Accompanying The Phoenix - Chapter 81
Setelah Nona Jin memerintahkan para pelayan untuk merapikan semua barang di dalam kamar, dia baru saja meninggalkan aula ketika dilihatnya seorang gadis pelayan masuk dengan terburu-buru, “Nona, Tuan Mu batuk-batuk lagi.”
Merasa gugup, Nona Jin buru-buru mengikuti si gadis pelayan. Melangkah memasuki Griya Prem Merah kecil, Nona Jin pun bergegas memasuki kamar. Dia melihat Mu Zichun sedang bersandar pada kepala ranjang, membatukkan darah. Tanpa bicara sepatah kata pun, Nona Jin melangkah maju, menggenggam pergelangan tangan pria itu, dan tanpa pikir panjang langsung mengalirkan energi spiritual ke dalam tubuh Mu Zichun. Barulah hingga pria itu berhenti batuk dan terbaring tenang, Nona Jin merasa lega.
Dengan ujung jemari gemetar, Nona Jin menyeka keringat dingin dari dahinya. Kemudian Nona Jin memejamkan matanya dan dengan tenang menyesuaikan aura dalamnya.
“Anda tidak enak badan?”
Ketika Nona Jin membuka matanya, senyum di wajahnya masih sama seperti sebelumnya, “Suamiku, apakah ini berarti hatimu terasa sakit untuk saya? Saya sungguh gembira.”
Sejenak, mata orang yang terbaring di ranjang itu dengan tenang bertahan pada wajah Nona Jin. Kemudian dia langsung memalingkan pandangannya, “Berhentilah membayangkan kalau cintamu terbalaskan.” Dia terdiam sejenak dan kemudian berkata, “Sebelumnya, kau bilang bahwa kau sudah menyembuhkan para anggota sekteku, dan kemudian kau mengusir mereka turun gunung. Pada saat ini, mungkinkah mereka berakhir sepertiku?”
Kata-kata pria itu penuh dengan keraguan. Senyum di wajah Nona Jin sedikit memudar, “Zichun, saya paling tidak suka berbohong pada orang.” Nona Jin tak pernah menjadi orang yang suka menjelaskan segala sesuatunya, namun di hadapan Mu Zichun, dia selalu membuat pengecualian, “Luka-luka yang dialami oleh para anggota sektemu mungkin memang sulit disembuhkan bagi manusia biasa, tapi bagiku tak terlalu menjadi masalah. Ketika aku bilang kalau aku sudah menyembuhkan mereka, maka aku tidak akan berbohong padamu. Sementara kau, kau masih berbaring di sini sambil batuk darah, itu karena luka-lukamu berbeda dari mereka.”
Mu Zichun tak mampu berkata-kata.
Hati Nona Jin terasa sedikit pilu, namun senyum di wajahnya menjadi lebih cerah, “Kata-kata ini sayalah yang mengucapkannya. Suami, kalau kau tak memercayai saya, maka saya juga tak bisa berbuat apa-apa.” Dia bangkit dan pergi, “Tidaklah baik bagi kesehatanmu kalau terus tinggal di dalam kamar ini sepanjang waktu. Hari ini, cuacanya cerah dan tak berawan. Saat kau sudah cukup beristirahat, keluarlah untuk berjalan-jalan.”
Ketika mata Mu Zichun mengikuti bagian belakang siluet Nona Jin, pintu yang tertutup pun menghalangi pandangannya. Nona Jin tak sanggup lagi berdiri tegak dan berpegangan pada bingkai pintu. Di sampingnya, si gadis pelayan maju dengan cemas. Nona Jin menggelengkan kepalanya untuk menolak. Sesaat kemudian, dia memperoleh kembali kekuatannya dan berjalan pergi.
