itu kepada penjaga istana.
Esoknya pagi-pagi sekali, si pengawal mengantarkan suratnya secara mendesak. Sang Kaisar mendapatkan tanggapannya persis setelah sesi mahkamah. Setelah kemarin meneriaki adiknya lewat surat, Beliau merasa jauh lebih lega. Mendengar adanya tanggapan, Beliau pun langsung ingin membacanya.
Setelah membaca, wajah Kaisar pun menghitam. Apa bocah itu baru saja menyebutnya otak linglung?
Kini karena Kaisar merasa tidak senang, orang lain pun tak ada yang boleh merasa senang! Beliau pun memanggil Yan Liben untuk mengunjungi paviliun dan mengomentari kedua puluh empat potret itu.
Cidera Yan Liben tidak serius dan hanya butuh istirahat selama beberapa hari. Karena tugasnya dilimpahkan kepada orang lain, dengan gembira dia pun melewatkan tanggungjawab untuk menyelesaikan potret terakhir. Mendengar bahwa kedua puluh empat potretnya sudah selesai namun sang Kaisar dalam suasana hati yang buruk, dia pun buru-buru ingin mencari tahu seperti apa tampilan lukisannya.
Setelah melihatnya, Yan Liben pun tak mampu berkata-kata.
Jika Li Yuanying mengerahkan segenap kemampuan dan menyelesaikan tugasnya dengan benar, maka perbedaan dalam hal penguasaan kemampuan mereka pun tampak jelas. Namun lukisan bocah itu dibuat begitu hidup, menarik semua perhatian.
Namun kemudian lagi, ada perkataan bahwa kemampuan kaligrafi dan melukis adalah bakat dari Langit. Jika kau punya tiga bagian dalam bakat, kau masih bisa membuat karya yang lumayan dengan tujuh bagian kerja keras. Kalau kau punya sembilan bagian dalam bakat, sekedar menyapukan kuasmu tetap akan memberimu hasil karya yang bagus.
Yan Liben percaya bahwa bakatnya tidak buruk, kalau tidak Baginda Kaisar takkan memintanya melukis segala macam hal. Namun kemampuan Li Yuanying dalam menangkap pesona sungguh membuat iri. Mau itu orang ataupun kuda, dia bisa menemukan inspirasi dengan akurat. Kalau dia tak mengetahui perbedaan usia antara Li Yuanying dan Li Jing, Yan Liben akan sudah mengira kalau bocah itu telah bertemu sendiri dengan Li Jing muda!
Yan Liben menghela napas dan berkata kepada Kaisar: “Yang Mulia Pangeran Teng telah menangkap pesona dari seorang individu dengan amat baik dan lukisannya sungguh hidup. Saya merasa malu. Baginda, harap minta Pangeran Teng melukis ulang kedua puluh tiga lukisan sisanya.”
Li Er sungguh ingin menyiksa Li Yuanying namun bukankah bocah itu sudah kabur ke Kecamatan Hu? Bocah itu bahkan sudah menemukan rumah untuk ditinggali, jadi bukankah sudah jelas kalau dia takkan tinggal di sana cuma untuk satu atau dua hari? Li Chunfeng sudah memutuskan hari baik untuk menggantung potretnya jadi bagaimana Beliau bisa menunda dan menunggu Li Yuanying? Di samping itu, bocah tersebut tak pernah bertemu dengan Du Ruhui dan Yin Kaishan, jadi bagaimana dia akan melukis secara membuta?
“Yuanying sudah pergi ke Kecamatan Hu dan takkan kembali dalam dua atau tiga bulan ke depan. Terserah padamu, kau uruslah potret ini.”
Walaupun Baginda Kaisar tidak menyebutkan secara spesifik apakah Yan Liben harus melukis ulang kedua puluh tiga lukisan atau cuma Li Jing, Beliau telah memberitahunya tentang ‘konsep kreatif’ Pangeran Teng yang ditulis dengan lihai. Ikuti konsep ini dan cobalah untuk sebaik mungkin merefleksikan kenapa masing-masing individu itu dipilih untuk Paviliun Lingyan.
Tak peduli sebodoh apa pun Yan Liben, dia masih paham kalau Baginda Kaisar ingin dia melukis sesuai dengan ‘konsep kreatif’ ini dan merasa tidak puas dengan kedua puluh tiga potret yang ada. Pada akhirnya, dia harus menggambar berdasarkan potret elang dan kuda karya Li Yuanying!
Rasanya Yan Liben ingin muntah darah.
Untuk kedua puluh tiga potret pertama, dia sudah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannya. Dia bukan cuma mengunjungi masing-masing orang secara pribadi, dia juga harus mendengarkan kisah-kisah mereka serta komentar-komentar dari para anggota keluarga mereka. Tidak mudah melukis sampai mereka merasa puas.
