Evil-like Duke Household - Chapter 52
Di distrik bangsawan di ibukota Kerajaan Azolias, seorang pria sedang berjalan.
Usianya sekitar 20 tahun. Dan, seakan menekankan fakta bahwa dia adalah seseorang yang yang melangkah di jalan penyihir sekaligus seorang bangsawan, dia mengenakan sebuah jubah dengan benang yang terbuat dari emas sebagai hiasannya.
Memang, dari pakaian yang dia kenakan, orang bisa menebak bahwa dia adalah bangsawan sekaligus penyihir.
Tetap saja, meski dia adalah seseorang yang mempelajari sihir, dia masih berusia muda. Karenanya, dia tak pernah benar-benar berpartisipasi dengan terlalu mendalam pada sihir.
Itu benar. Dia adalah salah satu siswa pada Akademi Sihir Kerajaan Azolias.
Saat ini, siswa dari akademi sihir itu sedang berada di tengah liburan musim panasnya. Secara umum, para siswa dibagi menjadi dua jenis. Jenis yang tinggal di dalam asrama, dan jenis yang pulang ke rumah mereka.
Dia adalah jenis yang terakhir.
Dia adalah putra seorang Viscount yang tinggal di ibukota kerajaan.
Akademi Sihir Azolias, selain memiliki kualifikasi untuk mengajarkan sihir, juga diperlukan untuk berada di suatu garis depan di mana ada sejumlah wilayah sihir yang belum terjelajahi di sekitarnya.
Oleh karena itu, bagi para siswa yang tinggal di ibukota kerjaan, separuh dari mereka pun berpikir ingin pulang ke rumah.
Dia juga salah satu dari mereka. Seakan mengambil kembali sebagian dari penderitaan karena kenyataan bahwa tak ada toko yang bagus di akademi selain lapak sederhana, hal pertama yang dia lakukan pada liburan musim panas ini adalah pergi ke ibukota kerajaan.
Alasan dia keluar hari ini juga untuk mengisi bagiannya tentang ibukota kerajaan sebelum dia kembali ke akademi sihir.
Dia berencana untuk mengunjungi toko benda sihir yang dibangun baru-baru ini. setelahnya dia akan pergi ke suatu restoran kelas atas yang tak didatanginya dalam waktu lama, lalu kembali ke rumah.
Suasana hatinya sangat baik.
… Sampai dia melihat orang itu.
Saat itu dia sedang melewati alun-alun distrik bangsawan…. Sebuah tempat yang kerap dipakai sebagai tempat pertemuan orang-orang.
Mendadak, di dalam satu tempat yang tampaknya dihindari orang, sesosok pria tinggi dan kurus sedang berdiri menunggu.
“Si,… ‘Titisan Ular Iblis’…?!”
Tanpa sadar, dia menyebut nama julukan orang itu. itu merupakan suatu syok yang membuat dia begitu kaget.
Dia… dia, yang merupakan siswa akademi sihir, persis seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, selalu tinggal di Akademi Sihir kecuali bila ada libur panjang.
Fakta bahwa dia tahu tentang Jake, adalah karena betapa terkenalnya sosok Jake.
Itu benar. Itu akibat rumor gelap tentang Keluarga Ractos yang telah dia dengar,s etiap kali dia mengunjungi ibukota kerajaan.
Dalam rumor itu, Jake Ractos sering terlihat di distrik rakyat jelata… atau yang disebut dengan area kota benteng. Terlebih lagi, dia selalu melakukan aktivitas di tempat di mana matahari tak bisa mencapainya, dan dikatakan bahwa Jake Ractos sedang merencanakan sesuatu yang buruk secara diam-diam.
Sebenarnya, bahkan setelah dia berkali-kali mengunjungi distrik bangsawan, tak pernah sekali pun dia melihat sosok Jake.
Dia hanya mendengar bahwa seseorang telah melihat Jake di sekitar serikat sihir, itu saja.
