Addicted Pampering You: The Mysterious Pampered Wife of The Military Ye - Bab 3
- Home
- Addicted Pampering You: The Mysterious Pampered Wife of The Military Ye
- Bab 3 - Shen Xitong Kembali
Bab 3 – Shen Xitong Kembali –
Tepat di luar restoran, Fu Hengyi melepas tangan Shen Qinglan. “Aku minta maaf.” Walau tindakannya untuk menolong, dia tidak mau membuat Shen Qinglan tidak nyaman.
Shen Qinglan menggelengkan kepala. “Seharusnya aku yang berterimakasih padamu Tuan Fu…” Tapi kata-katanya terhenti saat melihat Yu Xiaoxuan mengikuti dibelakang.
Fu Hengyi tidak terkejut saat Shen Qinglan mengenalinya. Apalagi, Keluarga Fu dan Keluarga Shen sudah lama berteman, Kekeknya dan tetua Keluarga Shen sudah berteman bertahun-tahun. Walau Shen Junyu tidak mewarisi karir ayahnya, tapi mereka tumbuh bersama saat kanak-kanak, jadi sudah wajar mereka saling mengenal.
“Kau adik Junyu, kakak mu tidak di sini, jadi kau harus berhati-hati.” Fu Hengyi terlihat acuh tak acuh, tapi matanya tertuju pada pergelangan Shen Qinglan yang sudah mulai memerah. Sudah jelas ini disebabkan Wei Lin, dan kulit Qinglan sangat putih. Itu membuat merahnya lebih mencolok dari yang seharusnya. Mata Fu Hengyi menjadi gelap, membuat orang-orang lain sulit untuk melihat emosinya.
Shen Qinglan mengangguk dan melihat Yu Xiaoxuan mendekat, dia berkata. “Aku masih ada beberapa hal untuk di lakukan, aku tidak akan menundamu. Selamat tingggal.”
Fu Hengyi tidak menjawab, dia hanya bergerak kesamping dan pergi.
Yu Xiaoxuan akhirnya mengejar Qinglan dan melirik Fu Hengyi dengan senyum cerah. Orang ini telah menolong Qinglan keluar dari masalah, jadi dia pasti orang baik.
Jika Shen Qinglan mendengar kata-kata di hati Xiaoxuan, dia pasti tertegun. Seseorang yang membantu orang lain keluar dari masalah, sudah pasti orang baik? Dari mana kesimpulan ini didapat?
“Qinglan, siapa pria tampan barusan, kau kenal?” Yu Xioxuan merangkul lengan Qinglan, dan mulai berkicau tanpa henti.
“Kau tahu, pria itu tampan, ahh. Benar-benar cocok untuk dijadikan pacar, ahh.” Bintang-bintang berbinar di mata Yu Xiaoxuan.
“Qinglan, apa pria tampan itu memberi mu nomor nya? Jadi nanti kau bisa menghubunginya, kalian berdua sangat cocok, ahh.”
Saat Yu Xiaoxuan terus berbicara tanpa henti di kupingnya, ekspresi Qinglan tetap tenang, tapi matanya menunjukkan kalau dia bosan mendengarkan Xiaoxuan mengoceh tentang Fu Hengyi.
“Bukannya kau seharusnya khawatir tentang bagaimana menjelaskan ke ibumu tentang masalah hari ini?” Suara Shen Qinglan yang jelas dan bermelodi terdengar, ini langsung membuat Xiaoxuan mengingat kejadian hari ini.
Yu Xiaoxuan menepuk kepalanya, “Gawat! Aku mengacaukan kencan buta kali ini! Ibu pasti tidak akan memaafkan ku. Qinglan, ini buruk! Kau harus membantu ku, kau tahu ibuku suka pada mu.”
Yu Xiaoxuan menyatukan tangannya seakan-akan memohon pada Qinglan, berpura-pura menjadi orang yang patut dikasihani.
“Kau hanya perlu mengatakan faktanya. Bibi mungkin tidak akan menyalahkanmu.” Shen Qinglan berbicara dengan acuh tak acuh, mengabaikan ekspresi memelas Xiaoxuan.
Tapi yang dia katakana adalah benar. Wei Lin ini jelas-jelas bukan pria baik. Jadi, selama Xiaoxuan mengatakan yang sebenarnya, ibunya tidak akan menceramahinya. Malah, mungkin ibunya akan pergi mencari Wei Lin.
Yu Xiaoxuan sudah seperti adik kecil Qinglan, semua yang Qinglan katakan; Xiaoxuan pasti akan melakukannya bak titah suci. Setelah mendengarkan kata-kata Qinglan, hatinya lebih tenang.
“Oh, benar, Qinglan, apa kita kembali ke kampus sekarang? Tidak ada kelas sore ini. Jadi, kita pergi main saja! Aku dengar ada bar baru di jalan barat, yuk kita lihat.”
(penerjemah: kebanyakan kampus di China memiliki asrama…)
Shen Qinglan menggelengkan kepalanya, “masih ada yang harus aku kerjakan sore ini. Jadi, aku tidak akan kembali ke kampus. Dan jangan pergi ke bar sendirian. Sebentar lagi ujian akhir. Pulang saja dan belajar, ok?”
