Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Chapter 142
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Chapter 142 - Makan Malam (V)
Dia memikirkan ini sambil berjalan ke sebuah ruangan.
“Kui Ma, apa Anda sudah melihatnya? Anda tidak mengkhawatirkan Zhi Hua lagi, kan?”
Seorang wanita tua terlihat sedang duduk di dekat jendela. Jendela itu berada tepat di sebelah tempat mereka berbincang-bincang tadi. Namun, jendela itu tertutup sejak tadi, sehingga mereka tidak menyadari keberadaannya.
Wanita tua itu terus mengangguk dan bertanya dengan cemas, “Apa dia benar-benar kekasih Zhi Hua?”
Wanita itu tertawa, “Jika dia bukan kekasihnya, kepala saya bisa dipenggal dan ditendang seperti bola! Semenjak dia datang bersama gadis ini, senyumannya tidak pernah luntur. Dia bahkan secara khusus menyapa saya, yang berarti dia meminta saya untuk menurunkan harganya. Ketika saya bertanya apakah gadis itu adalah keponakannya, wajahnya langsung menghitam seperti asap! Bukankah itu menunjukkan bahwa gadis itu adalah kekasihnya? Hanya saja, gadis itu masih terlalu muda!”
Begitu wanita tua itu mendengar penjelasannya, matanya menyipit dan dia pun tertawa.
“Dia adalah gadis yang baik! Gadis yang baik.”
“Oh, Anda bahkan bisa mengetahui bahwa dia adalah gadis yang baik?”
Wanita tua itu menghela napas dan berkata, “Zhi Hua akhirnya bisa mengakhiri penderitaannya.”
Wanita itu menganggukkan kepalanya, ketika dia mendengar pernyataan wanita tua itu.
Setidaknya, dia tahu bagaimana cara mendapatkan kebahagiannya sendiri. Dulu, dia seperti robot humanoid.
Pria ini menjalani hidup tanpa merasakan “kebahagiaan” di dalam dirinya. Apa gunanya menjalani hidup seperti itu?
***
Lin Zhi Hua dan Xue Jiao tidak tahu apa yang terjadi setelah mereka pergi. Sepanjang perjalanan pulang, Xue Jiao sedang dalam suasana hati yang baik. Ketika dia memikirkan semua yang telah terjadi malam ini, tentu saja, dia merasa bahagia. Dia bisa menyantap hidangan yang enak dengan harga yang terjangkau, dia telah mencapai kebahagiaan maksimal.
Lin Zhi Hua tidak mempunyai perasaan yang saa dengan Xue Jiao. Namun, ketika dia melihat senyuman Xue Jiao, dia tidak bisa menahan senyumannya sendiri.
Akan tetapi, senyumannya sangat samar, jika seseorang tidak mengamatinya dengan cermat, mereka tidak akan mengetahuinya!
Xue Jiao mempunyai jam malam jam 20:00. Tidak peduli seberapa segannya pria itu, mobil itu harus tiba di depan pintu hotel pada jam 20.00.
Kemudian, suasana hati Lin Zhi Hua pun mulai menurun. Jantungnya yang semula berdebar-debar kembali menjadi hening dan ada keengganan di dalam dirinya.
“Kalau begitu aku pergi dulu!” Xue Jiao berbalik dan berpamitan padanya.
“Hm.” Lin Zhi Hua pun mengangguk.
Ketika Xue Jiao hendak membuka pintu dan turun dari mobil, Lin Zhi Hua mulai bersuara——
“Ah——”
Xue Jiao menoleh ke arah pria itu.
“Ada apa?” Dia bertanya dengan curiga.
“Tidak apa-apa.” Lin Zhi Hua menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil, “Selamat tinggal, perhatikan keselamatanmu, sampai jumpa lagi.”
“Baik! Sampai jumpa lagi!” Xue Jiao tersenyum dengan cahaya yang terpancar di matanya. Sejak tadi, gadis itu terus memuji mata indah dari pemilik restoran, namun dia tidak tahu kalau matanya sendiri sangat cerah.
Matanya dipenuhi dengan gairah muda yang membara.
Itu seperti dia mempunyai harapan, impian, dan pengejaran yang tidak terbatas untuk masa depannya.
Lin Zhi Hua mengangguk, dan dengan lekat, menatap punggung gadis itu.
Gadis itu masih terlalu kecil. Selain impian yang ada di dalam hatinya, dia tidak memikirkan yang lainnya.
Dia hanya bisa menunggu gadis itu dengan sabar, menunggu hingga bunga itu mekar.
***
Xue Jiao kembali tepat waktu, Cheng Ming Ze tidak mengatakan apa-apa, dia hanya melihatnya masuk ke kamarnya, sebelum dia kembali ke kamarnya.
Mereka pulang pada tanggal 27 Desember pada kalender lunar dan tiba di rumah pada siang harinya.
Li Si Tong membawa kedua kakak dan beradik ini untuk perg membeli kebutuhan untuk Tahun Baru. Perusahaan Cheng Shuo sedang mengadakan rapat tahunan malam ini dan baru bisa libur besok.
Sebenarnya, sebagian besar kebutuhan untuk Tahun Baru telah dibeli oleh Bibi, asisten rumah tangga mereka. Cheng Shuo dan Li Si Tong pun memberinya liburan agar dia bisa pulang ke rumahnya pada Malam Tahun Baru. Bibi itu berterima kasih kepada mereka dan langsung membeli kebutuhan Tahun Baru lebih awal.
Jika ada sesuatu yang ingin mereka beli, mereka harus membelinya sendiri.
“Ming Ze, Jiao Jiao, ada acara tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 29 Desember malam. Ayah kalian berkata bahwa kalian akan pergi bersama kami tahun ini.” Li Si Tong tiba-tiba mengatakan ini sambil berbelanja.
Sebenarnya, acara ini selalu diselenggarakan setiap tahunnya. Semua para pebisnis papan atas di kota W akan menghadiri acara tahunan ini bersama dengan anak-anak mereka.
Dulu, Li Si Tong tidak ingin membawa Xue JIao karena dia takut dipermalukan.
Tanpa membawa Xue Jiao, Cheng Shuo pun juga tidak akan membawa Cheng Ming Ze. Jika tidak, Xue Jiao akan tinggal sendirian di rumah, sementara mereka bertiga pergi ke pesta. Tentu saja, Cheng Shuo tidak menginginkan hal itu terjadi.
Jadi, ini adalah pertama kalinya bagi Xue Jiao untuk menghadiri acara tahunan ini.
Namun siapa yang akan menyangka, jika kedua anak itu mengerutkan kening mereka dan berkata pada saat yang bersamaan——