Zhao Yao - Epilog
Hari itu, setelah keluar dari segel Raja Iblis dan dikelilingi oleh semua orang, aku dan Mo Qing lalu dibawa kembali ke Sekte Wan Lu. Kemudian Gu Hanguang memeriksa aku dan Mo Qing. Kondisi tubuh Mo Qing sebenarnya tak membutuhkan terlalu banyak perhatian, karena aura jahat di tubuhnya telah diubah sepenuhnya oleh kekuatan segel dan dipencar ke seluruh gunung dan sungai, namun kondisi tubuhku lumayan buruk.
Aku berbeda dari Mo Qing. Walaupun aku terlahir dengan sifat iblis, aku bukan iblis hati dan dalam tubuhku juga tak memiliki aura jahat. Karenanya, di dalam segel itu, seluruh kekuatan di dalam sekujur tubuhku telah dilucuti, dan bahkan kekuatan dari setiap bagian tubuhku terpengaruh secara signifikan.
Kalau aku ingin bicara, maka aku harus berlatih pelan-pelan. Kalau aku ingin berjalan, maka aku juga harus berlatih pelan-pelan. Bagaimanapun juga, setidaknya nyawaku tak terpengaruh.
Akan tetapi, hal ini masih membuat Mo Qing merasa tersiksa.
Gu Hanguang meresepkan obat untukku dan menyuruhku agar memulihkan diri di dalam kamarku. Jadi setiap hari, aku cuma memerintah-merintah Mo Qing. Aku menyuruhnya menyuapiku, membawakanku air minum, menciumku, memelukku, atau bahkan sembari aku latihan berjalan di halaman, dia harus memapahku. Terkadang, ketika aku ingin bersikap nakal dan ingin berjalan lebih jauh lagi, aku akan menyuruhnya menggendongku.
Bahkan meski kondisinya begini, dia senang melakukannya.
Aku mengerti bahwa kalau aku tidak sedikit lebih arogan dan seenaknya, maka Mo Qing takkan bisa mengatasi perasaan menyalahkan diri dan siksaan di dalam hatinya.
Pada apa pun yang kuinginkan, dia menurutinya. Kalau aku bilang ingin tidur di awan, maka dia akan membungkusku dalam bulu rubah dan membawaku ke langit. Gu Hanguang menegurnya: “Kau itu mengurus dia seperti kau mengurus bayi besar.”
Gu Hanguang mengatakan hal itu tepat di hadapanku, jadi aku balas memelotot kepadanya. Sementara Mo Qing membantuku meniupi obat yang panas, dia berkata, “Terus kenapa?” Mo Qing langsung mendukungku.
Aku menatap Gu Hanguang dan mendengkur: “Kau dengar itu? Aku ini sangat beruntung dalam hidup, jadi itulah sebabnya ada orang yang memanjakanku.” Demi menunjukkan perasaan penuh cinta antara aku dan Mo Qing, dengan patuh aku meminum obat pahit yang diangsurkannya ke bibirku.
Ekspresi Mo Qing begitu lembut: “Menurutlah, minum semuanya.”
Aku bekerjasama dengan sukarela dan meminum habis semuanya.
Mo Qing buru-buru membereskan mangkuk dan peralatannya. Persis sebelum dia berjalan keluar dari pintu, dia berkata pada Gu Hanguang: “Seperti ini, dia sangat mudah untuk diurus.”
Eh… Ketika memeriksa lebih seksama, ketika dia aku mendengar kata-kata dari Mo Qing ini, sepertinya kata-kata itu memiliki makna yang berbeda. Apa… apakah dia mengkritikku karena dulu aku lebih sulit diurus ketimbang sekarang?
Gu Hanguang mencibir dingin: “Bukankah begitu? Dibandingkan dengan tingkahnya yang lalu, di mana dia ingin pergi ke tempat tertinggi di langit dan membuat masalah di mana-mana, sekarang dia jauh lebih baik.”
“Cih, Cebol Kecil, kenapa mulutmu menyebalkan sekali? Apa kau bahkan ingin Shen Qianjin tidak jatuh cinta lagi padamu?”
“Tentu saja tidak.” Gu Hanguang memutar matanya padaku, “ulurkan tanganmu. Biar kuperiksa nadimu.”
Dalam apa pun yang kuinginkan, Mo Qing menuruti. Akan tetapi, hanya ada satu hal yang dia tak mau menuruti kemauanku. Yaitu tidak membiarkan Shiqi dan Zhiyan dekat-dekat denganku terlalu lama, setiap hari. Sejak aku dan Mo Qing memasuki segel, sepuluh tahun sudah berlalu.
