Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 90
Kaisar mengadakan perjamuan ulang tahunnya bersama para pejabatnya di siang hari. Berada dalam lingkungan ceria di mana semua orang mengucapkan selamat dan setelah minum-minum beberapa putaran, sang Kaisar pun mulai memuji adik bungsunya. Beliau terus dan terus bicara tentang bagaimana adik bungsu ini telah tumbuh dewasa dan menjadi lebih pengertian. Kini Beliau bisa menepati janji yang telah Beliau buat kepada mendiang ayahandanya sebelum ayahandanya mangkat!
Semua pejabat merasa kalau ini adalah sikap bias dari seorang kakak. Tak peduli dari sudut mana pun, di mata sang Kaisar, sang adik bungsu takkan tampak terlalu buruk. Yah, bocah bernama Li Yuanying itu memang sudah sedikit berubah tapi jelas-jelas mustahil untuk mendeskripsikannya sebagai orang yang ‘pengertian’.
Setidak-tidaknya, akhir-akhir ini bocah itu telah mengembangkan ‘ide-ide’ dari pelajarannya dan seringkali pergi ke Akademi Kekaisaran untuk ‘mendiskusikan’ topik-topik ini. Memiliki keahlian tingkat tinggi dalam memilih suatu masalah, anak itu nyaris menyebabkan tawuran di antara para siswa.
Kalau bukan karena teman-temannya yang populer di Akademi, Li Yuanying akan sudah menjadi target dari pemukulan siswa. Bagaimanapun juga, bocah ini hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan menjebak dan ketika dia membuat orang terjebak, bocah itu akan menertawakan mereka dengan penuh kemenangan. Tak peduli sebaik apa pun kesabaran seseorang, mereka takkan mampu menoleransi perilakunya. Ada rumor yang tersebar bahwa Li Yuanying akan mengakhiri pernyataannya dengan “Kalian itu tidak pintar seperti Kakak Wei. Apa kalian kenal Kakak Wei? Dia itu Wei Ying, cucu dari Duke Zheng, Wei Zheng. Walaupun dia belum menjadi siswa di sini, tapi segera dia akan menjadi siswa!”
Kong Yingda memberitahu Wei Zheng tentang hal ini secara pribadi dan menyuruh yang bersangkutan agar bersiap-siap. Dengan provokasi dari Li Yuanying, cucunya akan menjadi target bahkan sebelum memasuki Akademi! Kemudian Kong Yingda pun menghibur Wei bahwa cucunya takkan sendirian. Li Yuanying akan segera menuai apa yang dia tabur!
Karenanya, ketika Wei Zheng mendengar sang Kaisar memuji adik bungsunya itu, tanpa sadar mulutnya berkedut. Bocah itu memang cerdas tapi terlalu gegabah. Entah dia akan jadi apa jika sang Kaisar terus memanjakannya seperti ini! Wei Zheng sangat menantikan Li Yuanying dan Li Zhi menjalani ujian masuk dalam dua hari lagi. Tak peduli apakah dia bisa mengendalikan bocah itu, biarkan dia menderita lebih dulu!
Karena sang Kaisar tidak mendapat tanggapan yang antusias, Beliau pun meminta agar kaligrafinya yang sebelumnya dibuat dikeluarkan untuk dinilai oleh semua orang.
Li Er cukup narsis dan biasanya menyukai pujian. Ketika beliau sedang bersemangat, Beliau akan menyombong bahwa “Meski zhen adalah Kaisar, zhen sering mengerjakan pekerjaan seorang jenderal.” Tentu saja, setelahnya Beliau akan memperoleh kritikan tentang dirinya yang tamak dan memperebutkan jasa dengan para pejabatnya.
Semua orang yang hadir bisa mengenali tulisan tangan sang Kaisar. Karena hari ini adalah hari perayaan istimewa, Wei Zheng tak mengatakan apa-apa untuk merusak kesenangan. Dia memuji sang Kaisar atas tulisan tangannya yang bagus dan makna yang bagus di balik karya itu. ‘semilir lembut nan membuai’ berarti bahwa rakyat bisa pulih dan hidup dalam kedamaian serta kepuasan!
Li Er sedang sangat senang karena semua pujian yang diterimanya, akan tetapi itu bukanlah tujuan utamanya. Beliau menunggu semua orang selesai bicara sebelum bertanya: “Menurut kalian, bagaimana dengan kertasnya?”
Orang-orang yang hadir dibuat kaget oleh pertanyaan ini. Kertas? Apanya yang istimewa soal kertas ini? Bukankah mirip dengan semua kertas yang biasa?