****
Sekarang adalah malam hari, salju putih memantulkan prem merah di halaman. Mu Zichun berjalan menuju halaman dengan mengenakan mantel bulu rubah seputih salju. Bintang-bintang di langit begitu terang sehingga kelihatan seperti telah diseka hingga bersih. Langit malam seperti ini jarang bisa terlihat di Alam Fana. Mau tak mau Mu Zichun jadi sedikit terpikat. Tiba-tiba, dia mendengar suara-suara berbisik dari luar griya: “Hari ini, ada tamu datang. Nona sedang keluar untuk menjemput sendiri tamunya.”
“Sungguh langka melihat nona kita begitu serius.”
“Sudah cukup beruntung kalau bisa melihat dari kejauhan. Pria itu sangat rupawan. Dia ratusan kali lebih rupawan dibandingkan pria di dalam griya ini. Tubuh dan temperamennya, mmm-mmm. Kudengar nona kita punya hubungan yang sangat dekat dengan dia….”
“Benarkah? Hari ini, orang ini sepertinya sudah membuat Nona tidak senang lagi. Praktis bisa dibilang tiap hari. Tak peduli sebaik apa pun kesabaran nona, tetap saja kesabaran nona akan habis. Sekarang karena sudah ada orang lain…. Katakan padaku, apa menurutmu pernikahan ini akan berlangsung seperti yang telah direncanakan?”
“Bagaimana bisa kau dan aku menebak-nebak apa yang dipikirkan Nona?”
Suara-suara itu perlahan memudar dari balik dinding, di mana sebatang ranting prem merah menjulur dari dinding halaman itu ke sisi lainnya. Mu Zichun berdiri di bawah pohon prem, mengulurkan tangan dan mematahkan sebatang ranting prem merah. Dia menggenggamnya di tangan, memandanginya. Kemudian dia melemparkannya ke atas salju, menginjak-injaknya, dan kembali ke kamarnya sendiri.
****
Sementara itu, di sisi griya yang ditinggali oleh Shen Li dan Xing Zhi, Nona Jin menenggak seteguk besar arak dan mengesah melankolis: “Waktu itu, setelah saya menyingkirkan energi jahat itu, saya kembali ke wujud asli saya. Saat itulah dia menyelamatkan saya. Hanya memandang sepintas! Pandangan sepintas terkutuk itu yang telah membuat saya menghabiskan waktu dua puluh tahun pada dirinya!”
Sambil makan, Shen Li terus membisu. Sementara itu, Xing Zhi minum teh dan mendengarkan dengan senang hati.
Mulanya, ini seharusnya menjadi makan malam penyambutan, namun entah kenapa malah berubah menjadi sesi curhat Nona Jin. Sambil minum, dia mengenang masa lalunya bersama Mu Zichun dan kini dia mulai mengeluh lagi.
“Sudah lewat dua puluh tahun, bahkan sebongkah batu juga seharusnya sudah menghangat. Manusia ini benar-benar balok es berumur seribu tahun. Bahkan jika saya punya Api Sejati Samadhi, saya tetap tak bisa melelehkan dia.” Dia bersandar pada Shen Li, memeluk lengan yang bersangkutan dan berkata nelangsa, “Katakan, saya sudah hidup sedemikian lamanya, apakah mudah untuk menemukan orang yang enak dipandang? Saya sudah menghabiskan begitu banyak darah, keringat, dan air mata, hati saya terasa sangat pahit!”
Dia menggosokkan diri pada bahu Shen Li, tampak seperti wanita genit. Shen Li meletakkan sumpitnya dan bertanya: “Apa dia punya seseorang yang disukainya?” Memikirkan tentang jalan yang cukup berat namun penuh hasrat antara dirinya dan Xing Zhi, Shen Li mengesah penuh penyesalan, “Atau dia punya suatu kesulitan yang membuatnya sukar untuk bersama denganmu.”
“Apa kamu pikir semua orang itu seperti Shen Jun tua, dibebani oleh tanggungjawab dan tak boleh jatuh cinta?”