Dalam jangka waktu sepuluh tahun itu, ada banyak hal yang sudah terjadi di dunia.
Contohnya saja, posisi Ketua Sekte dari Sekte Wan Lu sudah kosong selama sepuluh tahun terakhir ini. Jadi, dengan bantuan dari Li Ziyu dan Sima Rong, Zhiyan memanfaatkan identitasnya sebagai murid ketua sekte untuk menjadi Pelindung Hukum. Dia bisa menjalankan otoritas sepenuhnya dari ketua sekte, memegang kuasa atas seluruh Sekte Wan Lu. Setelah mengembangkan diri selama sepuluh tahun, akhirnya Zhiyan sudah tumbuh dari seorang gadis kecil cengeng menjadi seorang pemimpin sekte yang cerdas dan tegas.
Setelah mendengar ini, aku merasa kalau kenyataan memang sulit untuk diprediksi, dan Kehendak Langit sulit untuk diterka. Akan tetapi, ketika aku juga teringat bahwa Zhiyan bisa dianggap telah dididik sendiri olehku, aku merasa luar biasa bangga.
Juga, dalam sepuluh tahun itu, Zhiyan dan Shiqi sering bersama-sama, menjadi semakin dan semakin dekat.
Ketika kedua orang ini bersama-sama datang mencariku, Ketua Puncak Timur tak lagi menampakkan ekspresi garang, dan Pelinding Hukum Agung dari Ketua Sekte Wan Lu yang sekarang juga kembali pada penampilan gadis kecilnya. Bersama-sama dengan mereka berdua, aku, mantan ketua sekte ini, tanpa daya jadi tak bisa mengendalikan diriku yang suka bergosip, dan akan mengobrol dengan mereka dalam waktu yang sangat lama.
Akan tetapi, di mata Mo Qing, mereka berdua tak ada bedanya dari tumor ganas, terutama ketika mereka mengganggu istirahatku.
Jadi setiap hari, Mo Qing hanya mengizinkan mereka mengunjungiku selama dua jam, tetapi dalam jangka waktu itu, mereka masih bisa memberitahukan banyak gosip padaku.
Seperti bagaimana Qin Qianxian menemukan cara untuk membuat pencapaian lebih tinggi dalam sutra-sutra kuno, atau bagaimana hal itu membuat orang-orang dari Paviliun Qian Chen merapal sutra untuk meningkatkan kekuatan segelnya, mempercepat kerja segel itu dan mencabut keluar aura jahat dalam tubuh Mo Qing. Mereka juga bicara tentang sudah berapa kali Gu Hanguang bertemu dengan Shen Qianjin selama beberapa tahun terakhir ini, dan bagaimana ekspresinya pada tiap-tiap pertemuan.
Dari bibir mereka, aku tahu kalau Gu Hanguang masih terus-terusan menyukai Shen Qianjin. Alasan kenapa dia masih harus menekannya dengan susah payah, adalah karena dia takut kalau racun cinta dalam tubuh Shen Qianjin sampai kambuh, maka wanita itu akan mati.
Jadi, aku memberi saran kepadanya: “Dalam beberapa tahun terakhir ini, kau sudah menyelamatkan banyak anggota Sekte Wan Lu, dan kau juga telah berkali-kali menyelamatkan aku dan Mo Qing. Kalau kau bersedia, aku akan menyuruh Mo Qing menghancurkan seluruh kultivasi Shen Qianjin. Dengan begini, racun cintanya….”
Gu Huanguang menancapkan jarum ke punggung tanganku dengan ganas: “Kau berani!”
Aku mengerutkan bibirku. Masalahnya bukan pada apakah aku berani atau tidak, hanya saja dia, Shen Qianjin, sudah datang diam-diam untuk berkonsultasi dengan Mo Qing tentang masalah ini.
Dua hari yang lalu, Mo Qing memanfaatkan ketidakadaan Gu Hanguang dan membawaku keluar untuk latihan berjalan, sambil mendiskusikan beberapa urusan denganku. Dalam beberapa tahun belakangan ini, Shen Qianqin tampaknya sudah ingat sedikit masa lalunya, tetapi karena segel jarum yang telah dengan susah payah dipasang oleh Gu Hanguang, dia tak mampu mengingat semua kejadian-kejadian yang lampau. Akan tetapi, dia masih tahu kalau urusan ini luar biasa penting baginya. Ditambah lagi, semakin sering dia melihat Gu Hanguang, semakin dia ingin menemuinya. Walaupun ingatanya tidak ada dan racun cintanya sudah teratasi, hati dan perasaannya sudah mulai kembali. Dia pasti akan mengulang jalan bencana yang sama seperti sebelumnya.