Akhirnya dia pun berhasil memuaskan semua orang. Begitu lukisan Li Yuanying digantung, semua orang jadi dapat ide baru! Setidaknya, secara tersirat sang Kaisar telah menyatakan bahwa Fang Xuanling dan Zhangsun Wuji telah melihat karya itu kemarin dan merasa kalau lukisannya perlu diubah karena mereka merasa tidak nyaman dan tidak senang terhadapnya.
Hebat sekali. Tiga sosok paling berkuasa di Tang ingin lukisannya diubah, jadi bagaimana dia bisa menentangnya?
Yan Liben mundur dengan paras sedih.
Saat Yan Liben pulang, dia bertemu dengan Yan Lide yang baru saja kembali bertugas. Melihat wajah pahit Yan Liben, Yan Lide pun bertanya dengan cemas: “Ada apa? Mengapa Baginda Kaisar mencarimu?”
Wajah Yan Liben jadi lebih nelangsa lagi, dia menarik kakaknya untuk duduk dan mulai mengeluh. Mulanya dia cuma marah karena macan tutul Li Jing menerkamnya dan karenanya dia pun meninggalkan pekerjaannya. Tak dinyana, Li Yuanying mengambil alih dan kini sang Kaisar beserta para menterinya merasa tidak puas dengan kedua puluh tiga potret awalnya!
Yan Liben melewatkan bagian soal dia menipu Li Yuanying namun Yan Lide masih berhasil menemukan bahwa ada sesuatu yang salah: “Mengapa Baginda Kaisar meminta Pangeran Teng mengerjakannya?” Dia akrab dengan Yuanying dan tahu tentang bakat seni anak itu namun kebanyakan orang berpikir kalau Yuanying cuma seorang pangeran kecil tak berpendidikan yang suka main-main. Tak banyak yang tahu tentang bakatnya dalam hal melukis!
Melihat tak ada jalan untuk sembunyi, Yan Liben pun mengaku kalau dirinyalah yang mengusulkan agar Li Yuanying mengambil alih.
Mendengar hal ini, Yan Lide jadi tak bersimpati pada pengalaman mengenaskan Yan Liben tapi malah tertawa: “Bukankah kau pantas mendapatkannya?”
Yan Lide menasihati adiknya: “Aku tak mau menceramahimu tapi semestinya kau tak melakukan hal ini. Bahkan meski kau tahu tentang pertemanan baik Pangeran Teng dan Duke Wei, kau tak boleh memberitahukan hal ini kepada Kaisar. Yang satu adalah pangeran bawahan dan yang lainnya adalah seorang komandan militer yang dulu pernah memimpin pasukan besar. Untung saja sang Kaisar tidak jadi curiga, kalau tidak pasti akan terjadi masalah besar.”
Yan Liben dibuat tak mampu berkata-kata sebelum dia membantah: “Pokoknya, yang satu berselisih dengan menantumu, dan yang lainnya dengan besanmu. Bukankah mereka jadi dapat masalah besar?”
Yan Liben bersikap cerdik ketika dia berkata ‘berselisih’. Pada kenyataannya, Li Yuanying dan Li Tai memiliki permusuhan besar. Li Yuanying telah membunuh mimpi Li Tai untuk menjadi putra makota dan Li Tai pasti ingin bocah itu mati! Putri Yan Lide menikah dengan Li Tai dan mereka punya dua anak. Bukankah ini merupakan kebencian besar?
Lalu mengenai musuh di pihak lain, ada Li Jing dan Tang Jian. Putri Yan Lide yang lainnya menikah dengan putra Tang Jian, yang memendam dendam kepada Li Jing. Sederhananya, demi memenangkan perang melawan Tujue, Li Jing menyerang tanpa peduli sedikit pun terhadap Tang Jian yang berada di dalam wilayah Tujue sebagai utusan.
Karenanya, dia mengakali Li Yuanying dan Li Jing merupakan hal yang benar.
Yan Lide terdiam dan tak menyebutkan fakta yang sulit untuk dipercaya bahwa dia dan Li Yuanying memiliki hubungan yang sangat baik.
“Tapi apa kau berhasil mengakali mereka?” Baginda Kaisar tak curiga pada Li Yuanying tapi malah menginginkan agar kedua puluh tiga potretnya dibuat ulang! “Ketika Pangeran Wei pergi, aku yang mengantarnya. Dia mengatakan hal yang sama padaku. Waktu itu aku tak percaya, tapi sekarang aku percaya.” (Yan Lide)
Yan Liben bertanya penasaran: “Apa maksudnya?”
“Dia bilang Pangeran Teng adalah orang yang sangat jahat. Siapa pun yang ingin mencelakainya bukan cuma akan gagal, tapi juga akan mencelakai diri sendiri.”
Li Tai mengetahui hal ini dengan sangat baik. Setiap kali dia pergi menemui Baginda Kaisar untuk mengeluhkan tentang Li Yuanying, dia malah berakhir membantu Li Yuanying meningkatkan keberadaan dan rasa suka orang kepada bocah itu. Belakangan, dia ingin mencelakai Li Yuanying tapi gagal dan malah diusir ke wilayah perdikannya dengan penuh rasa malu.