Seakan dirinya sedang dipuji, Xing Zhi mengangguk: “Benar, tidak semua orang bisa sesabar aku.”
Bibir Shen Li berkedut. Selama beberapa tahun belakangan ini, perilaku Xing Zhi sudah jadi semakin dan semakin tak tahu malu saja….
Nona Jin berkata, mengesah: “Mu Zichun itu cuma sebongkah balok kayu! Sekte-sekte keabadian dari Alam Fana itu sudah menancapkan ajaran-ajaran mereka ke dalam kepalanya. Dia bersikeras untuk meyakini bahwa jika saya bukan bagian dari rasnya, maka saya pasti berbeda. Dia selalu berpikir kalau saya punya suatu motif lain untuk mendekatinya. Bahkan ketika beberapa hari yang lalu saya membujuk dia agar menikahi saya, dia masih saja bertanya kepada saya dengan cara yang begitu datar….” Nona Jin menirukan kernyitan dan ekspresi serius dari Mu Zichun: “Pada akhirnya, apa yang kau inginkan?”
Nona Jin memukul meja dan berseru: “Di aula utama, tidakkah kalian melihat pusaka-pusaka langka yang saya miliki? Seorang manusia bahkan punya nyali untuk bertanya kepada saya tentang apa yang saya inginkan! Tapi pada saat itu, saya bahkan tidak marah.” Nona Jin mereka ulang raut wajahnya pada saat itu, melembutkan ekspresinya dan berkata penuh senyum, “Pada saat itu, saya menjawab, ‘saya menginginkanmu.’ Bukankah itu adalah jawaban yang manis?” Dia terdiam, ekspresinya berubah lagi. Dia meniru ekspresi Mu Zichun dan berkata serius: “’Kau bahkan tidak serius! Cuma mengoceh sembarangan!’ Kau dengar itu?! Kau dengar itu?! Itulah yang dia katakan tentang saya! Setelah dia mengatakan itu, dia pun berbalik dan pergi!”
Shen Li dibuat takjub oleh banyaknya perubahan pada ekspresi Nona Jin. Nona Jin berkata pilu “Apa kau tahu betapa sedihnya saya pada saat itu?!”
“Oh, kenapa kau tidak menafsirkan perilaku membosankannya ini sebagai ekspresi rasa malu?” Xing Zhi tiba-tiba menambahkan, “Aku sudah pernah berurusan dengan banyak kaum abadi. Mereka yang menjadi kaum abadi dengan mempertahankan tubuh fana mereka sebagian besarnya pendiam dan kaku. Mereka sangat ketat soal emosi-emosi mereka sendiri. Mungkin, dia berpikir kalau kau cuma sedang menggodanya dan dia tak bisa membalasmu, jadi dia hanya bisa buru-buru kabur.”
Nona Jin melebarkan matanya menatap Xing Zhi. Sementara Shen Li dibuat ketakutan oleh analisis Xing Zhi, dia harus bertanya: “Menurut pendapatmu, mentalitas macam apa yang dimiliki oleh manusia-manusia itu?”
Xing Zhi memutar cangkir teh di tangannya dan tersenyum: “Dia tak punya seseorang yang dia cintai, dia juga tidak benar-benar membencimu. Yang tidak bisa dia lepaskan hanyalah kekeraskepalaannya. Jadi, mari kita uji dia. Mari kita lihat mentalitas macam apa yang dimiliki pria manusia ini terhadapmu, Nona Jin?”
Nona Jin menatap penuh harap pada Xing Zhi: “Bagaimana kita mengujinya?”
Xing Zhi tertawa: “Kau telah menempel di sisinya selama dua puluh tahun, dan dia bersikap cuek dan acuh tak acuh. Itu mungkin karena dia sudah terbiasa dengan keberadaanmu di sana dan sudah lama menerimanya. Maka, bagaimana kalau kau mengambil kembali semua hal yang telah kau berikan kepadanya?” Xing Zhi membuang sisa teh di dalam cangkir ke tanah, “Tinggalkan dia tanpa mendapat apa-apa. Ayo, pikirkanlah apa saja yang telah kau berikan kepadanya. Mari ambil kembali satu demi satu.”
