Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 123
Akhir-akhir ini Li Yuanying sedang banyak pikiran. Pada akhirnya dia memutuskan bahwa yang perlu dilakukan tetap harus dilakukan. Dia takkan pernah merencanakan pemberontakan dan takkan pernah mengincar kekuasaan. Tak ada yang perlu ditakutkan karena semua yang dia inginkan adalah makan dan main, jadi siapa yang akan menghentikan dirinya?
Bahkan jika sang Kaisar tak memercayainya, asalkan dia tak punya niatnya, kemungkinan terburuknya adalah dikurung di dalam wilayah perdikannya sendiri. Kenapa sekarang dia perlu hidup seperti anjing yang menjepit ekornya?
Mari kita bersenang-senang lebih dulu. Setelah bermain, kalau dia dikurung maka dia takkan punya penyesalan! Yuanying menyampaikan pemikirannya kepada Wei Shu dan Mei Niang. Keduanya setuju bahwa kau cuma hidup sekali jadi apa bagusnya hidup dalam ketakutan setiap saat? Mungkin dengan Pangeran Teng yang membuat onar dan sang Kaisar memiliki ekspektasi lebih rendah terhadapnya, mereka bisa menjajal lebih banyak hal lagi.
Bocah itu pun menyelesaikan urusan bisnisnya dengan bantuan kedua gadis tersebut lalu menyerahkannya kepada Kong Yingda.
Li Yuanying berpikir kalau idenya sungguh cemerlang. Kalau kau seorang pejabat dan bahkan tak mengerti urusan-urusan yang penting, bagaimana kau bisa membuat keputusan bijak untuk melayani rakyat? Pilar-pilar negara di masa depan harus ditempatkan dalam posisi untuk menjalani pelatihan!
Setelah mengacau di kecamatan, Yuanying bisa memilih sekelompok orang untuk mengunjungi Li Zhi di Taiyuan. Mari minta dia mengatur beberapa posisi di kecamatan-kecamatan atas dan bawah lalu kemudian menyuruh para magang menulis laporan pada akhir masa kerja mereka. Mari kita lihat apa perbedaan antara kecamatan atas dan bawah. Juga, apakah ada ruang untuk dikembangkan? Apakah ada pengalaman-pengalaman setempat yang bisa diadopsi?
Karena Kong Yingda setuju untuk meyerahkan rencana itu, Yuanying pun merasa lega dan pulang dengan gembira untuk bermain dengan teman-temannya.
Begitu Kong Yingda setuju, dia langsung merasa agak menyesalinya. Meski demikian, dia tetap meneruskannya dan menemui sang Kaisar. Bagaimanapun juga, Akademi Kekaisaran memimpin dalam urusan ini sehingga memang sudah sepantasnyalah kalau dia mengambil inisiatif.
Akhir-akhir ini kondisinya jadi cukup damai bagi Kaisar karena tidak banyak orang yang berani mendekati Beliau. Mendengar bahwa Menteri Kong ada di sini, Beliau pun segera mengundangnya masuk.
Kong Yingda tak repot-repot untuk berbasa-basi. Dia pun menyerahkan rencana itu karena mendapati kalau rekomendasinya bagus.
Baginda Kaisar merasa cukup yakin soal Kong Yingda. Kong Yingda adalah keturunan dari Keluarga Kong yang punya reputasi besar. Pria itu telah menyatakan kesetiaannya kepada Kaisar sejak awal dan merupakan pilihan terbaik untuk mendapat wewenang atas akademi Kekaisaran. Mendengar kalau dia datang kemari lagi untuk Li Yuanying, Li Er berkelakar: “Semenjak Yuanying masuk ke Akademi Kekaisaran, kau jadi lebih sering datang menemuiku.”
Dengan jujur Kong Yingda menjawab:: “Saya sudah tua dan pikiran saya tidak seluwes Yang Mulia Pangeran Teng. Saya tak mampu menghasilkan ide-ide baru ini seperti dia.”
Li Er membaca rencananya dan mendapati kalau isinya cukup menyeluruh. Tidak kelihatan seperti dibuat oleh orang semacam Li Yuanying. Melihat tulisan tangannya, rencana ini ditulis oleh wanita. Semestinya Wu Mei atau Wei Shu, salah satu dari mereka.
Li Er tampak tenang setelah membaca dan sebenarnya Beliau berpikir kalau satu-satunya ide dari Li Yuanying adalah kalimat terakhir yang menyebutkan “Zhangsun Wuji dan Fang Xuanling sudah setuju”.
“Rencana ini disusun dengan baik. Aku akan minta Fang Xuanling dan yang lainnya mendiskusikan ini. Setelahnya, tinggal pilih waktu untuk menjalankannya.”
Kong Yingda mengangguk setuju.
