Buku Panduan Neraka - Chapter 142
Tantangan Tingkat D ‘Amukan Zombie’ selesai dengan sempurna: 2.000 poin
Obyek Pembimbing: Plakat Kaum Bodoh
Jumlah Anggota Tim Selamat: 3, 300 poin
Tingkat Partisipasi Tantangan: A-, 500 poin
Membunuh 170 Mutan Tingkat 1, membunuh 2 Mutan Tingkat 2, membunuh 3 Mutan Tingkat 3: 840 poin
Poin Diterima: 3.640
Total Poin: 5.860
Su Jin menghembuskan napas lega keras-keras ketika dia melihat jumlah anggota tim yang selamat. Dia cuma menebak kalau Chu Yi tak dianggap mati dengan menjadi zombie dan tampak sangat percaya diri di luar, tapi dia benar-benar tak memahami virusnya dengan baik dan sepanjang waktu ini telah jadi sangat gelisah. Kini akhirnya dia bisa tenang.
Dia melihat-lihat barang-barang yang bisa dia tukarkan dengan poinnya di Domain Neraka Pribadinya tapi tak ada yang menarik di antara barang-barang itu. Sebelumnya Kano Mai telah memberitahunya bahwa kemungkinan mereka mendapatkan sesuatu yang benar-benar bagus dari Domain Neraka Pribadi memang cukup rendah.
“Sekarang ini aku tidak benar-benar membutuhkan sesuatu, jadi mungkin… aku akan tarik undian saja?” Su Jin menggosokkan kedua tangannya. Sebenarnya, satu benda yang dia tandai di dalam katalognya adalah Kantong-kantong Undian Kebertuntungan itu. Harganya 100 poin per kantong dan bahkan meski kesempatannya menghasilkan sesuatu yang bagus sangat rendah, Su Jin tak bisa menahan diri untuk mencoba keberuntungannya lagi dan lagi.
Ketika dia memikirkan tentang bagaimana mereka mungkin akan menemukan sesuatu yang benar-benar bernilai di dalam katalog Domain Neraka Tim, Su Jin pun memutuskan untuk tak menghabiskan terlalu banyak poin dan menukarkan poin-poinnya untuk delapan kantong saja. Namun rengutannya cuma jadi semakin buruk ketika dia membuka tiap-tiap kantongnya. Setiap kantong hanya berisi pesan terima kasih dan tak ada barang lainnya. Dalam amarahnya, Su Jin menukarkan poinnya dengan sepuluh kantong lagi.
Dia langsung menyesali keputusannya ketika dia memperoleh kantong-kantong itu dan benar-benar merasa ingin menampar dirinya sendiri, tapi toh dia tetap memilih untuk membuka kantong-kantong itu. Setidaknya ada sesuatu di dalam kantong-kantong tersebut.
“Perban pembeku darah tingkat tinggi, topeng manusia sekali pakai, keberuntungan pemenang.” Su Jin menatap benda-benda di tangannya dan tak tahu harus bilang apa. Meski tidak sepenuhnya tak berguna, benda-benda ini jelas tidak sepadan dengan jumlah poin yang telah dia habiskan untuk memperolehnya.
“Ini adalah kantong terakhir. Semoga Dewi Keberuntungan memberkatiku!” gumam Su Jin pada dirinya sendiri sebelum membuka kantong itu. Ada sebuah buku di dalamnya.
Su Jin cukup terkejut. Ini adalah sebuah buku berwarna ungu dan namanya tertera pada buku itu dengan font yang sangat aneh. Su Jin tak bisa memahami sepatah kata pun yang ada di dalam buku itu, jadi dia memasukkannya ke dalam Buku Panduan dan akhirnya menemukan apa sebenarnya buku ini.
“Manual Keahlian untuk Zirah Berat Aliran Bintang. Keahlian ini akan mengeraskan udara dan darah di tubuh seseorang sehingga sang empunya akan meningkatkan pertahanannya dengan sangat drastis dalam jangka waktu pendek. Ketika keahlian ini sedang dipakai, si pemilik tak bisa bergerak.” Su Jin sama sekali tak menyangka kalau akan mendapatkan sesuatu seperti ini.
