A Love So Beautiful - Special 12
Jiang Ke kecil masuk TK. Saat dia pulang, dia memberitahu Chen Xiaoxi, “Ibu, guru bilang dia ingin kami anak-anak, bersama dengan orangtua kami, memakai tanah liat dan membuat sebuah karya seni untuk dibawa ke sekolah.”
Chen Xiaoxi membantu putrinya membentuk seekor bebek kuning, Jiang Ke kecil menggulung dua buah bola mata hitam dan menekankannya. Dirinya merasa luar biasa puas.
Saat tiba giliran Jiang Chen, dia menguleni tanah liat dalam waktu lama, dan menghasilkan sebuah benda coklat, pipih, dan panjang. Dia bilang kalau ini adalah penekan lidah, dan bahkan menjelaskan bahwa itu adalah benda yang, saat tenggorokanmu sakit, akan dipakai oleh para dokter untuk menekan dan menahan lidahmu di tempatnya sementara kau berkata ‘ahhh’ untuk melihat apakah tonsilmu bengkak.
Setelah mendengarkan penjelasan ayahnya, Jiang Ke kecil mulai menangis, “Wahhhhh.”
Chen Xiaoxi hanya bisa menggendong si anak menjauh dari TKP untuk menenangkannya tanpa mampu berkata-kata.
Karena dirinya dipandang rendah oleh istri dan putrinya, Jiang Chen tanpa bersuara menggulirkan ‘penekan lidah’ itu menjadi sebuah garis panjang, lalu tanpa sadar menggulungnya, dan sungguh! Menggulungnya menjadi seonggok pup yang luar biasa realistis.
Hal ini amat sangat langka dalam karir artistik Jiang Chen, jadi dia terpukau; dengan hati-hati dia mencabik sepotong tanah liat lagi, menggulirkannya hingga jadi panjang, dan sekali lagi menggulungnya menjadi bentuk pup; lalu mengambil sepotong tanah liat lagi, menggulirkannya lagi, menggulungnya lagi….
Chen Xiaoxi telah membujuk anak itu hingga tertidur. Saat dia kembali ke ruang keluarga, dia pun berhenti membatu di tengah jalan.
Permukaan meja kopi telah dipenuhi oleh… pup dengan beragam ukuran dan warna.
Jiang Chen tak menyangka kalau Chen Xiaoxi akan keluar dengan begitu mendadak. Tangannya yang masih menggulirkan tanah liat sedikit terhenti.
“Wow, pup buatan tangan,” Chen Xiaoxi berkata datar.
Jiang Chen pura-pura tak mendengarnya, lalu dengan tenang menggepengkan, satu demi satu, pasukan pup di atas meja dengan telapak tangannya.