Dengan berani Zhangsun Wuji berdiri.
“Maafkan saya atas penglihatan saya yang buruk, tapi saya tak melihat perbedaannya. Harap Baginda Kaisar memberi pencerahan kepada kami.”
Li Er menepukkan kedua tangannya dan tertawa: “Apa kalian melihat adanya perbedaan? Benar, kertas ini tidak terlalu berbeda dari biasanya tapi biaya produksinya kurang dari 10% biaya produksi kertas yang biasanya!”
Semua orang terperanjat. Para pejabat sipil seperti Kong Yingda menjadi penuh semangat: “Baginda, Anda serius?”
Li Er berkata seraya tersenyum: “Ini adalah hadiah ulangtahun zhen dari adik bungsu zhen. Metode pembuatan kertas ini sudah diberikan kepada zhen. Kementerian Kerja akan dikirim ke kediaman Pangeran Teng untuk menjalani pelatihan. Kita harus secepatnya menguasai keahlian ini supaya murid-murid di seluruh dunia bisa menggunakan kertas yang murah!”
Kong Yingda tak menyangka kalau penemuan ini berasal dari Li Yuanying. Hatinya terasa agak rumit dan bahkan meragukan daya penglihatannya sendiri.
Dia selalu berpikir bahwa Li Yuanying keras kepala dan tak terkendali. Akan tetapi dengan Wei Zheng dan Xiao Deyan yang mengajarinya, anak itu telah menunjukkan jenis bakat yang berbeda. Li Yuanying membaca, menulis, dan melakukan berbagai hal dengan kebijaksanaan yang jauh melampaui teman-teman sebayanya. Ketika Li Yuanying berjanji untuk ‘membuat semua orang punya akses pada buku’, dia merasa bahwa bocah itu cuma omong besar dan diam-diam mengoloknya karena tidak takut dipermalukan. Tapi Li Yuanying ternyata malah memulai perpustakaan dan kini menciptakan kertas yang murah!
Mungkinkah dirinya benar-benar telah salah menilai dan kehilangan seorang siswa yang begitu baik?
Kong Yingda berpikir sejenak. Li Yuanying sudah akan memasuki Akademi dan hal itu akan menjadikannya seorang siswa! Dengan ide semacam itu, Kong Yingda tak bisa duduk diam. Setelah perjamuan ulang tahun, dia mengejar sang Kaisar untuk mendorong supaya Li Yuanying diperbolehkan mengikuti ujian tepat setelah tahun baru sehingga anak itu akan bisa diterima saat musim semi.
Saat ini sang Kaisar sudah lebih sadar dan bisa merasakan isi pikiran Kong Yingda. Orang ini jadi tidak sabaran karena Yuanying telah melakukan hal yang sangat bagus.
Serta merta Li Er menjawab. “Baiklah. Zhen akan suruh seseorang memberitahu anak-anak.”
Para pejabat sipil memiliki kulit yang tipis. Wajah Kong Yingda menjadi merah ketika Li Er tersenyum kepadanya. Namun ketika dia berpikir bahwa sekolahnya akan memperoleh perubahan-perubahan baru, dia jadi tak peduli dengan rasa malu kecil semacam itu. Dia telah memperoleh persetujuan dan meminta murid-muridnya mempersiapkan ujian yang tidak terlalu sulit ataupun terlalu mudah.
Petang menjelang dan sudah waktunya bagi keluarga istana untuk berkumpul. Semua orang mempersiapkan hadiah ulang tahun untuk sang Kaisar. Walaupun hadiahnya tidak terlalu mahal, namun dipilih seksama dengan penuh pertimbangan.
Li Chengqian sebagai putra mahkota, merasa pemilihan hadiah ini cukup rumit. Kalau hadiahnya terlalu berlebihan, dia akan dikritik, kalau hadiahnya terlalu sederhana, dia juga akan dikritik! Karenanya, dia membutuhkan hadiah yang memuaskan tapi tak terlalu mencolok. Sang Kaisar tak banyak bicara setelah melihatnya dan hanya menginstruksikan bahwa hadiahnya diterima dengan sebuah anggukan samar.
Li Tai telah mendengar kabar bahwa di siang hari ayahandanya memuji hadiah Li Yuanying dan diam-diam membenci anak itu karena tidak mengikuti aturan. Kenapa bocah itu mengirim hadiah lebih dulu dari jadwalnya? Selalu ingin menjadi orang yang menonjol! Li Tai menggertakkan gigi dan menyingkirkan ukiran kumala yang tadinya telah dia persiapkan. Kemudian dia mengeluarkan <> yang telah disimpannya selama beberapa tahun.
