Spending the Villain’s Money to Extend My Life [Bahasa Indonesia] - Chapter 172
- Home
- Spending the Villain’s Money to Extend My Life [Bahasa Indonesia]
- Chapter 172 - Aku Cukup Yakin Apa yang Kalian Lihat Adalah Manusia. Apa Itu Terlihat Seperti Tuan Muda? (III)
Para pelayan terdiam sejenak dan kemudian mereka semua menggelengkan kepala.
Seorang gadis gemuk yang ada di antara mereka berkata dengan berani, “Tuan Muda tidak pernah meninggalkan kamar, terutama saat tengah malam. Dia juga tidak pernah mengunjungi taman ataupun kolam renang. Saya selalu bertugas untuk membersihkan area itu dan belum pernah melihat kehadiran Tuan Muda di sana.”
Begitu dia mengatakannya, para pelayan lain lebih bersedia untuk membagikan cerita mereka.
Seorang pelayan yang lebih tua juga mengangguk, “Semua orang tahu bahwa Tuan Muda hanya berkeliaran di sekitar area mansion.
Ditambah lagi, Tuan Muda mempunyai jadwal yang telah ditentukan sebelumnya dan akan pulang ke rumah sekitar pukul 8 malam. Dia tidak mengizinkan siapa pun untuk berjalan di sekitar area mansion, termasuk taman. Kami biasanya kembali ke kamar setiap pukul 10 malam. Saya tidak akan terbangun tempo hari, jika saya tidak harus menggunakan kamar mandi.”
Pelayan yang bekerja di kebun belakang harus berjalan jauh ke area pegawai untuk menggunakan kamar mandi.
“Benar. Tuan Muda minum sejumlah alkohol setiap hari, akan tetapi konsumsi anggurnya dalam beberapa hari terakhir ini menjadi tiga kali lipat dibandingkan jumlah normal yang selalu dikonsumsi Tuan Muda!”
Gu Shi Shi mengerjapkan matanya saat dia mendengarkan semua spekulasi dari para pelayan.
Dia tidak mempunyai bukti kuat, namun dia perlu menenangkan ketakutan para pelayan. Saat itu hampir Festival Musim Gugur.
“Mungkin, itu adalah Tuan Muda atau Si Yi. Kalian tidak perlu takut,” Gu Shi Shi berusaha untuk menghibur para pelayan, “Oke, biarkan aku bertanya kepada mereka.”
***
Si Yi bahkan lebih tegas dibandingkan para pelayan.
“Bos tidak akan meninggalkan ruang kerja maupun kamar tidur. Paling-paling, dia akan pergi ke ruang makan untuk makan. Minum di luar? Tidak, dia tidak akan melakukan itu. Dia selalu berpikir bahwa itu terlalu kotor,” Dia berhenti sejenak, kemudian dia melanjutkan penjelasannya lagi, “Ada sesuatu yang disebut debu. Dia tidak akan pernah makan ataupun minum di luar ruangan.”
Mata Gu Shi Shi melebar. Apa itu benar-benar hantu?
Tapi, itu tetap tidak masuk akal. Lalu, bagaimana kalian bisa menjelaskan tentang peningkatan kesukaan pria itu setiap kali dia berenang?
Gu Shi Shi merasa bahwa dia akan kehilangan akal sehatnya.
Dia memikirkan rumor hantu di antara para pelayan. Setelah mempertimbangkannya, dia memutuskan untuk memberi tahu Si Yi kalau-kalau seseorang masuk ke dalam mansion.
Setelah Si Yi mendengarnya, dia tertegun dan tidak bisa berkata-kata.
Nona Gu curiga bahwa bos mengintip… Tidak maksudnya, mengapresiasikan Nona Gu yang berenang setiap hari?
Saat mereka mengobrol, Huo Si Shen dengan cepat berjalan dari lantai dua dengan wajah yang serius dan jas yang terpasang dengan rapi.
Si Yi berbalik dengan beberapa kesulitan dan menatap Gu Shi Shi untuk meminta bantuan.
Gu Shi Shi menelan ludah dan memaksa diri untuk maju beberapa langkah.
“Hm, selamat pagi, Tuan Huo…”
Tangannya terus memuntir ujung rok.
Bagaimana dia akan mengatakannya? Maaf, apakah kau mengintipku setiap malam?
“Kau bahkan tidak bisa mengekspresikan dirimu sepagi ini?” Huo Si Shen mendongak dengan mata hitamnya dan merapikan lengan bajunya, “Apa yang telah kau lakukan kali ini?”
Gu Shi Shi terdiam sejenak, lalu dia tiba-tiba mendapatkan sebuah ide. Dia menggigit bibirnya.
“Kemarin malam, aku berenang dan ikat rambutku terlepas. Aku pergi mencarinya pagi ini dan tidak bisa menemukannya. Ikat rambut itu berkilau, bahkan sangat berkilau di malam hari…”
Mata Huo Si Shen menyipit dan dia memutar arlojinya.
“Kau tidak memakainya; rambutmu tergerai…” Ketika dia mengatakannya setengah jalan, pria itu tampak sangat terkejut.
Dia mengawasinya di malam hari! Bagaimana dia bisa tahu bahwa rambutnya tidak diikat?!
Sepertinya, Huo Si Shen juga menyadari bahwa dia keceplosan. Dia menoleh dengan canggung.
“Rambutmu selalu tergerai…”
Ketika dia menoleh dan melihat Si Yi yang berdiri di satu sisi dan tertegun seperti orang bodoh, dia mengerutkan keningnya.
“Kenapa kau masih berdiri di sini? Apa kau tidak mendengar apa yang dia katakan? Pergi dan kirim seseorang untuk mencarinya di kolam renang!”
Si Yi, “…???”
Bukankah bos baru saja mengatakan bahwa rambut Nona Gu tergerai semalam?
Apa bos berpikir bahwa dia sebodoh itu? Atau berpikir bahwa dia tidak mengerti bahasa manusia?
“Baik, Tuan.”
Tapi, tentu saja, dia harus melakukan apa yang telah diperintahkan bos.