Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Chapter 165
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Chapter 165 - Cinta (I)
[Lin Zhi Hua: Hm, menyesal itu bagus.]
Setelah mengirimkan pesan tersebut, Lin Zhi Hua merasa bahwa kalimat ini terasa salah dan memutuskan untuk mengirim pesan lain——
[Bulan Maret akan segera tiba. Apa kau siap untuk mengikuti olimpiade?]
Berbicara tentang olimpiade, Xue Jiao segera keluar dari rasa penyesalannya. Dunia ini agung tanpa batas, akan tetapi pembelajaran tetaplah yang paling agung.
Xue Jiao memasang wajah kusut——
[Aku merasa seluruh materi olimpiade telah dikerjakan semua, tapi aku tidak tahu seperti apa situasi olimpiade di babak ketiga. Aku bingung…]
Lin Zhi Hua dengan cepat membalasnya——
[Babak pertama adalah tahap dasar, sementara babak kedua tergantung pada kemampuan belajar dan kemampuan logikamu. Dalam bidang Matematika, hanya tersisa pertanyaan yang akan menguji kemampuan penelitianmu.]
Kemampuan penelitian?
Xue Jiao terdiam sejenak.
[Kemampuan penelitian?]
[Lin Zhi Hua: Ya, hanya ada dua pertanyaan di babak ketiga pada zamanku. Pertanyaan pertama adalah soal perhitungan celestial yang mengintegrasikan banyak pengetahuan fisik dan pertanyaan kedua adalah menyelesaikan persamaan.]
Menyelesaikan persamaan?
Bukankah itu pengetahuan dasar?
Oleh karena itu, Xue Jiao bertanya——
[Bukankah menyelesaikan persamaan adalah bagian yang paling dasar?]
[Lin Zhi Hua: Ya, itu adalah yang paling dasar, akan tetapi tidak bisa diselesaikan dengan jalur biasa. Karena kita tidak memiliki soal induksi di babak kedua, maka pada babak ketiga, kita menggunakan induksi Matematika terlebih dahulu untuk mendapatkan aturannya, kemudian kits menggunakan metode invers. Jumlah perhitungan yang diperlukan sangat luas dan hasil akhirnya memiliki sembilan nilai desimal.]
Xue Jiao terdiam, lalu berseru——
[Sulit sekali?!]
Ada beberapa set soal di olimpiade babak ketiga. Olimpiade babak ketiga berbeda setiap tahunnya dan tidak saling berhubungan. Oleh karena itu, pasar belum mengeluarkan set kumpulan-kumpulan soal. Pertanyaan yang dibicarakan Lin Zhi Hua adalah pertanyaan yang belum pernah dilihat Xue Jiao sebelumnya.
Tapi, itu sepertinya sangat sulit.
Lin Zhi Hua menjawab——
[Ya, itu agak sulit. Tahun itu, hanya ada satu orang yang bisa menjawabnya dengan benar.]
Xue Jiao tanpa sadar bertanya——
[Siapa?]
Sudut bibir Lin Zhi Hua sedikit terangkat. Kerutan yang tadinya sangat keriput telah memudar tanpa disadarinya, sehingga itu membuat ekspresinya menjadi lebih rileks dan alami.
Dia menarik dasinya, merasa sedikit panas, dan akhirnya melepaskan jasnya begitu dia sampai di rumah.
Kesendirian yang dirasakan sebelumnya juga perlahan menghilang.
Dia mengangkat ponselnya lagi. Jari Lin Zhi Hua dengan ringan mengetik sebuah kata——
[Aku.]
Xue Jiao: “!!!”
Oh, benar, Lin Zhi Hua pernah memenangkan penghargaan di olimpiade Matematika sebelumnya!
[Hanya ada satu orang yang mendapatkan penghargaan pertama dalam olimpiade tahun itu???]
Jari-jari Lin Zhi Hua menjadi lebih cepat dan ada sedikit senyuman di bawah matanya. Dia pun tidak menyadarinya. Saat ini, dia sangat ingin memamerkan performanya, seperti burung merak jantan yang menarik perhatian merak betina.
Jawabannya tenang, seolah-olah hatinya tenang——
[Tidak, ada beberapa orang yang mendapatkan penghargaan pertama.]
[Aku juga memenangkan penghargaan pertama.]
Terlalu mengagumkan!!!
Xue Jiao tercengang.
Penghargaan pertama!! Ada penghargaan khusus!!!
[Kau terlalu hebat!!!]
Sudut bibir Lin Zhi Hua terangkat dan dia berusaha untuk menekannya lagi. Dengan nada tenang, dia mengetik——
[Biasa saja.]
Xue Jiao: “…”
Apakah semua bos besar begitu rendah hati?