Addicted Pampering You: The Mysterious Pampered Wife of The Military Ye - Bab 124
- Home
- Addicted Pampering You: The Mysterious Pampered Wife of The Military Ye
- Bab 124 - Mana Buktinya?
Meskipun bar sangat ramai, Wu Qian masih saja merasa sangat malu, jadi menyesap jusnya terus menerus dan melihat-lihat sekitarnya.
Dia tidak menunggu Chen Qingtian.
Anehnya , badannya mulai terasa semakin panas, dan Wu Qian berpikir mungkin dikarenakan AC bar tidak berfungsi dengan normal.
Zhou Liang tidak menghentikannya, sebagai gantinya malah hanya melihatnya, bagus juga ditonton…
Wu Qian menelpon seseorang dua kali, dan panggilannya terhubung tapi tidak satupun ada yang dijawab. Dia menyerah di ketiga kalinya, dan ketika menelpon lagi, hp nya sudah dimatikan.
Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, “Hp Qingtian mati. Tidak mungkin sesuatu terjadi kan?”
Wajah Wu Qiang sedikit khawatir. Ini adalah bar. Ada banyak sekali jenis orang disini. Tidak ada yang menjamin dari sekian banyak orang disini ada orang mesum yang menyukai laki-laki.
Dia berdiri dan mencoba pergi untuk mencari Chen Qingtian, but sesaat setelah dia berdiri, dia dengan lemah terjatuh kebelakang.
Zhou Liang dengan sigap menolong dan bertanya dengan khawatir, “ada apa?”
Wu Qiang menggelang-gelengkan kepalanya, “mungkin aku baru saja meminum wine dan sedikit pusing. Aku baik-baik saja, ayo cepat pergi mencari Qingtian. Aku takut mungkin sesuatu terjadi padanya”
“Oke, aku akan menemanimu mencarinya.” Zhou Liang berkata dan akan menolong Wu Qian berdiri.
Kali ini Wu Qian tidak menolak, dan berdiri mengikuti Zhou Liang. Keduanya berjalan bersama menuju ke kamar mandi, tetapi mereka tidak menemukan Chen Qingtian. Justru sebaliknya, badan Wu Qian malah terasa semakin panas, dan terus menerus merasa ada yang kosong di tubuhnya.
Kulitnya terasa sepanas matahari, pipinya memerah, dan matanya tidak fokus. Zhou Liang melihat efek obat yang ia berikan hampir bekerja sepenuhnya, dan tangannya yang sebelumnya memegang lengannya kini beralih memeluk piggangnya, “menurutku Qingtian pasti mabuk dan mungkin saja sudah pulang terlebih dahulu. Aku akan mengantarmu pulang dan mencarinya.”
Otak Wu Qian sedikit bingung. Kekososngan di tubuhnya dating seperti ombak, mengikis kewarasannya. Dia hanya merasa bahwa tubuh yang memluknya terasa dingin. Dia secara tidak sadar bergerak semakin mendekat ketubuh Zhou Liang.
Tidak, dia sama sekali tidak mendengar kata-kata Zhou Liang. Dia mengangguk dan mengikuti Zhou Liang keluar . Zhou Liang memberikan kunci mobil ke valet yang menunngu di pintu masuk bar dan memberi tahu alamat hotel terdekat.
Wu Qian dan Zhou Liang duduk di kursi belakang. Wu Qian menggoyangkan badannya dengan gelisah, tangannya tanpa sadar menarik kerah Zhou Liang, dan segera dada Wu Qian memberikan pandangan besar musim semi (sesuatu yang vulgar, ehm itu).
Hotelnya tidak jauh. Segera Zhou Liang menolong Wu Qian keluar dari mobil dan berjalan menuju lift hotel. Bersandar pada dinding lift yang dingin, Wu Qian terstimulasi oleh besi yang dingin, dan kesadarannya sedikit pulih. Melihat ke sekelilingnya, dia akhirnya menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.
“ini bukan rumahku, dimana ini?”
Zhou Liang tertawa,”kau mabuk dan salah lihat. Ini rumahmu, kita ada di lift, kita akan sampai segera.”
Meskipun Wu Qian belum sadar saat ini, dia masih memiliki sedikit kesadaran, “ini bukan rumahku, liftnya tidak seperti ini.”
Kemudian, pintu lift terbuka, Wu Qian berusaha untuk keluar, Zhou Liang melangkah maju dan dengan mudah memenjarakan Wu Qiang di lengannya.
“Baiklah kita sudh sampai, sebentar saja, menurut.”
Wu Qiang terus memberontak dan ingin keluar dari sana. Tapi apa daya dirinya, hanya seorang wanita yang mabuk dan dimanfaatkan oleh Zhou Liang, dan segera, Wu Qian sudah di bawa masuk.
Zhou Liang membawa Wu Qian ke kamar dan melemparkannya ke atas ranjang.
Kamar itu hangat, dan Wu Qian, yang awalnya mendapatkan dua titik kesadaran, merasa semakin panas karena kehangatan ini.