Dia tidak akan percaya kalau kertas baru yang ditemukan oleh beberapa orang perajin biasa akan lebih baik daripada buku yang telah dia susun selama beberapa tahun. Sang Kaisar pasti lebih menyukai hadiahnya!
Setelah Li Ke selesai, Li Tai sendiri yang maju dengan beberapa jilid <> untuk dibaca oleh Baginda Kaisar.
Sang Kaisar telah mengirim banyak orang berbakat seperti Xiao Deyan ke tempat Li Tai persisnya adalah demi proyek ini. Mendengar bahwa jurnalnya sudah disusun sepenuhnya, tentu saja sang Kaisar merasa puas. Beliau mengambil satu jilid tebal dan melihat-lihat isinya. Bukunya cemerlang, catatan-catatannya mendetil dan lengkap serta tidak membosankan untuk dibaca.
Seketika, sang ayahanda menjadi gembira dan memuji: “Seperti yang diharapkan dari putra zhen!”
Semua orang tahu kalau pertarungannya telah berakhir. Tak peduli seberapa baik pun mereka telah mempersiapkannya, ini adalah hadiah ulang tahun kesukaan Baginda Kaisar. Putra keempat sungguh terlalu kejam. Dia ternyata memakai sesuatu yang telah dikerjakan selama bertahun-tahun sebagai hadiahnya untuk merayakan ulang tahun sang Kaisar!
Li Chengqian mengedarkan pandangan tanpa ekspresi. Dia bukan anak yang disukai dan mustahil baginya dan ayahanda untuk menjadi dekat seperti pasangan ayah dan anak biasa.
Tak masalah.
Sementara itu sang putra keempat tak bisa duduk diam setelah mendengar tentang hadiah dari Li Yuanying. Dia ingin menjadi yang terbaik dan karenanya dia pun memberikan kartu asnya.
Yuanying sedang berdiri di dekat Chengqian. Ketika semua orang sedang sibuk menonton interaksi mendalam antara ayah dan anak itu, bocah tersebut mencondongkan diri mendekat ke Chengqian.
“Chengqian, apa kau sudah minta bantuan Guru Xiao?”
Mendengar hal ini, Li Chengqian teringat pada permintaan Li Yuanying sebelumnya. “Ayahanda punya rencana Beliau sendiri atas cendekia tua Xiao. Mana berani kita ikut campur.” Kalau sekarang dia buka mulut, dirinya akan dipermalukan di muka umum!
Li Yuanying membenci perilaku pengecut semacam itu. “Kalau kau tak bilang apa-apa, bagaimana orang lain akan tahu apa yang kau inginkan?!”
Benar-benar, sekarang adalah situasi di mana si keponakan tidak cemas tapi si paman yang cemas. Li Yuanying pun buru-buru memberi Chengqian rincian mendetil tentang kenapa meminta itu bermanfaat.
“Xiang’er sekarang berada pada usia di mana dia harus belajar. Biarkan Guru Xiao yang mengajari dia. Tak ada orang lain yang bisa mengajar dengan lebih baik. Tak percaya? Lihat saja aku. Pikiranku tercerahkan oleh guru yang hebat ini. Pokoknya, hari ini kan bukan kali pertama atau kedua kau dihardik, jadi kenapa jadi masalah? Apakah harga diri lebih penting daripada membuat Xiang’er mendapat pencerahan?”
Dengan Yuanying yang terus membujuknya dengan lirih, Chengqian pun mulai terpengaruh dalam idenya. Kalau dia tidak memperjuangkannya, bagaimana dengan anaknya di masa mendatang? Dia tak lagi cuma seorang diri. Sekarang dia punya istri dan anak, jadi dia perlu melakukan hal-hal yang dibutuhkan ketika situasinya muncul.
Li Yuanying memakai dirinya sendiri sebagai contoh yang sangat bagus. Chengqian tahu seperti apa sang paman dahulu. Mereka yang telah disiksa oleh paman kecil sampai-sampai bersumpah sampai mati tidak akan pernah mengajari bajingan semacam itu lagi jumlahnya banyak. Tetapi setelah diajari oleh Wei Zheng dan Xiao Deyan, paman kecil menjadi lebih pengertian dan membaca buku-buku yang lebih baik. Paman kecil bahkan pergi ke Akademi Kekaisaran untuk melakukan duel kecerdasan dengan para cendekia Konfusian tanpa takut sedikit pun!