Li Tai memandang penting anak-anaknya jadi ketika Yan Lide datang untuk mengantarnya, dia memberitahukan bahwa dia telah meminta agar posisi semula Yan Lide dipulihkan dan meminta agar ibu mertuanya lebih sering mengunjungi Yan Wangfei. Suaminya takkan ada di dekatnya jadi Yan Wangfei akan membutuhkan dukungan dari keluarga kandungnya. Ketika pergi, Li Tai memberitahunya sesuatu yang disembunyikan baik-baik dalam hati, berkata bahwa Li Yuanying itu jahat!
Yan Liben diam sepenuhnya setelah mendengar pesan kakaknya.
Berhati-hatilah di masa mendatang dan berhentilah menggali lubang untuk dirimu sendiri. Ini adalah pengalaman menyakitkan yang harus dipelajari oleh Pangeran Wei.
Si jahat Li Yuanying memulai magangnya dan karena instruksi dari Xu Jingzong, semua orang pun bersikap sopan kepadanya. Saat ini adalah musim panas, kegiatan membajak di musim semi telah selesai dan tugas akhir tahun belum tiba. Pemerintahan kecamatan benar-benar bebas dan tak banyak pekerjaan yang perlu dilakukan.
Li Yuanying tak bisa duduk diam dan meminta sesuatu untuk dikerjakan kepada Xu Jingzong. Karena dirinya telah menjadi pejabat selama bertahun-tahun, Xu Jingzong cukup fleksibel. Dia takkan membiarkan Li Yuanying menyentuh catatan registrasi tapi tiba-tiba terpikirkan sebuah misi: Pergilah melakukan survei penduduk.
Tentu saja, dia tidak merasa nyaman dengan Li Yuanying dan kawan-kawannya berkeliaran jadi dia menyuruh sekelompok pejabat pemerintah untuk mengawal mereka, berkata bahwa ini merupakan praktek umum ketika melakukan survei penduduk. Utamanya dia cemas kalau beberapa warga mungkin akan bertindak yang aneh-aneh dan tak mau bekerjasama. Melihat Li Yuanying mendengarkan dengan penuh perhatian, Xu Jingzong pun memberikan tugasnya dengan sikap serius: “Pertama-tama, kita harus mencatat para ‘lima-sembilan’. Setiap keluarga yang memiliki orang-orang yang mencapai usia 19, 49, 59, 79, atau 89.”
“Mengapa?”
Kau melayani militer di usia 19 tahun dan seorang warga harus menyempatkan waktu untuk melakukan kerja sukarela demi kecamatan tiap tahunnya. Kalau terjadi perang, kau harus siap ditugaskan kapan saja. Setelah mencapai usia 49, kekuatan fisikmu menurun dan kau bisa mengganti pelayanan militer dengan uang dan sutra. Setelah berusia 59, tak ada yang diharapkan darimu dan kau bahkan akan mendapat minuman yang dibayari oleh kecamatan setiap tahunnya. Pada usia 79 dan 89, mereka ini adalah orang sepuh. Semakin banyak jumlah orang sepuh, semakin makmurlah kecamatan itu. Karenanya, mereka harus diberi perlakuan istimewa. Mereka yang melayani di pemerintahan kecamatan perlu mengunjungi sendiri mereka untuk mengekspresikan kepedulian.
Li Yuanying mengerti. Tampaknya ada banyak hal yang perlu dipelajari. Dia bertanya apakah ada hal lain yang perlu diperhatikan. Setelah menuliskannya, dia menepuk dadanya dan meyakinkan: “Tak masalah, serahkan semua ini pada kami, kami akan membereskan semuanya!”
“Tak usah terburu-buru, santai saja. Kita hanya perlu menyelesaikan laporan tertulisnya di akhir tahun.”
Yuanying begitu termotivasi. Dia pun kembali dan menjelaskan soal misinya kepada yang lain dan langsung membuat persiapan. Dia lalu memeriksa laporan tahun sebelumnya dan bertanya kepada orang-orang yang bertugas tentang pengalaman mereka lalu akhirnya bekerjasama untuk membuat rencana aksi secara spesifik.
Li Yuanying begitu sibuk sementara kepala juru tulis Xu Jingzong memuji kepintarannya: “Tuan Camat memiliki rencana cemerlang. Dengan begini para bangsawan itu bisa banyak bersenang-senang.”
Xu Jingzong membelai jenggotnya dan mengangguk. Dia terpikirkan tugas ini supaya anak-anak itu bisa pergi ke luar untuk melihat-lihat, sehingga dia tak perlu mencemaskan soal mereka mengacak-acak di dalam kantor pemerintahan kecamatan!
————–
Catatan Pengarang:
Penjahat dari Dinasti Tang: orang ini benar-benar jahat!
Pemberi peringatan dari Dinasti Song: Si Wang Xiaoyu itu benar-benar makhluk jahat!
Pangeran Kecil: Kalian ini ngomongin apa sih?