Shen Qianjin adalah orang yang tegas. Karena dia tak bisa melepaskan perasaan-perasaan ini, dia hanya bisa menghancurkan kultivasi seumur hidupnya untuk ditukar dengan kebebasannya.
Untuk menghancurkan dasar kultivasinya, dia perlu menemukan orang yang jauh lebih kuat daripada dirinya. Saat ini, di Dunia Persilatan, selain Mo Qing dan Qin Qianxian, dia benar-benar tak bisa memikirkan orang lain yang mampu melakukannya. Akan tetapi, Qin Qianxian baru saja memecahkan segel beberapa hari yang lalu, supaya aku dan Mo Qing bisa keluar, dan sekarang dia sedang bertapa mengurung diri. Untuk dilema Shen Qianjin, pemecahannya takkan mungkin dilakukan tanpa Mo Qing.
Mo Qing berkata padaku: “Aku tidak mahir dalam percintaan, bahkan denganmu… aku sering tak tahu bagaimana harus mengekspresikan perasaanku. Bagaimana menurutmu soal masalah Shen Qianjin?”
Pada saat itu, jawabanku pada Mo Qing seperti ini: “Lihatlah yang baru saja kau katakan. Kalau aku mahir tentang cinta, maka memangnya aku akan sampai harus menghasilkan onggokan ngengat kecil berantakan untuk menghentikan kita berdua.”
Setelah itu, Mo Qing terdiam. Beberapa saat penuh kebisuan berikutnya, dia terkekeh: “Kalau kau mengatakannya seperti itu, maka kita memang pasangan sempurna.”
Tepat sekali. Dia memberi dengan bodohnya, sementara aku menerima dengan bodohnya. Begitulah, dengan bodohnya kami telah menjalani begitu banyak kelokan, menempuh begitu banyak jalan yang tidak berguna, dan akhirnya saling berpapasan. Sekarang kami bisa berjalan bergandengan tangan bersama-sama setiap saat.
“Turuti saja keinginan Shen Qianjin,” ujarku, “Kita bisa begitu cepat keluar dari segel ini, Menara Guan Yu juga telah memberikan banyak upaya. Karena itulah yang dia inginkan, maka turutilah saja.”
Mo Qing menyetujui. Apa pun yang terjadi di masa mendatang, aku takkan ikut campur lebih jauh lagi.
Sekitar sepuluh hari kemudian, Gu Hanguang menangis, sambil membawa pulang Shen Qianjin, rona wajah wanita itu pucat tapi dia masih tersenyum lembut. Lalu mengenai bagaimana mereka akan saling berinteraksi di masa mendatang, hal itu bukan urusanku.
Seiring dengan berjalannya waktu, tubuhku sudah jauh membaik. Ketika Mo Qing tidak ada, Shiqi, Zhiyan, dan aku akan bermain dengan gegap gempita. Ketika Mo Qing pulang, aku masih akan berpura-pura sedih dan berduka, ingin dia menggendongku di punggung ataupun memelukku.
Terkadang, ketika tingkahku sudah keterlaluan, hal itu akan membuatnya tidak senang. Aku akan membujuk dan mencium wajahnya, kemudian semuanya akan jadi baik-baik saja. Akan tetapi, pada hari Qin Qianxian menjalani pertapaan tertutup, aku mencium wajah Mo Qing, tapi dia tidak sepenuh hati padaku.
Bicara tentang saat itu….
Saat itu adalah hari ketika aku pergi berperahu dengannya di danau.
Zhiyan sudah berkali-kali bilang kalau dia ingin aku dan Mo Qing kembali dan menjadi Ketua Sekte Wan Lu, tapi baik aku maupun Mo Qing tak ada yang memiliki minat untuk itu.
Dalam kehampaan kosong itu, aku melayang-layang seperti itu sedemikian lamanya. Dalam hatiku, aku mengerti bahwa tak ada hal lain yang lebih penting daripada apa yang aku dan Mo Qing alami. Karena itu, urusan-urusan tersebut bisa didelegasikan pada orang lain saja.
Kecuali saling menemani satu sama lain, yang ini tak bisa didelegasikan pada orang lain.
Aku tak mau membuang-buang waktu kebersamaanku dengan Mo Qing pada hal-hal lainnya. Mo Qing juga berpikir demikian.
Jadi setelah aku bisa menggunakan sedikit sihir, Mo Qing langsung membawaku ke mana-mana untuk berkeliling dunia, sungguh luar biasa santai dan bebas.
