Addicted Pampering You: The Mysterious Pampered Wife of The Military Ye - Bab 2
- Home
- Addicted Pampering You: The Mysterious Pampered Wife of The Military Ye
- Bab 2 - Mengganggu tunanganku, Apa aku mengizinkannya?
“Sudah semakin sore, sebaiknya kita pergi, terimakasih Tuan Wei atas sambutannya.” Saat Yu XiaoXuan menyadari bahwa suasana di meja sudah kaku, dia mencoba untuk memecahkan keheningan.
Shen Qinglan juga berdiri, seakan-akan menyetujui kata-kata Yu Xiaoxuan.
Kepribadian Wei Lin sebenarnya tidak sebaik apa yang terlihat diluar, dia sebenarnya orang yang sangat picik. Dia terlihat bagai pria terhormat di luar, dan Shen Qinglan jelas-jelas memandang rendah padanya. Jadi, jika sebelumnya dia terlihat hanya tertarik padanya, sekarang dia dendam padanya.
Dia mencengkram pergelangan tangan Shen Qinglan dengan senyum tipis di wajahnya. “Nona Shen, kenapa kau sangat ingin pulang, kita baru selesai makan siang, dan masih cukup terang. Apa lebih baik kita pindah ke tempat lain agar bisa melanjutkan acara senang-senang kita?”
Shen Qinglan menatap dingin pada tangannya yang dicengkeram oleh Wei Lin.
“Bocah ini sama sekali tidak sopan, dia baru saja ditolak. Tapi tidak bisa membiarkan gadis itu pergi begitu saja.” Han Yi berkomentar pada drama yang sedang berlangsung.
Meja mereka secara diagonal berseberang dari meja Shen Qinglan dan terpisah sejauh satu meja. Jadi itu bukan salahnya jika tidak sengaja mendengar mereka.
“Aku penasaran bagaimana Nona Shen akan menyelesaikan masalah ini.”
Mata Han Yi penuh dengan ketertarikan. Dia selalu penasaran tentang Nona Shen yang selalu penuh rahasia ini, tapi dia tidak pernah mendapat kesempatan untuk mengenalnya lebih jauh. Apalagi, dia adalah Nona Kedua Keluarga Shen, dan juga memiliki kakak laki-laki yang selalu melindunginya, Shen Junyu. Jadi dia hanya bertemu dengan Shen Qinglan ketika dia bertemu dengan Shen Junyu. Tapi bahkan setelah bertemu dengannya, dia hanya bisa menatapnya sebentar, karena Shen Junyu sudah memperingatinya.
Fu Hengyi tidak mendengar kata-kata Han Yi, walau matanya tidak bisa lepas dari punggung Shen Qinglan. Apalagi kedua mata Shen Qinglan membuatnya merasakan nostalgia, seakanakan mereka pernah bertemu sebelumnya.
“Wei Lin kau harus melepaskan tangan mu.” Shen Qinglan masih belum bereaksi, jadi Yu Xiaoxuan berseru lebih dulu.
Wei Lin tidak memperhatikan Yu Xiaoxuan, matanya terpaku pada Shen Qinglan.
Qinglan akhirnya sedikit menggerakkan pergelangan tangannya, melepaskan diri dari tangan Wei Lin. “Tuan Wei, kita sedang berada di tempat ramai, mohon bertindaklah lebih terhormat.”
Walau ini bukan restoran kelas atas, ini masih restoran yang bagus. Dan sekarang sedang jam makan siang, jadi banyak orang berada di sini. Keributan mereka sudah menarik perhatian banyak orang.
Wei Lin memiliki reputasi yang lumayan bagus, tentunya dia tidak ingin kehilangan reputasi di depan banyak orang. Tapi, dia juga tidak ingin melepaskan Shen QInglan. Dia belum mendapatkan informasi Shen Qinglan dengan jelas, akan susah untuk bertemu dengan gadis ini lagi.
Wei Lin mengontrol ekspresinya dan tersenyum. “Nona Shen, kenapa kau menolak ku berkali-kali? Semua orang tahu bahwa kita teman, dan teman memiliki nomor satu sama lain kan?”
“Aku pikir sebaiknya kau dan aku tidak berteman. Ini uang untuk makan siang hari ini, dan ku pikir, lebih baik kita membagi dua tagihannya.” Shen Qinlan menarik semua uang kertas di dompetnya den menempatkannya di meja.
Wei Lin melihat kertas-kertas uang merah di meja, ini membuatnya kesal. Ini penghinaan terhadapnya. Dia tidak bisa menahan imej sosok pria terhormatnya lagi, dia bahkan lupa bahwa dia sedang berada di tempat umum. Dia mencengkram pergelangan tangan Shen Qinglan, suaranya dalam dengan nada menyeramkan. “Sepertinya Nona Shen tidak memberikan Wei ini wajah.”