Kini dia telah melalui beberapa Tantangan dan belum pernah bertemu dengan manual keahlian. Keahlian yang ini adalah untuk pertahanan dan mungkin merupakan keahlian yang benar-benar kuat, kecuali kalau dirinya tak bisa bergerak ketika sedang menggunakannya.
Dengan kata lain, setiap kali dia menggunakan keahlian ini, dia akan menjadi papan sasaran. Dia akan jadi lebih tangguh daripada papan sasaran yang biasa, tapi tetap saja papan sasaran. Dia meragu sejenak, tapi toh tetap memilih untuk belajar menggunakan keahlian ini. Keahlian tidak terlalu hebat tapi tak ada salahnya menambah keahlian lain dalam daftarnya. Kelak ini mungkin akan berguna.
Bagaimanapun, mempelajarinya adalah hal yang mudah. Persis seperti bagaimana cara kerja di dalam game-game pemalas itu, Su Jin hanya perlu mengkonfirmasi bahwa dia ingin mempelajari keahlian ini, kemudian meletakkan tangannya di atas buku tersebut. Buku itu pun perlahan menghilang dan keahlian tersebut muncul di dalam kepala Su Jin.
Zirah Berat Aliran Bintang!” seru Su Jin untuk mengaktifkan keahlian tersebut. Dia langsung merasa seakan sekujur tubuhnya menjadi jauh lebih berat. Seluruh tubuhnya mengeras, seolah dirinya telah menjadi sebongkah baja.
Sepanjang waktu ini, Su Jin merasa dirinya seperti sedang disiksa. Menghentikan aliran darah jelas merupakan sesuatu yang bertentangan dengan cara kerja tubuh seorang manusia, jadi kalau tubuh Su Jin tidak cukup kuat, melakukan keahlian ini mungkin nyaris membunuh dirinya.
Beberapa saat kemudian Su Jin menghembuskan napas dalam-dalam dan tubuhnya kembali lagi ke normal. Tubuhnya cukup kuat untuk menggunakan keahlian ini selama kira-kira tiga menit. Kalau lebih lama lagi, dia mungkin akan mati.
Ketika dia berjalan memasuki Domain Neraka Tim, Chu Yi sudah menunggu di dalam dan Kano Mai belum tiba. Su Jin langsung tersenyum pada Chu Yi dan bertanya, “Bagaimana? Bagaimana rasanya menjadi zombie?”
Chu Yi menatap Su Jin dengan tampang seperti hendak menangis. Dia menggaruk kepalanya dan meratap, “Nggaakk eeenaaakk baangeeeet rasanya pengen naaangiiiiissss….”
“Tolong bicara yang benar.”
Chu Yi berhenti berpura-pura menjadi orang paling malang di dunia dan berkata dengan raut wajah ketakutan, “Parah banget! Aku masih bisa berpikir secara normal tapi aku sama sekali tak bisa mengendalikan semua tindakanku. Aku takut banget Bos mungkin akan menembakku sampai mati.”
“Jangan cemas, aku nggak akan menembakmu. Bahkan jika aku sudah tak tahan lagi, aku akan pakai pedangku untuk menebas kepalamu,” ujar Su Jin dengan tawa sepenuh hati.
Chu Yi mengerut mundur dan menggerutu, “Lebih baik Bos tembak aku saja. Setidaknya aku akan mati dengan tubuh utuh.”
Setelah itu, ekspresi Chu Yi kembali serius ketika dia berkata, “Bos, aku benar-benar ingin berterima kasih. Kalau bukan karena Bos, aku yakin aku pasti akan sudah mati pada Tantangan ini.”
Su Jin benar-benar tak tahan dengan gaya Chu Yi yang menatap dirinya dengan mata berkaca-kaca seperti anak anjing itu, seakan Chu Yi sudah siap memberikan dirinya sendiri kepada Su Jin untuk membalas budi karena tidak membunuhnya. “Ugh, tolong ya! Aku nggak akan keberatan kalau Mai yang bersikap seperti ini, tapi bukan kamu.”
“Jin, tolong perhatikan kata-katamu,” suara Kano Mai tiba-tiba terdengar dari belakang.