Hari itu, aku berbaring di atas perahu berbentuk belalang, minum arak. Aku tersenyum seraya menatap Mo Qing yang berdiri di haluan perahu, mengendalikan kayuh. Ketika mata kami bertemu, aku memanggilnya dengan jariku: “Mau tebak apakah arak hari ini wangi?”
Setelah beberapa hari terus menempel seperti ketan, Mo Qing sudah mengetahui kebiasaan dan polaku. Dia tahu kalau aku ingin melakukan sesuatu yang tak senonoh, jadi dia hanya tertawa dan tak mengatakan apa-apa.
Saat aku, Lu Zhaoyao, ingin menggoda orang, akankah aku masih membiarkanmu berkata ‘tidak’?
Aku mengangkat kendi araknya, berdiri, dan melenggangkan pinggulku sambil berjalan di atas perahu berbentuk belalang menuju haluan. Perahunya sedikit bergoyang, tapi tidak terbalik. Dengan satu lengan, aku membelitkannya pada leher Mo Qing. Kudongakkan kepalaku dan menggigit dagunya. Pada saat bersamaan, ketika aku mengangkat sebelah kakiku, lututku membelai tubuhnya: “Apa kau mencium aroma araknya?”
“Zhaoyao,” dia memanggilku, “monyet di pohon sana menontonmu.”
“Monyet kecil mana yang berani selancang itu.” Aku menolehkan kepalaku dan sudah akan menjentikkan kekuatan sihirku untuk menjatuhkan monyetnya, ketika tiba-tiba Mo Qing menangkap pinggangku. Aku agak terkejut, tubuhku kehilangan keseimbangan dan jatuh ke samping. Mo Qing ternyata tidak berusaha menolongku, hanya melingkarkan lengannya padaku, menendang perahu hingga terbalik, sehingga aku dan dia sama-sama jatuh ke dalam danau. Air danaunya cerah dan jernih, jelas merupakan berkah cuaca pertengahan musim panas.
Dia menangkup daguku: “Kalau begini, monyet itu takkan bisa melihat apa-apa.”
Aku tertawa pendek: “Monster Jelek Kecil, kau itu benar-benar bara yang sangat panas.”
Momen penuh skandal di dalam air pun terjadi. Ketika akhirnya aku menyandarkan kepalaku pada bahunya, tiba-tiba aku melihat warna-warna keberuntungan di langit yang jauh: “Eh, apa itu?” tanyaku pada Mo Qing.
Mo Qing menolehkan kepalanya untuk melihat, dan tampak agak terkejut: “Seseorang telah sukses berlatih menjadi Xian.”
Di dunia ini, orang yang paling dekat dalam mencapai keberhasilan itu, selain Qin Qianxian, tak mungkin ada lainnya.
Aku dan Mo Qing mengenakan pakaian kami dan bergegas pergi ke Paviliun Qian Chen.
Qin Qianxian bisa dianggap sebagai penolong besar bagi aku dan Mo Qing. Jadi kalau dia akan naik ke langit, tentu saja aku dan Mo Qing akan pergi demi melihat dia untuk yang terakhir kalinya.
Sementara pada saat bersamaan, di sana juga ada Shiqi. Ketika Qin Qianxian melangkah di atas awan-awan magis, selangkah demi selangkah, dia memasuki Langit Kesembilan. Aku sudah hidup di dunia ini selama bertahun-tahun, ini adalah orang pertama yang kulihat berhasil melatih Taoisme dan menjadi Xian. Pencapaian-pencapaian lain yang sebelumnya terjadi sudah sangat lama sekali, jadi hampir semuanya telah menjadi legenda.
Shiqi terbang di atas pedang, ingin mengejarnya, Namun Qin Qianxian terlalu cepat dan menghilang dalam sekejap. Maka hanya tersisa Shiqi di atas pedangnya, berdiri di tengah udara, menatap hampa pada langit yang memancarkan cahaya keberuntungan, menolak untuk turun.
Beberapa saat sebelumnya, mereka memberitahuku bahwa setelah menyingkirkan Jiang Wu, Qin Qianxian telah menghabiskan waktu sepuluh tahun terakhir untuk membaca berbagai sutra dan mengabdikan dirinya pada kultivasi. Di luar segel Raja Iblis, dia telah mengatur barisan pembacaan mantra untuk murid-murid Paviliun Qian Chen supaya meningkatkan kekuatan segelnya. Itulah sebabnya kenapa segelnya bisa begitu cepat memurnikan aura jahat yang telah dibangkitkan oleh Jiang Wu di dalam tubuh Mo Qing.