Sebelum yang lainnya masuk, Baginda Kaisar menanyakan tentang situasi terkini di akademi.
Tak ada hal baru yang terjadi. Hanya saja Li Yuanying dapat masalah dengan mengajukan hak-hak wanita untuk mengikuti ujian negara. Setiap kali dia disuruh menulis artikel, dia akan mencoba cara-cara berbeda untuk membahas topik ini. Dia tak berhenti bahkan setelah mendapat posisi terakhir dan bersikeras kalau suatu hari nanti dia pasti akan berhasil meyakinkan guru-gurunya. Beberapa orang sudah mengeluh kepada Kong Yingda, berkata bahwa artikel-artikel Yuanying semakin membaik ketika dia menuliskannya. Kalau saja artikel ini tak berisi tentang topik yang kontroversial, semua karyanya pasti akan diberi nilai cemerlang!
Bicara soal ini, Kong Yingda merasa kalau Li Er lah yang patut disalahkan. Kalau saja Baginda Kaisar tidak mengirim ketiga gadis ke Akademi, Li Yuanying takkan punya ide sesat macam itu!
Nah sekarang, Anda bahkan sudah menjanjikan cucu Wei Zheng kepada Li Yuanying. Tentu saja dia akan lebih aktif dalam memperjuangkan hak-hak gadis itu. Yuanying sudah memberitahu orang-orang di mana saja bahwa keluarganya akan menghasilkan Jinshi Wang dan Jinshi Wangfei nomor satu di Kekaisaran Tang, tidak kurang satu pun!
Kong Yingda tertawa marah ketika dia mendengar kata-kata ini.
Persyaratan-persyaratan untuk bisa mengikuti ujian negara sudah cukup sempit. Kenapa kau, keluarga istana ini, ingin ikut-ikutan?
Kong Yingda memilih kata-kata ini dengan seksama, memberi isyarat bahwa Baginda Kaisar seharusnya mendisiplinkan adiknya itu.
Perihal Yuanying yang ingin mengikuti ujian Jinshi sudah disetujui oleh sang Kaisar sebelumnya jadi dia tak terlalu memikirkannya. Sekarang ketika bocah itu ingin membantu calon istrinya untuk mengikuti ujian juga, sang Kaisar mendapati kalau ide itu menyegarkan. Baginda Kaisar mengemukakan topik ini ketika para menteri berkumpul dan bagian soal ‘seorang wangfei’ mengikuti ujian secara khusus diarahkan kepada Wei Zheng!
Setiap kali Wei Zheng membuka mulutnya, Kaisar terus menyinggung soal ini dan itu yang tidak sesuai dengan standar ataupun menaati protokol. Dia harus mendengarkan semua ocehan dari calon cucu menantunya, Li Yuanying.
Mendengar sang Kaisar memakai nama cucu perempuannya untuk melawan dirinya, Wei Zheng mempertahankan wajah datar: “Tidak ada provisi legal berkenaan dengan ujian negara yang berkata bahwa kaum wanita tidak diperbolehkan mengikuti ujian. Kalau mereka bisa lulus ujian di Akademi Kekaisaran, tentunya mereka bisa mengikuti ujian Jinshi.” Setelah menyelesaikan kalimatnya, Wei Zheng menatap Kong Yingda. Soal apakah seseorang bisa lulus pada ujian Akademi Kekaisaran merupakan hal yang seharusnya dicemaskan oleh Kong Yingda, hal itu tak ada hubungannya dengan dirinya sebagai seorang kakek.
Ketika Wei Zheng mengingatkan dirinya, Kong Yingda pun teringat pada pasal ini di dalam aturannya.
Provisi legal yang berhubungan dengan ujian negara hanya meyatakan bahwa ‘tak boleh ada keturunan dari sebuah keluarga dengan catatan kriminal atau dari kalangan penghibur atau kelas pebisnis’. Selain dari itu, tak ada pasal khusus yang mencegah wanita dari mengikuti ujian. Hanya saja, dalam waktu yang amat sangat lama, tak ada wanita yang pernah melakukannya!
Tak ada salahnya dengan mengikuti ujian. Mungkin kau berbakat dan berhasil lulus sebelum kau cukup dewasa untuk menikah, tetapi apa yang terjadi setelah kau lulus ujian? Bagaimana kau akan membuat orang-orang mengikuti aturanmu? Saat kau pergi ke suatu tempat yang terbelakang, rakyat di sana mungkin akan merasa bahwa adanya seorang wanita yang melayani sebagai pejabat di kota mereka merupakan sebuah penghinaan dan akan langsung memberontak saat itu juga! Kalau kau memberi mereka perlakuan khusus dan membiarkan mereka melayani di Ibu Kota hanya karena mereka adalah wanita, bagaimana hal tersebut memungkinkan? Ribuan sarjana akan merasa tidak puas!