Chengqian mengangguk setuju: “Nanti aku akan bicara pada ayahanda.”
“Itu baru benar. Sebagai seorang ayah, kau harus memikirkan tentang Xiang’er dan memilih yang terbaik untuk dia.”
Chengqian mengiyakan.
Yuanying bersemangat karena telah memberi instruksi kepada keponakannya dan jadi tak bisa diam. Dia berkeliling untuk mencari sekumpulan keponakan dan cucu keponakan kecil untuk diajak bermain. Kemudian dia mengajari mereka bagaimana cara mengucapkan selamat kepada sang Kaisar.
“Kalian tak perlu mempersiapkan hadiah apa pun. Lihat saja ada begitu banyak orang di depan sana yang sudah melakukannya. Kita harus melatih ucapan selamat ulang tahun yang istimewa untuk membuat kakenda Kaisar gembira.”
Li Xiang menanggapi lebih dulu.
Kemudian Bola Bundar Kecil buru-buru berlari ke sisi Yuanying dan memeluk lutut Yuanying untuk mengekspresikan persetujuannya.
Yang lain-lain pada mulanya agak ragu tapi begitu mendengar bahwa sepupu-sepupu berperingkat tertinggi mengiyakan, mereka pun menyetujui dengan gagah berani.
Yuanying membawa mereka keluar untuk bersembunyi dan menginstruksikan mereka agar berlatih.
Ketika mereka pergi ke luar, Li Yuanying menghitung dan menyadari kalau dirinya punya beberapa orang cucu keponakan yang baru saja belajar bicara. Dia pun meminta agar mereka berbaris sesuai usia dan tinggi badan lalu menyuruh mereka masing-masing membaca satu kalimat.
Kita mulai dengan Li Xiang yang harus berkata “Umur panjang bagaikan Langit” diikuti oleh Bola Bundar Kecil dengan “Banjir keberuntungan memenuhi Langit” dan kemudian “Berkat seluas Laut Timur” satu demi satu tersambung rapi menjadi serangkaian kata-kata.
Yuanying berjongkok untuk menyampaikan bahwa ini namanya Solitaire. Karena semua orang adalah bagian dari keluarga istana, kita harus bergabung menjadi satu hingga kita menjadi naga. Bahkan jika hanya satu orang saja yang tidak ada, berarti ada yang kurang. Kita dengan marga Li harus saling menjaga satu sama lain dengan baik.
Setelah itu, dia meminta anak-anak berlatih beberapa kali dengan suara lirih dan kemudian mengingatkan mereka satu persatu: “Kalau sampai ada yang melupakan satu kata, orang di depan harus mengingatkan orang yang ada di belakang dengan suara pelan. Ini bukan curang, ini namanya bersatu!”
Semua anak-anak itu adalah kacang-kacang kecil berumur dua hingga tiga tahun yang tak pernah diberi tugas seserius itu sebelumnya. Mereka semua kegirangan dan mengiyakan dengan gembira.
Setelah semua orang selesai dengan upacara pemberian hadiah, Li Xiang memimpin segerombolan kacang kecil untuk membentuk satu barisan di hadapan sang Kaisar dan membuat pertunjukan untuk Beliau dengan suara yang kekanakan. Beberapa dari anak-anak ini dilahirkan dan dibesarkan di tempat lain serta memiliki demam panggung akibat suasana yang ramai. Beberapa di antara mereka benar-benar melupakan lirik mereka dan harus mengandalkan mereka yang berdiri di dekatnya agar membantu.
Walaupun tersendat beberapa kali, pertunjukan ulang tahun itu berhasil dipertontonkan dengan sempurna. Baginda Kaisar yang sudah paruh baya, suka kalau ada anak-anak yang mengelilingi Beliau. Karena semua anak-anak Beliau sudah hampir dewasa, tentu saja sekelompok kacang kecil akan membuat Beliau sangat gembira. Baginda Kaisar mengangkat Li Xiang ke atas pangkuannya, menarik Bola Bundar Kecil ke dalam pelukannya, dan memanggil masing-masing cucu satu demi satu. Beliau lalu bertanya pada Li Xiang: “Siapa yang mengajari kalian?”
Bahkan jika kau berpikir dengan kakimu, kau akan tahu kalau anak-anak ini takkan mungkin bisa memikirkan sendiri ide macam ini.
