Addicted Pampering You: The Mysterious Pampered Wife of The Military Ye - Bab 7
- Home
- Addicted Pampering You: The Mysterious Pampered Wife of The Military Ye
- Bab 7 - Ini Adalah Qinglan
Bab 8 – Ini Adalah Qinglan –
Ketika Shen Qinglan bertemu Fu Hengyi lagi, itu luar biasa.
Pria itu memasuki ruangan,mengenakan kemaja abu-abu yang santai. Dia terlihat mengagumkan dengan cahaya matahari menerpa dari belakang. Ini membuat seluruh tubuhnya dibungkus lapisan cahaya oranye.
Ketampanannya sendiri sudah cukup tinggi, adegan seperti ini membuat orang-orang tertegun. Dimata Shen Qinglan terbersik emosi untuk pertama kalinya.
Fu Hengyi memasuki ruang tamu, matanya bertemu dengan tatapan Shen Qinglan.
Qinglan cepat-cepat mengalihakan tatapannya, seperti seorang anak yang tertangkap sedang mengintip. Ini membuatnya Qinglan sedikit tidak nyaman, bahkan ujung telinganya yang tertutup rambut sedikit merah.
“Kakek, aku sudah pulang. Kakek Shen, lama tak berjumpa.” Fu Hengyi menyambut dengan hangat. Walau dia telah banyak menghabiskan waktu di militer, tempramennya tidak sekaku kebanyakan tentara. Jika dia tidak mengenakan seragamnya, dia akan terlihat bagai anak laki-laki keluarga besar yang sehalus giok.
Kakek Fu melihat cucunya sudah kembali, dan menyapu tangannya melewati papan catur. Pion-pion yang rapih tertata langsung berantakan. “Sudah, sudah.”
Kakek Shen dengan kesal memelototinya. “Pak Tua! Kau benar-benar curang! Setiap kali kau kalah, kau selalu tak tahu malu dan tidak mengaku kalah!”
Wajah Kakek Fu sudah cukup terlatih untuk berkulit tebal dalam situasi semacam ini. “Siapa yang curang? Kau tidak lihat cucuku sudah pulang, ini sudah jam makan siang!”
Setelah mengatakan itu dia mengacuhkan Kakek Shen dan menunjuk pada Qinglan dengan wajah penuh bahagia. “Hengyi, ini cucu Kakek Shen mu, Qinglan. Saat masih kecil kalian bermain bersama, kau ingat?”
Shen Qinglan kehilangan kata-kata pada pengenalan Kakek Fu.
Sementara Fu Hengyi tersenyum dan mengangguk. Lalu dia mengulurkan tangannya pada Shen Qinglan. “Fu Hengyi, senang bertemu dengan mu.”
Qinglan menatap tangan besar di depannya, dia mengulurkan tangannya sendiri dan menerimanya. Tangan pria ini besar dan kasar karena penuh dengan kapalan. Ini tidak mengganggunya, hanya membuatnya sedikit gatal.
“Shen Qinglan.” Singkat, hanya tiga kata, tidak ada tambahan.
Mereka telah bertemu satu sama lain 2 hari sebelumnya, tapi saat ini keduanya memilih untuk melupakan itu.
Kakek Fu terlihat kurang senang dengan kekakuan diantara mereka berdua. “Nak Qinglan bukan salah satu anak buah mu. Kenapa kau serius sekali. Kalian hanya beda 10 tahun, kenapa dingin pada satu sama lain. Saat kanak-kanak kau sudah memeluknya, dan kau bilang dia adik kecil paling cantik yang pernah kau lihat.”
Setelah mengatakan itu, keempat-empatnya menjadi kaku.
Fu Hengyi menatap Kakeknya dengan wajah tanpa daya, dan telinga Shen Qinglan perlahan semakin merah.
Kakek Fu bisa mengabaikan tatapan Fu Hengyi, bocah ini akhirnya bisa berlibur di rumah, kalau dia tidak memanfaatkannya untuk menumbuhkan perasaan di antara mereka, dia tak akan pernah bertemu dengan cicitnya di masa depan.
“Adik kecil mu ini, Qinglan, orangnya rendah hati, jadi dia tidak punya banyak teman di dalam kota. Kau juga jarang-jarang bisa berlibur, sudah 10 tahun tidak bertemu. Sekarang selagi kau punya waktu, ajak Qinglan keluar, ada banyak makanan enak dan hal-hal menyenangkan di kota, bersenang-senanglah.” Kakek Fu menyarankan.
Kakek Shen yang masih belum mengeluarkan suara, akhirnya menyadari situasi yang mencurigakan ini. Pak tua ini ternyata ada niat lain, ahh. Dia hanya berpikir bahwa Fu Tua memintanya datang hanya untuk bertemu, tapi ternyata dia tertarik pada cucunya.
Saat Kakek Shen memikirkan ini, wajahnya menjadi hijau. Dia melihat Kakek Fu untuk mengungkapkan semua kekesalannya. Tapi dia memilih untuk tidak melakukan itu karena ada generasi muda didepannya, akan buruk bila ia mengamuk. Akhirnya dia memilih untuk menahan amarahnya.