Melihat senyum di wajah Xing Zhi, sudut-sudut bibir Shen Li berkedut. Orang ini, apa dia sedang membantu Nona Jin, atau…. Apa dia sedang berpikir kalau ini menyenangkan?
Perutnya benar-benar penuh dengan trik jahat….
Nona Jin merenung sejenak. Pada akhirnya, dia berkata, “Sepertinya saya tak pernah memberi dia apa-apa,” Dia tampak kebingungan, “Tapi kemudian lagi, rasanya saya seperti sudah memberikan semua yang saya punya kepadanya.”
Bukan hanya Shen Li yang dibuat tertegun oleh kata-kata ini, bahkan Xing Zhi juga tertegun. Xing Zhi tahu lebih baik daripada siapa pun tentang orang macam apa Nona Jin itu. Karenanya, kalau Nona Jin sampai bisa mengucapkan kata-kata ini dengan begitu sedihnya, maka cintanya pasti telah berakar sangat dalam. Xing Zhi mengendalikan ekspresi tertegunnya dan berkata seraya tersenyum: “Kalau begitu, mari kita ambil dirimu kembali. Oh, pada saat ini, kau akan jatuh cinta kepada orang lain lebih dulu.”
Nona Jin bertanya: “Siapa?”
Ketiga orang itu terdiam sejenak. Kemudian Xing Zhi menghela napas: “Tak ada cara lain, maka aku akan harus….”
“Biar aku yang akan melakukannya.” Tiba-tiba Shen Li menyela kata-kata Xing Zhi. Dia melontarkan lirikan ke arah Xing Zhi, “Kau lihat apa? Kau itu milikku.” Setelah berkata demikian, dia pun menjentikkan sebuah mantra dan berubah menjadi seorang pria tampan. Di sampingnya, dia meraih tangan Nona Jin dan berkata, “Nona, pada beberapa hari berikutnya, kau hanya akan mencintaiku.”
Nona Jin menatap ekspresi samar Xing Zhi dari samping. Seraya menutupi bibirnya, sambil tersenyum-senyum dia berkata: “Bukankah saya sudah jatuh cinta kepada Raja sejak lama?”
Bahkan Xing Zhi juga menghela napas. Dia tak bisa berbuat apa-apa, jadi dia pun membiarkan saja Shen Li berbuat sesukanya.
Shen Li pun kembali mendiskusikan beberapa detil dengan Nona Jin. Ketika petang sudah jadi semakin gelap, pikiran Nona Jin mulai jadi sedikit lebih jernih. Dia memukul meja dan berdiri, seakan tiba-tiba dia teringat pada sesuatu, “Jam berapa sekarang? Malam ini, aku belum memeriksa kondisi Mu Zichun!”
Dengan cepat Shen Li dan Xing Zhi saling berpandangan. Kemudian Shen Li bertanya ragu: “Kau pergi menemui dia setiap malam?”
“Dia sedang terluka.”
Xing Zhi berkomentar santai: “Apa dia akan mati?”
“Tidak sampai seperti itu….”
“Kalau begitu jangan pergi.” Xing Zhi tersenyum, “Kau sudah lupa pada apa yang telah kita bicarakan sesaat yang lalu? Kita sedang mengambil kembali semuanya dan tak menyisakan apa-apa untuknya. Mari kita mulai dari malam ini.”
Sekarang sudah larut malam dan Nona Jin baru saja meninggalkan tempat itu. Xing Zhi mengeluarkan desahan: “Drama membantu orang lain memberi pelajaran kepada suaminya ini benar-benar tidak sepadan saat istriku terjebak di tengah-tengahnya.”