Setelah Yu Xiaoxuan mendengar itu, hatinya penuh kecewa dan mengeluarkan suara “Oh”. Kemudian pulang naik bus setelah menatap Shen Qinglan lama.
Shen Qinglan buru-buru memanggil taksi dan berangkat ke rmah sakit.
***
Di pintu masuk bangsal VIP dari rumah sakit, saat Shen Qinglan ingin membuka pintu, pintu sudah di buka duluan. Dokter yang merawat keluar dan bertemu dengan Qinglan di pintu, lalu berkata. “Halo Nona Kedua Shen.”
Shen Qinglan sedikit melirik ke bangsal. “Dokter Zhu, bagaimana nenek ku?”
“Kondisi Tetua Shen hari ini baik. Dia baru saja meminum obat dan tidur.”
“Okay, terimakasih Dokter Zhu.”
Setelah mengucapkan selamat tinggal, Qinglan diam-diam memasuki ruang rawat. Di tempat tidur, ada wanita tua tertidur dengan kepala penuh rambut putih, matanya tertutup, dan pernafasannya tenang berirama. Jelas-jelas sedang tidur. Shen Qinglan diam-diam menatap wajahnya yang tenang, dan mulai mengumpulkan pakaian yang belum dicuci, kemudian memindahkannya ke kamar mandi.
Faktanya Shen Qinglan tidak harus melakukan itu, karena keluarga sudah mengundang perawat khusus untuk mengurus nenek. Tapi Qinglan selalu ingin melakukan sesuatu untuk membayar kembali apa yang nenek itu telah lakukan untuknya.
Neneknya tidur cukup lama, tepat ketika Shen Qinglan selesai mencuci bajunya, neneknya akhirnya bangun.
“Kapan kau tiba? Kenapa tidak membangunkan nenek…” Nenek Shen melihat Qinglan dengan mata penuh kasih sayang.
“Melihat Nenek tidur dengan tenang, aku tidak tega membangunkan nenek.” Walau nada Shen Qinglan datar seperti biasanya, tapi lebih lembut dari biasanya. Bisa di lihat bahwa dia dekat dengan wanita tua itu.
Dia menyimpan pakaian-pakaian di tangannya, dan dengan hati-hati membantu neneknya duduk.
Nenek Shen menderita kanker hati (liver), sudah stadium akhir. Maka, walau mereka mengundang dokter-dokter terbaik, menggunakan obat-obat terbaik, semuanya masih tidak bisa menyembuhkannya. Hidupnya sudah tidak lama lagi.
“Tidak ada kelas sore?” Nenek Shen memegang tangan cucunya yang dingin; bahkan di musim panas ini, dan merasa khawatir.
“Iya, tidak ada kelas. Aku memilih untuk datang dan menemani nenek.”
“Aku sudah tua, memang ada hal bagus yang bisa dilihat dari orang tua sepertiku? Kalau kau ada waktu, lebih baik keluar dan bersenang-senang dengan teman mu.” Cucunya ini terlalu pendiam dan tidak ada teman kecuali gadis bernama Xiaoxuan itu.
“Baru sehari tidak bertemu, dan nenek sudah bosan dengan ku?” Shen Qinglan bercanda, sesuatu yang jarang dia lakukan.
Nenek Shen tersenyum. “Aku sangat menyayangimu, bagaimana mungkin aku bosan padamu. Tapi, kau masih muda, seperti bunga (cantik), kau harus punya banyak teman untuk bergaul. Kemarin Kakek mu mengatakan kau seperti Kakek-Kakek kecil.”
Shen Qinglan sedikit tersenyum, tidak terlalu jelas, tapi membuat seluruh wajahnya lebih cerah. “Kakek hanya berpikir berlebihan. Apa Kakek akan pulang hari ini?” Kakeknya biasanya datang ke rumah sakit untuk menemani Nenek Shen.
“Aku menyuruhnya pulang untuk istirahat. Tak ada gunanya Kakekmu di sini.”
Saat mereka berdua berbicara, ponsel Qinglan berbunyi. Dia meliriknya sebentar sebelum mengangkat.
“Ibu.”
“Iya, aku tahu. Aku akan pulang sore ini.” Saat Shen Qinglan selesai, dia mematikan telepon.
“Ibumu?” Nenek Shen melihat wajah tenang Qinglan dan bertanya.
Shen Qinglan sedikit mengangguk dan menjelaskan, “Shen Xitong pulang. Mereka akan mengadakan makan malam sebaga sambutan, ibu meminta ku pulang untuk makan malam sore ini.”
Wajah Nenek Shen sedikit redup, walau dia tidak mengatakan apa-apa, tangan yang memegang tangan cucunya mengencang.
Shen Qinglan menepuk tangan Neneknya perlahan. “Nenek, aku baik-baik saja, nenek tenang saja.”
Nenek Shen menatap punggung Shen Qinglan dan menghela nafas. Dia tidak memiliki banyak waktu. Berapa lama dia bisa melindungi anak ini? Dan ketika waktunya dia meninggal, bagaimana dengan cucu perempuan ini?
Saat Shen Qinglan meninggalkan rumah sakit, matahari sudah mulai terbenam, dan ponselnya kembali berdering. Dia melihat identitas penelpon, wajahnya acuh tak acuh dan dia tidak mengangkatnya.