Tetapi, saat ini, Jake yang itu sedang berada di distrik bangsawan. Terlebih lagi, waktunya sangat bertepatan dengan hari di mana dia ingin menikmati ibukota kerajaan.
Dia, yang datang dari akademi sihir, merasakan suatu kecemasan tak terucap hingga dia tak mampu mengungkapkannya dengan kata-kata… suatu bumpalan pertanda buruk, dan karenanya dia pun berencana untuk segera menunggalkan tempat itu.
… Tetapi, pada saat dia hendak melakukannya, dia menyadari bahwa ada kemunculan seorang wanita yang menghampiri Jake Ractos.
“Ma, maaf telah menunggu… Tuan Jake.”
Sebuah suara yang sedikit tak seperti manusia… itu benar, suara yang mendirikan bulu kuduk.
Meski dia tak sampai mengenal akrab suara itu, tetapi itu adalah suara yang pernah dia dengar di suatu tempat.
“Apa… dia, ‘Laut Dalam’?!”
Nama ‘Laut Dalam’ tanpa disadari meluar dari mulutnya.
Itu adalah nama julukan bagi wanita yang bahkan hingga saat ini masih berjalan ke arah Jake Ractos…. Bukan, mungkin akan lebih cocok bila menyebutnya sebagai nama penghindaran.
Mata sayu yang tampak bagai laut dalam yang gelap, juga rambutnya… orang yang memiliki nama itu, Anessa Nizzet.
Sama seperti dirinya, yang merupakan putra seorang Viscount, gadis itu juga merupakan siswi dari akademi sihir.
Gadis itu adalah putri dari kediaman Count Nizzet, sebuah keluarga yang memiliki sejarah dalam hal sihir.
Pada saat ini, dia, yang merupakan siswa dari akademi sihir, teringat pada rumor… bukan, kabar belakangan ini.
Yaitu tentang pertunangan Jake Ractos dan Anessa Nizzet.
Pertunangan antara keluarga Duke dan Count, sementara hal itu memang langka, sebenarnya tidak seaneh itu.
Namun, kepala Keluarga Ractos, Grid=Ractos, juga merupakan Administrator kerajaan.
Bila dibandingkan dengan hal itu, Keluarga Nizzet adalah keluarga dengan garis keturunan penyihir… terlebih lagi, Anessa Nizzet adalah putri mereka satu-satunya. Pernikahan antara keluarga politik dan keluarga sihir.
Akan lebih baik bila itu adalah keluarga ksatria, namun di Azolias, politik dan sihir itu terlalu berjauhan.
Terlebih lagi, keluarga sihir tersebut memberikan putri semata wayang mereka saat mereka tak punya anak lainnya.
Di atas semua itu, akan jadi terlalu aneh bila ini adalah pernikahan politis, meski ini mustahil. Bila ini adalah pernikahan yang bedasarkan cinta, bisa dibilang bahwa pertunangan ini didasarkan dari satu keluarga mendesak yang lainnya.
Dan maka, orang yang tahu tentang pertunangan ini, melihat pertunangan ini sebagai Keluarga Ractos sedang merencanakan sesuatu.
Sebenarnya, siswa akademi ini juga memikirkan hal yang sama.
Dia, begitu melihat kenyataan bahwa Jake Ractos dan Anessa Nizzet sedang bertemu di distrik bangsawan, benaknya pun mulai berputar.
Ini Jake Ractos yang itu. Tentunya ini bukan karena mereka hanya berusaha saling mendekatkan diri sebagai tunangan.
… Di tempat pertama, kenapa dia memilih Keluarga Nizzet?
Keluarga sihir yang memiliki kekuatan lebih besar daripada Keluarga Nizzet, meski jumlahnya tidak banyak, tak bisa dibilang sedikit juga.