Shen Li mengangkat sebelah alisnya, “Kau jelas-jelas sedang menggoda dia!” Dia menjeda, “Bagaimana bisa aku cuma berdiam diri dan menonton kau bermain?”
“Bagaimana bisa ini jadi bagus?” Xing Zhi berdiri dan memeluk Shen Li, yang sedang mengatur seprai di ranjang, dari belakang. “Raja Langit Biru kita yang lurus sudah berubah jadi nakal.”
“Sejak hari aku bertemu denganmu, aku sudah jadi nakal.” Shen Li membiarkan pria itu memeluk dirinya selama beberapa saat, dan kemudian tiba-tiba dia bertanya, “Akan tetapi, apa rencanamu ini benar-benar akan bekerja?”
“Tentu saja, akan bekerja,” Xing Zhi berkata lembut, “Aku memahami rasa kehilangan lebih baik daripada siapa pun.”
***
Pemandangan berselimut salju di seluruh kebun sungguh sempurna. Mu Zichun sedang berdiri di kebun yang dikelilingi oleh aroma prem merah, membuatnya merasa sedikit melamun.
Sejak semalam…. Dia telah mengalami hari damai yang begitu langka. Sejak dirinya dibawa kemari oleh Nona Jin, tak ada sesaat pun ketika dirinya tidak diganggu oleh keberadaan wanita itu. Tiba-tiba, dia mendapatkan satu hari yang bebas. Tak disangka-sangka, dia malah merasakan kekecewaan karena ketenangan penuh kedamaian ini membuat sekujur tubuhnya terasa begitu tidak pada tempatnya, bahkan hatinya juga terasa benar-benar hampa. Memikirkan kembali tentang kemarin, saat dia mendengar bahwa Nona Jin sendiri yang pergi untuk menjemput tamunya, dia pun tak bisa mencegah matanya untuk menggelap.
Apakah tamu itu adalah teman lamanya? Apa hubungan di antara mereka? Seperti apa orang itu….
“Bunga prem merah di halaman Nona sungguh memikat untuk dipandang.” Suara jernih dan ceria seorang pria terdengar dari sisi lain kebun, “Sungguh disayangkan karena aku tak melihat pemandangan ini pada kali terakhir saya ada di sini.”
“Tempat saya adalah sihir ilusi dengan empat musim silih berganti untuk menangkap pemandangan-pemandangan paling indah di dunia. Kali terakhir Anda ada di sini, kebetulan pemandangannya adalah akhir musim semi dan awal musim panas. Kali ini, Anda bisa melihat pemandangan saat ini, yaitu pertengahan musim dingin. Masih ada beberapa pemandangan lain dari empat musim yang belum pernah Anda lihat.” Dengan suara Nona Jin menjadi halus dan lembut, dia terkikik pelan, “Kalau Ah Li suka, maka kau bisa tinggal di tempat saya untuk waktu yang lama, bagaimana?”
Mu Zichun memancangkan pandangannya pada jalan setapak tempat suara itu berasal. Perlahan, dua siluet datang mendekat, melangkah santai melewati hutan musim dingin yang indah. Nona Jin dan pria itu tampak sangat dekat, kelihatan sangat mesra.
“Aiya, Zichun.” Ketika Nona Jin melihat Mu Zichun, ekspresinya masih sama seperti biasa, tapi dia tak bergegas maju untuk menyentuh pria itu seperti sebelumnya. Nona Jin hanya berdiri di samping pria itu dan memperkenalkannya: “Ah Li, ini adalah suami yang akan menikah denganku, Mu Zichun.”
Si pria menaikkan alisnya dan mengamati dirinya dengan sorot mata menyelidik. Mu Zichun mengernyit, merasa agak tidak nyaman pada tatapan macam ini, diam-diam memikirkan tentang hubungan antara orang ini dan Nona Jin. Tiba-tiba, dia melihat pria itu, yang bernama Ah Li, mengulas senyum pahit, menggenggam tangan Nona Jin, dan berkata: “Nona Jin, oh, Nona Jin, apa kau menyalahkanku karena waktu itu telah meninggalkanmu dengan begitu tak berperasaan? Saat kita berjumpa kembali setelah lewat bertahun-tahun lamanya…. Kau memberitahuku kalau kau akan menikah…. Oh, tahukah kamu betapa sakit hatiku?”
