Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 117
Liu Baolin diberitahu kalau Pangeran Teng meminta obat-obatan dan jadi cemas kalau putranya yang berharga terluka. Walaupun selalu ada pelayan yang mengikuti dan mengurus Li Yuanying, obat-obatan tetap selalu dipersiapkan kalau-kalau dia membutuhkannya.
Melihat ibu dengan ekspresi cemas, dengan lantang bocah itu pun meyakinkan sang ibu kalau dia baik-baik saja. Dia bahkan bersedia dengan tanpa tahu malu membuka bajunya untuk membuktikan kalau sama sekali tak ada luka apa pun.
Tentu saja ibu takkan mau begitu. Kalau Yuanying bilang dirinya baik-baik saja, maka ya begitulah adanya. Karena obat-obatan itu adalah untuk guru-gurunya, Liu Baolin sendiri yang membantu membuat persiapannya. Keesokan paginya, botol-botol obat kecil sudah tertata rapi.
Kemudian Yuanying pergi mengunjungi guru-gurunya, dengan orang pertama yang dikunjungi adalah Wei Zheng.
“Kudengar kau sudah berlutut sepanjang hari, pasti berat sekali. Yang benar saja, kakandaku itu umur berapa, bagaimana bisa dia pergi jalan-jalan sesukanya!”
Wei Zheng dapat kesan bahwa ketika Yuanying sebelumnya dihukum oleh sang Kaisar, semua itu adalah gara-raga mulutnya. Lihat saja bocah ini yang jelas-jelas menikmati semua dramanya! Di bibir dia bilang kalau dia datang kemari untuk mengirimkan obat, tapi sebenarnya dia ini datang untuk menonton keramaian!
Wei Zheng memutuskan untuk mengabaikan bocah itu dan Li Yuanying pun tak punya pilihan selain dengan paksa memberikan obat itu kepadanya, lalu pergi untuk mencari Kong Yingda.
“Obat-obatan ini benar-benar manjur, aku sudah memakainya sejak kecil. Setiap kali aku terpeleset atau terluka aku akan mengoleskan obat ini dan besok paginya sudah sembuh total! Saranku, karena kau dan Guru Ma bertubuh lemah, kau harus menjaga dirimu sendiri dengan lebih baik. Jangan anggap sepele berlutut selama satu malam, bagaimana kalau kau benar-benar terluka? Harap bawa pulang obat-obatan ini dan pakailah! Kalau kelak ada insiden semacam ini lagi, menurutku kau harus berpura-pura jatuh pingsan lebih awal. Kudengar kali ini Duke Er pingsan cepat sekali!”
Mulanya Kong Yingda mengira kalau bocah itu mengirim obat-obatan karena kepeduliannya kepada guru-gurunya, namun setelah mendengar bocah itu terus mengoceh, rasanya dia ingin memukulnya saja. Kau itu adalah seorang pangeran, kenapa kau selalu jatuh? Semua itu karena kau adalah bocah tengil nakal! Terlebih lagi, yang kau minta untuk kami lakukan adalah menipu Kaisar. Kalau begitu bukankah yang lainnya akan menuduh kami berpura-pura?!
Yuanying melanjutkan perbuatan baiknya dengan mengunjungi Zhangsun Wuji dan memberikan ocehan serupa kepadanya, berkata bahwa Pak Tua Kong dan Wei tidak menghargai itikad baiknya dan malah ingin memarahinya. Untung saja dia cepat-cepat pergi!
Zhangsun Wuji memiliki tubuh putih dan montok. Orang-orang berkata bahwa keponakan dan paman itu mirip, jadi mungkin Li Tai seperti itu karena mirip dengannya? Zhangsun Wuji mengambil obat dari si pangeran kecil seraya tersenyum dan bahkan menanyakan apakah anak itu telah mengalami kesulitan di sekolah.