Kekuatan dari keluarga sihir… bila mereka menginginkan pengaruh dari keluarga itu, memilih Keluarga Nizzet akan terasa tidak alamiah.
Lalu, seperti yang diduga, yang dibutuhkan oleh Keluarga Ractos adalah Anessa Nizzet itu sendiri.
Dan maka, dia pun menyembunyikan dirinya sendiri sehingga tak terlihat oleh kedua orang itu, begitulah pikirnya.
Bagaimanapun, seakan menyadari sesuatu di tempat itu, dia mulai menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan semua pemikiran yang ada dalam kepalanya sesaat yang lalu.
“Hentikan, hentikan. Apa-apaan yang sedang kupikirkan. Ini adalah liburan musim panasku yang berharga… ibukota kerajaan, setelah lama tak kemari. Kalau aku terus memikirkan tentang rumor gelap itu, maka ada perkataan ini kan, ‘bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian’.”
Rumor gelap tentang Keluarga Duke.
Bagaimana orang merespon rumor-rumor itu secara mendasar dibagi menjadi empat macam.
Pertama, orang-orang yang menyebarkan rumor, dengan rasa senang, khawatir, takut, banyak alasannya.
Satu lainnya, adalah yang pergi mencari kebenaran atas rumor tersebut, dan juga berusaha menghentikan rencana di dalam rumor tersebut, orang-orang dengan rasa kebenaran yang kuat.
Yang ketiga, mereka yang menar-benar tak peduli tentang kebenaran rumor tersebut, mengincar Keluarga Ractos, mereka yang berusaha mendapatkan keuntungan dari keadaan.
Yang terakhir, adalah orang yang berpura-pura tidak tahu tentang rumor itu, mereka yang tidak ingin sedikit pun terlibat dengan hal-hal semacam itu.
Biasanya, para bangsawan yang kedudukannya lebih rendah daripada Count seringkali memilih yang terakhir. Dia, yang adalah putra seorang Viscount, juga siswa dari akademi sihir, juga memilih untuk berbuat demikian.
Dia takkan coba-coba mendekati sesuatu yang berbahaya.
Tak ada dewa yang akan menghukum orang yang tidak jahat, atau begitulah kabarnya.
“Aargh, hal ini entah bagaimana menghancurkan suasana… tetapi hari masih panjang. Benar, aku akan pergi ke toko benda sihir. Lebih baik tak usah memikirkan tentang mereka, jangan pedulikan tentang mereka.”
Seakan sedang mengingatkan dirinya sendiri, dia bergumam demikian, lalu mulai berjalan menuju tempat yang menjadi tujuan pertamanya, toko benda sihir.
***
… Anda saja semuanya berakhir hanya seperti itu, namun tampaknya hari ini, dia… siswa dari akademi sihir sekaligus putra seorang Viscount, tidak benar-benar diberkati oleh bintang-bintang.
Dia, yang tiba di toko benda sihir, seakan melupakan hal yang telah terjadi sebelumnya, disibukkan oleh benda-benda di dalam toko.
Dia adalah seseorang yang mempelajari sihir, namun hal yang dia pelajari adalah sesuatu yang lebih mendekati perawatan medis. Dan karenanya, dia tak pernah mengira bahwa toko tersebut akan memiliki sebegini banyak koleksi peralatan serta buku medis sepenuh ini. karenanya, sekarang dia sedang dalam suasana hati yang baik.
… Hingga beberapa menit yang lalu.
“Hemh… memakai sebuah batu sihir kecil dan mengeluarkan dalam kecepatan tinggi dengan memakai sihir… gelembungnya… luar biasa, huh, bahkan disebutkan bahwa takkan ada rasa sakit. Dengan ini tak seorangpun yang akan menyadari bahkan bila aku menyuntik mereka dengan ini, kan? sepertinya juga tak meninggalkan jejak, kishishi.”
Sebelum dia menyadarinya, Jake Ractos sang ‘Titisan Ular Iblis’ telah muncul di dekatnya.