Ap…
Apa?
Mendengar pihak lain tiba-tiba menceploskan kata-kata yang begitu terang-terangan, bukan hanya Mu Zichun yang tercengan, tapi Nona Jin juga tertegun. Dia menatap Shen Li dalam waktu lama, hingga diam-diam Shen Li menyodok punggungnya, dan barulah pada saat itu kesadaran Nona Jin kembali. “Oh….” Setelah hidup sedemikian lamanya, Nona Jin pun dengan cepat bergabung dalam percakapan. Dengan mata dipenuhi oleh kecemerlangan musim semi, dia pun tersenyum malu-malu, “Kamu ini bilang apa, Ah Li? Bahkan di depan Zichun.”
Shen Li memicingkan matanya dan menatap lurus ke arah Mu Zichun. Hawa dingin yang ada di dalam mata pria itu membuat Shen Li luar biasa puas. Kalau sebelumnya, dia masih agak tidak yakin, maka pada saat ini, hatinya sepenuhnya merasa tenang dan dia bisa fokus untuk berakting dalam drama ini. Dia pun menarik pandangannya dan tidak menatap Mu Zichun lagi. Seakan pria itu tidak ada, dia berkata pada Nona Jin: “Kalau kalian berdua memang sehati, maka tak masalah. Akan tetapi, sebelumnya aku sudah mendengar orang-orang bilang bahwa hati orang ini sama sekali tidak tertuju padamu, jadi kenapa memaksakannya?”
Nona Jin membisu, seakan menunggu Mu Zichun membantah. Akan tetapi, seperti yang sudah diduga, tak ada suara yang terdengar dari sisi yang itu. Nona Jin menundukkan kepalanya dan tersenyum pahit. Dia tahu kalau akan jadi seperti ini, tapi dia…. Tetap saja merasa kecewa.
“Mau dia memaksaku atau tidak, apa hubungannya itu denganmu?” Mu Zichun tiba-tiba berkata, “Ucapanmu keterlaluan.”
Sementara mata Nona Jin berkilat, Shen Li menekan senyum di bibirnya dengan susah payah, “Oh?” Dia melontarkan lirikan pada kepalan erat Mu Zichun, “Kalau memang begitu, maka desas-desusnya tidak bisa dipercaya? Sebenarnya, kau memang peduli pada Nona Jin?”
Mu Zichun berkata dingin: “Itu tak ada hubungannya denganmu.”
“Tentu saja, itu ada hubungannya denganku.” Ketika Shen Li merengkuh bahu Nona Jin, dia mengangkat alisnya dan tersenyum lancang, “Wanita yang kucintai, bagaimana bisa aku membiarkan dia mengalami penderitaan sedikit pun.”
Kedua orang itu kembali tertegun. Kemudian mata Nona Jin langsung bersinar lebih terang lagi. Dia menatap Shen Li dengan penuh kekaguman: Raja Langit Biru sungguh berani!
“Karena kau tidak memperlakukan dia dengan tulus, maka maafkan aku karena menyinggungmu. Bahkan jika aku, Shen Li, harus bertarung untuknya, aku akan membawa dia pergi menjauh darimu.”