“Lan’er, sudah sangat terlambat, kita sebaiknya pulang.” Kakek Shen tidak ingin tinggal lebih lama. Jika lebih lama cucunya yang murni mungkin akan di makan kedua serigala berperut hitam ini.
(Berperut hitam/ black belly = biasanya digunakan untuk mengartikan bahwa seseorang diam-diam sangat jahat / licik / manipulatif, karena kau hanya akan tahu bahwa orang itu perut hitam setelah dimakan!)
“Jangan, ahh. Masih jam makan siang, tunggu setelah makan kalau kau ingin pulang. Aku akan meminta Fu Hengyi untuk menghantarkanmu setelahnya.” Kakek Fu mencoba untuk memaksa mereka tinggal. Kalau yang ingin pulang hanya Kakek Shen, dia tidak akan peduli. Tapi Qinglan juga pulang, bagaimana mungkin cucunya nanti memupuk perasaan antara mereka?
Tapi Kakek Shen sudah menyadari niat Kakek Fu. Mana mungkin dia membiarkan kesempatan ini terjadi. Dia menarik tangan Shen Qinglan untuk cepat-cepat pergi.
“Bocah! Kenapa kau masih tidak menghantar Kakek Shen mu?” Melihat punggung Kakek Shen dan Qinglan menjauh, Kakek Fu masih berdiri di tempat dan kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bersabar.
Awalnya Fu Hengyi tidak mengerti niat Kakeknya, tapi sekarang… Melihat ekspresi Kakek Fu, dia takut yang menyadarinya bukan hanya dia.
“Kakek.” Fu Hengyi berkata dengan enggan.
Kakek Fu mendengus kesal. “Kakek… Kakek… Kakek apa? Kenapa masih belum menghantar?”
“Kakek, dia baru 21 tahun. Dan aku, cucumu, sudah 31. Apa Kakek tidak takut orang-orang akan mengatakan cucumu sapi tua yang memakan daun muda?”
(sapi tua yang memakan ‘rumput’ muda = idiom untuk; pria tua mengencani daun muda. Penerjemah menyesuaikan sedikit.)
Kakek Fu tidak takut pada apa yang mungkin akan dikatakan orang-orang. Dia bahkan berkata dengan bangga: “Cucuku bisa memakan rumput manapun dia mau, tentunya karena dia punya kemampuan itu. Kalau seseorang mampu , kenapa tidak?”
“Dan memangnya kenapa 21 tahun? 21 tahun itu juga sudah dewasa sepenuhnya. Jika bukan karena kau belum menikah dan mempunyai anak, mungkinkah aku sekhawatir ini? Berhenti omong kosong, cepat antarkan Kakek Shen.” Kedua mata bak mata harimau Kakek Fu memelototi Fu Hengyi.
Fu Hengyi tidak bisa berbuat apa-apa, jadi dia tidak ada pilihan selain menggerakkan kakinya.
Untunya, halaman tengah rumah cukup besar. Kedua rumah Keluarga Fu dan Keluarga Shen tidak begitu jauh, tapi Kakek Shen sudah tua; jadi langkah-langkahnya tidak begitu cepat. Jadi Fu Hengyi dengan cepat mengejar mereka.
“Kakek Shen.” Fu Hengyi memanggil saat dia tiba di dekat mereka. “Kakek ku tempramennya memang begitu. Mohon jangan di ambil hati.”
Kakek Shen tidak senang dengan kelakar si Fu Tua yang mencoba menjodohkan cucu mereka. Tapi dia telah mengenal Fu Hengyi sejak dia masih kecil, dia tahu sifatnya dengan jelas, dia juga tidak bisa lama-lama marah pada teman seperjuangannya. Setelah Fu Hengyi mengatakan ini, amarah di hatinya juga mulai mereda.
“Setelah mengenalnya bertahun-tahun, aku sudah tahu jelas sifat si Tua itu. Tidak apa-apa, tidak penting. Kau kembali saja.”
“Aku akan antarkan Kakek dulu.”
Kakek Shen melambaikan tangannya. “Tidak perlu. Hanya beberapa langkah lagi. Apsa ada yang perlu dikhawatirkan di halaman ini?”
Tapi, Fu Hengyi masih mengantarkan mereka pulang.
“Kata-kata Kakek ku, jangan di ambil hati.” Sebelum pergi, Hengyi berbisik di telinga Qinglan.
Suara prianya yang indah dan dalam memasuki telinganya, bagai irama selo. Shen Qinglan menggelengkan kepalanya karena sedikit terpesona oleh suara menyenangkan itu. Dia tiba-tiba ingat Yu Xiaoxuan berkata: ‘mendengarkan suara penuh pesona bisa berakhir hamil.’
Shen Qinglan menatap punggung kuat, tinggi dan maskulin pria yang menjauh itu, tipe pria yang jarang di temukan. Untuk sesaat ada emosi melintasi di mata yang tenang itu.
Mendengar Fu Hengyi mengantarkan Kakek Shen pulang, Shen Xitong cepat-cepat keluar tanpa ada kesempatan merapikan dirinya sendiri. Tapi dia kecewa, dia bahkan tidak mendapatkan kesempatan melihat pria yang dia rindukan.
Shen Xitong menatap halaman kosong, matanya penuh kekecewaan. Sudah tiga tahun sejak terakhir kali dia melihatnya.