“Nggak, semuanya baik dan menyenangkan! Guru-gurunya sungguh berpengetahuan tinggi dan murid-muridnya juga hebat. Kami sudah hampir selesai mempelajari Lima Klasika dan aku berencana menjadi sukarelawan untuk melayani komunitas bersama teman-temanku tahun depan. Kalau kau butuh bantuan pada urusan-urusan yang berhubungan dengan perhitungan, beritahukan saja pada kami karena kami bersedia melakukan apa saja! Untuk bisa menulis dengan baik, orang tak boleh cuma menunggu ide jatuh dari langit, kita perlu keluar dan mengalaminya sendiri, jadi artikel-artikel kami ditulis supaya berguna.”
Zhangsun Wuji dan Fang Xuanling sama-sama merupakan pemimpin senior di mahkamah. Setelah memperoleh persetujuan dari Zhangsun Wuji, Yuanying melanjutkan dengan mengantar obat ke Fang Xuanling demi menunjukkan sopan santunnya dan demi meminta posisi magang.
Saat ini Fang Xuanling memiliki perasaan yang rumit terhadap Li Yuanying. Saat ini putranya sedang dalam perjalanan menuju Tibet sehingga mustahil kalau dia punya kesan baik terhadap bocah itu. Akan tetapi, ayah mana yang tak mau putranya menjadi orang berguna? Kali ini Fang Jun pergi sebagai bagian dari utusan kekaisaran dan akan diperlakukan dengan baik ke mana pun dia pergi tanpa ada sedikit pun ancaman bahaya sehingga ini merupakan pelatihan praktis yang baik baginya.
Karenanya, Fangg Xuanling tidak punya perasaan tidak suka kepada Li Yuanying. Tak seperti Zhangsun Wuji yang langsung tertawa dan menjawab, Fang berpikir sejenak sebelum mengangguk. “Kalau perlu, aku akan mendiskusikannya dengan Menteri Kong.”
Yuanying girang bukan kepalang dan memujinya sebagai orang baik sebelum pergi.
Sementara Yuanying sibuk menunjukkan keramahtamahannya kepada para pejabat penting, Zhangsun Wuji duduk diam dengan memegangi obatnya lalu memutuskan untuk mengunjungi sang Kaisar.
Li Er sedang memikirkan tentang Dong Renhong ketika Beliau diberitahu bahwa ada tamu. Beliau mengira kalau Zhangsun Wuji datang untuk membujuknya lagi. Walaupun Beliau merasa enggan, Beliau tetap mengundangnya masuk.
Namun ternyata Zhangsun Wuji datang karena Li Yuanying. Mulanya, hanya sedikit orang yang menganggap serius Li Yuanying. Bagaimanapun juga, bocah ini terkenal sebagai setan kecil. Jika Baginda Kaisar ingin memakai dia sebagai simbol kedamaian dan harmoni di dalam keluarga istana, menteri-menteri Beliau semuanya akan sekedar dengan penuh pengertian menonton Baginda Kaisar memanjakan adiknya.
Namun selama dua tahun terakhir ini, tiba-tiba bocah itu mendapat pencerahan. Dia bukan hanya jadi rajin dan tekun, tapi juga mendapat banyak teman. Semua orang sangat menyukai buku-buku yang anak itu tulis dan mereka yang ada dalam komunitas cendekia memuji perpustakaan dan kertas murahnya; bahkan secara diam-diam menyebutnya sebagai ‘kertas Pangeran Teng’.
Kemelut di awal tahun ini tidak muncul tanpa sebab. Yang telah dilakukan oleh Pangeran Teng selama dua tahun terakhir ini patut dihargai. Jika ‘kertas Pangeran Teng’ menjadi lebih umum, semua cendekia akan memikirkan tentang kebaikan Pangeran Teng setiap kali mereka memakai kertas. Lalu pada saat itu, menyesal pun akan terlambat.
Yang lebih menakutkan lagi adalah ketika Kaisar yang secara terang-terangan mencintai putranya, Li Tai, lebih memilih adiknya ketimbang putra kesayangannya ketika Beliau harus memilih pihak! Kaisar bukan hanya tidak mengambil tindak pencegahan, Beliau bahkan menempatkan adiknya di dalam Akademi Kekaisaran, sebuah tempat yang ditugaskan untuk mengidentifikasi bakat-bakat di masa mendatang untuk negara, membiarkan anak itu mendapat teman dengan bebas!