Ekspresi Mu Zichun jadi semakin dingin. Dia menatap Nona Jin, tetapi mendapati kalau Nona Jin sedang menatap intens pada Shen Li. Kecemerlangan di matanya seakan berkata, “Baiklah, iya, aku akan pergi bersamamu.” Tiba-tiba, Mu Zichun merasa kalau tatapan semacam ini membuatnya merasa sesak, yang membuat tangannya mengepal lebih erat lagi. Sesaat kemudian, dia mencibir, “Apa yang kau lakukan sebelum semua ini?” Shen Li sedang memikirkan bagaimana harus menjawabnya, tapi dia lalu melihat Mu Zichun berbalik dan pergi, “Kau bisa lakukan sesukamu. Bagaimanapun juga, sekarang ini aku cuma seorang tahanan.”
Shen Li menaikkan alisnya dan matanya mengikuti punggung Mu Zichun. Melihat punggung pria itu menghilang di belokan sudut, Nona Jin pun menghela napas, “Ah Li, sudahlah, ini membuatku malu….”
“Menurutku ini cukup efektif.” Shen Li tertawa, “Nona, bagaimana kalau kita bertaruh.”
“Bertaruh soal apa?”
“Sebelum kalian menika, Zichun akan menyerah sepenunya. Kau percaya tidak?”
Sejenak tertegun, Nona Jin pun tertawa mengolok dirinya sendiri, “Aku sudah menunggu selama dua puluh tahun dan belum pernah melihat dia menyerah…. Tapi kuharap aku akan kalah habis-habisan dalam taruhan ini.”
“Taruhan ini pasti akan jadi seperti yang kau inginkan.”
Di samping, sebatang ranting prem merah tiba-tiba bergoyang, menggucangkan setumpuk salju baru. Bunga-bunga prem merah pada ranting itu berubah dengan cemerlang. Dalam sekejap, bunga itu pun berubah menjadi Xing Zhi. Terbungkus dalam mantel bulu rubah yang kemarin Nona Jin berikan kepadanya, dia menghembuskan kepulan udara putih dan berkata, “Kalau kau kalah, apa yang akan kau berikan pada Shen Li sebagai hadiah taruhan?”
Shen Li menatapnya, “Kenapa kau berubah menjadi bunga prem di sini?”
“Kalau tidak, bagaimana aku bisa melihat pertunjukan bagus?” Xing Zhi menjawab seraya tersenyum lalu mengalihkan matanya pada Nona Jin.
Nona Jin terkikik, “Shen Jun, kau itu masih sama seperti sebelumnya, tak mau rugi sedikit pun.” Dia terdiam sejenak lalu berkata, “Pusaka langka macam apa yang kau, seorang Shen Jun, belum pernah lihat sebelumnya, semuanya pasti tak bisa dibilang langka. Akan tetapi, saya kebetulan punya sebuah relik kuno. Ketika dikenakan di tubuh, relik itu bisa membantu dewa-dewa yang terluka untuk mengalirkan energi mereka dan menjaga kesehatan dengan baik. Dahulu, benda ini mungkin tidak terlalu dihargai oleh diri Shen Jun yang sebelumnya, tapi saat ini, relik ini merupakan pusaka luar biasa bagi diri Shen Jun yang sekarang. Kalau Anda, Shen Jun mengenakan benda ini di tubuh Anda setiap hari, maka kelak, tidaklah mustahil bagi Anda untuk memperoleh kembali kekuatan dewa Anda yang sebelumnya.”
Shen Li berkata kegirangan: “Benarkah? Nona Jin, kenapa kau tak memberitahuku lebih cepat?!”
Nona Jin menutupi bibirnya dan tertawa, “Saya tidak waspada kepada kamu, adikku. Bukankah saya hanya waspada terhadap Shen Jun pada saat ini?”
Xing Zhi juga terkekeh, “Dengan pusaka seperti itu, aku akan melakukan yang terbaik. Demi membuat taruhan ini memberikan hasil lebih cepat, besok, aku juga akan turun tangan.”
Menatap orang-orang di sekitarnya, Shen Li menghela napas, “Kau sebelumnya malah menonton pertunjukan, dan sekarang, kau mengambil keuntungan dari situasi. Kerugian Nona Jin sama sekali tidak kecil.”