Terlebih lagi, negara ini kekurangan orang dan pemerintah mendukung keluarga-keluarga agar memiliki lebih banyak anak. Kalau semua gadis berhasil mengatasi kesulitan, menyingsingkan lengan baju, belajar, dan menjadi pejabat, maka siapa yang akan mengandung anak?
Kalau para gadis memasuki Akademi Kekaisaran setelah melalui begitu banyak kesukaran demi memenuhi persyaratan, Kong Yingda takkan perlu merasa cemas karena takkan ada kesempatan bagi hal ini untuk terjadi. Akan tetapi, gadis-gadis ini dimasukkan ke Akademi oleh sang Kaisar sendiri dan mereka luar biasa berbakat serta tulisannya bagus. Haruskah kita benar-benar meloloskan mereka untuk mengikuti ujian?
Kong Yingda buru-buru bicara kepada Baginda Kaisar: “Baginda, masalah ini –”
Hari ini suasana hati Li Er sedang senang. Melihat Kong Yingda tampak tertekan, Beliau pun mencondongkan diri di atas meja dan terbahak: “Menapa Menteri Kong harus merasa cemas? Bahkan jika kita mengizinkan mereka mengikuti ujian, akankah mereka bisa lulus?”
Benar juga. Walaupun anak-anak itu cukup cerdas, mereka tak bisa dianggap sebagai jenius dan mereka semua kekurangan pengalaman. Pokoknya, jangan secara sengaja mempersulit atau mempermudah mereka dan perlakukan saja mereka seperti halnya murid-murid biasa.
Diskusinya sedikit melenceng dari topik tapi kemudian kembali ke topik utama yaitu rencana magang yang dibuat oleh Li Yuanying.
Zhangsun Wuji sudah pernah sekali berperan sebagai orang jahat di hadapan Baginda Kaisar. Melihat proposal itu, dia tak lagi mengajukan keberatan.
Fang Xuanling adalah orang yang hati-hati dan jarang membuat keputusannya sendiri. Dia hanya memilih beberapa detil yang perlu dibahas. Beberapa orang lainnya memoles rencana ini dan mereka semua setuju untuk menerapkannya. Lagipula, rencana ini hemat dan bebas repot, mereka juga bisa mengirim sukarelawan untuk bekerja, jadi apa jeleknya?
Orang yang perlu merasa cemas adalah Kong Yingda. Murid-murid bersedia untuk pergi atau tidak akan tergantung pada bagaimana dia menggerakkan mereka. Apa kau benar-benar berpikir kalau semua orang suka mengacau seperti Li Yuanying? Ada banyak pelajar yang lebih memilih untuk menenggelamkan diri mereka dalam bacaan dan mengabaikan dunia luar.
Apakah Kong Yingda merasa cemas? Sama sekali tidak. Ketika dia kembali ke Akademi Kekaisaran, dia mencari Li Yuanying untuk memberitahukan bahwa masalah ini sudah dibereskan. Dia lalu mengeluarkan dokumen yang dibuat oleh Fang Xuanling dan memberitahu bocah itu agar memimpin inisiatif dengan dewan pelajar. Kalau tak ada seorang pun yang bersedia menerima tugas itu maka biar dia, si pengusul, yang mengurus semuanya!
Li Yuanying tak menyerah dan bahkan menenangkan Kong Yingda: “Tak usah takut, pasti akan berjalan. Aku pasti akan menangani urusan ini dengan cantik dan takkan pernah mempermalukanmu!”
Kong Yingda tak banyak bicara dan membiarkannya saja.
Li Yuanying memanggil teman-temannya untuk mengumumkan rencana magangnya. Dia mengatur para sukarelawan ke dalam beberapa tim sesuai dengan kelebihan mereka, siap untuk menunjukkan bakat mereka. Ada orang-orang yang tidak mendaftar karena beragam alasan, dan Yuanying tidak memaksakannya. Bagian awal adalah yang paling sulit. Begitu kita memulainya, yang lain akan mengikuti secara alami.
Li Zhi takkan bisa bergabung dalam kerja magang itu. Segera setelah menikah, dia pun diangkut ke Taiyuan. Secara khusus Li Yuanying meminta izin cuti untuk mengantar Li Zhi pergi dan memberitahunya agar mencari semua tempat menarik di Taiyuan. Dengan seenaknya dia memasukkan beberapa orang ke dalam tim Li Zhi, berkata bahwa mereka adalah ‘ahli fosil’.
Mulanya Li Zhi merasa agak sedih dan enggan meninggalkan Chang’an, namun setelah mendengarkan Li Yuanying yang tiada henti mengingatkan dia tentang satu, dua, tiga, dan empat, kesedihan itu pun berubah menjadi abu. Ujarnya pasrah: “Baiklah, apa pun yang Paman katakan itulah yang akan kulakukan.”