Dad kini, Li Yuanying mengirimkan obat-obatan untuk memenangkan hati para pejabat mahkamah.
Menyatukan semua insiden ini, tidakkah semua ini pantas untuk mendapat perhatian? Dengan Li Tai sebagai contohnya, Zhangsun Wuji merasa kalau dirinya perlu menjadi penjahat. Dia pun duduk dan meletakkan obat-obatan yang dia dapatkan ke atas meja lalu memberitahu Kaisar bagaimana dia mendapatkannya.
Baginda Kaisar menatap Zhangsun Wuji, menunggunya meneruskan.
Zhangsun Wuji buru-buru mengatakan pada Baginda Kaisar bahwa Li Yuanying telah mengiriminya obat dan meminta posisi untuk magang. Kemudian dia berhenti bicara.
Li Er tampak tenang dan tak menjawab.
Zhangsun Wuji tak menahan diri dan meneruskan: “Baginda, memanjakan anak berarti membunuh anak. Walaupun Yang Mulia Pangeran Teng bukan anak kandung Anda, Anda sudah seperti sosok ayah baginya. Anda tak boleh terlalu longgar terhadapnya hingga membuatnya memiliki pemikiran-pemikiran yang tak seharusnya dia miliki.”
Walaupun Chengqian adalah keponakan Zhangsun Wuji, Li Er masih segar bugar sehingga dia tak bisa lebih dulu memihak Chengqian. Ini jugalah penyebab kenapa tak ada seorang pun yang menyebutkan soal sikap pilih kasih Kaisar kepada Li Tai. Baginda Kaisar jelas-jelas masih punya waktu sangat lama untuk hidup., siapa yang tahu apakah Chengqian bisa tetap kokoh menjadi Putra Mahkota?
Tetapi Li Yuanying berbeda karena dia bukan putra sang Kaisar. Membiarkan dia mengembangkan kekuasaan hanya akan membawa kemelut di dalam Kekaisaran Tang.
Baginda Kaisar bersandar di bangkunya sambil mendengarkan Zhangsun Wuji dengan ekspresi tak terbaca. Kedua tangannya sudah dikotori oleh darah saudara-saudaranya jadi tentu saja Beliau tidak percaya pada persaudaraan yang sejati. Lalu mengenai Li Yuanying, Beliau punya pendapatnya sendiri dan jika Beliau merasa curiga, perbuatan Li Tai saja akan sudah cukup dan orang lain tak perlu mengingatkannya.
“Zhen tak tahu apakah adik zhen punya niatan jahat tapi zhen tahu kalau para pejabat zhen seperti Kong Yingda dan lainnya takkan bisa dibeli dengan sebotol obat. Begini, kau menerima obat darinya lalu datang kemari. Apa orang-orang zhen yang lain bodoh semua?”
Baginda Kaisar meminta agar Zhangsun Wuji tenang. Jika Wei Zheng dan yang lainnya cukup bodoh untuk mendukung adik berandalannya itu, maka mereka tinggal tunggu dan lihat saja. Siapa yang tahu urusan tak masuk akal apa yang bakal terjadi?
Zhangsun Wuji tak berani menjawab bahwa sebelum mendiang adik perempuannya menikah ke dalam Keluarga Li, dia sudah mendengar segala macam desas-desus konyol tentang putra kedua dari Keluarga Li. Li Er bukan hanya hebat dalam makan, minum, dan bersenang-senang tapi juga sangat menyukai sabung ayam. Sekarang mana berani dia bilang begitu tentang pihak lainnya?
Ditambah lagi, bahkan setelah Li Er menjadi Kaisar, Beliau masih saja melakukan banyak hal konyol seperti menikahi istri saudaranya, atau mengeksekusi orang lain karena menang melawannya dalam pertandingan catur ataupun mencabut pedangnya di mahkamah dan mengacungkannya pada Wei Zheng ketika Beliau tak bisa menang debat melawan yang bersangkutan.