Li Xiang dan Bola Bundar Kecil mengulang kata-kata Li Yuanying kepada Baginda Kaisar. Ketika berhubungan dengan mengingat kata-kata Manman, mereka adalah yang terbaik!
Begitu mendengar hal ini, Baginda Kaisar menepuk-nepuk kepala kedua cucunya dengan penuh kasih: “Manman benar, kalian harus ingat apa yang telah dia ajarkan pada kalian.” Beliau lalu memuji cucu-cucu yang lain dan memberi hadiah kepada mereka.
Tentu saja anak-anak gembira ketika menerima hadiah dan dengan riang berlari kembali ke tempat orangtua mereka. Para orangtua yang tidak mengizinkan anak-anak mereka mengikuti Li Yuanying kini menyesal. Andai saja mereka tahu bahwa paman kecil akan memberi anak mereka kesempatan yang begitu bagus untuk mendapat perhatian, mereka pasti akan mengizinkan mereka mengikutinya!
Li Yuanying tak peduli pada apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya. Ketika dia sudah selesai bermain, dia duduk dan makan lalu setelah makan, dia membawa para kepala lobak dan kacang-kacang kecil keluar untuk bermain sesuka hati. Dia tetap tinggal hingga pestanya berakhir.
Liu Baolin sudah lama menunggu kepulangannya. Melihat wajahnya merona, Liu Baolin mengulurkan tangan dan bertanya dengan cemas: “Apa kau minum-minum?”
“Nggak! Aku cuma main dengan Xiang’er dan anak-anak lainnya.”
Mulanya Liu Baolin ingin mengingatkan Li Yuanying agar jangan bermain terlalu sembarangan atau urusannya akan jadi buruk kalau sampai ada anak keluarga istana yang terluka. Namun mengetahui perangai keras kepala putranya, Liu Baolin pun menahan lidahnya dan hanya bertanya apakah putranya itu baik-baik saja pada sesi pemberian hadiah.
“Semuanya baik. Kudengar dari Chengqian kalau kakanda Kaisar memamerkan hadiahku kepada para pejabat mahkamah di siang hari. Beliau sangat menyukainya!”
Ketika ibu dan anak sedang bicara, sebuah hadiah dari Kaisar datang ke tempat mereka. Dengan gembira Yuanying mengajak Liu Baolin untuk menerimanya dan berkata kepada ibunda: “Lihatlah, Kakanda Kaisar benar-benar puas, kan?”
Dia mengedarkan pandangan pada semua hadiahnya. Kesemuanya itu adalah benda-benda yang dia pernah bilang dia sukai. Hebat sekali, kakanda benar-benar memahami dirinya.
Melihat bahwa hadiah-hadiah dari sang Kaisar cukup mewah untuk membuat orang lain merasa iri dan bahwa Yuanying sangat menyukainya, Liu Baolin pun merasa lega. Dia tersenyum dan menatap sejenak ketika putranya terus dan terus mengoceh tentang semua harta yang dia sukai.
“Ini adalah barang yang sebelumnya kuinginkan tapi kakanda tak memberikannya kepadaku.”
“Aku sudah sejak lama mengincar ini tapi nggak dapat-dapat.”
Akhirnya, Liu Baolin membantu putranya menyimpan semua benda itu, berjanji akan menyimpannya sebagai warisan keluarga sesuai dengan keinginan anak itu.
Setelah menyimpan semuanya, Li Yuanying bergumam pada Liu Baolin: “Barusan tadi Qingque menghadiahkan <> kepada Kaisar. Aku penasaran apakah buku ini bagus tapi karena Guru Xiao telah membantu dalam proyek ini, maka semestinya memang bagus. Begitu Kakanda Kaisar selesai membacanya, aku akan meminta Beliau meminjamkannya padaku!”
Tentu saja Liu Baolin menganggukkan kepala dengan setuju atas pernyataan Li Yuanying yang ingin membaca. Dia tak memahami banyak prinsip dalam kehidupan, tapi selalu merupakan hal benar kalau membaca dan belajar lebih banyak lagi.
—————–
Catatan Pengarang:
Baginda Kaisar Li Er: Pujilah, terus puji lebih keras lagi. Begitu kalian selesai memuji, zhen akan beritahu kalian kalau kalian semua salah!
Pejabat Mahkamah: Tak tahu malu!!!
Pangeran Kecil: Kakanda, kudengar Qingque telah menyusun sebuah buku (menggosokkan kedua tangan)
Keponakan Keempat: Enyah! Pergi kau!!!