Keduanya tumbuh besar bersama-sama dan Yuanying sungguh enggan membiarkan Li Zhi pergi. Dia terus berjanji kalau lokasi magang berikutnya adalah Taiyuan, mereka akan langsung berkunjung setelah menyelesaikan putaran pertama magangnya.
Li Zhi mengangguk kemudian memutar kudanya, tampak seperti seorang pria dewasa.
Walaupun Sizi dan Hengshan sangat tak rela untuk berpisah dengan Li Zhi, mereka terhibur dengan fakta bahwa beberapa bulan lagi Yuanying akan membawa mereka ke Taiyuan untuk berkunjung. Mereka pun berdiri dan menatap kepergian Li Zhi, kemudian dengan patuh mengikuti Yuanying pulang ke istana. Karena Yuanying telah diberi izin cuti, dia pun pergi mencari Liu Baolin dan mereka makan siang dengan gembira serta mengobrolkan tentang restoran mereka.
Sejak Yuanying belajar di Akademi Kekaisaran, dia khawatir kalau ibu akan merasa bosan dan karenanya dia pun menyuruh orang-orangnya mengirimi sang ibu laporan tentang Restoran Fengthai setiap hari. Li Baolin mengawasi transaksinya, memeriksa umpan balik atas masakan-masakannya dan mendengarkan berbagai anekdot dari dunia luar. Kehidupannya cukup memuaskan.
Dari Ibu, Yuanying mengetahui kalau Chen Xin telah mengurus kelompok musiknya dengan baik dan sudah merekrut banyak orang berbakat serta punya trik-trik baru untuk ditampilkan tiap harinya. Liu Baolin juga mengungkapkan bahwa Chen Xin ingin merekrut seorang gadis berusia15 atau 16 tahun yang bukan seorang pemain musik namun tertarik dalam menulis lagu dan menyusun pertunjukan. Rupanya gadis itu adalah seorang kenalan Pangeran Teng dan sang pangeranlah yang telah membantunya memperoleh status barunya.
Mulanya Liu Baolin hanya menginginkan kabar seadanya namun kemudian nama putranya disebut-sebut sehingga perhatiannya pun terpancing. Diam-diam dia merasa cemas apakah putranya akan mengikuti kebiasaan mendiang suaminya? Pertama-tama mendapatkan calon istri untuk dirinya sendiri kemudian ada nona lain yang pernah dia bantu. Putranya itu baru berusia 13 tahun, nantinya akan jadi seperti apa?
Karena dalam hati dirinya merasa cemas, Liu Baolin pun memerhatikan dengan seksama setiap reaksi anaknya. Sebagai ibu dari Li Yuanying, tentu saja dia tak peduli soal skandal-skandal anak itu tapi orang maupun alasannya tetap saja harus benar. Kalau putranya sampai punya keluarga tidak sah di luaran bahkan sebelum menikah, jangankan anak perempuan Keluarga Wei, anak perempuan keluarga mana pun pasti akan mengamuk dan pergi.
Yuanying tidak terlalu menyadarinya karena dia menyerahkan segala urusannya pada orang-orangnya, dia tidak akan menangani sendiri semua insiden karena hal itu mungkin saja membuatnya dapat teguran! Dia berpikir keras dan dengan cepat teringat pada Nona Su dari bisnis teh. Su Dalang pernah meminta bantuannya untuk mengadopsi seorang gadis dan membantu gadis itu mengubah statusnya.
“Oh, aku tahu siapa dia! Jangan cemas, aku akan cari tahu ada masalah apa.”
Dia memberitahu ibu semua cerita tentang Su Dalang dan Su Erniang lalu menyebutkan bahwa dia pernah satu atau dua kali bertemu dengan gadis itu dan gadis itu pintar. Mungkin gadis itu tidak akur dengan keluarga Su Dalang atau mungkin tak ingin cuma menjadi gadis biasa. Kalau gadis itu ingin bekerja dengan Chen Xin dalam musik, mari dukung dia.
Melihat tak adanya perasaan bersalah dalam diri putranya, Liu Baolin pun merasa lega.
“Kalau begitu ibu akan kirim orang untuk menangani urusan ini, kau tak usah cemas.” (Liu Baolin seraya tersenyum)
Yuanying mengangguk dengan patuh.
Pasangan ibu dan anak itu masih bercakap-cakap ketika seseorang datang untuk memberitahukan bahwa sang Kaisar mencari Pangeran Teng.
————-
Catatan Pengarang:
Baginda Kaisar Li Er: kenapa kau tak mengunjungi zhen kalau kau ada di istana?