Tiba-tiba Zhangsun Wuji mengerti kenapa Baginda Kaisarnya sangat menyukai adik Beliau ini. Mungkin karena bocah ini sama konyol dan lancangnya dengan sang kakak di masa muda Beliau!
Karena sang Kaisar sudah menyuruhnya agar tetap tenang, Zhangsun Wuji pun hanya bisa menjawab bahwa “dirinya adalah penjahat yang sia-sia.”
Li Er tak meneruskan topik itu dan ganti memberitahukan tentang titah yang telah Beliau tulis sendiri. Sang Kaisar bersikeras untuk menyelamatkan Dong Renhong. Karena Beliau tak bisa pergi ke Selatan, Beliau akan mengeluarkan titah yang menyebutkan bahwa merupakan kesalahan Beliaulah karena tidak memilih orang yang tepat untuk posisi itu asalkan Beliau bisa melepaskan Dong Renhong dari hukuman mati bagaimanapun caranya.
Sekarang karena Zhangsun Wuji sudah memahami batas bawah sang Kaisar, urusannya jadi mudah untuk ditangani. Dia langsung membujuk pihak lainnya untuk berkompromi atas masalah ini. Pada akhirnya, semua orang mundur selangkah; sang Kaisar tidak pergi ke Selatan, departemen peradilan tidak lagi meminta agar Dong Renhong dihukum mati, semua orang merayakan Tahun Baru dengan damai dan hati puas.
LI Yuanying tak mengenal Dong Renhong secara pribadi dan hanya mendengar kalau yang bersangkutan dicopot dari posisinya serta diturunkan menjadi rakyat jelata. Dia merasa tersentuh dan berlari untuk membuat permintaan pada Baginda Kaisar: “Kakanda Kaisar, Anda sungguh murah hati. Kalau seseorang meminta Kakanda agar membunuh saya, Kakanda juga harus melindungi saya dengan cara ini.”
Li Er jadi marah dan seketika menghardik: “Kalau kau tak melakukan kejahatan apa pun, siapa yang akan minta zhen memenggal kepalamu?”
“Mencari-cari kesalahan itu mudah, saya bisa menyebutkan delapan atau sepuluh kesalahan kapan saja dengan mudah! Disebutkan dalam buku bahwa jika ingin mencari kesalahan orang lain, tak perlu mencemaskan soal membuat alasan yang memadai. Pada saat itu, setidaknya Kakanda harus melindungi saya dan menjadikan saya sebagai rakyat jelata seperti Dong Renhong!”
“Dong Renhong telah membuat pencapaian besar selama peperangan, apa yang telah kau lakukan?”
Li Yuanying jadi agak cemas. Dia pun duduk dan menimbang-nimbang, lalu menghela napas: “Saya tak mau memimpin pasukan ke medan perang. Saya tak tahu cara berperang.”
Li Er melihat kalau adiknya benar-benar berpikir keras soal itu dan dengan gembira berkata: “Jadi kau lebih baik membuat keputusan.”
Yuanying merasa kalau kakandanya ini sama sekali tak punya rasa cinta antarsaudara. Dia pun langsung mengabaikan Beliau dan berlari pergi.
Baginda Kaisar berencana mengunjungi Istana Lishan untuk merayakan ulang tahun Beliau dan memasukkan Li Yuanying sebagai bagian dari kelompok yang mengunjungi sumber air panas bersamanya. Li Yuanying hilang kesabaran dan dengan marah berkata kalau dia tak mau ikut. Dia akan belajar keras dan mendapatkan tempat pertama di ujian tahun depan. Dia akan mencari jalan keluarnya sendiri!
Akankah Baginda Kaisar turun ke tingkatan bocah itu dan berdebat dengannya? Ya tentu saja!
Pada hari keberangkatan, Li Er menyuruh orang-orangnya menyeret paksa Li Yuanying ke dalam kereta menuju Istana Lishan.
Semua orang yang melihat keributan itu memutuskan untuk berpura-pura tidak melihat apa-apa.
————–
Catatan Pengarang:
Baginda Kaisar Li Er: Li San Sui (artinya Li yang berumur tiga tahun!)
Pangeran Kecil: Kau yang Li San Sui (menuding dan mengomel)