Ekspresi Yu Xiaoxuan menjadi jelek, situasi ini membuatnya sadar. Melihat mata Wei Lin penuh ketidak percayaan, sepertinya Wei Lin tidak percaya bahwa ada orang yang tidak memperdulikan reputasinya di tempat umum.
Mata Shen Qinglan perlahan semakin dingin. Ketika dia sedang berpikir apakah sebaiknya membuat keributan besar di tempat umum, sebuah tangan menarik pergelangannya dari tangan Wei Lin. Tangan besar juga mememluk pinggangnya. Tubuh kaku Shen Qinglan dan mata dinginnya surut tanpa jejak.
“Kau mengganggu tunanganku di depanku, apa aku menizinkannya?” Suara magnetis yang dalam dan rendah terdengar di samping telinga Qinglan, tapi nadanya penuh aura dingin.
Mata semua orang jatuh pada pria yang merangkul tubuh Qinglan. Ketika mereka menyadari sosok pria itu, mereka kehilangan kata-kata. Mereka hanya bisa mengatakan bahwa pria ini sangat tampan.
Shen Qinglan melihat kesamping, dan menatap wajah pria itu. Mata Qinglan penuh dengan keterkejutan. Jadi tenyata dia.
“Humph… kau bilang dia tunangan mu? Kalau dia tunanganmu, kenapa dia datang ke kencan buta?” Wei Lin berkata saat matanya jatuh pada tangan yang berada di tubuh Qinglan. Ada nada jijik, seakan-akan melihat sesuatu yang kotor. Walau dia berhadapan dengan sosok kuat seperti Fu Hengyi, dia masih tidak mau kalah; apa lagi di tempat umum. Sosok pria di hadapannya tidak bisa dia hadapi langsung.
Situasinya sudah menarik perhatian banyak orang dalam restoran, dan banyak mata yang sengaja menilai Shen Qinglan. Banyak pria yang tertegun melihat kecantikannya, dan banyak wanita merasa iri; terutama saat mereka melihat pasangan pria mereka memperhatikan Qinglan dengan mata takjub. Mereka tidak dapat menahan seruan kesal dalam hati “Dasar rubah!”. Lalu setelah mendengar Wei Lin mengatakan itu, mereka semakin membenci Qinglan. Kau sudah ada tunangan, tapi masih datang dan merayu pria lain.
(Rubah = perumpamaan umum untuk seorang ‘wanita perayu licik’.)
“Qinglan tidak datang kesini untuk kencan buta, dia hanya menemani ku! Kau pasti pria tak tahu malu! Melihat kecantikan Qinglan, kau mulai mengganggunya terus-menerus, kau sama sekali tidak punya rasa hormat.” Yu Xiaoxuan berseru. Emosinya biasanya bagus, tapi ketika berhubungan dengan Qinglan, dia dengan mudahnya marah, terutama ketika Qinglan di tindas.
“Kenapa kau tidak bilang pada ku kalau kau mau keluar, masih marah pada ku?” Fu Hengyi berkata, menatap Qinglan dengan mata penuh perhatian dan kasih sayang. Tapi, mata itu juga memiliki tatapan keputusasaan, sakan-akan berurusan dengan anak yang nakal.
Walau Shen Qinglan sudah tahu siapa pria lain itu, dia tetap tidak dapat menahan sudut-sudut mulunya untuk naik, pria ini…
“Aku tidak sengaja kesisni. Lain kali, aku pasti akan memberitahu mu dulu.” Karena pihak lain sudah datang untuk membantunya, dia tidak akan membiarkan usaha pria ini di sia-siakan. Jadi, dia mulai berkerja sama.
“Tuan, tolong jangan menggangu tunanganku lagi di masa depan. Dia baik hati, dan tidak akan memulai keributan dengan mu, tapi aku tidak sama dengannya. Kalau kau berani mengganggunya lagi di masa depan, aku tidak akan sopan pada mu.”
Fu Hengyi menatap Wei Lin, nadanya serius dengan sepasang mata yang penuh aura dingin, seakan-akan sebilah pedang bisa terpancarkan dari kedua matanya, dan membelah tubuh Wei Lin.
Apa yang sebenarnya ingin di katakan Wei Lin hilang tak berjejak dalam sepasang mata itu. Intuisinya mengatakan bahwa pria ini tidak main-main.
Han Yi yang berdiri di tempat yang sama tertegun saat dia melihat semua yang berlangsung di depannya. Dia merasa seperti melihat Fu Hengyi palsu.
Fu Hengyi tidak memperhatikan Wei Lin dan langsung membawa Shen Qinglan keluar dari restoran. Ketika Yu Xiaoxuan sadar dan melihat keduanya sudah pergi, dia buru-buru mengambil tas mereka dan ikut keluar resoran, meninggalkan Wei Lin berdiri kaku di sana. Ah… ada satu orang lagi; Han Yi yang dilupakan Fu Hengyi.
Han Yi mengusap dagunya, menatap punggung-punggung mereka yang menjauh, matanya semakin penuh dengan rasa ingin tahu.