Ditambah lagi, yang menempel erat pada Jake, tunangannya, Anessa Nizzet, juga berada di sana.
Itu benar. Dari segala hal yang ada, ternyata tujuannya sama dengan Jake dan sang tunangan.
Dan kemudian, karena terlalu terlarut pada sedemikian banyaknya peralatan medis, dia tak menyadari bahwa mereka telah berada dekat dengannya, dan kini, sampai pada situasi saat ini.
Situasi saat ini, di mana Jake Ractos mengatakan sesuatu yang membawa kegelisahan pada orang-orang di dekatnya….
Perkataan Jake, terdengar seperti sesuatu yang membuat punggungmu membeku, membuat rasa takut menyebar ke sekujur tubuhmu.
Subyek dari percakapan mereka saat dia mengambil suntikan tanpa jarum di tangannya, memastikan fungsinya dengan Anessa.
Kesan pertama adalah bahwa Jake memiliki sesuatu dengan benda itu yang takkan terasa sakit, tanpa suara, dan takkan meninggalkan tanda apapun, sebuah benda mutakhir bagi mereka yang membenci suntikan adalah ‘tak seorang pun yang akan menaydari saat mereka disuntik dengannya’.
Bocah dari akademi sihir berpikir, harap hentikan.
Dia berpikir, aku tak mau terlibat. Jangan buat aku mendengarnya, jangan buat aku mendengarnya, tolong hentikan ini.
Dia menambahkan, tolong berhenti membuatku bisa mendengar ini seakan kau sedang memberiku petunjuk tentang rencana jahatmu, tolong berhentilah.
Bagaimanapun juga, dia tahu, bahwa memang sudah berbahaya bila mengetahui hal-hal tersebut.
“Tuan Jake, apakah Anda, umm, juga mengetahui sesuatu tentang perawatan medis?”
“Hm? Tidak sama sekali, lagipula aku memusatkan pada pengembangan sihir. Aku tak tahu apa-apa tentang hal-hal medis.”
Harapannya tidak terkabul.
Sebaliknya, mereka mulai mengatakan hal-hal tentang bagaimana suntikan itu akan digunakan. Faktanya adalah bahwa mereka akan menggunakan pihak ketiga untuk melakukan segala hal bagi mereka.
Kenapa, kenapa informasinya terus datang.
Kumohon, kumohon hentikan.
Ini adalah distrik bangsawan. Mungkin, selain dari dia orang-orang di sekeliling juga berpikir tentang hal yang sama.
Tolong jangan ditambah lagi, informasi itu sudah cukup buruk kalau kau mengetahuinya.
Bagaimanapun, pasangan itu sepertinya tidak berniat memenuhi harapan mereka, yang serupa dengan memohon, sama sekali.
Setelah itu, di bagian alat tulis, dia mendengar percakapan tentang bagaimana mereka akan mengisi pena isi ulang model terbaru bukan dengan tinta melainkan hal lain, dan akan menggunakannya untuk urusan lain. Mereka bahkan berencana untuk memesan secara khusus pada struktur tertentu sehingga bisa menjadi lebih bermanfaat bagi mereka… di sekitar percakapan itu, termasuk dirinya, orang-orang di dalam toko tak sanggup menanggungnya. Hampir semua orang meninggalkan toko itu.
Mereka yang meninggalkan toko, pada akhirnya tak bisa menikmati acara belanja mereka.
Bocah dari akademi sihir juga termasuk di dalamnya.
Masing-masing dari mereka, dengan ekspresi ciut, takut, dan cemas, pergi ke tujuan mereka selanjutnya.
Dia juga, demi mengubah suasana, mulai berjalan ke tujuan selanjutnya.
… Pada saat itu, dia masih belum menyadari.
Fakta bahwa pada hari ini, dari semua hari yang ada, merupakan hari sial baginya.