Selama sepuluh tahun terakhir ini, Qin Qianxian telah membantu aku dan Mo Qing, yang juga membantu praktek keagamaannya sendiri. Sebelum dia menyelamatkan aku dan Mo Qing, dia sudah berkultivasi dengan sukses, tapi dia masih merahasiakannya. Setelah memecahkan segel Raja Iblis, dia pergi menjalani kultivasi tertutup. Semua orang luar berkata bahwa dia mengalami cidera yang memengaruhi kultivasinya gara-gara memecahkan segel.
Alhasil, aku tak menyangka bahwa ketika dia keluar dari kultivasi tertutupnya, dia langsung mencapai Langit dengan satu lompatan.
Aku memakai Teknik Pengantar Suara untuk menyuruh Shiqi turun. Shiqi berjalan ke arahku, tampak agak melamun: “Ketua Sekte, kenapa Qin Qianxian naik ke langit? Aku sama sekali tidak merasa senang untuknya, selain dari hatiku terasa hampa.”
Ketika menatap Shiqi, aku berpikir, karena Qin Qianxian sudah pergi, ada beberapa hal yang tidak perlu diucapkan dengan terlalu terang-terangan. Aku berusaha membujuknya: “Pulang dan makan daging saja, kau akan baik-baik saja setelah makan daging.”
Dia mempercayaiku, mengangguk dan pergi.
Aku hanya menatap awan-awan ajaib yang masih menggelantung di langit dan merenung. Aku merenungkan bahwa situasi Qin Qianxian yang naik ke langit dan menjadi Xian merupakan hal malang bagi Shiqi. Akan tetapi, bagi aku dan Mo Qing, ini sungguh sebuah hal yang menguntungkan. Untung saja, Qin Qianxian berlatih sihir dan melakukan kultivasi Taoisme hingga sejauh itu, kalau tidak, aku dan Mo Qing takkan mampu mengetahui kapan kami akan bisa meninggalkan segel itu….
Tunggu sebentar….
Oh, apakah berkat seorang janda Xian mengacu pada hal ini?
Mo Qing menolehkan kepalanya, matanya sedikit memicing: “Janda apa?”
Aku menyentuh dadaku… Ck, Cermin Pengintai Hati ini masih kukenakan di tubuhku.
Sementara mataku berputar-putar, ekspresi Mo Qing jadi semakin dan semakin tidak ramah. Aku terpikirkan kembali pada saat-saat di masa lalu, dan kemudian menatap tak berdosa pada Mo Qing: “Kau tahu, aku tak punya pilihan lain.”
“Aku kita pergi dan bicara.”
Buru-buru aku menarik tangannya dan mencium pipinya. Akan tetapi, rona wajahnya tak membaik sedikit pun, jadi aku berjinjit dan kembali menciumnya. Ketika dia menarik dan memelukku erat-erat, dia tak bicara, namun wajahnya masih gelap. Setelahnya, aku langsung duduk di tanah: “Aiya, tiba-tiba kakiku jadi lemas. Gendong aku.”
“Lu Zhaoyao….”
“Kau tak mau menggendongku di depan, kalau begitu gendong aku di belakang. Pokoknya, aku nggak mau jalan lagi.” Seraya memanjat naik ke punggungnya, aku berkelakar dengan Mo Qing, membuatnya tak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Pada akhirnya, dia tak punya pilihan lain selain menggendongku di punggung, sambil diam-diam mendendam dan berkata, “Kau bahkan berani menyembunyikan urusan ini dariku, kali ini aku harus menghukummu.”
Aku menyandarkan kepalaku ke bagian belakang bahunya dan mengerang, “Aiya, kepalaku juga sakit.”
Dia tak berperasaan: “Bahkan walau kau kesakitan, tetap harus dihukum.”
“Aiya, hatiku juga sakit! Monster Jelek Kecil tidak peduli lagi padaku!”
“.…”
“Monster Jelek Kecil tak tahu bagaimana harus menghargaiku saat akhirnya dia berhasil mendapatkan aku. Aizz, hidupku ini sangat mengenaskan….”
“Baiklah….”
“Aizz, sungguh hidup yang mengenaskan.”
“… Tidak ada hukuman lagi.”
“Ayo cium aku.”
Dengan suara “muaah” aku mencium si Monster Jelek Kecil tepat di pangkal telinganya. Melihat profil wajah sampingnya, rona wajahnya tampak seperti kemilau mentari, indah dan menyentuh.
Pada saat itu, ketika matahari terbenam berkilau laksana api, burung-burung terbang pulang ke sarangnya. Jadi ketika matahari terbenam, bahkan orang-orang pun akan kembali ke rumah mereka.