Su Jin tertawa kikuk tapi Kano Mai mengabaikannya dan bertanya pada Chu Yi seraya tersenyum, “Kau baik-baik saja?”
“He’eh. Jadi zombie itu nggak enak banget. Aku tetap lebih suka jadi manusia,” ujar Chu Y seraya tertawa.
Setelah mereka selesai saling menertawakan satu sama lain, Su Jin memberitahu rekan-rekan satu timnya tentang manual keahlian yang telah dia peroleh. Kano Mai berkata kaget, “Kau benar-benar orang yang beruntung, nggak sih? Sangat langka untuk bisa menemukan suatu manual keahlian di dalam semesta Buku Panduan, dan kabarnya keahlian apa pun yang ditawarkan dalam semesta ini merupakan keahlian yang sangat hebat.”
Su Jin merasa jauh lebih baik soal mengeluarkan begitu banyak poin pada Kantong-Kantong Undian Keberuntungan tak berguna setelah mendengar apa yang Kano Mai katakan.
Setelah itu, dia mengeluarkan Plakat Kaum Bodoh untuk ditunjukkan pada kedua orang lainnya. “Ini adalah Plakat Kaum Bodoh, sebuah obyek pembimbing yang telah kita peroleh karena menyelesaikan Tantangan ini secara sempurna,” Su Jin menjelaskan.
Kano Mai kebingungan. “Aku tak mengira kalau kita telah menyelesaikan Tantangan ini dengan sempurna. Pada akhirnya kita bahkan tak membunuh Mutan Tingkat 4 itu.”
Su Jin menyeringai penuh misteri, yang membuat Kano Mai bertanya kepadanya, “Apa yang telah kau lakukan?”
“Oh, sebenarnya bukan apa-apa. Saat aku bertarung melawan Mutan Tingkat 4 itu, aku mengambil racunnya dari Profesor Charlemagne yang sudah jadi zombie dan memberikannya kepada Kaum Bodoh di Zona Aman.” Kano Mai dan Chu Yi yakin bahwa jika Su Jin adalah karakter animasi, saat ini hidungnya akan mengacung tinggi-tinggi ke langit karena diam-diam telah sangat bangga pada dirinya sendiri.
Plakat Kaum Bodoh itu hanya Obyek Pembimbing Tantangan Tingkat D, tapi bagaimanapun juga ini tetaplah sebuah barang langka di semesta Buku Panduan. Mereka pun memutuskan untuk menyimpannya saja untuk saat ini dan lanjut melihat-lihat apakah ada sesuatu yang cukup berharga untuk ditukar dengan poin dalam katalog tim mereka.
Ketika mereka melihat-lihat semua barang baru di dalam katalog mereka, perhatian mereka tertarik pada sebuah benda kecil.
“Modul Cerdas untuk Senjata Api. Setelah dipasang, modul ini akan menyesuaikan senjata menurut kebiasaan-kebiasaan si pengguna dan mengubah senjatanya. Poin yang dibutuhkan: 3.000.”
“Aku mau ini,” ujar Kano Mai tanpa ragu. Pembisik Ruhnya adalah jenis senjata api yang sesuai dengan persyaratannya. Sekarang karena wanita itu memiliki Kekuatan Jiwa, Pembisik Ruhnya tidak cukup bagus lagi untuknya, tapi sulit untuk menemukan senjata yang lebih baik daripada senapan tembak jitu ini. Modul cerdas ini sungguh cocok untuk senjata itu.
Setelah Kano Mai menukarkan poinnya untuk barangtersebut, sebuah benda yang menyerupai telur merpati muncul dalam Buku Panduannya. Dia memasang modul itu pada Pembisik Ruhnya dan benda itu langsung meleleh untuk melapisi seluruh badan senapan tersebut.
Su Jin maupun Chu Yi tak menemukan apa pun yang cocok bagi diri mereka sendiri, jadi Su Jin kemudian memberikan Kunci Keabadian yang telah dia simpankan untuk Chu Yi kepada yang bersangkutan.