Setelah Zhou Liang mengunci pintu, dia membiarkan Wu Qian dan malah pergi ke kamar mandi untuk membasuh diri.
Ketika dia selesai mandi, Wu Qian masih berbaring di atas ranjang dengan hanya mengenakan sepasang dalaman.
Dia sedikit terengah-engah, dengan “shen yin” lirih keluar dari mulutnya.
(T/N: Shen Yin = desahan)
Zhou Liang tertawa, menatap dengan dalam ke arah tubuh seputih giok di atas ranjang, menarik handuk di pinggangnya, melemparkannya ke lantai.
Dia baru saja seleai mandi, kulitnya sedikit dingin, dan sesaat setelah mendekati Wu Qian, otomatis Wu Qian langsung memeluk si pria. Dia merasa sangat panas sekarang, dan tubuhnya sangat kosong, dia bukan lagi seorang gadis yang polos, jadi secara alami dia tahu rasa kosong apa yang tubuhnya tunjukkan.
Bau dari seoang pria menelannya. Dia diracuni dan tidak bisa berpikir jernih. Jadi dia tidak tahu siapa pria di depannya; yang memejamkan mata dan menciumnya.
Malam ini, lenguhan si pria dan nafas lemah si wanita terdengar lama, lama sekali.
Keesokan paginya.
Ketika Wu Qian membuka matanya, suasana yang asing terefleksikan di matanya. Kepalanya sedikit pusing dan bingung, tubuhnya terasa tidak nyaman, khusunya di tubuh bagian bawah. Sejenak, kepalanya terasa macet.
Ketika dia menyadari apa yang mungkin telah terjadi, wajahnya memucat. Dan ketika menoehkan kepalanya, wajah asing tapi tak asing muncul di matanya. Dia tertegun, dan berteriak pilu degan sangat keras.
Zhou Liang tidur dengan nyenyak. Tadi malam dia rasanya hampir mati.
Ketakutan karena mendengar teriakan, dia duduk di atas ranjang, “ ini masih sangat pagi, ada apa ah”
Gara-gara dia duduk mendadak, selimut tertarik ke sisi Zhou Liang. Dada Wu Qian terbuka dan melihat tanda bekas tebal didadanya, dan dia tidak tahu apa yang terjadi.
Dia menarik selimut kearahnya dan memeluk dirinya sendiri, “kau, apa yang kau lakukan padaku?”
Dia menunjuk Zhou Liang, ujung jarinya bergetar.
Zhou Liang mendapatkan morning call yang serius. Dia bangun dan melihat wajah tidak senang Wu Qian, “kau tidak bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi”
“Aku pacar Qingtian, bagaimana bisa kau melakukan ini padaku? Begini perlakuanmu kepada Qingtian?” Wu Qian terlihat marah, badannya tanpa sadar bergetar.
Zhou Liang tertawa, “kalau ini bukan karena persetujuan Qingtian, apa kau pikir aku akan menyentuhmu?”
Wajah Wu Qian pucat, “tidak, itu tidak benar. Qingtian tidk akan melakukan iu padaku.”
Zhou Liang melihat kearah wajah pucat yang tersenyum dan tak berdaya itu, sulit untuk tidak merasa kasihan “biarkan aku beri tahu, Qingtian tidak lagi menginginkanmu. Dia hanya menggodamu. Kau satu-satunya yang bodoh karena memperlakukannya sebagai cinta sejatimu. Kenapa menurutmu tadi malam Qingtian menghilang? Itu karena dia punya target baru dan ingin segera menghabiskan malam dengan bercinta dengan seseorang.”
“Tidak, itu tidak mungkin. Qingtian, dia mencintaiku, dia tidak akan menghianatiku, kau bohong.” Wu Qiang tidak mempercayainya dan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan sangat kuat.
“kalau kau tidak percaya padaku, apa yang kau takutkan? Untuk apa kau gemetar?” Zhou Liang membongkar nya degan singkat, “sekarang Qingtan tidak menginginkanmu, demi dirimu yang dipaksa kemarin, aku akan mengambilmu sementara. Jangan khawatir, aku selalu murah hati pada wanita, aku tidak akan mempelakukanmu dengan buruk.”
Wu Qiang menatapnya dengan benci, “tidak akan pernah. Kejadian tadi malam bukan kehendakku, kau memaksaku. Aku akan memberitahu Qingtian kalau kau memaksaku melakukan hal itu. Aku akan menelpon polisi.”
Wajah Zhou Liang berubah, menatap Wu Qian dengan kilat berbahaya. Dia meraih dan menankup dagu Wu Qian, “aku memaksamu?siapa yang memegangku tadi malam dan tidak membiarkan ku pergi, dan terus berteriak meminta lebih? Apa perlu aku membantumu mengingat kejadian tadi malam?
selamat membaca KMM!
akan di update secepatnya kalau asy tdk sibuk, mata iritasi jadi gak bisa lama-lama liat layar laptop >_<.
makasih sudah baca!!