“Astaganaga, menaksir benda ini butuh 5.000 poin?!” Su Jin terperanjat pada poin-poin yang dibutuhkan hanya untuk menaksir benda ini. Berdasarkan pada bagaimana cara kerja berbagai hal di dalam Buku Panduan, semakin besar harga yang harus dibayar untuk menaksir sebuah benda, semakin berhargalah benda tersebut. Kunci Keabadian ini mungkin jauh lebih menakjubkan daripada yang telah dia bayangkan.
“Bagaimana bisa benda semacam ini malah muncul di dalam sebuah Tantangan Tingkat D?” Kano Mai juga terkejut.
Chu Yi punya cukup poin untuk dipakai, jadi dia pun lanjut menaksir benda itu. Dia bahkan lebih dikejutkan lagi oleh deskripsi yang muncul dalam Buku Panduannya dan dia pun buru-buru menunjukkan hal itu pada dua orang lainnya.
“Ini adalah benda persembahan yang dibutuhkan untuk Ritual Dewa. Ritualnya bisa diaktifkan begitu lima benda semacam ini telah dikumpulkan dan kau akan menerima sebuah hadiah dari para dewa.”
Deskripsinya agak tidak jelas dan tidak menjelaskan apa upacara maupun hadiahnya. Tapi sepengalaman Su Jin, apa pun yang berhubungan dengan dewa pasti merupakan sesuatu yang cukup menakjubkan.
Mereka memiliki empat buah Kunci ini, tapi ritualnya mungkin hanya membutuhkan satu di antaranya. Kalau memungkinkan, Su Jin senang-senang saja untuk mengumpulkan lebih banyak benda-benda persembahan ini dan mengaktifkan ritual tersebut.
Setelah kembali ke dunia nyata, Su Jin dan Kano Mai tak kembali ke Kota S. Han Mengyao telah mengikuti mereka sepanjang waktu ini, tapi gadis itu tak sama sekali tak tahu kalau mereka berdua telah menyelesaikan sebuah Tantangan. Baginya, Su Jin dan Kano Mai hanya hilang dari pandangannya selama kurang dari 30 detik.
****
Kembali ke Bar Neraka, Ye Yun sedang duduk seorang diri dan merawat luka-lukanya. Luka-luka ini telah terjadi di luar Tantangan, jadi dia tak bisa membuat Domain Neraka Pribadinya untuk menyembuhkan dirinya. Menilik dari betapa dia kelelahan dan terluka, dia mungkin kabur ke dalam Bar Neraka karena dia telah ditempatkan dalam situasi yang benar-benar tanpa harapan.
“Luka-lukamu bahkan lebih serius ketimbang kali terakhir kau kemari. Apa orang-orang yang sama yang telah mengejarmu?” Sang Bos bicara kepadanya seperti sedang bicara pada kawan lama.
Ye Yun memberengut dan mendengus, “Mereka itu cuma segerombolan idiot rendahan. Tapi jumlah mereka sangat banyak, jadi benar-benar sulit untuk menangani mereka. Aduh!”
“Kalau jumlahnya terlalu banyak untuk kau tangani, kenapa kau tak mempertimbangkan untuk mencari bantuan?” tanya sang Bos seraya tersenyum.
Sejenak Ye Yun mempertimbangkan saran sang Bos, kemudian menggelengkan kepalanya. “Lupakan saja. Aku tak mau rekan-rekan satu tim yang terlalu lemah. Kecuali….”
“Kecuali…?”
“Kecuali orang-orang itu benar-benar hebat, seperti para pemilik yang berhasil menyelesaikan Tantangan Tingkat A secara sempurna! Itu adalah persyaratan minimalku untuk rekan satu tim!” ujar Ye Yun dengan suara menyatakan hal yang sudah jelas.
Sang Bos tertawa untuk menanggapinya tapi tak bilang apa-apa lagi. Ye Yun mengernyit dan mulai lebih banyak memikirkan saran itu. Mungkin dia benar-benar membutuhkan beberapa rekan satu tim untuk membantunya menghadapi orang-orang itu. Tapi pada saat bersamaan, kalau dia benar-benar ingin mengurus orang-orang itu, dia harus memastikan kalau rekan-rekan satu timnya sungguh sangat, sangat kuat.